Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Masyarakat desa dan kota dari dahulu memiliki sesuatu daya tarik untuk diteliti lebih

dalam. Banyak aspek-aspek yang menarik perhatian dan hubungan antara desa dan kota tanpa
disadari sangat kuat dan penting untuk dipahami secara lebih mendalam. Dari permasalahanpermasalahan dalam masing-masing masyarakat kelompok urban dan rural mendapatkan
perhatian dan memiliki sesuatu yang menarik.
Bukan hanya mengenai permasalahan yang ada dalam kedua kelompok tersebut tetapi
masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu kelompok urban dan kelompok rural.
Melihat kenyataan tersebut perlu dibuat sebuah pembahasan yang sistematis yang mampu
menjelaskan seperti apa komunitas rural dan urban yang terjadi disekitar masyarakat.
Proses-proses terbentuknya masyarakat urban dan rural cukup menarik untuk diamati dan
dapat mengetahui bagaimana solusi yang diberikan akibat munculnya kesua kelompok tersebut.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah diatas, dalam keterbatasan masalah di atas

adalah sebagai berikut :


A. Apa Pengertian Masyarakat desa dan Masyarakat Perkotaan Beserta ciri - cirinya?
B. Apa Definisi Rural Community dan Urban Community? Jelaskan Faktor penyebab dan
berikan contohnya!
C.

Metode Pengumpulan Data


Merupakan metode yang digunakan peneliti, dalam melakukan

analisis data dan menjadikannya informasi yang akan digunakan untuk


mengetahui permasalahan yang dihadapi
1. Metode Studi Pustaka merupakan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan judul tugas
melalui membaca buku-buku dari perpustakaan dan mencari manfaat referensi dari internet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Pengertian Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Masyarakat Desa
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari
masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena
masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu
yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan
ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat
dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat
pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa
di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi
perubahan-perubahan pola hidupnya.
Masyarakat Perkotaan
Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat
desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala
sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat
perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan
majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis,
dan agama.
Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang
memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila
kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan
yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah

penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal
seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa
dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi
masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk
pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.

B.

Definisi Rural Community dan Urban Community

Rural Community
Pedesaan adalah gambaran orang, tempat dan hal hal yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat desa yang sebagian besar bermatapencaharian bertani.
Menurut Paul H. Landis, desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri
sebagai berikut:
1.

Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan


3.

Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat

4.

Dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang

bukan agraris adalah bersifat sambilan


Komunitas desa adalah, sekumpulan orang yang tinggal jauh dari daerah perkotaaan yang jumlah
penduduknya kurang dari 2500 jiwa dan sebagian besar bermatapencaharian bertani karena
masih sangat bergantung pada alam

Urban Community
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang
tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
Masyarakat perkotaan sering juga disebut urban community. Pengertian masyarakat kota
lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Masyarakat kota memiliki tatanan yang heterogen sehingga kelompoknya

lebih dinamis. Masyarakat kota mempunyai daya tarik bagi masyarakat desa untuk melakukan
urbanisasi.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian,
makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi.

BAB III
PEMBAHASAN
A.

Ciri Ciri Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :


1. Anggota komunitas kecil
2. Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
3. Sistem kepemimpinan informal
4. Ketergantungan terhadap alam tinggi
5. Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan
penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang
dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa
panen, bersih desa.
6. Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
7. Kontrol sosial antara warga kuat
8. hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
9. Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
10. Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
11. Tingkat mobilitas sosialnya rendah
12. Penghidupan utama adalah petani.

Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :


1. Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler
2. Sikap mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg cenderung
individualistis
3. Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
4. Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan
kepentingan.
5. Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
6. Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
7. Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
8. Kontrol sosial antar warga relatif rendah
9. Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
10. Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis,
memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.

B.

Faktor Penyebab dan Contohnya

Hubungan Desa-Kota, Hubungan Pedesaan-Perkotaan


Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat.
Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada
dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur ,

daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan
tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek
pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila
pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Interface, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan
perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi,
pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang
mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu
dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i)
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau
mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan
kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya
Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat
kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke
desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya
banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang
bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai
pihak danorang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia
yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling
membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses

berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan
proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 )
Aspek Positif dan Negatif
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal hal yang termasuk Pull Factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah
untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah
menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk
mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah:

Komunitas desa adalah, sekumpulan orang yang tinggal jauh dari daerah perkotaaan yang jumlah
penduduknya kurang dari 2500 jiwa dan sebagian besar bermatapencaharian bertani karena
masih sangat bergantung pada alam.

Masyarakat perkotaan sering juga disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Masyarakat kota memiliki tatanan yang heterogen sehingga kelompoknya
lebih dinamis. Masyarakat kota mempunyai daya tarik bagi masyarakat desa untuk melakukan
urbanisasi. Terdapat perbedaan antara Rural Community dan Urban Community
.

DAFTAR PUSTAKA
http://celoteh-galang.blogspot.co.id/2012/11/masyarakat-pedesaan-masyarakat-perkotaan.html di unduh
pada Minggu, 20 Maret 2016
http://dapatkanyangandacari.blogspot.co.id/2011/12/komunitas-urban-dan-komunitas-rural.html

di

unduh pada Minggu, 20 Maret 2016


http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html di unduh pada
Minggu, 20 Maret 2016
Evers,hans-dieter. 1979. Sosiologi Perkotaan. Jakarta: Universitas Indonesia
Harwantiyoko, Neltje F.Katuuk . 1997 . MKDU Ilmu Sosial Dasar . Jakarta : Universitas Gunadarma

Ini adalah beberapa ciri-ciri masyarakat kota dan desa.


Masyarakat kota :
1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.

4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh


warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor
pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh.
Masyarakat desa :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.
4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat,
dan sebagainya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah.


Kita tentunya telah paham bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain, olehnya itu sebagai mahluk sosial manusia memiliki

kecendrungan hidup bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhannya berinteraksi dengan


orang lain.
Dalam bahasa ingris masyarakat disebut society yang berasal dari bahasa latin
yaitu socius yang berarti teman atau kawan
Hal lain yang menjadi unsur utama suatu masyarakat adalah wilayah, setiap
wilayah suatu masyarakat memiliki perbedaan dalam beberapa hal antar satu sama lain
misalnya perbedaan bahasa, perbedaaan norma, perbedaan adat istiadat, perbedaan
budaya dan lain-lain.
Misalnya saja masyarakat bugis memiliki bahasa yang berbeda dengan masyarakat
jawa timur, atau masyarakat sunda memiliki kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan masyarakat batak, begitu pula dengan masyarakat yang hidup di daerah
pedesaan tentunya memiliki perbedaan dengan masyarakat yang hidup di daerah
perkotaan baik budaya, gaya hidup, pola pikir, dan lain-lain.

1.2 Rumusan masalah.


Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi fokus utama
pembahasan makalah kami ini adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana definisi masyarakat?


Bagaimana definisi masyarakat pedesaan?
Bagaimana definisi masyarakat perkotaan?
Bagaimana hubungan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan?
Apa saja ciri-ciri masyarakat Kota dan Desa?

1.3 Tujuan
1) Mendeskripsikan definisi masyarakat.
2) Mendeskripsikan definisi masyarakat pedesaan.
3) Mendeskripsikan definisi masyarakat perkotaan.
4) Mendeskripsikan hubungan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
5) Mendeskripsikan ciri-ciri masyarakat Kota dan Desa.

1.4 Manfaat

Agar kita mengetahui lebih dalam karakteristik masyarakat perkotaan dan


pedesaan serta dapat menyikapi dan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar disaat
kita berada di perkotaan ataupun di pedesaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi singkat tentang masyarakat.


Dalam bahasa ingris masyarakat disebut society yang berasal dari bahasa latin
yaitu socius yang berarti teman atau kawan.
Sedangkan kata masyarakat sendiri berasal dari bahasa arab yaitu syirk yang
berarti bergaul, selain itu ada pula yang berpendapat bahwa Masyarakat berasal dari
kata bahasa arab syakara yang berarti turut serta.
Adapun syarat

suatu kelompok disebut sebuah masyarakat adalah sebagai

berikut :
1. Beranggotakan minimal 2 orang.
2. Anggotanya sadar sebagai suatu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkn kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri sebuah masyarakat yang baik adalah sebagai berikut :
1. Ada sistem tindakan utama.
Untuk menciptakan masyarakat yang baik diperlukan sebuah sistem utama yang
mengatur segala hal yang memiliki kaitan dengan kegiatan bermasyarakat, baik sistem
yang mengatur anggota masyarakat, kelompok masyarakat, dan hal lain yang
mempengaruhi kegiatan kemasyarakatan misalnya norma-norma yang mengatur tingkah
laku anggota masyarakat, konsekuensi yang diterima anggota masyarakat pada saat
melakukan pelanggaran aturan, kegiatan-kegiatan yang mampu mempererat keakraban
antar anggota masyarakat, dan lain-lain
2. Saling setia dengan tindakan utama.
Masyarakat yang baik akan menaati setiap aturan-aturan yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam sistem kemasyarakatan yang telah disepakati bersama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
Sebuah masyarakat yang mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota
menunjukkan masyarakat tersebut bukanlah masyarakat yang lemah, sebab memiliki
generasi penerus yang melestarikan keberadaan kelompok masyarakat tersebut agar tidak
punah tertelan oleh zaman.

4. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran /reproduksi manusia.
Anggota baru yang terlahir dari anggota masyarakat akan secara otomatis
melestarikan keberadaan masyarakat itu sendiri, sebab secara naluri seseorang akan
mencintai tanah kelahirannya, dan menyandang asal usul sesuai tempat lahirnya misalnya
orang yang lahir dan besar di pinrang akan disebut orang pinrang meskipun kelak ia
akan merantau atau pindah ke daerah lain.

2.2 Masyarakat pedesaan.


Desa merupakan salah satu lingkup terkecil pada sistem pemerintahan di negara
kita ini, cakupan luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni sejumlah
keluarga, biasanya mayoritas masyarakat pedesaan bekerja di bidang agraria.
Didalam UU no. 5 tahun 1979 dijelaskan bahwa desa adalah suatu wilayah yang
ditempatti oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan republik indonesia.
Menurut Sutardjo Kartodikusumo desa merupakan suatu kesatuan hukum di
mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan
sendiri.
Paul H. Landis berpendapat bahwa desa adalah suatu wilayah yang penduduknya
kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal.
2. Adanya ikatan perasaan yang sama tentang kebiasaan.
3. Cara berusaha bersifat agraris dan sangat dipengaruhi oleh fakta-fakta alam, misalnya
iklim, topografi, dan sumber daya alam.
Secara umum karakteristik masyarakat pedesaan (rural community) adalah
masyarakat yang hidup bermasyarakat, yang biasanya nampak pada perilaku keseharian
mereka misalnya memiliki sifat kekeluargaan, kegiatan gotong royong, saling tolong
menolong, dan lain-lain.
Selain itu masyarakat pedesaan juga cenderung memperlihatkan keseragaman,
tidak suka menonjolkan diri, dan tidak suka dengan orang yang berbeda pendapat dengan
mereka.

Masyarakat pedesaan juga biasanya adalah masyarakat yang homogen yaitu


masyarakat yang hanya terdiri dari satu atau dua suku saja, dan kebanyakan mereka
masih memiliki pertalian persaudaraan antar satu sama lain. hal ini mengakibatkan
kurangnya daya saing antar anggota masyarakat sebab mereka lebih mengutamakan
hubungan kekeluargaan dibanding harus bersaing yang menurut mereka dapat merusak
hubungan kekeluargaan.
Dalam hal profesi juga masyarakat pedesaan rata-rata berprofesi sama, apalagi jika
daerah pedesaan tersebut jauh dari jangkauan pengaruh luar, misalnya daerah pedesaan
yang terletak di daerah pegunungan, rata-rata masyarakat desa tersebut berprofesi
sebagai petani.

2.3 Masyarakat perkotaan.


Menurut Wirth kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogon kedudukan sosialnya.
Masyarakat perkotaan biasanya tidak mencampur adukan antara hal-hal yang
bersifat emosional dengan hal-hal yang bersifat rasional.
Selain itu, sebagian masyarakat perkotaan hidup dengan pola individualistik
dengan tidak menggantungkan dirinya pada bantuan orang lain, sebab masyarakat
perkotaan seperti ini biasanya tidak saling mengenal dengan orang-orang di
lingkungannya bahkan dengan tetangganya sendiripun tidak saling kenal.
Tidak hanya pola hidupnya yang individualistik, beberapa anggota masyarakat
perkotaan hidup dengan gaya hidup matrealistik hanya berfokus mengejar kehidupan
didunia tanpa memikirkan kehidupannya di akhirat kelak, hal ini berimbas pada sisi
spiritual masyarakat perkotaan yang rendah bahkan mungkin ada yang sama sekali tidak
memperdulikan lagi hal-hal yang berbau religi.
Hal lain yang menonjol pada masyarakat perkotaan adalah pola pembagian tugas
yang tegas dengan batas-batas yang jelas. Selain itu di daerah perkotaan anggota
masyarakat memiliki banyak pilihan alternatif pekerjaan, meskipun harus tetap melalui
persaingan untuk meraih peluang yang ada.

Alur kehidupan yang berjalan cepat di daerah perkotaan membuat masyarakat


perkotaan sangat menghargai waktu, hal ini membuat masyarakat perkotaan mampu
memanage waktunya dengan baik dan teliti.

2.4 Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.


1. Hubungan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat pdesaan dan masyarakat perkotaan
memiliki hubungan timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain diantaranya
adalah sebagai berikut :
a.

Desa menjadi daerah dukung utama bagi perkotaan khususnya

dalam hal bahan

makanan pokok.
b. Desa memiliki potensi besar dalam hal bahan mentah dan tenaga kerja yang jika diolah
dengan baik akan sangat berguna bagi daerah perkotaan.
c. Masyarakat perkotaan mampu mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai yang
nantinya juga akan dimanfaatkan oleh masyarakat pedesaan seperti pakaian, pupuk, alat
transportasi, dan lain-lain.
2. Perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
Masyarakat perkotaan dan pedesaan memiliki beberapa perbedaan dalam berbagai
hal diantaranya :
a. Jumlah penduduk di desa lebih sedikit daripada di kota.
b. Masyarakat pedesaan bersifat homogen sedangkan masyarakat perkotaan bersifat
c.

heterogen.
Mata pencarian masyarakat perkotaan lebih berfariasi dibandingkan mata pencarian

masyarakat pedesaan yang cenderung seragam.


d. Corak kehidupan sosial masyarakat pedesaan jauh lebih berwarna dibandingkan
e.
f.

masyarakat perkotaan.
Mobilitas masyarakat perkotaan jauh lebih tinggi daripada masyarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan jauh lebih bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar di

bandingkan masyarakat perkotaan.


3. Aspek positif dan negatif yang dimiliki masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
a. Masyarakat perkotaan.
Aspek positif yang dimiliki masyarakat perkotaan adalah :
1) Masyarakat perkotaan sangat menghargai waktu dan mampu mengaturnya dengan baik.
2) Mata pencarian yang beragam.
3) Fasilitas yang tersedia di daerah perkotaan cukup lengkap.

4) Kemampuan masyarakat perkotaan mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai.
5) Aturan kerja yang tegas dengan batas yang jelas.
Adapun aspek negatif masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut :
1) Pola hidup individualistik masyarakat menghilangkan rasa kebersamaan.
2) Kehidupan beragama yang kurang.
3) Mudahnya pengaruh luar masuk tanpa adanya filter.
4) Biaya hidup yang tinggi di daerah perkotaan terkadang membuat segilintir orang
menghalalkan segala cara demi mendapatkan rupiah.
5) Solidaritas social yang kurang.
b. Masyarakat pedesaan.
Aspek positif yang dimiliki masyarakat pedesaan adalah :
1)
2)
3)
4)
5)

Rasa kebersamaan, dan kekeluargaan terjalin dengan baik.


Kehidupan beragama masih terjaga.
Masyarakat pedesaan mampu menjaga sumber daya alam yang ia miliki.
Menjadi penghasil bahan mentah yang siap diolah menjadi barang jadi.
Memiliki solidaritas social yang lebih baik.
Aspek negative yang dimiliki masyarakat pedesaan adalah :

1)
2)
3)
4)
5)

Sulit menerima perbedaan pendapat.


Mata pencarian yang cenderung seragam.
Kurangnya daya saing, sehingga beberapa masyarakat tidak berpikir untuk maju.
Lebih suka mengenang masa lalu dibandingkan memikirkan masa depan.
Beberapa anggota masyarakat masih kurang memperhatikan pendidikan .

2.5 Ciri-Ciri Masyarakat Kota dan Desa


Ini adalah beberapa ciri-ciri masyarakat kota dan desa.
Masyarakat kota :

1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di


desa.

2. Orang

kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.

3. Pembagian

kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai

batas-batas yang nyata.

4. Kemungkinan-kemungkinan

untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak

diperoleh warga kota dari pada warga desa.

5. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi.

6. Pembagian

waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar

kebutuhan individu.

7. Perubahan-perubahan

sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota

biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.


Masyarakat desa :

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
3. Cara

berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

4. Didalam

masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang

lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya
di luar batas wilayahnya.

5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.

6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.


7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dan sebagainya.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan singkat makalah kami ini maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Masyarakat adalah suatu kelompok orang yang tinggal di suatu wilayah yang saling
berinteraksi dan bergaul dalam waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan
kebudayaan tersendiri serta memiliki aturan-aturan yang mengatur tata kehidupan
anggota masyarakatnya.
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang jumlahnya kurang dari 2.500
jiwa yang tinggal di suatu wilayah hukum, yang juga merupakan suatu organisasi
pemerintahan yang di pimpin oleh seorang kepala desa dan diberi kewenangan mengatur
urusan rumah tangganya masing-masing.
Masyarakat perkotaan adalah sekolompok orang yang tinggal di wilayah yang
cukup besar, padat, permanen, , dihuni oelh masyarakat yang heterogen, dan cenderung
melakukan interaksi hanya atas dasar kepentingan bukan karena pribadi.
Hubungan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah
hubungan simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan antar satu sama
lain misalnya masyarakat pedesaan memenuhi kebutuhan bahan mentah yang dibutuhkan
oleh masyarakat perkotaan untuk membuat barang jadi, dan masyarakat pedesaan
nantinya menggunakan barang jadi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Atoshoki Antonius. Dkk. 2005. Relasi dengan sesama. Jakarta: PT. Eleks media
komputindo.
Indah, Pengertian dan definisi desa, http://carapedia.com/pengertian_definisi_desa
_info2128.html
Vics, Masyarakat perkotaan, http://fikrigundar.blogspot.com/2012/01/pengertianmasyarakat-perkotaan.html
Waluya Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami fenomena sosial di masyarakat.
Bandung: PT. Setia puma invest.

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti kawan.
Kata Masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya bergaul. Adanya saling
bergaul ini tentu karena ada bentuk bentuk akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh
manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial
yang merupakan kesatuan.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan


kumpulan manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu
merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu.

BAB II
PEMBAHASAN
A Sekilas tentang definisi masyarakat Desa dan Kota
Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan
sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri.1
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial,
ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat
istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang
ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang
saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih
dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan
asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam
berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri
yang jelas.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan
bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang
menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi
kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa
menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini
secara menyeluruh.

Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti
pendapat beberapa ahli berikut ini :
Wirth Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Max Weber Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
Dwigth Sanderson Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau
lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar
yang sama.
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang
gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Masyarakat perkotaan sering di sebut
juga Urban community karena sifat-sifat yang di miliki sangat berbeda dengan masyarakat
pendesaan2.
B. CIRI MASYARAKAT DESA3
Masyarakat desa :
1) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
3) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.
4) Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
5) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
6) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
7) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan
sebagainya.

C. CIRI-CIRI MASYARAKAT KOTA


Masyarakat kota :
1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batasbatas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh.

D. Perbedaan Masyarakat Kota dan Desa


Ada beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa
dan kota.Antara lain sebagai berikut
Kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.

Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan.Lingkungan


pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup dan lain
sebagainya.Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan
aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
Kegiatan utama penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang
agraris(pertanian)
Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogin(satu jenis),sebaliknya
dikota sangat heterogin(beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai suku
bangsa,agama,kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
Sistem statifikasi di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
Mobilitas (kemampuan bergerak) social di kota jauh lebih besar daripada di desa.
Interaksi social misalnya : Bila terjadi pertentangan,di usahakan untuk dirukunkan,karena
memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai hubungan sosial pada masyarakat
pedesaan,
Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih
besar daripada di perkotaan.
E. Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat
hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan
seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu
dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek
pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah.
Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,
karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.

Secara teoristik, kota merubah atau mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
(i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah
atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran
dan kecepatan yang beraneka ragam;
(ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan
sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
(iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini
yang sesungguhnya banyak terjadi;
(iv) kooperasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan
ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang
kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan
dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang
memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan
saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu
proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi
merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
b) Sebab-sebab Urbanisasi
1.) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya
(Push factors)
2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap
dikota (pull factors).

Hal hal yang termasuk push factor antara lain :


a.Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b.Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama,
kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
Hal hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah
untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi
industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau
untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).

BAB III
PENUTUP
A KESIMPULAN
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri
dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut
makhluk sosial, sesuai dengan Firman Allah SWT yang artinya : Wahai manusia! Sungguh
Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal
( bersosialisasi )..... (Al-Hujurat :13 ).

Kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk
mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan.
Barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya
terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah
tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh
kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi
masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota
menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya
manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju
bahkan cenderung tertinggal.

B. SARAN SARAN
-Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan
wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota.
-Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di
desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah
yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib
dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius.
-Memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi
lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
_______, 1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari

makalah ciri masyarakat perkotaan dan pedesaan


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada hakikatnya masyarakat di desa dan di kota memiliki watak dan prinsip yang
berbeda, ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya sebagai berikut : jumlah dan kepadatan
penduduk, lingkungan hidup, mata pencaharian, corak kehidupan social, stratifikasi sosial,
mobilitas social, pola interaksi social, solidaritas social,kedudukan dalam hierarki sistem
B.
1.
2.
3.
C.

administrasi nasional.
PERUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud masyarakat pedesaan dan perkotaan ?
Apa saja ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan ?
Bagai mana perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan ?
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a.

Penulis mampu melakukan pengkajian yang terdiri dari pengumpulan data, analisis data,

b.

merumuskan masalah, dan memprioritaskannya.


Mampu bekerja sama dengan keompok dengan menetapkan tujuan yang dicapai dan

menyusun langkah pemecahan masalah bersama.


c. Mampu melasanakan rencana yang telah ditetapkan bersama anggota.
d. Mampu memahami dan mengerti isi dari makalah dan mempresentasikannya kepada audiens.
D. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam perumusan dan pembuatan makalah ini adalah dengan
metode pustaka, yaitu berupa pencarian informasi melalui sumber-sumber media cetak dan
media elektronik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Masyarakat Pedesaan adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai
oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup
segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam
kehidupan sosial hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan lama,
dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
Ada 3 pendapat yang dikemukakan mengenai pengertian desa, antara lain:
1 . Menurut Sutardjo Kartohadikusuma
desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
sendiri.
2. Menurut Binart
desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural
yang terdapat disuatu daerah.
3. Menurut Paul H. Landis
desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang kehidupannya banyak dipengaruhi
oleh perkembangan jaman seperti dari dampak globalisasi. Secara umum, masyarakat
perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa
sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing,
sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena
banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi
masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan
bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk
karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak
semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community, pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan.
B. CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Ciri-ciri masyarakat pedesaan :

Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri
dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta
teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciriciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat
umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat kekeluargaan
5. Lugas atau berbicara apa adanya
6. Tertutup dalam hal keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang lain
9. Demokratis dan religius
10. Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Ciri-ciri masyarakat perkotaan :
1.
2.

Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dnegan kehidupan keagamaan didesa.


Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada

orang-orang lain.
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
4.

yang nyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh

5.

warga kota daripada warga desa


Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan menyebabkan
bahwa interaksi- interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada

faktor pribadi
6. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota mengakibtkan pentingnya faktor waktu bagi warga
7.

kota.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata dikota-kota.

C. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN


1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat pedesaan
berhubungan
kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa
akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang
tinggal di kota yang kehidupannya bebas dari realitas alam
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di daerah pedesaan
adalah bertani tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa
daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha
3. Ukuran Komunitas, Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan degan
kepadatan penduduk kota, kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan
degan klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis,
bahasa, kepercayaan, adat-istiadat dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila
dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen,
terdiri dari orang-orang degan macam-macam perilaku dan juga bahasa, penduduk di kota
lebih heterogen
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat
yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk piramida
terbalik yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada
diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

BAB III
KESIMPULAN

Masyarakat Pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama
yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama
(Homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari
sektor pertanian (Agraris), Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal
di tengah-tengah kota, gaya hidup induvidual, jalan pikiran yang rasional dan tidak
terikat pada norma tertentu.

Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua
komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di
kota tidak akan berjalan dengan baik bila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa ,
begitu juga sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiwinata,Jajat.2007.Sosiologi Antropologi Pendidikan.Bandung:UPI PRESS
Fathoni,Abdurrahmat.2006.Antropologi Sosial Budaya.Jakarta:PT Rineka Cipta
http://www.scribd.com/doc/42585724/MASYARAKAT-PEDESAAN-DAN-MASYARAKATPERKOTAAN

MAKALAH MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN


Tugas softskill Ilmu Sosial Dasar

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
Selain belum ada kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu
pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya banyak
dicurahkan kepedesaan, maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur,sosial
atau kehidupanya.Dalam keadaan desa yang sebenarnya, desa masih dianggap sebagai
standard an pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong
menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam
berpakaian, adat-istiadat ,kehidupan moral-susila,dan lain-lain.
Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun,
tenang, selaras, dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi konflik atau
persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah, gengsi,
perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan wanita. Bayangan
bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya, akan tetapi yang
nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian),semula orang beranggapan
bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran) pertanian yang berjalan
dalam proses kemiskinan dan apapun teknologi dan kelembagaan modern yang masuk ke
pedesaan akan sia-sia.Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam
makalah yang ringkas dan singkat ini,yang mana adanya kontroversi kesan atau pendapat ini
mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala sosial seperti konsepkonsep perubahan sosial atau kebudayaan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengertian dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan, ciri-ciri masyarakat

perkotaan dan masyarakat pedesaan pengertian urbanisasi serta permasalahan pada


masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah seperti
dibawah ini.
Masyarakat Perkotaan :
1. Pengertian Masyarakat.
2. Pengertian Masyarakat perkotaan, serta ciri-ciri masyarakat kota.
3. Perbedaan Desa dengan Kota.
4. Hubungan Desa dengan Kota.
5. Aspek positif dan negatif.
Masyarakat Pedesaan :
1. Pengertian pedesaan, serta ciri-ciri masyarakat desa.
2. Hakikat dan sifat masyarakat pedesaan.
3. Kegiatan pada masyarakat pedesaan.
4. Sistem nilai dan budaya petani Indonesia
Urbanisasi :
1. Pengertian urbanisasi, serta tanda-tanda urbanisasi.
2. Akibat urbanisasi.
3. Usaha menanggulangi urbanisasi.
4. Usaha menanggulangi.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka
yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. MASYARAKAT PERKOTAAN
1. Pengertian Masyarakat.

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat
adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua
perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah
sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial,
bangsa,
golongan
dan
sebagainya.
Pengertian Menurut Para ahli sebagi berikut :

Linton
:
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir
tentang dirinya dalam kesatuan social.

Herkovits
:
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti
satu cara hidup tertentu.

L.Gilian
:
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.

R.Steinmetz
:
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi
pengelompokan
pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang
erat dan teratur.

Hasan
Sadily
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia.

Selo
Sumardjan
:
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.

Karl
Marx
:
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi

atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok


yang terbagi secara ekonomi.
o

Emile
Durkheim
:
Masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang
merupakan anggotanya.

Paul
B.
Horton
&
C.
Hunt
:
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

2. Pengertian masyarakat perkotaan

Secara etimologis kota dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini,
seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno, tuiin
bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas.

Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari
peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.

Masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya


menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu
kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki
derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut urban
community.

Ciri-ciri Masyarakat Kota :

Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di


desa.

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain.

Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batasbatas yang nyata.

Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak


diperoleh warga kota daripada warga desa.

Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,


menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor
kepentingan daripada faktor pribadi.

Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab masyarakat kota


biasanya lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru.

3. Perbedaan desa dengan kota

Kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.


Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan.Lingkungan
pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup
dan lain sebagainya.Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi

beton dan aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.


Kegiatan utama penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang

agraris(pertanian)
Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogen(satu jenis),
sebaliknya dikota sangat heterogen(beraneka ragam) karena disana saling bertemu
berbagai suku bangsa,agama,kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan

yang berlainan.
Sistem statifikasi di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
Mobilitas (kemampuan bergerak) social di kota jauh lebih besar daripada di desa.
Interaksi social misalnya : Bila terjadi pertentangan,di usahakan untuk dirukunkan,
karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai hubungan sosial pada

masyarakat pedesaan.
Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih
besar daripada di perkotaan.

4. Hubungan Desa dengan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang
erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung
pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur
mayur, daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota.
Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau
perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja
pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke
kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu
dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:

Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan
dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;

Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau
hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;

Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses
ini yang sesungguhnya banyak terjadi;

kooperasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat


kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai
pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena

itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya


dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.

5. Aspek positif dan negatif


Aspek positif :

Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota.

Kota dan desa adalah saling membutuhkan.

Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya.

Perubahan Tata Nilai dan Sikap.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.

Aspek Negatif :

Desa biasanya lebih direndahkan dari kota.

Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa.

Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan
perpecahan.

Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota.

Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus


dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.

Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka
kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.

B. MASYARAKAT PEDESAAN
1. Pengertian Desa/ Pedesaan

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan


sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri.

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial,


ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan


masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan
bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang
menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah
menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian
penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari
pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.

Ciri-ciri masyarakat Desa :


o

Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan


dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong,
menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan
menolongnya tanpa pamrih.

Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu


mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka
akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.

Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan
subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk
kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)

Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak
diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan

suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya


prestasi).

Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan


antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa
menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian
tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih
murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.

Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama,


adat istiadat, dan sebagainya.

2. Hakikat dan sifat Masyarakat Pedesaan

Masyarakat desa dinilai oleh orang kota sebagai masyarakat damai, masyarakat yang
sebagian tidak mementingkan masalah politik mereka hanya mementingkan gimana
menikmati hidup dengan kedamaian dengan ekonomi yang sederhana, untuk mereka
itu cukup dibanding dengan harus mengatur atau memegang sebuah jabatan. Dan
masyarakat pedesaan ini memiliki sifat yang kerja keras untuk mendapatkan hasil
yang terbaik sesuai dengan kemampauan mereka, hidup dengan ekonomi yang serba
kecukupan bukan berarti mereka bodoh atau malas, buktinya memang ada seorang
pejabat yang mengerti akan mengelola padi untuk mendapatkan beras terbaik ? anda
pasti bisa menjawab itu, kecuali pejabat itu anak dari petani. Masyarakat pedesaan ini
memiliki unsur yang tidak dimiliki masyarakat perkotaan yaitu hidup dengan
bergotong royong, justru masyarakat perkotaan ini sangat bergantung dengan
masyarakat pedesaan karena merekalah yang memproduksi beras, apa jadinya biala
didunia ini memiliki pemerintahan yang mayoritas masyarakatnya adalah orang kaya.
Fungsi masyarakat pedesaan ini yaitu merka menjadi lumbung bahan mentah dan
tenaga kerja.

Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat
dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku,

tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang ramah.

Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai


petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya
hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang
sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
3. Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan

Sebagian besar masyarakat desa itu hidup dari hasil perkebunan. Maka kegiatan
sehari-hari masyarakat desa yaitu mengurusi perkebunan mereka, mulai dari sawah
yang ditanami padi, hingga lahan-lahan yang ditanami teh, tembakau, sayuran, buahbuahan dan yang lainnya.

Masyarakat pedesaan biasanya mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama,


mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan mereka pada. Pada waktu
mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan ,memperbaiki jalan desa, membuat
saluran air, dan sebagainya, mereka selalu bekerja sama. Bentuk kerja sama
masyarakat ini lah yang sering di istilahkan dengan gotong royong dan tolongmenolong.

Pada saat ini pekerjaan gotong royong lebih populer dengan istilah kerja bakti,
misalnya memperbaiki jalan, saluran air, menjaga keamanan desa (ronda malam), dan
sebagainya. Kerja sama macam ini biasanya menangani hal-hal yang lebih bersipat
demi kepentingan umum dan bukan untuk kepentingan perseorangan (individual),
seperti mendirikan rumah, pesta perkawinan, pada musibah (seperti kematian),
kelahiran dan sebagainya. Perlu dicatat dan diketahui di sini bahwa semua kegiatan
kerja sama ini, baik kerja bakti ataupun tolong-menolong, tidak membutuhkan tenaga
ahli tertentu. Dalam arti, setiap warga desa mampu mengerjakannya, pekerjaan gotong
royong (kerja bakti) terdiri atas dua macam, yaitu:

Kerja sama untuk pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu
sendiri (biasa diistilahkan dari bawah).

Kerja sama dari masyarakat itu sendiri, tetapi berasal dari luar (biasa berasal
dari atas).

Sistem Nilai dan Budaya Petani Indoesia

Para petani di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya menganggap


bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa,
kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang
nyata dan menghindarkan diri dengan bersembunnyi di dalam kebatinan atau
dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu
dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh
usaha atau ikhtiar.

Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadangkadnag untuk mencapai kedudukannya.

Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa


depan, mereka kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa
lampau mengenang kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang
ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).

Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau
bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang
adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka
cukup saja menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk
menguasainya.

Dan unutk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong,


mereka sadar bahwa dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.

C. URBANISASI
1. Pengertian Urbanisasi

Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dapat
pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.

Tanda-tanda urbanisasi :

Perpindahan penduduk
o

Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota

Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja non agraria di sektor sekunder


(industri) dan sektor tersier (jasa)

Tumbuhnya pemukiman menjadi kota

Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai segi ekonomi sosial,


kebudayaan dan psikologis.

2. Sebab-sebab terjadinya Urbanisasi

Sebab-sebab terjadinya urbanisasi karena adanya beberapa faktor, diantaranya yaitu


faktor penarik terjadinya urbanisasi, faktor pendorong terjadinya urbanisasi dan
keuntungan urbanisasi.
a. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
> Kehidupan kota yang lebih modern
> Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
> Banyak lapangan pekerjaan di kota
> Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
b. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
> Lahan pertanian semakin sempit
> Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
> Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
> Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
> Diusir dari desa asal
> Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
c. Keuntungan Urbanisasi
> Memoderenisasikan warga desa
> Menambah pengetahuan warga desa

> Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah


> Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
3. Akibat-akibat Urbanisasi
a) Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
b) Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
c) Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
d) Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
4. Usaha menanggulangi

Melaksanakan pembangunan secara desentralisasi, yaitu pembangunan yang


merata atau menyebar berpusat pada daerah-daerah.

Masing-masing daerah akan mengembangkan daerah sekitarnya.

Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan.

Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan, seperti fasilitas


kesehatan, sekolah, tempat hiburan, dan transportasi.

Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga


berencana.

Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan, antara lain membangun irigasi,


menggiatkan koperasi unit desa.

Meningkatkan keamanan di pedesaan dengan lehih mengaktifkan sistem keamanan


lingkungan atau siskamling.

Permasalahan apa saja yang biasanya


terjadi pada masyarakat perkotaan dan
pedesaan...?
Permasalahan yang terjadi pada perkotaan :
1. Masalah Kemacetan.
Masalah kemacetan ini adalah sebuah masalah besar yang dialami berbagai kota besar di
dunia tidak hanya di Indonesia yaitu di Jakarta. Banyakanya jumlah kendaraan pribadi
menjadi penyebab utama kemacetan di kota-kota besar. selain itu juga faktor kurang tertibnya
pengendara menambah parah kemacetan dan kurangnya minat masyarakat terhada

transportasi umum yang telah disediakan yang menjadi masalah utama kurangnya minat
masyarakat terhadap transportasi umum adalah kenyamanan. Banyak yang menganggap
bahwa transportasi umum tidak aman dan juga tidak nyaman. ini juga karena faktor
pemerintah yang seolah cuek dengan masalah transportasi.
2. Kemiskinan
Status kota yang dapat diartikan sebagai wilayah yang laju ekonominya sudah berkembang
dengan cepat, namun bukan menjadi jaminan bahwa masyarakat yang tinggal disana adalah
masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi rendah. Masalah ini bisa terjadi karena
lapangan kerja yang terbatas sudah tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang tinggal
disana.
3. Emosi
Entah mengapa masyarakat kota terutama remajanya banyak dari mereka yang tempramental
dan mudah di provokasi. itu juga menyebabkan banyaknya kasus Tawuran antar pelajar
ataupun kelompok masyarakat yang belakangan ini sangat sering terjadi dan sudah memakan
banyak korban.
4. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk juga menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi setiap pemimpin daerah
tersebut. kepadatan penduduk bisa disebabkan karena tingkat kelahiran yang tinggi dan juga.
arus Urbanisasi yang sangat tinggi. banyak dari masyarakat di desa yang menganggap bahwa
dengan mereka pergi kekota mereka akan mendapatkan pekerjaan. namun kenyataanya?
mereka harus bersusah payah mencari uang hanya untuk makan dan kotapun semakin sesak.
permasalahan ini juga cukup sulit di selesaikan karena persepsi yang sudah melekat di
masyarak di desa bahwa mencari kerja di kota mudah.
5. Gaya Hidup
Masyarakat perkotaan cenderung memiliki gaya hidup yang glamour dan menengah keatas.
Ini bisa terjadi karena tuntuan hidup yang ada diperkotaan menuntut mereka bergaya hidup
glamour. Tetapi tidak semua masyarakat kota yang memiliki penghasilan tinggi. ini juga
yang membuat tingkat kriminal di perkotaan tinggi karena kesenjangan sosial yang terlampau
jauh

Permasalahan yang terjadi pada pedesaan :


1. Ekonomi
Masalah Ekonomi adalah salah satu Masalah Terbesar yang terjadi di pedesaan. Laju
Ekonomi yang tergolong lambat karena lapangan kerja di sektor Formal yang sangat sulit.
Banyak dari mereka yang hanya bekerja sebagai petani, nelayan ataupun sebagai peternak
dan tidak sedikit pula dari mereka yang menganggur. Tentu ini juga menjadi masalah yang
harus diperhatikan oleh pemerintah karena wilayah negara tersebut tidak hanya sebatas

daerah Perkotaan. tetapi juga ada daerah Pedesaan yang justru membutuhkan perhatian lebih
dari pemerintah.
2. Pendidikan
Kualitas Pendidikian di pedesaan menajadi masalah yang sangat penting. karena kualitas
pendidikan masih di bawah kualitas pendidikan di perkotaan. Ini karena sarana pendidikana
yang kurang dan juga tenaga pengajar yang kurang juga menjadi sebab kurang bagusnya
pendidikan di pedesaan. Dan ini juga menyebabkan kurang terserapnya Tenaga kerja
masyarakat pedesaan untuk lapangan pekerjaan yang formal.
3. Sarana dan Prasarana
Ini adalah Masalah yang paling utama di pedesaan. minimnya sarana dan prasaran sudah
memunculkan banyak masalah besar lainya. Sarana dan prasarana seperti jalan yang
memadai, sekolah, fasilitas kesehatan dan ada juga fasilitas listrik yang masih belum bisa
diikmati masyarakat pedesaan.
Namun dari semua kekurangan yang dimiliki pedesaan masih banyak sisi positif yang
dimiliki masyarakat pedesaan, seperti hubungan kekeluargaan antar masyarakat. Masyarakat
pedesan cenderung lebih taat kepada agama, mereka juga masih memegang teguh adat
istiadat yang ada di daerah mereka masing-masing. Mereka juga lebih kreatif dalam
memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitar mereka dengan cara yang wajar dan Merek
juga sangat ramah kepada pendatang yang berkunjug ke wilayah mereka.
Di setiap wilayah yaitu Pedesaan dan Perkotaan memiliki kekurangan dan kelebihan masingmasing. namun dengan adanya persepsi dua wilayah, perkotaan dan pedesaan seharusnya
bukan menjadi perbedaan prioritas pemerintah untuk menjalankan kewajibanya untuk
membangun wilayah negara menjad lebih maju. Begitu juga seluruh masyarakat yang ada
diwilayah itu. Mereka seharusnya tidah membeda-bedakan berasal darimanakah orang itu.
Karena darimanapun orang tersebut mereka masih bagian dari wilayah tersebut.

APABILA KALIAN TINGGAL DI PEDESAAN,


APAKAH KALIAN INGIN PINDAH KE KOTA ...?
Kebetulan saya disini termasuk orang yang urbanisasi. Apabila saya tinggal di suatu pedesaan
yang bisa dibilang maju atau berkembang dalam bidang ekonomi, pendidikan dan sarana
prasarana saya menolak untuk tinggal di kota dan saya akan tinggal di desa. Karena di suatu
pedesaan terutama di daerah saya PURWOREJO-Jawa tengah, selain udaranya yang sejuk
juga banyak keindahan alam dan tempat wisata yang masih benar-benar alami.
Tapi pada kenyataannya, sebagian besar pedasaan belum memenuhi kriteria dalam bidang
ekonomi, pendidikan dan sarana prasarana. sehingga saya memutuskan pindah ke kota untuk
memperdalam ilmu saya dengan penuh harapan suatu saat dapat kembali untuk mengabdikan
diri membangun desa.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah dan
mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada
dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti gotong royong dan tolong-menolong.
Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian dengan cara bertani di sawah atau di ladang,
di desa belum mengenal teknologi canggih yang telah ada di zaman modern.
Masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam
pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang
canggih,
seperti
menggunakan
tenaga
mesin,
komputer
dan
lain-lain.

B.

SARAN
Masyarakat pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang masih
alamiyah, oleh karena itu sebaiknya kealamian lingkungan tersebut harus tetap terjaga sebab
lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa juga
memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga kerukunan
bersama.
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah
baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan. Seperti
penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.

Sumber :

http://saranghanda-yeongwonhi.blogspot.com/2012/11/makalah-masyarakat-perkotaandan.html
http://miftahul-syifa.blogspot.com/2012/11/makalah-isbd-masyarakat-kota-dan-desa.html
http://kanissaputri.blogspot.com/2013/01/aspek-positif-dan-negatif-perkotaan.html
http://ardhiskate.blogspot.com/2013/11/sifat-dan-hakikat-masyarakat-pedesaan.html

http://ademudahaputra.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-terjadinya-urbanisasi.html

Anda mungkin juga menyukai