Sayembara Arsitektur
Konsep DesainMasjidJamiNurul Amal
Muara Gembong, Bekasi
Present by :
Partner with :
Pembuka
Sayembara
ini
diselenggarakan
oleh
Dewan
Masjid
Indonesia
(DMI)
Daftar Isi
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang dan Tujuan Perancangan
2. Judul Sayembara
3. Bentuk Sayembara
B. Umum
1. Persyaratan Perancangan
2. Hadiah Sayembara
3. Jadwal Sayembara
C. Khusus
1. Persyaratan Peserta Sayembara.
2. Pendaftaran PesertaSayembara.
3. Tata Cara Pemasukan Karya Sayembara.
4. Identitas PesertadanKaryaSayembara.
5. Batas Waktu Penyerahan Karya Sayembara
6. Diskualifikasi Peserta danKarya Sayembara
7. Panitia Pelaksana
8. Juri
9. Ketentuan dan Kriteria Perancangan
10. Kriteria Penilaian
11. Penjurian
12. Hak Cipta& Hak Publikasi
D. Lampiran
Konsep Juri Mengenai Masjid
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang& Tujuan Perancangan
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak
takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. at-Taubah:18). Adapun
apabila kita mengkaji kata memakmurkan lebih dalam adalah salah satu arti dari sebuah kata
dalam bahasa Arab yang juga memiliki banyak arti lain di antaranya: menghuni (mendiami),
menetapi,
menyembah,
mengabdi
(berbakti),
membangun
(mendirikan),
mengisi,
dan kesederhanaan sesuai dengan syariat Islam. Dapat pula menjadi panduan desain masjid
sebagai tempat untuk memakmurkan masyarakat sekitar sesuai dengan kearifan lokal masingmasing. Perancangan masjid harus mampu memberdayakan masyarakat dalam membantu
membangun dan mengelola masjid, sehingga dapat timbul sense of belonging dari masyarakat
terhadap masjid.Sehingga, penggunaan material lokal dapat menjadi pertimbangan khusus
dalam sayembara ini.
2. Judul Sayembara
Sayembara Perancangan ini berjudul :Konsep Desain Masjid Jami Nurul Amal Muara
Gembong, Bekasi.
3. Bentuk Sayembara
Sayembara ini dilangsungkan dalam satu tahap dan merupakan sebuah sayembara
conceptual design dan skemati, sehingga penyelenggara mengharapkan masukan dari peserta
berupa gambaran konsep dan skematik / perancangan arsitektur serta anggaran biaya untuk
konstruksi yang digunakan, baik bangunan ataupun landskapnya.
B. UMUM
1.
Persyaratan Perancangan
Tapak berupa lahan yang telah dibangun masjid dengan kondisi yang membutuhkan
perawatan. Bangunan Masjid existing boleh di bongkar.
3.
Masjid biasa digunakan untuk Sholat Jumat dan Tarawih. Untuk Sholat 5 waktu
dilaksanakan di ruang kantor madrasah (200 meter dari bangunan utama masjid).
4.
Belum ada kamar mandi dan kakus. Tempat wudlu tidak memiliki atap.
5.
Kondisi masjid berada pada area di sekitar dengan tanah yang becek.
6.
Aksesibilitas : akses ke dalam tapak berupa jalan dengan material beton di jalan
perkampungan, dari jalan raya menuju masjid sekitar 50 meter dengan menyeberangi
sungai. Kondisi jalan di dekat masjid berupa tanah yang sangat sulit diakses melalui
kendaraan saat hujan.
7.
Lingkungan di sekitar masjid berupa sungai, rumah warga, dan sawah. Sekitar 3 km
dari masjid terdapat hutan dan 7 km dari masjid terdapat pantai
8.
Masjid berbatasan dengan sungai yang belum terdapat tanggul, sehingga sering terjadi
banjir pada saat musim hujan
9.
Sumber air wudlu berasal dari air sungai yang disedot oleh pompa air, sehingga belum
dapat dipastikan kebersihan dari air tersebut
10. Tanah di sekitar lahan termasuk tanah yang cukup subur untuk ditanami pohon
kelapa, sukun, mangga, dan tanaman kangkung, serta tanaman lainnya sebagai
makanan hewan ternak kambing; sapi; dan domba
11. Akses yang sulit menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan material bangunan.
12. Utilitas di sekitar tapak : belum ada lampu penerangan jalan, utilitas air kurang baik.
13. Kondisi sosial-ekonomi di sekitar tapak (demografis, pekerjaan, faktor sosial dan
ekonomi) :
o mata pencaharian pria berupa petani, nelayan, peternak kambing; sapi; dan domba
o mata pencaharian wanita berupa ibu rumah tangga, penjual pangan, pencari
lembang, dan penanam padi
o masyarakat sekitar memiliki hubungan silaturahim yang baik dan guyub.
Foto TapakExisting :
7. Bentuk masjid harus mampu mengakomodir imam untuk melihat seluruh mamum,
terutama mamum pria
8. Memberikan kemudahan aksesibiltas imam untuk berwudlu apabila batal di
pertengahan sholat
9. Mengurangi kemungkinan pembangunan tiang atau pilar di dalam bangunan utama
masjid
10. Memperhatikan dan memudahkan sirkulasi jamaah pria dan wanita mulai dari
memasuki area masjid, wudlu, dan bangunan utama masjid.
11. Adanya pemisahan ruang wudlu bagi wanita dan pria untuk menghindari titik bertemu
di dalam bangunan utama masjid
12. Memberikan kemudahan bagi jamaah terutama wanita untuk wudlu dan berias diri
13. Mampu memudahkan jamaah untuk membersihkan najis setelah keluar kamar mandi
menuju ruang wudlu
14. Akses dari ruang wudlu menuju ruang sholat utama harus mampu mengurangi
kemungkinan terjadinya lantai masjid menjadi kotor
15. Dinding mihrab harus menghadap kiblat. Hiasan ornamen pada dinding mihrab tidak
boleh terlalu berlebihan sehingga mengganggu konsentrasi jamaah mendengarkan
khutbah
16. Membangun fasilitas pendukung masjid yang bertujuan untuk memakmurkan masjid
dan masyarakat sekitar, yaitu : tempat belajar, tempat pertemuan / pusat kegiatan, dan
ruang kantor masjid. Desain ruangan utama masjid tidak diperkenankan untuk
mengakomodir masyarakat melakukan jual-beli dan membuat wanita yang sedang
mengalami periode menstruasi untuk masuk ke dalam ruangan utama masjid.
Referensi file
Program Ruang
Keterangan
Kapasitas
BANGUNANUTAMA
Tempat ibadah utama yang
Ruang Sholat Utama
200 jamaah
200 jamaah
15 titik kran
5 titik kran
4 ruang
6 ruang
-
1 ruang
masjid
3mx3m
BANGUNAN PENDUKUNG
Digunakan sebagai ruang
Ruang Serbaguna
12 m x 12 m
ruang pernikahan
Untuk ruang pengurus masjid,
Ruang Kantor Pengelola
Masjid
45 m2
Tipe 36
memakmurkan masjid
@3mx3m
SIRKULASI
Tempat Parkir Motor
Disesuaikan
Disesuaikan
UTILITAS
Disesuaikan
Ruang Pompa
Disesuaikan
Disesuaikan
Keterangan
: Zona/ruang dapat berbentuk ruang luar, ruang antara dan bentuk lainnya selain
bangunan, dengan jumlah ruang/bangunan dapat lebih dari 1(satu) sesuai dengan kebutuhan dan olahdesain.
10
2.
Hadiah Sayembara
Panitia menyediakan hadiah total senilai Rp 50.000.000,- untuk semua kategori pemenang
dengan perincian sebagai berikut :
Pemenang pertarna
Rp. 35.000.000,-
Pemenang ke dua
Rp. 10.000.000,
Pemenang ke tiga
Rp. 5.000.000,-
Jadwal Sayembara
a.
Pengumuman Sayembara
b. Penjelasan / Aanwijzing
c.
Pendaftaran Sayembara
23 Maret2015
08 April 2015
23 Maret s/d 27 April 2015
13 April s/d 28 April 2015
e.
Pemeriksaan Karya
f.
Penjurian Karya
30 April 2015
g.
1 Mei 2015
C. KHUSUS
1.
11
2.
Pendaftaran Peserta
1. Pendaftaran dilakukan atas nama peserta yang bersangkutan dan peserta tersebut menjadi
Ketua Tim / Penanggungjawab atas hasil perancangan
2. Mengunduh dan melengkapi form pendaftaran yang dapat diunduh/download dariwebsite
www.sayembaramasjid.ucontest.info/ www.iai.or.id atau permohonan melalui email
sayembaramasjid@isyiar.net
/penghargaaniai@gmail.com
dengan
jangka
waktu
3.
Karya sayembara dminta untuk dapat dipaparkan dalam 6 (enam) lembar gambar
berukuranA2landscape. Peserta wajib mengikuti format kertas yang sudah disediakan
panitia (dapat download di website).
12
2)
3)
File karya yang dikumpulkan berbentuk soft copy dan hard copy.
Untuk soft copy harus berbentuk format PDF dengan besaran file maksimum 2 MB
per lembar panel. Format penamaan :
Mengirimkan
format
file
gambar
karya
tersebut
ke
13
10 MB. Hal ini difungsikan untuk adanya vote pemilihan juara favorit bagi karya
peserta yang disukai oleh khalayak umum.
4)
5)
Gambar-gambar pada tiap lembar disusun dalam posisi landscape dan diberi nomor
sesuai urutannya di sudut kanan bawah. Tiap lembar gambar kemudian ditempelkan
pada panil impraboard berukuran A2. Selanjutnya seluruh panil dimasukkan ke dalam
amplop besar berukuran A2, lalu ditutup rapat dengan lakban dan dikirim ke alamat
Panitia Penyelenggara Sayembara
4.
5.
14
Panitia Pelaksana
Panitia Pelaksana Sayembara ini adalah Indonesia Syiar Network (ISN) dan lkatan Arsitek
Indonesia (IAI) bekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai pemberi tugas.
Seluruh kegiatan penyelenggaraan sayembara ini dikoordinasikan oleh sekretariat yang
beralamat di:
Ikatan Arsitek Indonesia
Sekretariat Nasional Gedung Jakarta Design Center,lantai 7
Jl. Gatot Subroto, kavling S3 Jakarta 10260
Website :www.sayembaramasjid.ucontest.info / www.iai.or.id
Email :sayembaramasjid@isyiar.net / penghargaaniai@gmail.com
8.
Juri
Juri pada Sayembara Konsep Desain Masjid Jami Nurul Amal Muara Gembong, Bekasi
yaitu :
1. Ir. Fauzan A.T. Noeman, B.Arch., IAI
2. Ir. H. Munichy B Edrees, M.Arch., IAI
3. Ir. Achmad Fanani (*dalam konfirmasi)
4. Prof Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA (Imam Besar Masjid Istiqlal)
5. Ir. Imelda Akmal MA Architectural H&T
15
9.
Kriteria Penilaian
Adapun yang menjadi kriteria penilaian pada sayembara ini yaitu sebagai berikut :
1.
Fungsional :
Memenuhi kegunaan masjid secara fungsional sebagai tempat untuk ibadah, pusat
berkumpul dan belajar, serta menunjang kemakmuran umat
2.
Keindahan :
Desain masjid tidak hanya menonjolkan keindahan fisik (bentuk, desain, ornamen, dll.)
yang dapat memberikan daya tarik kepada kaum Muslim untuk senantiasa mengunjungi
dan senang berada di dalamnya untuk ibadah, melainkan juga memenuhi keindahan nonfisik dengan memudahkan umat Islam untuk beribadah dengan khusyu' kepada Allah
3.
Kesederhanaan :
Desain masjid tidak mencerminkan keindahan atau kemewahan yang berlebih-lebihan,
namun tetap menunjukkan sebuah keagungan yang memakmurkan masyarakat sekitar
4.
Kearifan lokal :
Desain masjid mengandung unsur kearifan lokal yang disesuaikan dengan iklim tropis
Indonesia (misalnya desain dan bentuk masjid, bahan bangunan, desain dan bahan
interior maupun eksterior, dll.)
10. Penjurian
Penjurian akan dilakukan dalam 1 tahap. Proses penilaian akan berdasarkan pada Kerangka
Acuan Kerja (KAK) yang sudah dibagikan pada saat pendaftaran danaanwizjing. Keputusan
juri yang dinyatakan dalam Berita Acara bersifat final dan mengikat (tidak bisa diganggu
gugat).Keputusan hasil sayembara akan diumumkan melalui situs resmi dan panitia akan
mengirimkan pemberitahuan kepada pemenang melalui email.
Pemenang akan diumumkan pada 1 Mei 2015 secara online. Ketiga pemenang akan diundang
untuk menerima hadiah dan sertifikat di Jakarta pada 3 Mei 2015 (transportasi domestic
dibiayai penyelenggara). Pemenang wajib membawa bukti identitas seperti KTP untuk
mendapatkan hadiah sayembara.
16
D. LAMPIRAN
Ir. H. Achmad Noeman (Testimony sayembara desain masjid kampus ITB, Jatinangor)
Masjid adalah bangunan khusus yang digunakan untuk pelaksanaan shalat terutama
shalat berjamaah.Rancangan masjid haruslah didasarkan atas al-Quran dan as-Sunnah.
Niat membangun masjid haruslah karena Allah dan mengharap ridha Allah SW [HR
Bukhari dan Muslim, HR Ibnu Majah dan Ibnu Hiban, HR Tirmidzi, HR Thabrani].
Tujuan pembangunan masjid adalah untuk peningkatan ibadah dan keimanan serta
ketaqwaan kepada Allah SWT (QS atTaubah, 9:18).
Secara arsitektural rancangan masjid yang ideal adalah apabila dapat menyentuh
perasaan yang mendalam dari setiap jamaahnya untuk memperoleh kedamaian dan
ketentraman rohani dan kepuasan batin dalam menghadap Dzat Yang Maha Kuasa.
Sebenarnya Islam tidak mengatur secara khusus tentang bangunan masjid, akan tetapi
ketentuan secara umum sebuah bangunan harus sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Islam
dan memberikan kebebasan dalam merancang bangunan masjid.Perancangan masjid
adalah urusan dunia (HR Bukhari). Manusia boleh berkarya, berkreatifitas dan berinovasi
dalam perancangan masjid [QS al-Baqarah, 2:170).
Ketentuan penting yang perlu diperhatikan dalam rancangan masjid:
sesuai dengan fungsi dan tujuan masjid (hindari adanya bagian bagian
bangunan/ruangan yang dilarang berada di dalam atau di luar masjid).
mengarah Qiblat [QS al-Baqarah, 2:149-150]. Grid bangunan masjid dan fasilitas
penunjangnya harus mengikuti arah Kiblat. Tujuannya adalah agar tidak mengecoh
jemaah yang shalat di luar bangunan masjid dan sebagai orientasi bagi umat Islam
yang berada dilingkungan masjid tersebut.
terhindar dari identitas/simbol yang dapat diasosiasikan dengan agama lain
tidak mengandung unsur-unsur yang tabdzir/mubadzir (QS al-Isra, 17:26-27; QS alAnam, 6:141; QS al-Furqan, 25:67)
memiliki sentuhan terhadap unsur seni/keindahan [HR Muslim], misalnya pada
rancangan.
elemen estetika (kaligrafi arab dll), plafond, mihrab, mimbar, railing tangga, railing
mezanin.
memperhatikan tingkat keselamatan [QS al-Baqarah, 2:195]
Ketentuan penting lainnya:
17
Prof. Ir. H. Slamet Wirasondjaja, MLA (Testimony sayembara desain masjid kampus
itb, Jatinangor)
1. Syariat (referensi: al-Qur'an dan Sunnah)
a. Perencananya memahami TAFSIR al-Qur'an tentang Masjid untuk mendapatkan
perspektif yang lebih luas berdasarkan premis transendental (Ilmu Naqliah
memandu aqliah) (lihat Q.2:114, 125, 187, Q. 7:29, 31, Q.9:17, 18, 107, 108,
Q.18:21, Q.24:37, Q.72:18 dan hadist al-Bukhori: membangun masjid dan tempat
sholat harus datar/rata).
b. Perencananya siap untuk melaksanakan tugas modernisasi (Q.13:11, Q.55:33).
c. Seorang perencana mukmin, jika mengerjakan kerjakanlah dengan baik dan seindah
mungkin.
2. Riwayat Masjid lama di Indonesia dibangun dengan konsep para sufi tentang 4
kesatuan : Syariat , Tareka, Hakikat dan Marifat, dan santun terhadap kearifan lokal
dengan diberi sepuhan-sepuhan Islami.
3. Niat untuk menggantikan pengaruh-pengaruh Greco Roman, Persia dan Byzantium
yang berkepanjangan pada bahasa arsitektur masjid yang terobsesi pada rupa, wujud,
sosok dan bentuk masjid secara universal pada masyarakat Islam.
4. Agar terhindar dari kham (kasar) dan bi-andam (kekacauan), Ta'rikh-i Rasidi membuat
7 kriteria desain: mahkam (mantap), Mazuki (lembut), Safi (rapi), Malahat (murni),
Pukhtagi (matang), Andam (organisasi), dan Khunuk (segar).
5. Konsep desain:
a. Sirkulasi: mengutamakan prosesi dari daerah kotor ke daerah suci
b. Hijab: yang melindungi privasi terutama kalangan muslimah
c. Mihrab yang jelas dan sederhana seperti di Masjid al-Qiblatain di Medinah, jangan
memberi kesan seperti Altar gereja.
d. Tempat masuk dari samping sejajar dengan shaf lebih diutamakan.
e. Lantai shaf harus bebas dari kolom.
f. Masjid dan taman:
Taman Islam sebagai tempat untuk menafakuri Amirullah (perintah Allah) baik dalam
dalam posisi berdiri, duduk, atau berbaring .
g. Ekspresi kultural Islam dalam Masjid:
i. Seni Islam adalah Dzikir
ii. Ekspresi yang bebas dari yang bercorak Arab.
6. Apapun rupa, sosok, tubuh dan bentuk masjid tujuannya adalah mencari Rauhul
Masjidnya, dan mencari pengalaman religius ketika Agama dan seni bertemu (sifat
transendans yakni seni tauhid, intuitif metafisis dan Ad-infinitum) .
18
Dr. Ir. Basauli Umar Lubis, MSA. (Testimony sayembara desain masjid kampus itb,
Jatinangor)
Mesjid pada kampus pada hakekatnya adalah tempat pencarian. Sehingga karakter
bangunannya tidak terlalu syarat dengan simbol agama Islam, lebih bersifat friendly,
terbuka, elegant, tidak berlebihan dan tidak perlu monumental. Karakter kegiatannyapun
mirip dengan perpustakaan modern, banyak diisi dengan ruang ruang untuk diskusi, ruang
bersama, memiliki ruang luar yang dapat dipakai untuk berdiskusi ataupun
mentoring.Referensi yang ideal adalah masjid di Universitas al-Azhar, dimana bisa belajar
al-Quran, belajar agama Islam dan belajar ilmu pengetahuan pada kawasan masjid.
Ir. Robby Dwikojuliardi, MSA. IAI (Testimony sayembara desain masjid kampus itb,
Jatinangor)
Saya memahami masjid hanyalah sebagai tempat pemusatan kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama.Pemusatan kegiatan secara bersama-sama itu diawali oleh
Rasulullah SAW dengan mensyiarkan Islam dari rumah ke rumah hingga memanfaatkan
ruang-ruang terbuka.Tuntutan terhadap budaya manusialah yang akhirnya membutuhkan
perlindungan terhadap alam, yang terus berkembang membentuk berbagai karakter
bangunan masjid hingga saat ini, untuk mengakomodir jumlah umat yang semakin
membesar.Tidak ada yang membatasi ruang dan dimensi (dinding, atap, & kolom ataupun
volume) terhadap perkembangan arsitektur masjid, karena semua pemahaman terhadap
masjid intinya adalah harus bisa mengakomodir kegiatan berkomunikasi secara
hablumminannas dan hablumminallah. Dalam artian bahwa masjid dimanapun berada,
akan bebas secara arsitektural berekspresi dengan tetap mengindahkan kaidah/fungsi
komunikasi secara hablumminannas dan hablumminnallah. Baik diposisikan di sebuah
kawasan berikat, publik maupun pendidikan.
19