Anda di halaman 1dari 2

Pemba

hasan

Praktikum ini bertujuan mengenal dan mempraktekkan uji anti diare


menggunakan metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini. Obat anti diare
yang digunakan adalah diapet, diatabs, entrostop, dan lodia sedangkan larutan NaCMC 0,5% digunakan sebagai kontrol negatif. Dan hewan uji yang digunakan
adalah mencit. Percobaan ini dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok 1, 2, 3,
4, dan 5. Secara berturut turut menggunakan larutan obat entrostop, diapet, lodia,
diatabs, dan larutan kontrol negatif Na-CMC 0,05% dengan mengamati
konsistensi feses, frekuensi diare, bobot feses dan durasi obat. Mencit yang akan
diberikan obat anti diare sebelumnya di timbang untuk menentukan dosis dan
volume yang diberikan berdasarkan bobot agar tidak terjadi kesalahan dosis pada
saat pemberian obat.
Percobaan yang pertama diberikan adalah oleum ricini yang merupakan
zat penginduksi terjadinya diare pada mencit. Berdasarkan hasil percobaan yang
telah dilakukan selama 4x15 menit pada pemberian Na-CMC sebagai kontrol
negatif untuk mencit 1 dan 2 didapat frekuensi feses sebanyak 17 kali dengan
bobot feses 3,38 gram. Pada pemberian diatabs didapat frekuensi feses sebanyak 3
kali dengan bobot feses 0,21 gram. Pada pemberian lodia untuk mencit 1 dan 2
didapat frekuensi feses sebanyak 33 kali dengan bobot feses 1,84 gram. Pada
pemberian diapet untuk mencit 1 dan 2 didapat frekuensi feses sebanyak 4 kali
dengan bobot feses 0,25 gram. Dan pada pemberian entrostop untuk mencit 1 dan
2 didapat frekuensi feses sebanyak 17 kali dengan bobot feses 1,06 gram. Dari
hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa obat yang memiliki efek antidiare
paling kuat secara berturut-turut adalah diatabs, diapet, entrostop, Na-CMC
(kontrol negatif), dan lodia.
Dari hasil data analisis pada uji Kruskal-Wallis maka diperoleh data dari
Asymp. Sig. Asymp. Sig merupakan nilai P yang dihasilkan dari uji hipotesis nol
yang berbunyi jika P lebih besar dari 0,05 maka tidak ada perbedaan secara
identik sedangkan jika P kurang dari 0,05 maka ada perbedaan secara identik dari
setiap perlakuan antar kelompok. Maka dapat disimpulkan pada hasil data analisis
uji Kruskal-Wallis yaitu Asymp. Sig pada frekuensi adalah 0,094 (<0,05) yang
berarti ada perbedaan secara identik sedangkan pada bobot di dapat Asymp. Sig

yaitu 0,106 (>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan secara identik dari setiap
perlakuan antar kelompok.

Anda mungkin juga menyukai