Anda di halaman 1dari 24

Pertanyaan

Adakah perbedaan warna antara permukaan daun yang ditutup aluminium foil dengan yang tidak
ditutup? Jelaskan mengapa demikian.
Simpulan apakah yang bisa kamu ambil dari percobaan ini?
Jawab
Ada perbedaan antara permukaan daun yang ditutup aluminium foil dengan yang tidak ditutup.
Setelah ditetesi larutan iodium, pada bagian permukaan daun yang terbuka tampak berubah menjadi
biru kehitaman. Ini menandakan pada bagian tersebut terdapat amilum yang merupakan hasil
fotosintesis. Sedangkan bagian permukaan yang tertutup tampak berwarna pucat. Ini menandakan
pada bagian tersebut tidak terdapat amilum karena tidak berlangsung fotosintesis.
Simpulan yang bisa ditarik adalah:
Fotosintesis memerlukan cahaya, buktinya bagian daun yang terbuka terkena cahaya matahari
langsung terbentuk amilum dari hasil fotosintesis
Fotosintesis menghasilkan amilum, buktinya bagian daun yang ditutup aluminium foil (tidak
terkena cahaya) berwarna pucat / tidak mengandung amilum karena tidak berlangsung fotosintesis

Praktikum Biologi Fotosintesis dan Uji Amilum

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
TENTANG
FOTOSINTESIS DAN UJI AMILUM SERTA ENZIM

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas limpahan rahmat, taufik serta
hidayah_Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan II yang
membahas tentang Fotosintesis dan Uji Amilum serta Enzim Katalase, sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Kedua kalinya ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kedua orang tua saya yang terus
memberikan semangat atau motivasi sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan. Tak lupa
pula ucapan terimakasih saya ucapkan khususnya pada dosen pembimbing Iin Gantihar, S.Pd
yang telah memberikan tugas dan arahan untuk menyelesaikan laporan praktikum ini dan ucapan
terimah kasih terakhir saya ucapkan kepada segenap pihak yang ikut membantu dalam
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mohon
maaf apabila dalam laporan praktikum ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Dan saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi saya supaya lebih baik
lagi.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi kita semua.
Amin

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
A.
B.

LATAR BELAKANG...................................................................................................
RUMUSAN MASALAH............................................................................................

C. TUJUAN...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................
A.

FOTOSINTESIS DAN UJI AMILUM ...............................................................................

B.

ENZIM KATALASE.........................................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................


A.

KESIMPULAN..............................................................................

B. SARAN............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari. Secara
sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan
cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal
dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan
tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang
berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini
dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya
akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat
dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan
tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun
faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini.
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup.
Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan
sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Uji Amilum pada Daun Singkong?
2. Bagaimana Fotosintesis pada Tumbuhan Hibrila?
3. Bagaimana Enzim Katalase pada Hati Ayam?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan praktikum ini sesuai dengan tujuan di atas, antara
lain:
1. Untuk mengetahui Uji Amilum pada Daun Singkong.
2. Untuk mengetahui Fotosintesis pada Tumbuhan Hibrila.
3. Untuk mengetahui Enzim Katalase pada Hati Ayam

BAB II
PEMBAHASAN

A. JUDUL
Fotosintesis (Sachs dan Ingenhousz)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Daun Tidak Berpotosintesis?
2. Apakah Ada Hubungan Intesitas Cahaya dengan Laju Reaksi?
C. TUJUAN
1. Melakukan uji apakah cahaya daun tidak berfotosintesis
2. Mengetahui hubungan intesitas cahaya dengan laju reaksi
D. HIPOTESIS
1. Daun akan berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari. Karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya maka akan semakin meningkat laju fotosintesis.
E. DASAR TEORI
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi
senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi
pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap
energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan
oleh sejumlah bakteri belerang. (http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis)

Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul
karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk
dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul
yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi
energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa
merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel
untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti
DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi
dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast)
yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki
oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat
hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk
batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum
aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan
bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah
juta per milimeter persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama
reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi
cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia
penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan
terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004),
air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan
elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron
NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa
proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine
triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus
Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia
hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.
Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai


kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu
proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan
yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan
sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan
iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas
timah menandakan adanya amilum. (Malcome, 1990)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak hentihentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat.
Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat
begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang
tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan
(glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat
autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekulmolekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan
manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari
lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena
itu,
hewan
dan
manusia
bergantung
pada
organisme
autotrof.
(http://metabolismelink.freehostia.com)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang
mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada
mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang
(spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil
dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green
grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat
berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang
mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada
tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.

Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu
berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di
dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
klorofil-a
: C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b
: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti.
Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya
bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat
terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase.
Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil
(suka akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:


1. Faktor pembawaan. Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.
2. Cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan
kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun
yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
3. Oksigen
4. Karbohidrat. Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan
klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
5. Nitrogen Magnesium. Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu
condition sinc qua non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut
mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.
6. Air. Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari
klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu
pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga.
8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil
pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26-30C.

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:


a. Intensitas cahaya
b. Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
c. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
d. Suhu
e. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.
f. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
g. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna hijau.
Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bacteria, berwarna coklat, merah dan
ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap,
seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau
merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99)
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. B daun
tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk melarutkan klorofilnya dan setelah
itu dicelup dalam larutan lugol. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang
daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis
adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke
dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri
tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut
menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan
fotosintesis menghasilkan oksigen. (id.yahoo.answers.org)

Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan
memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana
untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar
kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara
spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga
berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal
transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.

F. ALAT DAN BAHAN

G. LANGKAH KERJA
Uji Amilum
1.

2.
3.
4.

5.
6.

Dua hari sebelum praktikum, pasanglah kertas karbon pada selembar daun, Membungkus
bagian atas dan bawah daun tetapi hanyasebagian dari permukaan daun, selama 48 jam
dengan menggunakan klip kertas. Kemudian bawahlah daun tersebut kelaboratorium dan
jagalah agar tetapi segar dan utuh.
Siapkanlah larutan etanol 70% pada tabung reaksi kira-kira 2/3-nya. Lalu pasanglah
pembakar spritus dengan kaki tiga dan kasa.
Rebuslah daun tersebut digelas kimia 250 ml sampai layu. Lalu ambillah dengan pinset dan
masukkan kedalam etanol 70%
Siapkanlah penangas air dengan gelas kimia 600 ml, lalu masukkan tabung reaksi berisi
daun kedalam penangas air selama beberapa menit sampai daunnya berwarna pucat. Lalu
ambillah dengan pincet dan letakkan pada cawan petri. Bilaslah dengan air lalu tiriskan.
Aturlah letak daun agar tidak terlipat, lalu tetesi selurugh permukaan daun dengan larutan
lugol.
Amatilah

Uji Fotosintesis

1.

Susunlah gelas kimia 1000 ml, corong, dan tabung reaksi seperti pada gam bar diatas,
Gunakan 3 buah kawat untuk menyangga corong atau corong diberi penggajal. Pasanglah
hidrilla pada batu pemberat. Masukkan alat dan hydrilla kedalam ember berisi air.
Rangkailah alat sampai seluruhnya berisi air tanpa gelembung udara, lalu angkatlah. Jika
tabung reaksi tidak stabil dapat menggunakan statif, bosshead, dan klem untuk
memegang tabung reaksi. Buat lah 5 set untuk 5 macam perlakuan, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Disimpan ditempat teduh


Disimpan ditempat dengan cahaya matahari
Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan diberi soda kue 0,5 sendok kue.
Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan ditutup plastik warna merah.
Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan ditutup plastik warna biru.

2.

Biarkan selama 20-30 menit.

3.

Catatlah hasil pengamatan

G.

DATA HASIL PENGAMATAN

Kegiatan Uji Amilum


No.
Hasil Uji lugol
Keterangan
Gejala pada bagian daun yang ditutup
Gejala pada bagian daun yang tidak ditutup
1.
Berwarna putih pucat
Berwarna biru kehitaman
Bagian yang berwarna biru kehitaman menunjukkan adanya amilum, sedangkan yang berwarna
putih pucat menunjukkan tidak adanya amilum.
Kegiatan Uji Fotosintesis
No
Perlakuan
Keadaan Gelembung O2 pada Tabung Reaksi
1
Ditempat Teduh
Tidak Ada
2
Ditempat dengan cahaya Matahari
Banyak
3
Ditempat dengan cahaya Matahari dan diberi soda 0,5 sendok the
Banyak Sekali
4
Ditempat dengan cahaya Matahari dan ditutup plastik warna merah
Sedikit
5
Ditempat dengan cahaya Matahari dan ditutup plastik warna Biru
Sedikit Sekali

H. ANALISA DATA DAN KESIMPULAN


Praktikum kali ini berjudul fotosintesis. Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan
sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O
dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya
dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai
penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Di dalam praktikum fotosintesis ini terdapat dua kegiatan yaitu uji Amilum pada daun singkong dan
fotosintesis pada tumbuhan hydrilla sp.
1. Uji Amilum
Pada uji amilum ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis.
Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker gelas 500 ml, beker gelas 250 ml,
pinset, pemanas, penjepit kertas (klip), etanol 70%, air/aquades, Yod KI/lugol, tanaman berdaun
lebar (daun singkong), dan kertas timah. Pada pagi hari sebelum praktikum, sebagian daun tanaman
yang sehat ditutup dengan kertas timah, dan dijepit dengan sebuah klip. Setelah terkena cahaya
matahari selama 48 jam, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun dimasukkan dalam pada beker
gelas yang berisi larutan etanol 70% yang dipanaskan di alat pemanas di sekitar air yang mendidih
selama beberapa saat (5menit). Daun dimasukkan dalam alcohol agar klorofil larut sehingga daun
menjadi pucat. Daun yang digunakan kelompok untuk percobaan sulit larut klorofilnya. Hal ini
disebabkan ketebalan daun dan larutan yang digunakan hanya alcohol yang kadarnya kurang keras
untuk dapat melarutkan klorofil pada daun yang tebal. Data percobaan menggunakan data kelas,
karena hanya ada satu kelompok yang berhasil dalam percobaan ini. Daun yang digunakan
kelompok tersebut adalah daun tanaman singkong. Setelah beberapa menit, daun tersebut ditiriskan
dan ditempatkan pada sebuah cawan. Daun tersebut lalu ditetesi dengan larutan Yod-KI atau lugol
sehingga terjadi perubahan warna.
Pada percobaan digunakan larutan lugol yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amilum
pada daun tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi lugol akan berubah
warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodin bagian yang sebelumnya
tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang tidak tertutup warnanya menjadi biru
kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi kertas timah
terdapat amilum, sedangkan pada bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak terdapat amilum.
Amilum merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti pada bagian daun yang
terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya
matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh
Sachs pada tahun 1860. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah
kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia
menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).

Fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan
hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari percobaan ini juga dibuktikan bahwa hanya pada daun
yang berklorofil dan terkena cahaya yang dapat melakukan memasak atau fotosintesis. Hal ini
sesuai dengan literatur tentang fotosintesis oleh Dwidjoseputro(1986) : bahwa tumbuhan terutama
tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap
bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.
(Dwidjoseputro, 1986)

Adapun variabel pada percobaan ini antara lain


Variabel bebas : Perlakuan daun singkong yang terkena cahaya matahari dengan tidak terkena
cahaya matahari /ditutup timah.
Variabel kontrol : Alat dan bahan berupa : Beker gelas 500 ml, Beker gelas 250 ml, Beker gelas 600
ml, Pinset, Penjepit kertas (klip), Kaki Tiga, Kawat Kasa, Pembakar Spritus, Cawan Petri, Etanol
70%, alkohol, Air/aquades, Yod KI/lugol, Tanaman berdaun lebar (singkong),Kertas timah/Karbon.
Variabel terikat : Hasilnya yaitu Amilum

2. Uji Fotosintesis Hydrilla


Pada uji fotosintesis hydrilla ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan
laju fotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah gelas kimia 1000 ml,
tabung reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan kawat. Pada percobaan ini digunakan 5
batang tanaman Hydrilla dengan panjang yang sama. Daun-daun Hydrilla tersebut diikat menjadi
satu kemudian bagian atasnya ditutup dengan tabung reaksi. Setelah rakitan alat telah siap, satu
rakitan alat tersebut ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari, satu rakitan ditempatkan di
tempat yang terkena sinar matahari dan diberi soda kue, satu rakitan ditempatkan di tempat yang
terkena sinar matahari dan ditutup plastik warna merah, satu rakitan ditempatkan di tempat yang
terkena sinar matahari dan ditutup plastik warna biru sedangkan satu rakitan lagi ditempatkan di
tempat yang tidak terkena sinar atau gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis
pada tanaman yag terkena sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari. Perbedaan yang tampak
dari keduanya adalah jumlah gelembung yang dihasilkan.

Adapun variabel pada percobaan ini antara lain:


Variabel bebas : Perlakuan pada tanaman Hydrilla yang berada ditempat teduh, ditempat kena
cahaya matahri, ditempat kena cahaya matahari dan ditutup plastik merah, ditempat kena cahaya
matahari dan ditutup plastik biru serta ditempat kena cahaya matahari dan diberi soda kue.
Variabel kontrol
: Alat dan bahan berupa : Gelas kimia 1000 ml, Tabung reaksi, Corong gelas,
Tanaman Hydrilla sp., Air, Kawat, Plastik Warna Merah, Plastik Warna Biru, Soda Kue.
Variabel terikat

: Hasilnya yaitu : Banyaknya gelembung udara.

B. LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE PADA HATI AYAM


A. JUDUL
ENZIM KATALASE PADA HATI AYAM
B. RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah kali enzim katalase dapat bekerja secara baik?
2. Adakah pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 pada kinerja enzim
katalase?
3. Adakah Pengaruh suhu terhadap enzim katalase?
C. TUJUAN
1.
2.
3.

Membandingkan pengaruh hati ayam yang sudah dipakai dengan hati ayam belum dipakai
berkaitan dengan enzim katalase
Membandingkan pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2
Membandingkan pengaruh perbedaan suhu pada kinerja enzim katalase pada hati ayam.

D. HIPOTESIS
1. Enzim katalase banyak terdapat pada hati ayam
2. Enzim sangat dipengaruhi oleh suhu
3. Enzim katalase dapat dipake berulang-ulang

E. DASAR TEORI
A. ENZIM
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim
berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim
itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas
protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor
(tersusun dari bahan anorganik).

Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga
memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah
satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif dalam
melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen
peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat
memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya (http://id.wikipedia.org).
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci dan gembok (enzim bekerja
sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama persis
sehingga bisa saling melekat) dan teori ketepatan induksi (enzim tidak merupakan struktur yang
spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat.
Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai
substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang dianggap paling sesuai dalam
menjelaskan cara kerja enzim (http://fionaangelina.com).
B. ENZIM KATALASE
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk
hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang
merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel.
Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya,
yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga
bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan
protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya
terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawasenyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal
bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit
kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen
peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi membentuk radikal
karena membentuk OH- .
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1. Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
2. Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat atau
donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron 2 H2O2
+ enzim katalase 2 H2O + O2
Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.

C. DERAJAT KEASAMAN (pH)


Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di
luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan
cepat.
D. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan karena enzim
memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami koagulasi
bila suhunya terlalu tinggi (panas).
Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain
yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya
bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.
E. Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi
enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim
berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
F. Konsentrasi substrat
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya
peningkatan konsentrasi substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.
F. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Tabung reaksi
2. Baker gelas
3. Gelas ukur
4. Korek api
5. Silet/Cater
6. Pemanas spritus
7. Penjepit tabung reaksi
8. Kaki 3
9. Kawat kasa
10. Spatula
11. Pipet Kaca
12. Termometer

BAHAN
1. Hati ayam
2. Lemak ayam
3. Ampela Ayam
4. Buah Apel
5. BLarutan NaOH
6. Larutan HCl
7. Larutan H2O2
8. Air panas 60oc
9. Air dingin 10oc

G. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong kecil-kecil hati ayam, lemak, ampela dan buah apel, Lalu memasukkannya
kedalam tabung reaksi masing-masing dengan bantuan spatula bila tersumbat.
Ada 4 perlakuan dalam praktikum ini yaitu :
a. Mereaksikan larutan H2O2_Hati Mengamati gelembung udara yang terbentuk
b. Mereaksikan larutan H2O2+Hati yang sydah dipakai Mengamati gelembung udara yang
terbentuk
c. Mereaksikan larutan H2O2+Lemak, Ampela, Buah Mengamati gelembung udara yang
terbentuk
d. Mereaksikan larutan H2O2+Hati Dipanaskan Mengamati gelembung udara yang terbentuk
e. Mereaksikan larutan H2O2+Hati Didinginkan Mengamati gelembung udara yang terbentuk
3. Mencatat hasil reaksi

H. DATA HASIL PENGAMATAN


ENZIM KATALASE
Praktek
Kegiatan
Yang Terjadi
Gelembung Gas
1
H2O2+Hati
Gas yang terbentuk berupa oksigen, Suhu menjadi panas
Banyak Sekali
2
H2O2+Hati yang sudah dipakai
Masih ada Reaksi, Suhu menjadi panas, tetapi kecepatan gelembung lambat.
Banyak
3
a. H2O2+Lemak
b. H2O2+Ampela
c. H2O2+Apel
a. Kecepatan Lambat
b. Kecepatan Lambat
c. Tidak ada Reaksi
a. Sedikit
b. Sedikit
c. Tidak Ada
4
H2O2+ Hati dipanaskan
Tidak terjadi reaksi apa-apa
Tidak Ada
5
H2O2+Hati didinginkan
Ada sedikit reaksi
Sedikit Sekali

I. ANALISA DATA DAN KESIMPULAN


Pada praktikum kali ini kita menggunakan hati ayam sebagai bahan percobaan, karena hati
ayam banyak mengandung enzim katalase. Hasil dari percobaan yang terdapat pada tabung reaksi
adalah gelembung yang mengandung gas oksigen.
1. 1 potong hati ayam +H2O2
Saat larutan H2O2 dimasukkan, terjadi pembentukan gelembung-gelembung udara banyak. Hal itu
membuktikan bahwa di dalam hati ayam yang masih segar terdapat banyak peroksisom sehingga
menghasilkan enzim katalase dalam jumlah banyak. Enzim katalase ini kemudian menguraikan
senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara yang
terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida
menjadi H2O.
2. 1 potong hati ayam Yang sudah dipakai+H2O2
Dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit kurang dibandingkan dengan percobaan awal dan
reaksinya juga sedikit lambat hal ini karenakan hati ayam tersebut sudah perna digunakan tetapi
dalam hal ini enzim katalase dapat dipakai berulang-ulang.
3. 1 potong( lemak,Ampela, Apel)+H2)2
Dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit pada lemak dan ampela namun pada apel tidak ada.
Hal tersebut disebabkan pada lemak dan ampela terdapat enzim katalase tetapi dalam jumlah yang
minim sedangkan tidak adanya reaksi pada apel dikarenakan enzim katalase tidak ada yang berada
di buah apel.
4. 1 Potong Hati Ayam Dipanaskan +H2O2
Tidak dihasilakan gelembung dikarenakan enzim mengalami Denaturasi. Denaturasi merupakan
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan
substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
5. 1 Potong Hati Ayam Didinginkan+H2O2
Dihasilkan gelembung dalam jumlah sangat sedikit sekali. Hal ini menunjukkan bahwa enzim
sangat dipengaruhioleh suhu. pada suhu yang lebih tinggi kecepatan senyawa hydrogen peroksida
meningkat, sehingga saat bertumbukan dengan enzim, energy molekul hydrogen peroksida
berkurang.

Pada percobaan kali ini yang menjadi variable percobaan adalah:


Variabel bebas
: Perlakuan pada Hati ayam, Lemak, Ampela dan Buah
Variabel control
: Alat dan Bahan berupa : Tabung reaksi, Baker gelas, Gelas ukur, Korek api,
Silet/Cater, Pemanas spritus, Penjepit tabung reaksi, Kaki 3, Kawat kasa, Spatula, Pipet Kaca,
Termometer, Hati ayam, Lemak ayam, Ampela Ayam, Buah Apel, BLarutan NaOH, Larutan HCl,
Larutan H2O2 , Air panas 60oc,Air dingin 10oc.
Variabel terikat
: Hasilnya yaitu : Banyak tidaknya gelembung yang ada pada perlakuan
H2O2+Hati, H2O2+Hati sudah dipakai, H2O2+Hati yang dipanaskan, H2O2+Hati yang
didinginkan, H2O2+Lemak,ampela, dan Apel.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kegiatan UJI Amilum, jika tanpa cahaya daun tidak melakukan fotosintesis. Hal ini
ditandai dengan bagian daun yang ditutup tidak mengandung zat karbohidrat. Zat karbohidrat hanya
dihasilkan pada bagian daun yang terkena cahaya matahari karena bagian daun yang terkena cahaya
matahari dapat melakukan fotosintesis.
Pada kegiatan Fotosintesis Tanaman Hydrilla, Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap laju
fotosintesis. Hal ini ditandai dengan jumlah produksi gelembung yang dihasilkan oleh Hydrilla
yang terkena cahaya matahari langsung lebih banyak jika dibandingkan dengan yang tidak terkena
cahaya matahari langsung.
Hati ayam mengandung banyak enzim katalase, ekstrak hati sangat baik dalam penguraian H2O2
terbukti dengan banyaknya gelembung udara saat percobaan. Sedangkan lemak, dan ampela
mengandung enzim katalase juga, namun tidak sebanyak yang terkandung dalam hati dan juga apel
tidak mengandung enzim katalase. Enzim katalase banyak terdapat pada hati ayam. Enzim katalase
dapat digunakan berulang-ulang tetapi enzim katalase dapat dipengaruhi oleh suhu.

B. SARAN
Dalam penyusunan Laporan Praktikum ini, Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu saya mengharapkan inspirasi dan kritik dari para
pembaca dalam hal membantu menyempurkan laporan praktikum ini. Untuk terakhir kalinya saya
berharap agar dengan hadirnya laporan praktikum ini akan memberikan sebuah perubahan
khususnya dunia pendidikan, dalam mengetahui tentang Fotosintesis dan Uji Amilum serta Enzim
Katalase.

DAFTAR PUSTAKA
Camphell,Neil A.2000.Biologogi Edisi Kelima-Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Dwidjoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Jumin, Hasan Basri.1992.Ekologi Tanaman.Jakarta:Rajawali Press
Kimball, John W.1998.Biologi Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Wirahadikusumah, Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi Karbohidrat
Lipid.Bandung:ITB Bandung

dan

Anda mungkin juga menyukai