09e02841 PDF
09e02841 PDF
KARYA ILMIAH
RICKY HIDAYAT
062409024
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
RICKY HIDAYAT
062409024
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
PERSETUJUAN
Judul
Kategori
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Departemen
Fakultas
Disetujui di
Medan,
Juli 2009
Pembimbing
Ketua,
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
Juli 2009
RICKY HIDAYAT
062409024
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, maha
Pengasih dan Maha Penyayang, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
menyelesaikan program studi D-3 Kimia Industri F.MIPA USU.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Ilmiah ini banyak kekurangan
maupun kekeliruan baik dari segi isi maupun penyusunan kata. Oleh karena itu,
penulis dengan rendah hati mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun
untuk menyempurnakan karya ilmiah ini.
Penyusunan karya ilmiah ini dilakukan berdasarkan pengamatan penulis selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Pupuk IskandarMuda Aceh Utara
dengan judul PENENTUAN EFISIENSI PENYERAPAN SULFUR OLEH SPONGE
IRON VESSEL (61- 201- DA) UNIT DESULFURIZER PADA AMMONIA PLANTII PT. PUPUK ISKANDAR MUDA.
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
kasih untuk contekannya, dan rekan-rekan Kimia Industri angkatan 2006 yang
telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
10. Seluruh dosen khusus dosen-dosen kimia industri serta para staf tata usaha
kimia industri.
11. Seluruh pihak PT. Pupuk Iskandar Muda yang telah membantu, dan
mengarahkan penulis selama pengerjaan karya ilmiah ini.
12. Dan semua pihak yang terlibat didalamnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu dan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata- kata.
Akhir kata, penulis mengharapkan karya ilmiah ini bermanfaat bagi para
pembaca dalam meningkatkan wawasan pengetahuan di bidang Ilmu Pengetahuan
Alam.
Medan,
Juni 2009
Penulis
Ricky Hidayat
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
ABSTRACT
Observations have been made on the sponge iron life-time data for iron vessel 61-201
DA- charge 10 sponge. Sulphur adsorption efficiency may be calculated based on the
data observation result conducted on sponge iron vessel 61-201-DA which count as
232,6% and life time spans for 144 days.
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
ABSTRAK
Telah dilakukan pengamatan data life time sponge iron pada sponge iron vessel 61201-DA charge 10. Dari pengamatan data dapat dhitung efisiensi penyerapan sulfur
oleh sponge iron vessel 61-201-DA sebesar 232,6% dengan life time selama 144 hari.
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ............................................................................................
i
PERNYATAAN..............................................................................................
ii
PENGHARGAAN ..........................................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
v
ABSTRACT ....................................................................................................
vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
BAB 1
BAB 2
BAB 3
PENDAHULUAN
1.1. Karakteristik Sponge iron ....................................................
1.2. Perumusan Masalah ..............................................................
1.3. Tujuan ...................................................................................
1.4. Manfaat .................................................................................
1
2
3
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Adsorbsi .......................................................................
2.1.1Adsorbsi fisik ................................................................
2.1.2 Adsorbsi Kimia ( Chemisrption)...................................
2.2. Zat Adsorben ..........................................................................
2.3. Metode- Metode Penyerapan Sulfur ......................................
2.4. Karakteristik Sponge Iron ......................................................
2.5. Mekanisme Penyerapan Sponge Iron.....................................
2.6. Proses Shell- Paques Untuk Bio- Desilfurizer Aliran Gas.....
2.7. Sponge Iron Vessel Desain ....................................................
2.8. Regenerasi Sponge Iron .........................................................
5
5
6
7
8
9
10
12
15
15
18
3.1
18
18
18
3.2
19
3.3
Perhitungan ............................................................................
19
3.4
Hasil .......................................................................................
20
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
BAB 4
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Data Sulfur Pick Up Sponge IronVessel ................................
4.2 Pembahasan............................................................................
21
22
26
26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
Karakteristik
Kebutuhan
% Non- magnetic
1,0 Max
% Metalic Fe
81 Max
% Total Fe
91 Max
Metallisation
88 Min
% Phosphorous
0,05 Max
% Sulphur
0,03%
% Carbon
0,3 Max
% SiO2 + Al2O3
5 Max
% moisture
30,6
http://www.jindalsteelpower.com/sponge-iron.html
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
Sulfur (dalam bentuk sulfur organik dan sulfur anorganik) merupakan racun bagi
katalis di primary reformer, secondary reformer, Low Temperatur Shift Converter (LTSC),
methanator, dan ammonia Converter.
Apabila sulfur masuk dengan gas umpan dalam jmlah yang besar sulfur akan
menumpuk didalam unggun katalis sehingga reaksi pembakaran gas umpan tidak berjalan
sempurna dan membentuk deposit karbon pada katalis dan tube, dimana deposit karbon ini
sendiri sukar dihilangkan dari seluruh tube pada shift converter, dan methanator dengan
merusak katalis yang terdapat didalam unit tersebut. Untuk menghindari hal- hal yang tidak
baik ini maka digunakan sponge iron vessel sebagai unit pemisah sulfur sebelum gas umpan
masuk ke uit reformer.
Proses desulfurizer dibutuhkan untuk memurnikan gas umpan dari H2S dengan
menggunakan adsorben sponge iron, dalam peongoperasiannya sponge iron vessel bergantung
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
pada beberapa faktor antara lain kelembaban, tingkat keasaman (pH), dan temperature,
sehingga apabila kondisi operasi tersebut tidak terkontrol dengan bai maka mengakibatkan
penurunan efisiensi penyerapan sulfur oleh adsorben sponge iron.
Vessel sponge iron pada ammonia plant-II terdiri dari tiga vessel yaitu 61-201DA/DB/DC yang dapat dioperasikan secara tunggal, seri, dan parallel. Ketiga mode ini telah
dilakukan dan masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sehingga mampu
menghasilkan gas umpan yang bebas dari kandungan sulfur.
1.3 Tujuan
-
Untuk mengetahui apakah yang mempengaruhi life time dari sponge iron
vessel (61-201-DA) sehingga efisiensi penyerapan sulfur oleh sponge iron
tersebut menjadi maksimum.
1.4. Manfaat
-
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
PT. Pupuk Iskandar Muda menggunakan gas alam sebagai bahan baku utama
untuk memproduksi pupuk urea prill dan urea granul, gas alam ini berasal dari PT.
Arun NGL yang kandungannya masih memiliki bahan pengotor (impuritis) dalam
jumlah yang besar untuk memenuhi syarat dalam proses produksi urea. Bahan- bahan
pengotor ini dapat menganggu proses dengan merusak dan meracuni katalis pada
beberapa peralatan lain di pabrik Ammonia- 2, disamping itu terdapat juga bahanbahan yang bersifat korosif, sebagai contoh H2S, gas alam yang memiliki kandungan
sulfur yang tinggi dapat meracuni dan merusak katalis pada peralatan proses seperti
Primary Reformer, Secondary Reformer, Ammonia Converter, dan lain- lain. Berikut
adalah komposisi bahan baku gass alam yang dikirim dari PT. Arun NGL :
Tabel 2.1 Komposisi gas alam
Komponen
Komposisi (%
volume)
N2
0,38
CO2
21,49
CH4
74,40
C2H6
2,44
C3H8
0,70
i-C4H10
0,22
n-C4H10
0,16
i-C5H12
0,09
n-C5H12
0,04
C6H14+
0,08
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
Adsorbsi fisik
Pada adsorpsi fisik gaya yang menarik moleku fluida kepermukaan zat padat
relatif lemah dan panas yang dibebaskan selama terjadi proses adsorpsi sama dengan
panas kondensasi sebesar 0,5- 5 kkal/gmol. Kesetimbangan antara zat padat dan
molekul- molekul gas biasanya cepat tercapai dan reversible, karena energi yang
dibutuhkan sangat kecil. Energi aktivasi dari proses adsorpsi fisik biasanya tidak lebih
dari 1 kkal/gmol, karena gaya yang dilibatkan dalam proses adsorpsi lemah.
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
adsorpsi fisika. Berdasarkan kerja awal Langmuir molekul yang teradsorbsi tertarik ke
permukaan oleh gaya valensi yang sama dengan yang terjadi pada gaya tarik menarik
antara atom lainnya didalam molekul. Salah satu bukti ditimbulkan sekitar 5- 100
kkal/gmol, sama dengan panas yang dihasilkan sebuah reaksi kimia. (Smith, 1981)
Adsorpsi kimia atau sering disebut sebagai adsorpsi aktivasi adalah hasil dari
interaktif secara kimia antara zat padat dengan bahan yang teradsorpsi adalah
kekuatan adhesi, kekuatan adhesi dari adsorpsi kimia lebih besar dari adhesi pada
adsorpsi fisika sehingga seringkali menyebabkan terjadinya perubahan struktur kimia
pada adsorben yang meperpendek umur dari adsorben tersebut. (Treyball, 1981)
2.2 Zat Absorben
Zat absorben adalah suatu zat yang bentuk fisiknya mempunyai pori- pori.
Bahan berpori ini mempunyai daya untuk mengurangi tekanan dengan memberi
kesempatan kepada molekul- molekul dari uap air untuk masuk ke dalam pori- pori
dari bahan absorben dan memberi hambatan untuk mengeluarkannya. Zat absorben
padat yang biasa di pakai adalah klorida- klorida dari Kalsium (Ca), Barium (Ba),
Strontium (Sr), Amina, Metil, dan Etil, arang kayu yang diaktifkan, silica gel yang
terbuat dari silica natrium dan asam belerang. Zat- zat lembam lain yang mempunyai
permukaan yang besar dapat juga dipakai seperti hidroksida ferri, oksida titanium,
oksida timah putih dan gel- gel lainnya. Zat- zat absorben padat yang paling baik
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
adalah zat yang tidak dapat dirusak oleh karena adanya proses pendinginan. Untuk zat
absorben silica gel diameter pada pori- porinya adalah kurang lebih 4x107 cm sebab
isi bagian dalam adalah kurang lebih 50% dari bagian luar, dari hitungan dengan
diketahui reduksi penurunan dari tekanan uap dari zat cair, sedang kebanyakan dari
zat- zat diduga mempunyai diameter molekuler sebesar 3x108 cm. Jadi pori- pori
adalah demikian kecilnya sehingga yang masuk ke dalam gel adalah kurang lebih 10
molekul dalam jajaran satu garis. Molekul- molekul yang mempunyai kecepatan lebih
besar dari pada kecepatan rata- rata dalam zat cair akan berjalan dengan memecah zat
cair dari molekul- moleku masuk terdalam miniskus disisi lain dari pori. (Achiruddin,
2004)
Banyak adsorben yang telah dikembangkan untuk penggunaan secara luas
dalam berbagai proses pemisahan. Pada umumnya adsorben berbentuk pellet kecil,
bead atau biji- bijian (granular), ukurannya berkisar antara 0,1-12 mm. adsorben
dengan ukuran partikel yang besar sering digunakan dalam industri pada packed bed
adsorber vessel. Adsorben memiliki permukaan yang berpori dengan ukuran pori yang
sangat kecil sehingga volume pori- pori mencapai 50% dari total volume partikel.
Pada adsorben terjadi suatu lapisan monolayer pada permukaan pori- pori, dan sering
juga terjadi lapisan multilayer pada permukaan adsorben yang terjadi antara moleku
adsorbat dengan permukaan dalam pori- pori adsorben. (Geankoplis, 1983)
Proses pemisahan adsorpsi terjadi dalam beberapa tahapan proses, tahap
pertama adalah fluida mengalir melalui unggun menuju bed adsorben, kemudian zat
terlarut berdifusi pada permukaan luar adsorben, dan menuju ke dalam pori- pori
adsorben, sehingga terserap pada permukaan pori- pori.
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
Pada proses perpindahan massa fluida ke dalam zat padat (adsorbent) terjadi
dua fenomena penting yaitu mekanisme perpindahan intrapartikel dan mekanisme
perpindahan dan disperse ekstrapartikel
2.3 Metode- Metode Penyerapan Sulfur
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan pupuk urea
adalah gas alam, sebagaimana yang telah kita ketahui gas alam mengandung
Impurities yang sangat banyak, salah satunya adalah kandungan sulfur dalam hidrogen
sulfida dan sulfur organik, sehingga untuk mendapatkan konversi produk yang
maksimum diperlukan gas umpan yang bebas dari sulfur, sehingga pengolahan awal
umpan (feed treatment). Metode- metode yang digunakan untuk menghilangkan
kandungan sulfur dari gas alam adalah sebagai berikut:
a. Adsorbsi dengan larutan penyerap K2CO3
Pada metode ini gas H2S diserap oleh larutan Benfield pada unggun absorber
dan larutan yang mengandung sulfur dilucuti pada stripper, sehingga larutan
Benfield dan H2S terpisah kembali. Mekanisme penyerapannya adalah sebagai
berikut:
K2CO3 + H2S
KHCO3 + KHS
ZnS + H2O
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
kontak antara gas dengan padatan, sehingga terjadi reaksi antara ferri oksida
dengan sulfur, menurut reaksinya adalah:
Fe2O3.6H2O + 3H2S
Fe2S3.6H2O + 3H2O
Karakteristik
% Non- magnetic
% Metalic Fe
% Total Fe
Metallisation
% Phosphorous
% Sulphur
% Carbon
% SiO2 + Al2O3
% moisture
Kebutuhan
1,0 Max
81 Max
91 Max
88 Min
0,05 Max
0,03%
0,3 Max
5 Max
30,6
http://www.jindalsteelpower.com/sponge-iron.html
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
Sponge iron yang digunakan sebagai adsorben pada unit desulfurizer akan
mengikat sulfur yang terkandung dalam gas umpan dalam bentuk hydrogen sulfida.
Sempurna. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut
Fe2O3.6H2O + 3H2S
Fe2S3.6H2O + 3H2O
Reaksi diatas harus berlangsung dalam kondisi basa (pH 8,0 9,0), karenaH2S
akan bereaksi dengan besi oksida membentuk ferro sulfida pada kondisi asam, dan
ferro sulfide tersebut sangat sulit untuk diregenerasi.
Fe2O3.3H2O + 3H2S
2FeS + S + 4H2O
(kondisi pH asam)
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
Panas yang dihasilkan dari radiasi sponge iron dengan H2S akan membuat
ferro sulfide (FeS) bereaksi dengan sulfur bebas membentuk ferro disulfide (FeS2).
FeS + S
FeS2
Ferro disulfida adalah senyawa inert yang sulit untuk diregenerasi kembali
menjadi sponge iron. Pada suhu 100oF, FeS dapat teroksidasi menjadi ferro sulfat,
berdasarkan reaksi:
FeS + 2O2
FeSO4
Ferro sulfat akan bereaksi dengan air yang terbentuk dari reaksi
penyerapan sulfur pada kondisi asam. Hal ini menyebabkan kondisi dalam vessel
semakin asam. Sehingga akan mempengaruhi life time sponge iron itu sendiri. Untuk
menjaga agar pH tetap berkisar antara 7,5-9 dilakukan penambahan soda ash
(Na2CO3). Soda ash juga berfungsi menjaga kelembaban sponge iron.
Kelembaban dari sponge iron menjadi factor yang sangat penting karena
apabila uap air didalam gas umpan masuk dengan tekanan lebih besar dari tekanan
yang ada dalam sponge iron, menyebabkan pengikatan uap air oleh spomge iron.
Begitu pula pada kondisi sebaliknya menyebabkan sponge iron kehilangan
kelembaban 30% - 40% wt. Kelembaban dapat dimonitor melalui jumlah tetesan air
diindikasikan sebagai kondisi kering (dry), kelembaban yang terlalu tinggi (lebih dari
45% wt) mengakibatkan pengurangan umur adsorben.(Duckworth, 1965)
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques
dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah
diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat
sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
dunia.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen
sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari,
menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis
proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen
sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang
mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan
kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi
dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara
biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses
dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke
absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni.
Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur
yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
pembakaran
(misalnya
flare
atau
incinerator)
tidak
dimungkinkan.
Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi
pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator
amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas
limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%2006
06249_IE6.0/halaman_15.html
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
2Fe2O3.5H2O + 6S + Heat
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
2Fe2O3.5H2O + 6S + Heat
Kelebihan metode ini adalah peralatan dapat berjalan seperti keadaan normal
operasi, akan tetapi sisa- sisa oksigen uang diinjeksikan dapat bereaksi dengan
keadaan hidrokarbon berat mmbentuk deposit karbon pada adsorben yang
mengakibatkan pengurangan umur pemakaiannya.
Panas yang tinggi juga mengakibatkan pengurangan kadar air pada sponge iron
dan merusak lapisan epoxy di dinding bejana. Regenerasi dengan cara ini juga
mengakibatkan korosi karena dalam kondisi basah dan gas sulfur yang terperangkap
didalam bejana. Waktu yang dibutuhkan apabila pengontrolan dan penanganan
dilakukan dengan baik adalah kurang dari 24 jam.
b.
cara pengeluaran sponge iron yang telah jenuh dari vessel untuk dihamparkan di udara
bebas membentuk ferri oksida kembali. Reaksi ini berlangsung secara eksoterm
sehingga sponge iron disemprot dengan air agar mengurangi efek panas dan menjaga
kelembaban. (Hall, 1985)
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Alat
burner
DA
DB
DC
KO.Dru
m
FIQ-1872
Gambar 3.1
Keterangan:
FIQ- 1872
FI- 1028
FRC Actual
3.1.2
Bahan
- Gas alam
- Sponge iron (Fe2O3)
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
3.2
Prosedur Penelitian
- Gas alam sebagai bahan baku pembuatan ammonia yang berasal dari PT.
EXXON MOBIL dimasukkan ke dalam Knock-Out Drum ( 51-116-F) yang
berfungsi memisahkan senyawa hidrokarbon berat.
- Dari Knock-Out Drum sebagian gas alam digunakan sebagai bahan bakar dan
sebagian lagi digunakan sebagai gas umpan pembuatan ammonia.
- Gas alam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan ammonia dialirkan
ke sponge iron vessel (61-201-DA) yang dioperasikan secara seri untuk
dihilangkan kandungan sulfur yang terdapat pada gas alam dari 300 ppm
setelah melewati sponge iron vessel menjadi 0,05 ppm
3.3
Perhitungan
=
= 0,02 Kg/ Day
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
=
=
= 232,6%
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan sulfur pick-up dapat dilihat pada table
4.1
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
BAB 4
4.1. Hasil
Tabel 4.1 . Data sulfur pick up sponge iron vessel 61-201-DA charge 10
H2S In
Sulfur
Life
FIQ-
FI-
FRC
H2S
Time
1872
1028
Actual
Out
(hari)
Nm3/H
Nm3/H
Nm3/H
ppm
pH
Sulfur P/U
P/U
( Kg/ Day )
Akumula
ppm
tif
18000
8000
10000
0.24
7.8
0.18
0.02
0.02
33200
11800
21400
0.62
6.8
0.13
0.36
0.38
40100
14300
25800
3.49
6.8
0.1
3.02
3.40
39900
13790
26110
5.18
7.1
0.15
4.53
7.93
40100
13020
27080
7.85
7.0
0.15
7.19
15.12
36100
12410
23690
3.58
7.3
0.05
2.88
18.00
33200
11510
21690
4.1
7.3
0.01
3.06
21.06
34500
12040
22460
3.7
7.2
0.17
2.73
23.79
39000
12850
26150
4.52
7.9
0.15
3.94
27.73
10
40000
12290
27710
5.52
7.6
0.18
5.10
32.83
11
40800
12870
27930
3.85
7.5
0.15
3.56
36.40
12
42500
14060
28440
4.13
7.7
0.1
3.95
40.35
13
42600
14110
28490
4.71
7.5
0.15
4.48
44.83
14
42200
13920
28280
3.26
7.5
0.17
3.01
47.84
144
43800
14830
28970
365.56
7.6
237.17
128.24
18873.68
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
Keterangan:
FIQ- 1872
FI- 1028
FRC Actual
H2S in
H2S out
Sulfur P/U
Sulfur P/U akumulatif : akumulasi jumlah sulfur pick up yang terserap (Kg)
4.2
Pembahasan
Gas alam sebagai bahan baku proses dialirkan ke dalam Desulfurizer (61-
201-DA/DB/DC) yang berisikan sponge iron, yang berfungsi menyerap sulfur yang
ada dalam gass alam. Masing- masing Desulfurizer mempunyai volume 68,8 M3.
Umur operasinya diperkirakan 90 hari untuk kandungan H2S didalam gas alam
maksimum 80 ppm dan keluar dari Desulfurizer diharapkan kandungan H2S dalam gas
menjadi 5 ppm.
Penyerapan sulfur oleh sponge iron terjadi pada permukaan sponge iron saat
terjadi kontak antara gas dengan padatan, sehingga reaksi yang terjadi
Fe2O3.6H2O + 3H2S
Fe2S3.6H2O + 3H2O
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
pada life time tertentu, sponge iron mengalami kondisi dry, dimana sponge iron
mengalami dehidrasi sehingga mempengaruhi aktifitas penyerapan. Sponge iron
vessel 61-201-DA mampu bekerja lebih dari life time desainnya yaitu mencapai 144
hari dan efisiensi penyerapan mencapai 232,6%. Faktor- factor yang mempengaruhi
efisiensi penyerapan sponge iron adalah sebagai berikut:
1.
pH
Agar sponge iron bekerja secara optimal sponge iron harus dalam kondisi
Fe2S3.6H2O + 3H2O
Pada kondisi asam H2S akan bereaksi dengan iron oxide membentuk ferro
sulfide dan ferro sulfide ini sangat sulit diregenerasi.
Fe2O3.3H2O + 3H2S
Panas yang dihasilkan dari radiasi sponge iron dengan H2S akan membuat
ferro sulfide (FeS) bereaksi dengan sulfur bebas membentuk ferro disulfide (FeS2).
FeS + S
FeS2
Ferro disulfide adalah senyawa inert yang sulit diregenarasi menjadi sponge
iron. Pada suhu 100oF, FeS akan teroksidasi menjadi ferro sulfat.
FeS + 2O2
FeSO4
Ferro sulfat akan bereaksi dengan air yang terbentuk dari reaksi penyerapan
sulfur pada kondisi asam. Hal ini menyebabkan kondisi dalam vessel semakin
asam. Sehingga akan mempengaruhi life time sponge iron itu sendiri. Untuk
menjaga agar pH tetap berkisar antara 7,5-9 dilakukan penambahan soda ash
(Na2CO3). Soda ash juga berfungsi menjaga kelembaban sponge iron. Hal ini
dilakukan agar sponge iron tidak mengalami kondisi dry yang diakibatkan karena
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
masuk ke dalam sponge iron vessel. Dengan mengurangi volume laju masuk gas
ke dalam sponge iron vessel menjadi 85% dari kapasitas desainnya maka akan
memperpanjag life time dari sponge iron tersebut. Hal ini disebabkan karena
dengan mengurangi volume laju masuk gas ke dalam sponge iron vessel maka
semakin sedikit sulfur yang akan di serap oleh sponge iron.
3.
adsorben dengan charge baru akan dioperasikan sebagai vessel ketiga, kemudian
akan switch vessel kedua apabila salah satu charge telah offline, dan apabila
charge yang telah offline tersebut dioperasikan kembali dengan charge berikutya
maka charge sebelumnya berada pada vessel kedua akan bmenjadi vessel pertama,
dan begitu seterusnya. Pola pengoperasian ini terbukti mampu menambah life time
sponge iron karena batas akumulasi maksimum sulfur dicapai dalam waktu yang
lama akibat sulfur yang terserap dimulai dari yang kandungannya paling kecil.
FI-1028
FRC
DA
FIQ-1872
Gambar 4.1
DB
DC
KO.Dru
m
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian- uraian yang telah dibahas pada Sub Bab Pembahasan,
dapat
diambil
beberapa
kesimpulan
mengenai
penyerapan
sulfur
dengan
Fe2S3.6H2O + 3H2O
dengan life time selama 90 hari untuk kandungan sulfur maksimum 80 ppm.
3. Jumlah Sulfur yang diserap oleh sponge iron vessel 61-201-DA sebanyak
18873,68 Kg selama 144 hari service dengan efisiensi penyerapan 232,6%.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi efisiensi penyerapan sulfur oleh sponge
iron adalah: pH, Volume laju masuk gas, dan pengoperasian sponge iron
vessel secara seri.
5.2. Saran
Kepada para peneliti selanjutnya, disarankan agar lebihdapat mengamati pH
jangan sampai pH dibawah range sehingga didapat efisiensi sponge iron yang lebih
maksimum.
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Achiruddin, 2004, Penggunaan Zat Adsorber Silica Gell Pada Mesin Pendingin, eUSU Repository.
Andriano,1985, Regenerasi Sponge Iron Di dalam Vessel, PT. Pupuk Iskandar Muda :
Lhokseumawe.
Duckworth, G.L and J.H Geddes, 1965, Natural Gas Desulfurizer by The Iron Sponge
Process. Cooely-GPM Inc, USA.
Geankoplis, C.J.,1983, Transport Process and Unit Operation, Second edition, Allyn
and Bacon, Inc: Boston.
Hall, H.Jhon, 1985, Iron Sponge, Connely-GPM Inc, New Jersey
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2000nurul-968-adsorben. Diakses pada 20 mei 2009
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%2006
06249_IE6.0/halaman_15.html. Diakses pada 20 mei 2009
http://www.jindalsteelpower.com/sponge-iron.html. Diakses pada 20 mei 2009
McCabe,W.L and J.E, Smith, 1994, Operasi Teknik Kimia, Jilid 1, Edisi Keempat,
Erlangga, Jakarta.
Smith, J.M., 1981.Chemical Engineering Kinetics, 3rd ed., McGraw-Hill Companies
Inc.
Suhendrayatna, 2005, Operasi Teknik kimia 2, 1st ed., Jurusan Teknik Kimia Unsyiah,
Banda Aceh.
Taylor, D.K., 1956, How To Desulfurizer Natural Gas, The Oil and Gas Journal.
Treyball, E.R., 1981, Mass Transfer Operation, McGraw- Hill Companies Inc.
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
Lampiran I
Diagram Sederhana Desulfurizer
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
LAMPIRAN II
Diagram alir sederhana pembuatan amonia pada PIM-2
PROCESS FLOW DIAGRAM AMMONIA-2
Pretreatment
Mercury
PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
HT Shift Converter HTS Eff. Stream
Guard Pretreatme Feed gas Cooler
(61-201-C)
nt CO2
Generation
(61-104-D1)
Chamber
Secondary
Feed Gas
Steam Drum
(61-103-C1/C2)
(61-202-D) Absorber
Reformer
Compressor
(61-101-F)
(61-201-E) Pretreatment
LT Shift Converter
(61-103-B)
(61-102-J)
Primary
Sponge Pretreatment
CO2 Stripper
Start up
LTS Eff./BFW
(61-104-D2)
NG KO
Reformer
Iron Vessel LP Flash
Reboiler
Cooler
Exchanger
Desulfurizer
Secondary Reformer
Drum
Pretreatm
(61-101-B)
(61-201(61-105-C)
(61-131-C)
vessel
Waste Heat Boiler
Column ent Rich (61-205-C Feed Gas
(61-200DA/B/C) (61-202-E)
61(61-108-D)
(61-101-C) HP Steam Superheater
F)
KO Drum
sol.Heater
HTS Eff./LP BFW
202-C
(61-102-C)
to fuel
(61-144-F)
(61-201-C)
Convection
radiant
Exchanger
101-F
section
section
(61-106-C)
Air from
101-J
cw
NATURAL
GAS
108-D
200-F
201-DA/DB/DC 202-D
201E
to burn
pit
vent to atm
from 131-C
104-D1
103-D
103-C1/C2
144-F
102-J
To burn
pit
61-201-C
101-C
104-D2
102-C
61-131-C
steam
61-205-C
109-DA/
DB
123-C1/
C2
61106-C
104-F
61-167-C 61-128-C
steam
CO2 to Urea Plant
61-172-C
61-127-C
To Ammonia
Recovery
105-C
to 101-BCS2
202-E
105-J
cw
To Ammonia
Recovery
105-D
124-C
121-C
106-D
To Water
Treatment
61-114-C
107-F
101-E
61-115-C
109-F
102-E
61-107-JA/JB/JC 61-109-C
61-110-C
61-112-C
To 103-J
113-J/JA
106-F
NH3 to Storage
124-J/JA
Cold NH3
NH3 Let Down NH3
Ammonia
Drum Separator Product Pump Unitized Chiller
(61-107-F) (61-106-F) (61-124-J/JA) (61-120-C)
Refrigerant
Receiver
(61-109-F)
Warm NH3
Product Pump
(61-113-J)
Ammonia Synthesis
Converter
(61-105-D)
Methanator
Preheater
Lean Sol.
(61-172-C)
Cooler CO Stripper
Molecular Sieve Syn. Gas Comp.
2
(61-110-C) (61-102-E)
Methanator
Dryer (61-109-DA/ Suct. Drum
(61-104-F)
(61-106-D)
DB)
CO2
Lean Sol. Pump
Methanator Absorber (61-107-JA/JB/JC)
Syn. Gas
(61-101Feed/Eff.
Compressor
Methanator Eff.
E) Lean Sol. BFW Lean/Semi Lean
Exchanger
(61-103-J)
Cooler
Sol. Exchanger
Exchanger
(61-114-C)
(61-115-C)
(61-112-C)
(61-109-C)
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
LAMPIRAN III
Diagram alir sederhana pembuatan urea pada PIM-1
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
LAMPIRAN IV
Data Sulfur Pick-Up Oleh Sponge IRON Vessel 61-201-DA
H2S In
Life
Time
FIQ1872
FI1028
FRC
ppm
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
18000
33200
40100
39900
40100
36100
33200
34500
39000
40000
40800
42500
42600
42200
42400
42400
42600
42600
42300
42000
41100
41100
40600
40700
40600
40600
40200
40200
41300
41500
41500
41400
41300
41300
41200
41300
41400
41300
41200
41200
41300
41400
41000
41100
40400
41300
8000
11800
14300
13790
13020
12410
11510
12040
12850
12290
12870
14060
14110
13920
14030
14230
14330
14290
14280
14330
14360
14330
14290
14200
14180
14190
14060
14060
14520
14550
14550
14520
14520
14550
14500
14540
14590
14440
14450
14480
14470
14450
14370
14370
14330
14510
10000
21400
25800
26110
27080
23690
21690
22460
26150
27710
27930
28440
28490
28280
28370
28170
28270
28310
28020
27670
26740
26770
26310
26500
26420
26410
26140
26140
26780
26950
26950
26880
26780
26750
26700
26760
26810
26860
26750
26720
26830
26950
26630
26730
26070
26790
0.24
0.62
3.49
5.18
7.85
3.58
4.1
3.7
4.52
5.52
3.85
4.13
4.71
3.26
3.94
4.59
4.38
4.31
4.95
4.68
4.26
4.68
6.53
6.67
7.26
6.16
6.33
7.84
5.28
11.41
12.91
18.24
20.84
20.25
20.43
19.3
22.05
24.87
24.33
14.47
23.29
31.87
39.22
29.33
39.22
37.97
pH
H2S
Out
Sulfur P/U
( Kg )
7.8
6.8
6.8
7.1
7.0
7.3
7.3
7.2
7.9
7.6
7.5
7.7
7.5
7.5
7.4
7.0
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
7.8
7.4
7.3
7.4
dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
7.6
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
7.3
Dry
0.18
0.13
0.1
0.15
0.15
0.05
0.01
0.17
0.15
0.18
0.15
0.1
0.15
0.17
0.19
0.31
0.08
0.09
0.19
0.15
0.09
0.13
0.2
0.4
0.37
0.3
0.18
0.24
0.18
0.36
0.43
0.72
0.47
0.82
0.77
0.8
0.75
1.11
1.14
1.51
1.71
1.13
1.29
1.47
2.21
1.91
0.02
0.36
3.02
4.53
7.19
2.88
3.06
2.73
3.94
5.10
3.56
3.95
4.48
3.01
3.67
4.16
4.19
4.12
4.60
4.32
3.84
4.20
5.74
5.73
6.28
5.34
5.54
6.85
4.71
10.27
11.60
16.24
18.81
17.92
18.10
17.07
19.69
22.00
21.39
11.94
19.96
28.56
34.83
25.68
33.27
33.31
Sulfur
P/U
Akumula
tif
0.02
0.38
3.40
7.93
15.12
18.00
21.06
23.79
27.73
32.83
36.40
40.35
44.83
47.84
51.51
55.66
59.86
63.97
68.57
72.90
76.74
80.94
86.68
92.41
98.69
104.02
109.57
116.41
121.12
131.39
142.99
159.22
178.03
195.95
214.05
231.12
250.81
272.81
294.20
306.14
326.10
354.67
389.49
415.17
448.44
481.74
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
41100
40600
41300
41300
41400
41400
41300
41300
40700
41400
41100
41200
41300
41200
41300
41300
41200
41200
41100
41100
41200
41300
41300
41100
41500
41100
41200
29100
14000
34500
39300
40700
40600
40900
40900
40700
40400
41800
42600
42900
43200
43500
44100
44600
44500
44700
44700
44400
44400
43600
42700
14420
14090
14520
14510
14500
14480
14440
4420
14270
14350
14370
13830
14350
14410
14380
14440
14420
14390
14420
14350
14480
14470
14340
14410
14430
14300
14370
10370
5860
12760
13450
14300
14210
14250
14300
14300
13890
14390
14520
14510
14500
14530
14750
14860
14770
14770
14780
14800
14750
14670
14620
26680
26510
26780
26790
26900
26920
26860
36880
26430
27050
26730
27370
26950
26790
26920
26860
26780
26810
26680
26750
26720
26830
26960
26690
27070
26800
26830
18730
8140
21740
25850
26400
26390
26650
26600
26400
26510
27410
28080
28390
28700
28970
29350
29740
29730
29930
29920
29600
29650
28930
28080
42.19
45.96
47.44
50.03
47.66
51.21
51.41
57.88
62.9
62.07
76.67
77.46
72.04
73.91
81.91
91.9
79.34
91.62
86.74
95.72
94.29
89.85
97.4
101.98
125.52
111.9
110.13
110.13
430.57
430.57
430.57
430.57
430.57
331.25
331.25
331.25
379.6
379.6
379.6
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
331.91
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
7.5
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
7.6
Dry
Dry
Bnt
Bnt
Bnt
Bnt
Bnt
Bnt
7.8
7.8
Dry
Dry
Dry
Dry
Dry
Bnt
Bnt
Bnt
7.7
7.7
7.5
7.4
7.4
8.2
7.4
7.4
7.5
7.5
7.6
7.4
7.4
7.3
7.2
1.67
1.76
2.06
1.65
3.48
2.25
2.19
2.41
2.47
3.14
3.4
3.88
3.27
3.55
3.86
3.31
4.32
5.46
5.06
5.66
5.02
7.1
8.76
8.22
5.79
8.72
9.85
9.85
0.44
4.03
6.28
16.77
18.03
22.02
23.59
22.04
27.77
25.81
28.75
28.97
30.27
29.24
30.77
43.61
44.1
40.83
40.51
54.06
43.61
51.07
55.14
37.27
40.40
41.90
44.69
40.98
45.44
45.58
70.53
55.07
54.96
67.53
69.44
63.90
64.99
72.44
82.04
69.27
79.64
75.14
83.06
82.24
76.55
82.39
86.28
111.75
110.10
92.76
64.76
120.72
319.72
378.16
376.65
375.36
284.14
282.16
281.45
321.58
334.35
339.68
296.53
298.48
302.32
304.74
295.62
295.02
300.38
300.61
283.56
294.73
280.13
267.96
519.02
559.42
601.32
646.01
686.98
732.42
778.01
848.54
903.61
958.57
1026.09
1095.53
1159.43
1224.42
1296.86
1378.91
1448.17
1527.82
1602.95
1686.02
1768.26
1844.81
1927.20
2013.48
2125.23
2235.33
2328.09
2392.85
2513.57
2833.29
3211.45
3588.10
3963.46
4247.60
4529.76
4811.22
5132.80
5467.15
5806.82
6103.35
6401.84
6704.16
7008.89
7304.51
7599.53
7899.91
8200.51
8484.08
8778.80
9058.93
9326.89
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
43000
42900
42500
42000
42400
42700
42100
42600
42500
42400
42300
42100
41900
42700
42900
42800
42900
43100
42900
43200
43000
42900
43000
43300
42700
43500
43700
43300
43300
43300
43200
43500
43400
43600
43500
43500
43500
43500
43600
43500
43500
43600
43400
43500
43500
43800
43800
14710
14710
14700
14510
14670
14660
14470
14580
14520
14390
14290
14280
14240
14310
14410
14490
14440
14450
14600
14720
14660
14490
14670
14750
14620
14800
14780
14680
14800
14800
14720
14720
14730
14770
14810
14820
14770
14810
14800
14830
14700
14770
14750
14750
14810
14890
14830
28290
28190
27800
27490
27730
28040
27630
28020
27980
28010
28010
27820
27660
28390
28490
28310
28460
28650
28300
28480
28340
28410
28330
28550
28080
28700
28920
28620
28500
28500
28480
28780
28670
28830
28690
28680
28730
28690
28800
28670
28800
28830
28650
28750
28690
28910
28970
331.91
331.91
331.91
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
332.89
367.89
367.85
367.89
367.85
367.85
367.85
367.85
366.91
366.91
366.91
366.91
366.91
366.91
366.91
365.58
365.58
365.58
365.58
365.58
365.58
365.58
355.76
355.76
355.76
365.56
365.56
365.56
365.56
365.56
365.56
7.3
7.3
Dry
8.9
7.5
7.7
7.8
Dry
7.5
7.5
7.4
7.4
7.4
7.4
7.3
7.8
7.4
7.4
7.4
7.5
7.5
Dry
7.7
7.6
Dry
7.5
Dry
7.5
7.5
7.6
7.6
7.6
Dry
7.5
Dry
Dry
7.6
Dry
7.4
7.6
7.6
7.5
7.9
7.5
7.5
7.5
7.6
65.12
60.44
67.95
74.48
78.08
73.18
90.16
97.51
101.3
101.38
107.48
118.04
116.14
130.67
145.06
131.82
131.62
133.45
133.9
126.86
128.28
163.67
173.47
177.39
169.22
150.93
165.63
119.64
125.88
181.63
157.46
187.19
186.21
194.05
190.13
206.14
161.71
180
161.38
209.75
153.21
183.27
193.4
210.38
195.03
211.69
237.17
260.23
263.85
253.01
244.92
243.62
251.08
231.23
227.40
223.42
223.58
217.69
206.08
206.71
197.94
184.50
196.26
197.50
231.58
228.27
236.68
234.09
200.00
189.87
187.48
191.39
213.72
200.70
244.00
236.84
182.06
205.67
177.01
177.31
170.50
173.55
157.66
201.95
183.57
193.02
144.33
201.13
181.20
170.06
153.82
168.69
153.37
128.24
9587.11
9850.97
10103.97
10348.90
10592.52
10843.60
11074.83
11302.23
11525.65
11749.23
11966.91
12173.00
12379.70
12577.65
12762.15
12958.41
13155.91
13387.49
13615.76
13852.44
14086.53
14286.53
14476.40
14663.88
14855.27
15068.99
15269.69
15513.69
15750.54
15932.60
16138.27
16315.28
16492.59
16663.09
16836.65
16994.31
17196.25
17379.83
17572.84
17717.17
17918.30
18099.50
18269.56
18423.38
18592.07
18745.44
18873.68
Ricky Hidayat : Penentuan Efisiensi Penyerapan Sulfur Oleh Sponge Iron Vessel (61-201-DA) Unit Desulfurizer Pada Ammonia
Plant-II PT. Pupuk Iskandar Muda-Lhokseumawe, 2009.