KELOMPOK 6 Kompetensi Konsultan Indonesia
KELOMPOK 6 Kompetensi Konsultan Indonesia
KONSTRUKSI
EKSISTENSI JASA KONSULTAN KONSTRUKSI MENGHADAPI
PERSAINGAN PASAR BEBAS
DOSEN PEMBIMBING
ISMAIL RAHMADTULLOH
FIKRI ANANDA PUTRA
VALLON FANSGIAN GROSMAN
SYARIF HIDAYAT
RAFIYATULLAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontraktor adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi.
konstruksi
dapat
didefinisikan
sebagai
layanan
jasa
Jasa
jasa
konsultasi
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal,
dan tata
untuk
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi
kualitas tenaga kerja pada perusahaan kontraktor ?
2. Upaya-upaya apa saja yang perlu dilakukan oleh kontraktor menengah
dan kontraktor untuk meningkatkan kualitas tenaga kerjanya ?
3. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi
upaya peningkatan kualitas?
C.
Tujuan Penelitian
Dengan memahami bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah hal yang sangat
penting dalam keberhasilan pelaksanaan suatu proyek konstruksi, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Dapat
mengidentifikasi
faktor-faktor
internal
dan
eksternal
yang
internal
dan
eksternal
yang
dalam
BAB II
PEMBAHSAN
A. Pengertian
Perusahaan jasa konsultan arsitektur merupakan salah satu cakupan area industri jasa
konstruksi yang memerlukan pembenahan terutama dalam peningkatan kinerja waktu dan
kinerja mutu untuk mencapai kesuksesan di dunia persaingan yang semakin ketat dan
global. Pembenahan terhadap penyimpangan faktor internal merupakan satu langkah awal
yang perlu dilakukan, karena masalah internal dihasilkan sendiri oleh perusahaan dan berada
dalam kendali organisasi perusahaan, antara lain terdiri dari manajemen, sumber daya
manusia, manajemen sumber daya manusia, keuangan, budaya perusahaan, dan sumber daya
lainnya.
Pendekatan yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan jasa konsultan
arsitektur adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh faktor-faktor internal
perusahaan jasa konsultan arsitektur. terhadap peningkatan kinerja waktu dan kinerja mutu
proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal pada
perusahaan jasa konsultan arsitektur yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja waktu
dan mutu proyek.
Dari hasil survey atau penyebaran kuesioner dan analisa AHP dapat diketahui faktorfaktor internal yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kinerja waktu dan mutu
proyek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor manajemen dan faktor sumber daya
manusia merupakan faktor utama yang mempengaruhi indicator kinerja waktu dan kinerja
mutu proyek sehingga dapat disimpulkan pengelolaan yang baik terhadap faktor internal
tersebut dapat meningkatkan kinerja waktu dan kinerja mutu proyek perusahaan jasa
konsultan arsitektur.
B. Faktor Faktor Internal Perusahaan Jasa Konsultan
1. Manajemen Perusahaan
Pengalaman yang dimiliki manajer
Sifat kepemimpin pemimpin di perusahaan
Pengaturan strategi perusahaan
Penanganan terhadap penyimpangan internal.
2. Keuangan Perusahaan
Kemampuan perusahaan dari segi keuangan
Pengendalian terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan keuangan
perusahaan.
Sistem pendanaan (cash flow/aliran kas)
3. Tingkat Kemampuan Sumber Daya Manusia
Tingkat pendidikan formal dan informal sumber daya manusia
Kemampuan karyawan berkomunikasi
Motivasi yang dimiliki karyawan
Tingkat kreativitas dan inovasi
4. Teknplogi dan Peralatan Perusahaan
Teknologi Informasi dalam perusahaan
masalah multikriteria
yang kompleks menjadi suatu hirarki. Masalah yang kompleks dapat di artikan bahwa
kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikriteria),struktur masalah yang belum
jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari
satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia. Menurut Saaty, hirarki didefinisikan
sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub
kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu
masalah yang kompleks dapat
diuraikan
ke
dalam
kelompok-kelompoknya
yang
kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih
terstruktur dan sistematis.
Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif
atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan
dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian bagiannya, menata bagian atau
variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada
pertimbangan
subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini
untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak
untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode
ini
juga
menggabungkan
kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu
mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan
perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipersentasikan pada pertimbangan yang
telah dibuat.
1. Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri
dari 1.
Reciprocal
Comparison,
yang
mengandung
arti
si
pengambil
Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar
yang harus dipahami antara lain :
1. Decomposition
Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh
menjadi unsur unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap
unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan
dilakukan terhadap unsur unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,
sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur
hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu
hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan
terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan
incomplete kebalikan dari hirarki complete. Bentuk struktur dekomposisi yakni :
Tingkat pertama
Tingkat kedua
: Kriteria kriteria
Tingkat ketiga
: Alternatif alternative
Pemilihan terbaik
Tujuan
Kriteria
Alternatif
Kriteria 1
Kriteria 2
Alternatif A
Kriteria 3
Alternatif B
Kriteria ke-n
Alternatif C
Analisa sensitivitas pada AHP dapat dipakai untuk memprediksi keadaan apabila
terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau
urutan prioritas dan kriteria karena adanya perubahan kebijaksanan sehingga muncul
usulan pertanyaan bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang
perlu dilakukan. Dalam suatu hirarki tiga level, level dua dan hirarki tersebut dapat disebut
sebagai variabel eksogen sedangkan level tiganya adalah variabel endogen. Analisa
sensitivitas dan hirarki tersebut adalah melihat pengaruh dan perubahan pada variabel
eksogen terhadap kondisi variabel endogen.
Apabila dikaitkan dengan suatu periode waktu maka dapat dikatakan bahwa analisa
sensitivitas adalah unsur dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang dilakukan
pertama kali dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya perubahan
kebijaksanaan atau tindakan yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas untuk
melihat efek yang terjadi. Analisa sensitivitas ini juga akan menentukan stabil tidaknya
sebuah hirarki. Makin besar deviasi atau perubaha
prioritas yang terjadi maka makin tidak stabil hirarki tensebut. Meskipun begitu, suatu
hirarki yang dibuat haruslah tetap mempunyai sensitivitas yang cukup, artinya kalau ada
perubahan pada variabel eksogen, minimal ada perubahan bobot prioritas pada variabel
endogen meskipun tidak terlalu besar.
Sebagai contoh, seorang mahasiswa ingin membeli komputer dimana terdapat tiga
pilihan merek komputer. Mahasiswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam memilih
satu dari tiga komputr yang akan dibeli nya. Untuk membantu menemukan jalan keluar
maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan membuat suatu hirarki. Pada level
pertama berupa tujuan membeli computer dan level kedua berupa kriteria yang terdiri
dari hardware (HW), software (SW), purnajual (PJ), dan daya tarik (DY). Pada level
ketiga berupa alternatif yang terdiri dari komputer A, B, dan C.
Adapun struktur hirarki dari permasalahan ini adalah sebagai berikut :
Faktor Internal
Manajemen
MA
MB
MC
MD
SDM
SA
SB
Kekuatan
SC
Keuangan
SD
KA
KB
KC
Kelemahan
TA
TB
TC
TD
1
0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di peroleh faktor-faktor internal perusahaan jasa konsultan di Riau yang sangat
berpengaruh dalam menghadapi era globalisasi diantaranya :
Manajemen perusahaan jasa konsultan sebesar 12.15%, kemampuan sumber daya
manusia pada perusahaan jasa konsultan senilai 56.55%, keuangan perusahaan jasa
konsultan sebesar 9.15%, serta tekonogi dan peralatan perusahaan jasa konsultan sebesar
22.15%.
Hasil analisa dari kuisioner para ahli perusahaan jasa konsultan menggunakan
metode AHP (Analytical Hirarchy Process) menggunakan aplikasi Expert Choice 2000,
menghasilkan :
Berdasarkan analisa menggunakan metode Analytical Hierarchial Process (AHP)
diperoleh faktor internal yang memiliki prioritas (tingkat) paling mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam menghadapi era globalisasi yaitu faktor sumber daya
manusia yang memiliki tingkat prioritas paling tinggi sebesar 60,5%
Hasil analisa tingkat kesiapan perusahaan jasa konsultan di Riau masih rendah, ini
ditunjukkan dengan hasil analisa tingkat kekuatn sebesar 41,4%. Nilai ini masih kurang
dari 50% maka, perusahaan jasa konsultan di Riau tidak siap dalam berkompetensi diera
globalisasi.
Hasil analisa dari kuisioner para ahli pengguna jasa (Dinas PU) perusahaan jasa
konsultan menggunakan metode AHP (Analytical Hirarchy Process) menggunakan
aplikasi Expert Choice 2000, adalah :
Hasil analisa menggunakan metode Analytical Hierarchial Process (AHP)
diperoleh faktor internal yang memiliki prioritas (tingkat) paling mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam menghadapi era globalisasi yaitu faktor sumber daya
manusia yang memiliki tingkat prioritas paling tinggi sebesar 52.6%.
1
1
Tingkat kesiapan perusahaan jasa konsultan di Riau masih rendah, ini ditunjukkan
dengan hasil analisa tingkat kekuatan sebesar 36%. Nilai ini masih kurang dari 50% maka,
perusahaan jasa konsultan di Riau tidak siap dalam berkompetensi diera globalisasi.
B. Saran
1. Perusahaan Jasa Konsultan harus memiliki Standar Intrnasional ISO 9000 versi
2000 yang merupakan standard basic bagi perusahaan
2. Perlu adanya peningkatan Kualitas SDM dengan cara Evaluasi
3. Menciptakan kondisi agar jasa konsultran di Riau mampu berkompetensi di era
globalisasi