(Revisi) Kelompok 2 Etap (Seminar Akuntansi)
(Revisi) Kelompok 2 Etap (Seminar Akuntansi)
DISUSUN OLEH:
Kelompok II
Andi Nirwana
A31113037
Nuryadi Winra
A31113039
A31113040
Anna Fauziyah
A31113303
Aprianus Pongtiku
A31113302
Tak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membutuhkannya.
Namun kami sadar, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
ED SAK EMKM............................................................................................... 17
Kesimpulan ...................................................................................................... 19
3.2
Saran................................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan pembangunan di Indonesia dalam segala bidang
mulai mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setelah terjadinya krisis moneter
1998, pemerintah Indonesia mulai berbenah untuk mengatur pembangunan di
Indonesia. Perkembangan pembangunan yang terjadi di segala bidang salah satunya
adalah bidang ekonomi dan industri. Peningkatan pembangunan dalam bidang ekonomi
dan industri tidak terlepas dari peranan perusahaan-perusahaan yang berada di
Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia baik perusahaan besar maupun UMKM
sangat menyumbang kemajuan dalam negeri untuk mengembangkan dunia ekonomi
dan industri dalam negeri.
UMKM memiliki kontribusi besar dalam kemajuan dalam negeri, namun masih
terdapat kelemahan bisnis ini yaitu pada umumnya pengelola usaha kecil tidak
menguasai dan tidak menerapkan sistem keuangan yang memadai. Olehnya, Terkait
dengan kondisi tersebut, untuk mempermudah UMKM dalam penyusunan laporan
keuangan maka pada tahun 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah
mensahkan SAK ETAP. Dalam hal realisasi pun masih terdapat banyak kelemahan.
Disinilah kami akan membahas apa saja kendala yang ada dalam mengimplemantasikan
SAK ETAP dan bagaimana sebelum dan sesudah penerapannya.
1.2RUMUSAN MASALAH
1.
2.
1.3TUJUAN
a. Memahami prinsip dasar Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
b. Mengetahui isu-isu implementasi terkait SAK-ETAP di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LATAR BELAKANG ADANYA SAK ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan standar
akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi Tiga
pilar Standar Akuntansi Indonesia yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan
Ikatan Akuntan Indonesia. Nama standard ini sedikit unik karena exposure draftnya
diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat
definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini
diberi nama SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Ikatan Akuntan Indonesia telah mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada tanggal 19 Mei 2009. Dengan
diterbitkannya SAK-ETAP ini, Indonesia memiliki tiga pilar standar akuntansi yakni
SAK-ETAP, Standar Akuntansi Syariah dan Standar Akuntansi Umum yang sedang
dalam proses konvergensi dengan IFRS. SAK-ETAP berlaku secara efektif tanggal 1
Januari 2011
Musnandar dalam Kholmi (2011), menyatakan bahwa yang melatar belakangi
diperlukan SAK ETAP ini karena PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang
mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standard) terlalu kompleks jika
untuk diterapkan oleh perusahaan kecil menengah (UKM) di Indonesia. Oleh Karena
itu, SAK-ETAP dianggap cocok untuk karakter bisnis UMKM khususnya diindonesia.
(http://keuanganlsm.com/perbedaan-sak-etap-dengan-psak/)
2.2 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) UMUM
Standar Akuntansi Keuangan menciptakan metode yang seragam untuk
menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur,
metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum
disebut: Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
Pengaturan akuntansi di Indonesia sebelum konvergensi IFRS merupakan
pengaturan yang kebanyakan diambil dari US GAAP (standar akuntansi Amerika). US
GAAP merupakan standar akuntansi yang rule based dan cukup powerful di negaranya.
Hal ini dikarenakan standar ini memang diciptakan dengan tujuan untuk mengatur
berbagai praktik akuntansi dan instrumen keuangan yang muncul di Amerika. Kita tahu
bahwa amerika adalah negara yang perekonomiannya menggunakan liberalisme pasar
(kapitalisme murni) yang mana perekonomiannya dikendalikan oleh pasar (entitas
penjual dan pembeli). Supaya perekonomian dan sumber daya di Amerika dapat dikelola
secara efektif dan efisien, maka entitas-entitas yang menguasai pasar ini harus
dikendalikan. Pengendalian ini menggunakan standar akuntansi. Hal inilah yang
menyebabkan Amerika memiliki pengaturan standar akuntansi yang rigid dan powerful
untuk praktik di negaranya, dan enggan untuk melakukan konvergensi dengan IFRS
(namun Amerika akhirnya setuju untuk konvergensi pada tahun 2014).
SAK yang dikonvergensikan dengan IFRS ini diterapkan pada entitas-entitas
yang memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak) atau disebut juga
dengan berakuntabilitas publik. Contoh entitas yang memiliki fungsi fidusia adalah
entitas perbankan, BUMN, dan entitas yang menjual saham di pasar modal.
2.3 STANDAR
AKUNTANSI
KEUANGAN
UNTUK
ENTITAS
TANPA
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Isi SAK-ETAP berjumlah
30 BAB
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana, dan bank investasi.
yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan
menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun
kemudian mendaftar menjadi perusahaan publik di tahun berikutnya. Entitas tersebut
wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali. Sebaliknya entitas yang
sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan
kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP, maka
entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan.
Berikut ini adalah tabel perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP.
N
o
1
Elemen
Penyajian
PSAK
SAK ETAP
Sama
Laporan
Keuangan
Informasi
yang
disajikan
dengan
PSAK, kecuali
informasi
dalam
menghilangkan pos:
Properti
investasi
yang
Aset lancar
(ED PSAK 1)
Informasi
yang
disajikan
dalam
berbunga
(Perubahan
1: Neraca
istilah
di
menjadi
ED
PSAK
Laporan
Posisi
jangka panjang
nonpengendalian
Tidak sama dengan PSAK
Informasi
yang
disajikan
dalam yang
menggunakan
istilah laporan
laba
rugi komprehensif,
ETAP
SAK
menggunakan
periode
Informasi
yang
disajikan
dalam
Penyajian
Sama
dengan
Perubahan
PSAK, kecuali
Ekuitas
untuk
pendapatan komprehensif
4
lain.
Sama
Catatan Atas
Laporan Keu
angan
dengan
PSAK, kecuali
pengungkapan modal.
Struktur
Pengungkapan lain
Laporan Arus
Sama
Kas
dengan
aktivitas
metode
tidak
langsung
Arus
kas
mata
uang
Laporan
keuangan kon
Persyaratan
solidasi
keuangan konsolidasi
dan
terpisah
penyajian
Prosedur konsolidasi
Kebijakan
PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih untuk SAK ETAP sudah maju
akuntansi, est
imasi,
kesalahan
PSAK
(tidak
ada
berjalan
biasa).
Kesalahan Mendasar
Perubahan kebijakan Akuntansi
atau
rugi
luar
Pemilihan
dan
penerapan
kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan
akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan.
Pos luar biasa
Laba atau rugi dari aktivitas normal
Operasi yang tidak dilanjutkan
Perubahan estimasi Akuntansi
Penerapan suatu standar Akuntansi
keuangan
Perubahan kebijakan Akuntansi yang
lain
8
Instrumen
Keuangan
PSAK 50 (1998).
Ruang
lingkup:
aset
dan
kewajiban keuangan
Dasar
laporan
dimiliki
hingga
laba
rugi,
jatuh tempo,
Impairment
menggunakan
9
Derecognition
Klasifikasi
trading,
held
to
Persediaan
10
Investasi
Metode Ekuitas
pada perusah
aan
asosiasi
dan entitas
anak
Metode biaya
Metode ekuitas
11
Metode akuntansi
Entitas anak
Investasi
Sama
pada perusah
aan
asosiasi
dan entitas
anak
12
13
dengan
PSAK
Metode akuntansi
Metode ekuitas
Property
PBA/PBO/PBE)
Metode akuntansi
Investasi
biaya
Aset Tetap
Model biaya
Menggunakan
pendekatan Sama
PSAK kecuali:
komponenisasi
Pengukuran
dengan
menggunakan
model
Tidak
menggunakan
pendekatan
komponenisasi.
Penyusutan
penyusutan,
manfaat
setiap
dan
akhir
berdasarkan
Peraturan
Pemerintah.
Hal
ini
mengacu
ke
PSAK 16 (1994)
umur
periode
perubahan saja\
14
Asset
Tidak
Berwujud
Sama
Pengakuan
awal,
pengukuran
selanjutnya
Amortisasi
selama
dengan
Tidak diatur
umur
15
Sewa
Tidak
mengatur
perjanjian
yang
Lessor
Klasifikasi
kombinasi
12
sewa:
IFRS
for
30
(1990):
Ekuitas
Sama
Penjelasan
PSAK, kecuali :
Reorganisasi
Selisih penilaian kembali
bukan PT
dengan
17
Reorganisasi
Pendapatan
Penjualan barang
Penjualan jasa
Kontrak konstruksi
Lampiran
kasus
13
Biaya
Pinjaman
dibebankan
pinjaman
19
Penurunan
Nilai Aset
Sama
dengan
PSAK, kecuali:
Ruang
lingkup
yang
semua
jenis
meliputi
aset.
Tidak
mengatur
Ada
tambahan
piutang
yang
Perbankan
Imbalan
Kerja
Sama
dengan
PSAK, kecuali
untuk
manfaat pasti
menggunakan PUC dan
jika
tidak
menggunakan
bisa,
metode
yang disederhanakan
Pesangon pemutusan kerja
21
Pajak
Penghasilan
14
22
Mata
Uang
Pelaporan
Uang Pelaporan
Penyajian komparatif
Perubahan
mata
fungsional
uang
(Pada
prinsipnya sama)
pelaporan
23
Peristiwa
setelah
yang
memerlukan
penyesuaian
akhir periode
pelaporan
Peristiwa
24
Pengungkapa
n pihak-pihak
Pengertian
yang
mempunyai h
ubungan
pihak-pihak
yang
Pengungkapan
istimewa
25
Aktivitas
Khusus
Tidak diatur
Akuntansi perkoperasian
15
26
Ketentuan
Transisi
Retrospektif
prospektif
atau
(jika
tidak
prospective
(dampak
ke
saldo laba)
27
Tanggal
Berlaku
Efektif
untuk laporan
efektif
keuangan
16
1. Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk :
Menyusun laporan keuangannya sendiri.
Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.
2. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya.
3. Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
17
19
Dalam rangka mewujudkan UMKM Indonesia yang maju, mandiri, dan modern,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI telah mengesahkan Exposure
Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (ED SAK
EMKM) dalam rapatnya pada tanggal 18 Mei 2016.
ED SAK EMKM ini diharapkan dapat membantu sekitar 57,9 juta pelaku UMKM
di Indonesia dalam menyusun laporan keuangannya dengan tepat tanpa harus terjebak
dalam kerumitan standar akuntansi keuangan yang ada saat ini. ED SAK EMKM ini
merupakan standar akuntansi keuangan yang jauh lebih sederhana bila dibandingkan
dengan SAK ETAP. Misalnya, dari sisi teknikal, ED SAK EMKM murni menggunakan
20
dasar pengukuran biaya historis sehingga UMKM cukup mencatat aset dan liabilitasnya
sebesar biaya perolehannya.
ED SAK EMKM ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum
mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP. ED SAK
EMKM tidak memberikan definisi dan kriteria kuantitatif entitas mikro, kecil, maupun
menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan
rentang kuantitatif.
ED SAK EMKM disusun berdasarkan topik dan dinyatakan dalam Bab 1 sampai
dengan Bab 18. Jika referensi silang ke bab atau paragraf lain dilakukan, maka referensi
silang tersebut hanya berlaku di antara bab-bab di dalam ED SAK EMKM ini. Dalam ED
SAK EMKM, laporan keuangan entitas disusun menggunakan asumsi dasar akrual dan
kelangsungan usaha, sebagaimana yang digunakan oleh entitas selain entitas mikro, kecil,
maupun menengah, serta menggunakan konsep entitas bisnis. Laporan keuangan entitas
terdiri dari: (a) laporan posisi keuangan, (b) laporan laba rugi, dan (c) catatan atas laporan
keuangan.
ED SAK EMKM dilengkapi dengan Contoh Ilustratif Laporan Keuangan. Entitas
dapat menggunakan Contoh Ilustratif Laporan Keuangan sebagai panduan untuk
mempermudah dan mendapatkan pemahaman dalam penyusunan laporan keuangannya.
ED SAK EMKM berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018, namun penerapan dini
dianjurkan.
21
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) adalah standar akuntansi yang disusun sebagai acuan dan dimaksudkan untuk
digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksudkan agar semua unit usaha
menyusun laporang keuangan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai dengan SAK ETAP adalah laporan
yang
menyediakan
informasi
mengenai posisi
keuangan,
kinerja
dan
arus
3.2SARAN
Saran yang dapat kami berikan dari pembahasan diatas adalah:
1. Pemerintah dapat segera mengadakan sosialisasi terkait penggunaan SAK-ETAP dan
penerapannya kepada masyarakat untuk membuat laporan keuangan yang mampu
memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan.
2. sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu dibidang akuntansi diharapkan dapat turut
serta membantu pemerintah untuk membagikan ilmunya kepada masyarakat melalui
apa yang telah dipelajari selama dibangku kuliah khususnya terkait SAK ETAP.
3. Kepada masyarakat dan khususnya pelaku bisnis UMKM di Indonesia memiliki
kemauan yang kuat dengan terus belajar agar mampu membuat laporan keuangannya
berdasarkan SAK ETAP.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas
Publik. Jakarta.
Dr. Mediaty, SE, M.Si. Ak. CA. Bahan Ajar IV : Mata Kuliah Seminar Akuntansi (Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik), 20 November 2016
Arri Alfitri, Ngadiman, Sohidin. 2014. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Perajin Mebel Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten. Jupe UNS, Vol
2, No 2, Hal 135 s/d 147.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/4183, 21 November 2016
Andriani Lily, Tungga Anantawikrama, Sinarwati Kadek Ni. 2014. Analisis Penerapan
Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
(Sebuah Studi Intrepetatif Pada Peggy Salon). UNDIKSHA e-Journal, Vol: 2 No: 1.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/2254 , 21 November 2016
Syanne Gracetine (2013). Materi SAK ETAP.
http://syannegracetine.blogspot.co.id/2013/11/materi-sak-etap_14.html,
20
2016
Keuangan LSM (2014). Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK.
http://keuanganlsm.com/perbedaan-sak-etap-dengan-psak/ , 20 November 2016
Emy Rosiana (2013). About SAK ETAP.
http://meyylife.blogspot.co.id/2013/03/about-sak-etap.html , 20 November 2016
November
LAMPIRAN
A. SAMPUL SAK-ETAP DAN ED SAK EMKM
2. ED SAK EMKM
C. DISKUSI KELAS
Pertanyaan:
1. Jelaskan perbedaan mendasar terkait penyajian akun berdasarkan SAK ETAP dan ED
SAK EMKM terutama pada laporan posisi keuangan?
2. Bagaimana pendapat anda terkait dengan kepatuhan koperasi terhadap penerapan
SAK ETAP?
3. Mengapa dalam SAK ETAP tidak diatur pajak penghasilan (table perbandingan SAK
UMUM dan SAK ETAP)?
4. Bagaimana persyaratan untuk transisi dari penerapan SAK ETAP sebelumnya ke ED
SAK EMKM?
6
5. Apakah terdapat upaya lain dari pemerintah untuk memotivasi UMKM untuk
membuat laporan keuangannya selain mengesahkan ED SAK EMKM?
Jawaban:
1. Laporan posisi keuangan (neraca) yang ditetapkan dalam ED SAK EMKM lebih
sederhana dibanding dengan SAK ETAP. Berikut adalah ilustratif laporan posisi
keuangan berdasarkan ED SAK EMKM:
b. Belum adanya pelatihan kepada koperasi, karena ada aturan tetapi tidak ada upaya
agar bisa mampu mengaplikasikan aturan tersebut tentunya tidak akan berhasil.
c. Tidak adanya sangsi yang berat bagi koperasi yang tidak mematuhi ketentuan
tersebut.
3. Karena tabel SAK ETAP kosong maka dianggap tidak diatur, mungkin disini ada
sedikit kesalahan karena entitas manapun pasti dikenakan pajak penghasilan. jadi
pajak penghasilan di SAK ETAP sama dengan SAK UMUM.
4. Proses transisi dari penerapan SAK ETAP ke SAK EMKM sebagai berikut.
Jika entitas menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan
keuangan, maka entitas:
mengakui seluruh aset dan liabilitas yang pengakuannya disyaratkan oleh ED SAK
EMKM;
a) tidak mengakui akun-akun sebagai aset atau liabilitas jika ED SAK EMKM tidak
mengizinkan pengakuan tersebut;
b) mereklasifikasikan akun-akun dalam kelompok aset, liabilitas, atau komponen
ekuitas berdasarkan rerangka pelaporan sebelumnya agar sesuai dengan aset,
liabilitas, atau komponen ekuitas berdasarkan ED SAK EMKM;
c) menerapkan ED SAK EMKM dalam pengukuran seluruh aset dan liabilitas yang
diakui.
5. Diharapkan dengan disahkannya ED SAK EMKM maka UMKM di Indonesia yang
belum dapat menyusun laporan keuangannya berdasarkan SAK ETAP akan lebih
8
mudah memahami cara penyusunannya dan mau belajar untuk menyusunnya. Lain
halnya dengan UMKM yang sama sekali tidak menyusun laporan keuangannya saat
ini akan termotivasi untuk menyusunnya. Olehnya, upaya dari pemerintah untuk
pengadaan sosialisasi yang lebih efektif terkait standar ini sangat diperlukan agar
nantinya seluruh UMKM di Indonesia mampu menggunakan standar ini yang
memberikan manfaat pada usahanya dan dapat berkontribusi terhadap perkembangan
ekonomi negara.