Dentinal Dysplasia PDF
Dentinal Dysplasia PDF
DENTIN DYSPLASIA
2.1 Definisi
Dentin dysplasia merupakan kelainan dalam pembentukan dari dentin. Kelainan
ini biasanya diturunkan sebagai suatu sifat gen autosomal yang dominan baik pada gigi
sulung maupun gigi permanen dan merupakan kelainan genetik. Penyakit ini adalah
langka yang dapat mempengaruhi pasien dengan perbandingan 1:100.000.4,5,6 Shields
mengklasifikasikan dentin dysplasia ke dalam tipe I dan tipe II. Dentin dysplasia tipe I
sebagai perkembangan gigi dengan mahkota yang normal baik dari bentuk, matriks dan
konsistennya tapi memiliki akar yang pendek, konus dan konstriksi pada ujung apikalnya,
bisa mengenai gigi sulung dan permanen. Dentin dysplasia tipe II hanya mengenai gigi
permanen dengan akar gigi yang terlihat normal tetapi terjadi perubahan warna coklat
keabu-abuan ditambah dengan terbentuknya tanduk pulpa yang berbentuk seperti duri
pada rongga pulpa.5
2.2 Etiologi
Shields telah mengklasifikasikan dentin dysplasia berhubungan dengan gangguan
genetik. Dentin dysplasia tampaknya terjadi sebagai sifat terisolasi, yang biasanya
diwariskan oleh transmisi keturunan autosomal dominan yang berhubungan dengan
predentin yang mengakibatkan dentin sirkumpulpa tidak terbentuk dan tidak teratur. DGI
dapat terjadi sendiri atau gabungan dengan kelainan mesodermal lainnya yaitu
Osteogenesis Imperfecta yang merupakan penyakit kerapuhan tulang.7,12
DGI bisa terjadi pada gigi sulung dan gigi permanen tetapi memiliki dampak yang
lebih parah pada gigi sulung dibandingkan gigi permanen.1,3 Secara klinis dari DGI
ketiga tipe pada umumnya mahkota gigi berbentuk bulbous (bulat seperti lonceng) dan
terjadi perubahan warna biru keabu-abuan sampai coklat kekuningan, atrisi, akar gigi
tipis dan pendek, terlihat transparan sesudah pencabutan dan rongga pulpa hilang bila
dilihat secara radiografis. 7,12,13
DGI tipe I merupakan kelainan pada dentin yang terkait dengan Osteogenesis
Imperfecta.6,7,12,13 Ditandai dengan mahkota gigi berbentuk bulbous sebagai akibat
penyempitan servikal yang kuat, akar gigi tipis dan pendek.7,12 Ada perubahan warna gigi
dengan warna coklat kekuningan dan atrisi baik pada gigi sulung maupun gigi permanen.
Obliterasi pulpa terjadi sebelum dan sesudah erupsi.1,14
DGI tipe II, kelainan ini tidak disertai dengan kerusakan tulang (Osteogenesis
imperfecta). Kelainan DGI tipe II ditandai dengan adanya perubahan warna gigi biru
keabu-abuan sampai coklat kekuningan, mahkota bulbous, akar yang sempit, atrisi pada
gigi sulung maupun permanen.1,6,12
DGI tipe III memiliki bentuk dan pewarnaan gigi yang variabel, dan berbeda
dengan tipe I dan II. Mahkota gigi cenderung berbentuk bulbous dan sudah atrisi sewaktu
erupsi.12 Secara radiografi, gigi sulung bervariasi dalam penampilan, mulai dari obliterasi
pulpa sampai normal, bahkan ke shell gigi (kulit kerang). Shell gigi memiliki ruangan
pulpa yang diperbesar dan hanya dikelilingi oleh lapisan tipis dentin.1
Gambar 10. Gambaran klinis Dentinogenesis imperfecta tipe III pada umur 6 tahun
16
Gambar 11. Gambaran klinis Dentinogenesis imperfecta tipe III pada umur 6 tahun
Menunjukkan atrisi gigi sulung dan permanen pada mandibula.
16