1.
Standar kelompok untuk 3 pekerja adalah 50 unit per jam, atau 400 unit per hari kerja (8 jam kerja), tarif per unit adalah Rp2,00. Tarif per
jam untuk 3 jabatan adalah
A = Rp31,25
B = Rp18,75
C = Rp12,50
Apabila kelompok menghasilkan 500 unit dalam satu hari kerja (8 jam), maka penerimaan keseluruhan untuk 3 orang tersebut adalah : 500
x Rp2,00 = Rp1.000,00.
Tentukan upah berdasarkan jam kerja untuk 3 pekerja tersebut!
Jawab :
A = 8 x Rp31,25 = Rp250,00
B = 8 x Rp18,75 = Rp150,00
C = 8 x Rp12,50 = Rp100,00
Jumlah
= Rp500,00
Membagi selisih antara Rp1.000,00 dengan Rp500,00 (sebesar Rp500,00) bisa dengan cara membagi sama rata untuk ke 3 pekerja yaitu
(Rp500,00 : 3 orang) = Rp166,67 per orang. Jadi, setiap karyawan akan mendapatkan :
A = Rp250,00 + 166,67 = Rp416,67
B = Rp150,00 + 166,67 = Rp316,67
C = Rp100,00 + 166,67 = Rp266,67
2.
Pak Mahmud bekerja di sebuah pabrik plastik. Di pabrik tersebut memiliki standar produksi 8 jam kerja adalah 500 unit. Tarif per unit
adalah Rp2,00 dan per jam kerja adalah Rp62,50. (per hari sebesar Rp500,00). Hitunglah berapa upah yang didapatkan Pak Mahmud jika
sehari beliau menghasilkan 600 unit! (hitung menggunakan penghitungan Halsen Plan)!
Jawab :
Upah pokok = 8 jam x Rp62,50 = Rp500,00
Premi
= Rp750,00
Aisyah bekerja di sebuah pabrik mie. Di pabrik tersebut memiliki standar produksi 8 jam kerja adalah 500 unit. Tarif per unit adalah
Rp2,00 dan per jam kerja adalah 62,50. (per hari sebesar Rp500,00). Hitunglah berapa upah yang didapatkan Aisyah jika sehari Aisyah
menghasilkan 600 unit! (hitung menggunakan penghitungan 100% time premium plan)!
Jawab :
Upah pokok = 8 jam x Rp62,50 = Rp500,00
Premi
= Rp875,00
Budi bekerja di sebuah pabrik sepatu. Di pabrik tersebut memiliki standar produksi 8 jam kerja adalah 500 unit. Tarif per unit adalah
Rp2,00 dan per jam kerja adalah 62,50. (per hari sebesar Rp500,00). Hitunglah berapa upah yang didapatkan Budi jika sehari Budi
menghasilkan 600 unit! (hitung menggunakan penghitungan Rowan Plan)!
Jawab :
Upah pokok
= Rp500,00
600 500
Premi
600
= Rp584,00
Premi (%)
<50
50 75
7,5
75 100
15
100 125
22,5
125 150
30
Dan seterusnya
Standar produksi 8 jam kerja adalah 500 unit. Tarif per unit adalah Rp2,00 dan per jam kerja adalah 62,50. (per hari sebesar Rp500,00).
Hitunglah berapa upah yang didapatkan Karyawan A jika sehari menghasilkan 600 unit! (hitung menggunakan penghitungan Emerson
plan)!
Jawab :
Indeks efisiensi sebesar :
= Rp500,00
= Rp112,50
= Rp612,50
8.
6.
Perusahaan Genting Merah menetapkan upah per genting Rp1.000,00. Jika Ali dapat mengerjakan 500 genting maka hitunglah
kompensasi yang diterima Ali !
Jawab :
500 x Rp1.000,00 = Rp500.000,00
Jadi, Ali mendapat kompensasi sebesar Rp500.000,00
7.
Fitrawan pekerja harian, upahnya per hari sebesar Rp5.000,00. Hitung upah Fitrawan jika ia bekerja selama 6 hari !
Jawab :
6 x Rp5.000,00 = Rp30.000,00
Jadi, jika Fitrawan bekerja selama 6 hari dia akan mendapat upah sebesar Rp30.000,00
Standar kelompok untuk 3 pekerja adalah 50 unit per jam, atau 400 unit per hari kerja (8 jam kerja), tarif per unit adalah Rp2,00. Tarif per
jam untuk 3 jabatan adalah
A = Rp31,25
B = Rp18,75
C = Rp12,50
Apabila kelompok menghasilkan 500 unit dalam satu hari kerja (8 jam), maka penerimaan keseluruhan untuk 3 orang tersebut adalah : 500
x Rp2,00 = Rp1.000,00.
Tentukan upah berdasarkan jam kerja untuk 3 pekerja tersebut dengan cara sistem membagi premi berdasarkan imbangan nilai dari upah
masing-masing jabatan!
Jawab :
A = 8 x Rp31,25 = Rp250,00
B = 8 x Rp18,75 = Rp150,00
C = 8 x Rp12,50 = Rp100,00
Jumlah
= Rp500,00
31,25
x Rp500 = Rp250,00
18,75
12,50
x Rp500 = Rp100,00
Suhartini pekerja harian, upahnya per hari sebesar Rp7.000,00. Hitung upah Suhartini jika ia bekerja selama 5 hari !
Jawab :
5 x Rp7.000,00 = Rp35.000,00
Jadi, jika Suhartini bekerja selama 5 hari dia akan mendapat upah sebesar Rp35.000,00
10.
Seorang karyawan bernama Anita bekerja di sebuah pabrik bihun. Di pabrik tersebut memiliki standar produksi 6 jam kerja adalah 300
unit. Tarif per unit adalah Rp2,00 dan per jam kerja adalah Rp60,50. (per hari sebesar Rp363,00). Hitunglah berapa upah yang
didapatkan Anita jika sehari beliau menghasilkan 300 unit! (hitung menggunakan penghitungan Halsen Plan)!
Jawab :
Upah pokok = 6 jam x Rp60,50 = Rp363,00
Premi
= Rp544,50
E
600 unit
Rp.250.000
Total
2.200 unit
Rp.700.000
Jam Impeksi
(Inspection Hours)
Kilowatt
(Kilowatt Hours)
60 jam
90 jam
150 jam
100 jam
400 jam
900 jam
1.300 jam
1.700 jam
2.100 jam
6.000 jam
Jam Mesin
(Machine Hours)
350 jam
500 jam
650 jam
1.000 jam
2.500 jam
Putaran Produksi
(Production Cycle)
40
30
75
55
200
75 jam
95 jam
120 jam
60 jam
350 jam
Rp. 40.000
Rp. 70.000
Rp. 90.000
Rp. 150.000
Rp. 350.000
B
Rp 100.000
Rp 30.000 Rp 38.000
Rp 130.000
Rp.35.000 Rp 50.000
Rp.179.000
450 Unit
573.33
L
U
Rp 150.000
Rp 200.000
Rp 48.000 Rp 24.000
Rp 188.000
Rp 248.000
Rp 65.000 Rp 100.000
Rp 258.000
Rp 339.000
750 Unit
600 Unit
452
690
Tarif BOP :
Biaya Inspeksi Pabrik Rp 40.000 / 400 Jam = Rp 100 Jam inspeksi
Biaya Listrik Rp 70.000 / 6000 Jam = 11.67 kilowatt/jam
Biaya Perawatan mesin Rp 90.000 / 2500 = 36 Jam mesin
Biaya Persiapan Produksi Rp 150.000 / 200 = 750 putaran
Keterangan
B
Biaya Utama
Rp 130.000
Biaya Inspeksi @ Rp 100 / jam
Rp 6000
L
Rp 188.000
Rp 9000
E
Rp 250.000
Rp 274.000
Rp 414.000
U
Rp 248.000
Rp 15.000
E
Rp 274.000
Rp 10.000
Biaya Listrik
@ Rp 11.67 /kwh
Rp 10.503
Rp 15.171
Rp 19.839
Rp 24.507
Biaya Perawatan
@ Rp 36/ jam
Rp 12.600
Rp 18.000
Rp 23.400
Rp 36.000
Rp 30.000
Rp 30.000
Rp 56.250
Rp 41.250
Rp 189.103
Rp260.171
Rp362.489
Rp385.757
HPP / Unit
Rp 472.76
Rp 578.16
Rp 483.31
Rp 642.93
2). Nabaon Company memproduksi dua tipe unit stereo. Delux dan regular. Pada tahun-tahun terakhir, Nabors data berikut :
Overhead yang dianggarkan
$ 180.000
Aktivitas yang diharapkan (dlm jam tkl)
$ 50.000
Aktivitas actual (dalam jam TKL)
$ 51.000
Overhead actual
$ 200.000
Delux
Reguler
Unit yang diproduksi
5.000
50.000
Biaya utama
$ 40.00
$ 300.000
Jam tenaga kerja langsung
5.000
46.000
Diminta :
1. perhitungan tariff overhead yang dianggarkan berdasarkan jam tenaga kerja langsung.
2. Berapakah overhead yang dibebankan?
3. Berapakah overhead yang dibebankan berlebih atau yang terlalu rendah?
4. Perhitungan biaya per unit tiap stereo.
Solusi
1. Tarif = $180.000 /50.000 = $3,60 per jam tenaga kerja langsunPg
2. Overhead yang dibebankan yang dibebankan = $3,60 x 51.000 = $ 183.600
3. Variansi overhead = $200.000 - $183.000 = $16.400 dibebankan lebih rendah
4. Biaya unit.
Delux
Reguler
Biaya utama
$40.000
$300.000
Biaya overhead:
$3,60 x 5.000
18.000
$3,60 x 5.000
165.000
Total biaya produksi
$58.000
$465.000
Unit yang diproduksi
: 5.000
: 50.000
Biaya per unit (biaya total/unit)
$11,60
$9,318*
Nabons Company mengumpulkan data departemen unyuk tahun kedua. Dua tipe unit stereo yang diproduksi : delux dan regular
Pabrikasi
Perakitan
Overhead yang digunakan
$120.000
$60.000
Penggunaan yang diharapkan dan actual
3.000
3.000
6.000
2.000
43.000
45.000
2.000
18.000
5.000
5.000
20.000
10.000
Sebagai tambahan data departemen, informasi berikut disediakan :
Delux
Reguler
Unit yang diproduksi
5.000
50.000
Biaya utama
$40.000
$300.000
Diminta
1. Perhitungkanlah tarif overhead departemen, jam mesin yang digunakan untuk pabrikasi, dan jam tenaga kerja langsung untuk perakitan.
2. Perhitungkanlah overhead yang dibebankan oleh departemen.
3. Perhitungkankah overhead yang dibebankan oleh produk.
4. Perhitungkanlah biaya per unit.
Solusi
1. tarif departemen
Pabrikasi : $120.000/20.000 = $6,00 per jam mesin
Perakitan : $60.000/45.000 = $1,33 per jam tenaga kerja
2. Overhead yang dibebankan (oleh departemen) :
Pabrikasi : $6,00 x 20.000 = $120.000
Perakitan : $1,33 x 45.000 = $59.850
3. Overhead yang dibebankan (oleh produk)
Delux : ($6,00 x 2.000) + $($1,33 x 2.000)= $14.660
Regular : ($6,00 x 18.000) + ($1,33 x 43.000) = $165.190
4. Biaya unit (dibulatkan ke sen terdekat)
Delux : ($40.000 + $14.660)/5.000 = $10,93
Regular : ($300.000 + $165.190)/50.000 = $9,30
4). PT. Sentosa Jaya Tbk adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk dalam 2 jenis berbeda yaitu Jenis AB dan BC. Data
Keuangan yang terhimpun untuk kedua jeniS produk tersebut adalah sebagai berikut :
Produk
Keterangan
AB
BC
5.000
20.000
Harga Jual ( Rp )
6.000
3.000
Biaya Utama ( Rp )
3.000
1.500
2.500
5.000
Dan akuntan manajemen mengidentifikasikan aktivitas cost pool yang dianggarkan dan Aktivitas sebagai berikut :
Aktivitas
Aktivitas
Rp150.000
Jam
500.000
Jam
Rekayasa
Setup
Perputaran Mesin
Pengemasan
1.500.000
Jam
100.000
Jumlah
Dan berikut ini aktivitas yang sesungguhnya untuk kedua jenis produk :
Aktivitas
Rekayasa
Setup
Konsumsi / Realisasi
Total
AB
BC
6.000
9.000
15.000
400
600
1.000
Perputaran Mesin
50.000
100.000
150.000
Pengemasan
5.000
20.000
25.000
Diminta :
1.
Hitunglah biaya per unit produk AB dan BC dengan sistem konvesional (Tradisional)
2.
Jawab :
1.Sistem Konvesional
Total Jam Kerja Langsung ( JKL )= 2.500 + 5.000 = 7.500
Tarif overhead / JKL = Rp2.250.000 / 7.500 = Rp300 / JKL
Biaya Overhead yang dibebankan ke :
Unit
Overhead / unit
AB
Produk
Total
5.000
Rp150
BC
20.000
Rp75
Total Biaya
Konsumsi Aktivitas
Tarif Aktivitas
150.000
15.000
Rp10
500.000
1.000
Rp500
1.500.000
150.000
Rp10
100.000
25.000
Rp4
Jumlah
BO Total
BO / Unit
Rekayasa
Aktivitas
Rp10
6.000
60.000
Rp10
Setup
Rp500
400
200.000
Rp500
Perputaran Mesin
Rp10
50.000
500.000
Rp10
Pengemasan
Rp4
5.000
20.000
Rp4
780.000
B.Produk BC
Aktivitas
Tarif
Jumlah
BO Total
BO / Unit
Rekayasa
Rp10
9.000
90.000
Rp10
Setup
Rp500
600
300.000
Rp500
Perputaran Mesin
Rp10
100.000
1.000.000
Rp10
Pengemasan
Rp4
20.000
80.000
Rp4
1.470.000
Rp524
Produk AB
Produk BC
15.000.000
30.000.000
Biaya Overhead
1.500.000
6.000.000
Total Biaya
16.500.000
36.000.000
Unit diproduksi
5.000
20.000
Biaya / Unit
3.300
1.800
Produk BC
Biaya Utama
Keterangan
15.000.000
30.000.000
Biaya Overhead
2.620.000
10.480.000
Total Biaya
17.620.000
40.480.000
Unit diproduksi
5.000
20.000
Biaya / Unit
3.524
2.024
5). PT Baju memproduksi 2 produk yaitu produk polos dan produk bercorak. Produk PT Baju yang bercorak diproduksi dalam jumlah yang sama
dan biaya yang sama dengan produk polos. Kedua-duanya bervolume tinggi. PT Baju melakukan :
a.
40 persiapan untuk setiap produk dan mengeluarkan biaya persiapan sebesar Rp. 900.000 dengan rata-rata sebesar Rp 22.500/persiapan
b.
20 perubahan desain untuk setiap produk dan menegluarkan biaya perubahan desain sebesar Rp.700.000 dengan rata-rata sebesar Rp.35.000
c.
Menggunakan 160.000 jam tenaga kerja langsung dan mengeluarkan biaya overhead lain-lain sebesar Rp.3.200.000 dengan rata-rata
sebesar 20 jam tenaga kerja langsung.
Jawab :
Data produksi terakhir PT Baju :
PT BAJU
Ikhtisar dari Produksi Tahun Terakhir
Polos
Bercorak
Total
Unit yang diproduksi
100.000
50.000
Biaya bahan baku langsung
Per Unit
Rp 10
Rp 15
Total
Rp 1.000.000
Rp 750.000
Rp 1.750.000
Tenaga Kerja Langsung
Jam Per unit
1
2
Total Jam
80.000
80.000
Total Biaya
Rp. 1.600.000
Rp 1.600.000
Rp 1.750.000
Persiapan
20
20
Perubahan desain
10
10
Overhead
Biaya Tingkat Batch
Rp. 900.000
Biaya Tingkat Produk
Rp.700.000
Overhead lain-lain
Rp. 3.200.000
Total Overhead
Rp. 4.800.000
Rp. 9.750.000
Berdasarkan data diatas, direktur PT BAJU meminta manajer akuntansinya untuk menghitung berapa biaya per unit berdasarkan perhitungan
system ABC !
PERHITUNGAN :
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC)
PT BAJU
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS
Tarif Overhead:
Biaya persiapan tingkat batch
Rp. 900.000:40=Rp. 22.500/persiapan
Biaya per kali perubahan-tingkat produk
Rp. 700.000:20=Rp. 35.000/perubahan
Overhead lain-lain
Rp. 3.200.000:160.000=Rp. 20/jam TKL
polos
Rp. 1000.000
1.600.000
Bercorak
Rp. 750.000
1.600.000
Total
Rp. 1.750.000
3.200.000
450.000
900.000
350.000
700.000
1.600.000
Rp. 4.750.000
50.000
Rp. 95
3.200.000
Rp. 9.750.000
450.000
350.000
1.600.000
Rp. 5.000.000
100.000
Rp. 50
6). Pabrik sepatu maya menghasilkan produk, nike dan adidas dan menggunakan sitem penetapan biaya dimana semua biaya tidak langsung
dikumpulkan di dalam suatu poll biaya dan dialokasikan berdasarkan pada jam mesin. Manajemen blaine memutuskan untuk menetapkan ABC
karena studi tentang biaya mengungkapkan bahwa biaya umum berhubungan dengan aktivitas set up dan aktivitas desain, banyaknya set up dan
banyaknya jam mesin desain merupakan pendorong aktivitas untuk kedua biaya tersebut dan jam mesin selanjutnya digunakan sebagai dasar
untuk mengalokasikan biaya tidak langsung. Berikut ini informasi operasi tahun sekarang dari pabrik sepatu maya :
Nike
800
Adidas
17.000
Total
17.800
Rp.250
Rp.200.000
Rp.80.000
9.600
120
5.000
Rp.50
Rp.850.000
Rp.425.000
4.400
80
45.000
Rp.1.050.000
Rp.505.000
14.000
200
50.000
Rp.350.000
Rp.250.000
Rp.1.200.000
Rp.1.450.000
Adidas
Total
110.000
350.000
100.000
250.000
1.080.000
Rp.2.565.000
17.000
Rp.150,88
1.200.000
Rp.3.355.000
7). PT ABC memproduksi 2 jenis produk, data mengenai produk tersebut adalah sebagai berikut :
Produk X :
2000 unit @ 5 jam = 10.000 jam
Produk Y :
10.000 unit
@ 4 jam = 40.000 jam
Total Jam
= 50.000 jam
Biaya per unit untuk kedua produk tersebut :
Produk X
$25
$30
Produk Y
$17
$24
Total biaya manufaktur $1.000.000 per tahun, terdiri dari beberapa aktivitas yaitu :
Aktivitas
Cost Driver
Biaya
Kepegawaian
Set up mesin
Pengujian Produk
Pesanan Produksi
Penerimaan bahan
Umum pabrik
80.000
150.000
160.000
170.000
190.000
250.000
1.000.000
Aktivitas
(XY
50.000
5.000
8.000
400
750
40.000
Produk X
Produk Y
10.000
3.000
5.000
100
150
12.000
40.000
2.000
3.000
300
600
28.000
Pertanyaan :
1
Hitung tarif biaya overhead menggunakan biaya tradisional dasar jam kerja langsung
2
Berapa biaya produksi per unit untuk produk X dan Y
3
Menggunakan Activity Based Costing, Berapa biaya produksi per unit untuk produk X dan Produk Y
Jawaban :
1
Tarif/rate manufacturing overhead direct labor hour
$25
$30
$17
$24
$100
$155
$80
$121
Activity Rate :
Labor related
80.000 : 50.000
$1.60
Machine set up
150.000 : 5.000
$30.00
/Jumlah set up
Product testing
160.000 : 8.000
$20.00
/Jumlah pengujian
Production order
170.000 : 400
$425.00
/Jumlah pesanan
Material receipt
190.000 : 750
$253.33
/Jumlah penerimaan
General factory
250.000 : 40.000
$6.25
Rate
Labor related
/Jam mesin
Produk X
$1.60
10000
Produk Y
$16,000.00
40000
$64,000.00
Machine set up
$30.00
3000
$90,000.00
2000
$60,000.00
Product testing
$20.00
5000
$100,000.00
3000
$60,000.00
Production order
$425.00
100
$42,500.00
300
$127,500.00
Material receipt
$253.33
150
$38,000.00
600
$152,000.00
General factory
$6.25
12000
$75,000.00
28000
$175,000.00
$361,500.00
$638,500.00
2.000 unit
10.000 unit
$180.75
$63.85
Direct material
Direct labor
Manufacturing cost
Total production cost
Produk Y
$17
$24
$63.85
$105
1.
2.
Peraga 5.3
KertasPembungkus
Putih
Produksi / tahun
Biru
total
20.000
100.000
120.000
Rp 100.000
Rp 500.000
Rp 600.000
20.000
100.000
120.000
Jam mesin
10.000
50.000
60.000
Biaya utama
Produksi berjalan
Jam inspeksi
20
30
50
800
1.200
2.000
DataDepartemen
Dept 1
Dept 2
Total
Putih
4.000
16.000
20.000
Biru
76.000
24.000
100.000
Total
80.000
40.000
120.000
Putih
4.000
6.000
10.000
Biru
16.000
34.000
50.000
20.000
40.000
60.000
Biaya penyetelan
88.000
88.000
176.000
Biaya inspeksi
74.000
74.000
148.000
Biaya listrik
28.000
140.000
168.000
104.000
52.000
156.000
294.000
354.000
648.000
Jam mesin
BOP
Biaya kesejahteraan
Jika cost driver tunggal yang dipilih adalah jam mesin, maka tariff overhead pabrik untuk tiap jam mesin adalah total BOP dibagi dengan jam
mesin.
Rp 648.000
60.000
= Rp 10.8 / jam
KertasPembungkus
Elemen biaya
Biaya utama
Biaya total
Jumlah
Biaya/unit
Rp 100.000
20.000
Rp 5
Rp 10.8 x10.000 jm
Rp 108.000
20.000
Rp 5.4
Jumlah
Rp 208.000
BOP
Kertas
Elemen biaya
Biaya utama
Biaya total
Rp 10.4
Pembungkus biru
Jumlah
Biaya/unit
Rp 500.000
100.000
Rp 5
Rp 540.000
100.000
Rp 5.4
BOP
Rp 10.8 x10.000 jm
Jumlah
Rp 1.040.000
Rp 10.4
Dengan menggunakan tariff departemen setiap departemen dapat dibebankan biaya produksi yang lebih akurat. Sesuai sifat departemen tersebut
departemen 1 lebih baik jika menggunakan jam kerja langsung ( JKL) dan departemen 2 menggunakan jam mesin ( JM
Tariff departemen 1 :
Rp 294.000/80.000 jkl
= Rp 3675/ jkl
tariff departemen 2
Rp 354.000/40.000 jm
= Rp 8.85/jm
KertasPembungkus
Elemen biaya
Biaya utama
Biaya total
Jumlah
Biaya/unit
100.000
20.000
14.700
20.000
0.735
53.100
20.000
2.655
Dept 1
Rp 3675 x4.000
Dept 2
Rp 8.85 x 6.000
Jumlah
167.800
8.390
Elemen biaya
Biaya utama
Biaya total
Jumlah
Biaya/unit
500.000
100.000
279.300
100.000
2.793
300.900
100.000
3.009
Dept 1
Rp 3.675 x 76.000
Dept 2
Rp 8.85 x 3.400
Jumlah
1.080.200
10.802
Rp 1.040.000
Rp 10.4
9). Pada contoh kartu kredit, data actual berikut telah dikumpulkan:
Kartu Klasik Kartu Emas Kartu Platinum
Total
Jumlah kartu
5.000
3.000
2.000
10.000
Transaksi yg diproses
600.000
300.000
100.000
1.000.000
Jumlah laporan
60.000
36.000
24.000
120.000
Jumlah panggilan masuk 10.000
12.000
8.000
30.000
Jumlah transaksi kasir
15.000
3.000
2.000
20.000
Dengan menggunakan data ini, tari aktivitas dapat dihitung sebagai berikut:
Perhitungan tarif:
Memproses transaksi:
$130.000/1.000.000 = $0.13 per transaksi
Persiapan laporan:
$102.000/120.000 = $0,85 per laporan
Menjawab pertanyaan:
$92.400/30.000 = $3.08 per panggilan masuk
Penyediaan ATM:
$250.000/200.000 = $ 1.25 per transaksi
Kartu Klasik
Memproses transaksi
$0.13 x 600.000
$0.13 x 300.000
$0.13 x 100.000
Persiapan laporan
$0.85 x 60.000
$0.85 x 36.000
$0.85 x 24.000
Menjawab pertanyaan
$3.08 x 10.000
$3.08 x 12.000
$3.08 x 8.000
Penyediaan ATM
$1.25 x 15.000
$1.25 x 3.000
$1.25 x 2.000
Biaya total
Unit
Biaya unit
Kartu Emas
Kartu Platinum
$78.000
$39.000
$13.000
$51.000
$30.600
$20.400
$30.800
$36.960
$24.640
$18.750
$3.750
$178.550
: 5.000
$35,71
$2.500
$60.540
: 2.000
$30,27
$110.310
: 3.000
$36,77
10). P.T. Ayu Jelita membuat 4 produk A, B, C, dan D dengan data sebagai berikut :
Produk
A
B
C
D
Unit Keluaran
25
25
250
250
Jumlah /
Putaran
Produksi
Jam Kerja
Langsung / unit
3
4
7
10
24
2
4
2
4
Jam Mesin /
unit
2
4
2
4
Biaya
Material / unit
Rp. 30
75
30
75
Komponen
Material / unit
8
5
8
6
A (Rp)
Material
Upah
Biaya Utama
BOP @ 16.47
HP Produksi
Unit diproduksi
HP Produksi / unit
B (Rp)
750,0
350,0
1.100,0
823.5
1.923,5
25
77
1.875
700
2.575
1.647
4.222
25
169
C (Rp)
D (Rp)
7.500
3.500
11.000
8.235
19.235
250
77
18.750
7.000
25.750
16.470
42.220
250
169
Total (Rp)
28.875,0
11.550,0
40.425,0
27.175,5
67.600,5
A
B
C
D
Biaya Utama
Bi Var. Jk Pdk @ Rp. 5/Jam
TK
Bi Penjadwalan
@ Rp. 320
Bi Set Up @ Rp.
150/putaran
Bi Penangangan material @
Rp. 2/komponen
HP Produksi
Unit diproduksi
HP Produksi / unit
B (Rp)
C (Rp)
D (Rp)
1.100,0
250,0
2.575,0
500,0
11.000,0
2.500,0
25.750
5.000,0
40.425,0
8.250,0
960,0
1.280,0
2.240,0
3.200,0
7.680,0
450,0
600,0
1.050,0
1.500,0
3.600,0
400,0
250,0
4.000,0
3.000,0
7.650,0
3.160.0
25
126,4
5.205,0
25
208,2
20.650,0
250
83,16
38.450,0
250
153,8
67.605,0
Total (Rp)
A (Rp)
77,0
B (Rp)
169,0
C (Rp)
D (Rp)
77,0
169,0
126,4
208,2
83,16
153,8
Metode ABC lebih banyak membebankan overhead terhadap produksi dengan volume yang lebih rendah dan cenderung membebankan secara
relatif lebih kecil terhadap produksi dengan volume yang lebih tinggi.
PEMBAHASAN KASUS
Kasus 1 :
Jack Smith, konsultan untuk tim baseball the Greensboro Bulls AA, diminta untuk melengkapi analisis rantai nilai dengan fokus pada
pembandingan dengan tim pesaing, yaitu Durham Buffaloes, Jack telah mengumpulkan data biaya tertentu, seperti yang ditunjukkan pada tabel
dibawah ini. Harga tiket berkisar antara $4,5 sampai dengan $8 dan rata-rata penonton kira-kira 2.200 untuk Greensboro dan 5.000 untuk
Durham.
Biaya Rata-rata per orang pada pertandingan yang telah dijadwalkan
Greensboro Bulls
Langkah-langkah dalam Value Chain
Durham Buffaloes
$ 0,45
Biaya advertensi dan promosi
$ 0,50
Penjualan tiket : toko alat-alat olahraga
$ 0,28
Lokal dan stadion baseball
$ 0,25
$ 0,65
Kegiatan operasional di stadion baseball
$ 0,80
$ 0,23
Kompensasi manajemen
$ 0,18
$ 0,95
Gaji pemain
$ 1,05
$ 0,20
Kegiatan operasional pada hari pertandingan :
$ 0,65
Keamanan, pertunjukkan khusus, dan promosi pada hari pertandingan.
$ 2,76
Biaya total
$ 3,43
Diminta : buatlah analisis rantai nilai untuk membantu jack supaya dapat memahami secara lebih baik tentang bentuk persaingan antara the Bulls
dan the Buffaloes dan untuk mengidentifikasikan peluang untuk menambah nilai dan/atau menurunkan biaya pada setiap tahap.
Jawab : biaya yang dirancang oleh jack memberikan dugaan bahwa opersasi dua tim pada umumnya serupa. Meskipun demikian, perbedaan
penting terletak pada jumlah biaya yang dikeluarkan oleh durham pada saat operasi pertandingan. Lebih dari tiga kalinya yang dikeluarkan oleh
The Greensboro Bull.Perbedaan tersebut, disebabkan karena Durham ingin membangun loyalitas fans atau penggemar, yang dapat menghasilkan
penerimaan rata-rata lebih dari dua kali yang diterima oleh Greensboro ($28,500 lawan $12,300). Hal tersebut menunjukkan bahwa Durham telah
menemukan cara yang efektif untuk bersaing yang ditunjukkan dari banyaknya pnonton pada hari petandingan khusus dan dengan cara
melakukan promosi. Untuk dapat bersaing secara lebih efektif dan menguntungkan, Greensboro dapat mempertiombangkan pelayanan yang dapat
memberikan nilai tambah, seperti aktivitas pada hari pertandingan yang serupa dengan yang ditawarkan oleh Durham.Sementara biaya per orang
yang dikeluarkan oleh Greensboro lebih rendah daripada Durham, penghematan biaya tidak cukup untuk menutup kerugian karena rendahnya
penerimaan.Dalam hal biaya, perbandingan dengan Durham menunjukkan kemungkinan untuk menurunkan biaya; Greensboro mengeluarkan
biaya rata-rata lebih rendah daripada Durham pada setiap kategori biaya kecuali untuk tidak menurunkan biaya, Greensboro harus mengeluarkan
biaya yang lebih besar untuk pengembangan fans/penggemar. Langkah berikutnya dalam analisis Jack mungkin melakukan survey terhadap
penggemar Greensboro untuk menentukan tingkat kepuasan dan mengidentifikasikan pelayanan yang diinginkan yang sekarang ini belum
dilakukan.
Kasus 2 :
CIC atau The Computer Intelligence Company mempunyai reputasi yang bagus untuk pelayan dan kehandalan sehingga semaki meningkatnya
jumlah pelanggan. Proses pemanufakturan terutama terdiri dari prosses perakitan komponen yang dibeli dari berbagai perusahaan elektronik, dan
sejumlah kecil metal working dan finishing. Biaya operasi pemanufakturan per unit $250. Harga beli suku cadang sebesar $500, dimana $300
untuk suku cadang yang dapat dibuat oleh CIC dengan fasilitas yang ada, $190 merupakan biaya bahan untuk setiap unit, ditambah dengan
investasi untuk tenaga kerja dan perlengkapan yang menghasilkan biaya per bulan sebesar $55.000.
Diminta : CIC mempertimbangkan apakah akan membuat sendiri atau tetap membeli suku cadang tersebut dari luar?
Jawab : CIC sedang mempertimbangkan untuk mengkrontakan ke perusahaan lain di Durham yaitu JBM Enterprise, untuk memasarkan,
mendistribusikan dan pelayanan produknya. Hal ini akan menghemat biaya CIC sebesar $175.000 per bulan pada biaya tenaga langsung dan
biaya bahan. Biaya kontrak sebesar $130 untuk stiap mesin yang dijual untuk rata-rata 600 unit yang dijual setiap bulannya. Analisis rantai niali
ni menunjukkan bahwa CIC dapat menghemat $108.000 per bulan ($355.000-$247.000) dengan memilih alternative yang kedua; jadi dari segi
keunggulan biaya alternative kedua ini yan dipilih. Meskipun demikian, CIC juga perlu untuk mempertimbangkan posisi kompetitif
strategiknya.Jika pelanggannya mengandalkan terutama pada jasa dan kehandalan CIC, maka mengkontrakan fungsi pemasaran, distribusi dan
jasa merupakan pilihan yang tidak bijaksana; CIC seharusnya memperthankan pengendalian pada critical success factor ini.Selanjutnya dengan
mengubah strategi yaitu membuat sendiri dan tidak membeli dari luar. CIC mengubah arah strategi kea rah persaingan dalam hal cost leadership
dengan perusahaan pembuat computer lainnya. Sepertinya CIC tidak dapat berhasil pada cost leadership karena merupakan perusahaan yang
relative kecil dan banyaknya pesaing yang sudah mapan dalam bagian rantai nilai ini. Jadi, alternative dua justru menjauhkan CIC daikkkkri
keunggula kompetitifnya yaitu penekanan pada pelayanan kepada pelanggan.Dari sudut pandang strategik, alternative satu lebih baik, meskipun
biayanya menjadi lebih tinggi.Analisis rantai nilai menyajikan rerangka yang berguna untuk mempelajari pilihan/alternative yang dihadapi oleh
CIC yang dapat menurunkan biaya dan dapat bersaing secara lebih efektif dalam pencapaian nilai.
Kasus 3 :
Bagaimana rantai nilai pada perusahaan yang memiliki produksi berbiaya rendah? Persaingan yamaha dan honda?
Jawab :
Fenonema keberhasilan Yamaha menggeser Honda memang sebuah kejadian yang sangat menarik dilihat dari perspektif strategi pemasaran. Tak
pelak strategi pasar Yamaha untuk mengalahkan Honda ini dimulai semenjak mereka sukses memperkenalkan sepeda motor otomatis bermerk
Mio. Saat itu, pasar skutik memang sama sekali baru buat konsumen Indonesia. Yamaha melihat bahwa inilah salah satu peluang terbaik untuk
merebut pasar sepeda motor di Indonesia. Ketika Yamaha mulai memperkenalkan Mio, sang penguasa pasar Honda tenang-tenang saja. Atau
mungkin Honda mengalami semacam rasa percaya diri yang berlebihan.Orang menyebutnya sebagai danger of complacency atau puas diri yang
berlebihan.
Saat itu Honda tak mau mengambil resiko menjadi pioner dalam pasar skutik. Alasannya adalah skutik merupakan produk baru yang masih asing
di kalangan konsumen sepeda motor Honda. Lebih dari itu, Honda sendiri sudah merasa sangat nyaman dengan produk sepeda motor dua tak-nya
yang sangat merajai pasar. Kalau mereka menjadi pioner pasar skutik, mereka takut ini justru bisa memakan pangsa pasar motor mereka sendiri.
Sebaliknya, Yamaha merasa nothing to lose. Produk sepeda motor konvensional mereka masih kalah jauh dengan Honda saat itu. Jadi mereka
pikir tak ada salahnya menjadi pioner dalam pasar skutik.Begitulah akhirnya mereka meluncurkan sepeda motor Mio. Tanpa diduga oleh Honda,
produk Mio ini mengalami sukses yang sangat besar.Bukan hanya itu.Mio telah membentuk pasar baru, yakni pasar skutik. Dan konsumen tanah
air pun merasa skutik adalah pilihan motor yang bagus.
Akhirnya pasar skutik terbentuk dan pelan-pelan membesar, sejalan dengan laju penjualan Mio yang kian meningkat.Mio akhirnya menjadi raja
dalam pasar skutik Indonesia. Inilah salah satu momen
yang membuat brand Yamaha terdongkrak naik. Mio telah menyelamatkan dan sekaligus meningkatkan brand Yamaha dikalangan konsumen
Indonesia.
Cerdiknya, Yamaha langsung menggunakan kesempatan ini untuk juga mendorong penjualan sepeda motor mereka yang kini juga telah
menggunakan mesin empat tak. Merek Jupiter dan Vega didorong, sejalan dengan meningkatkan brand Yamaha di kalangan konsumen. Alhasil
dua produk ini juga mengalami keberhasilan dalam pasar sepeda motor di Indonesia.
KASUS 4
Contoh Analysis SWOT PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Indofood Agri Resources Ltd, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura, menguasai hingga
64,4 persen saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk. IndoAgri dan anak usahanya PT Salim Ivomas Pratama menandatangani perjanjian
jual beli bersyarat dengan pemegang saham mayoritas Lonsum yakni First Durango Pte Ltd, Ashmore Investment Management Limited selaku
manajer investasi serta Keluarga Sariaatmadja pada 25 Mei 2007. Senin (28/5/2007). Grup IndoAgri akan mengakuisi 500.095.000 saham
Lonsum yang telah diterbitkan dan surat utang wajib konversi (Mandatory Convertible Notes/MCN) sebesar US$ 47 juta yang akan jatuh tempo
pada tahun 2009. MCN ini diterbitkan oleh Lonsum dan wajib dikonversikan dengan harga nominal menjadi 269.343.500 saham baru yang telah
disetor penuh, dengan nilai tunai sekitar Rp 5 triliun. Grup IndoAgri telah menyetujui untuk menempatkan deposito sejumlah US$ 10 juta pada
agen escrow, yang akan tergantung kepada penyelesaian rencana pengambil-alihan. Setelah penyelesaian transaksi pengambilalihan dan dengan
asumsi bahwa MCN telah dikonversi, maka Grup IndoAgri akan menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sekitar 64,4 persen
dari modal yang telah ditingkatkan. Pada saat penyelesaian transaksi pengambilalihan, penawaran tender atas sekitar 35,6 persen saham Lonsum
berdasarkan modal yang telah ditingkatkan, harus dilaksanakan pada harga sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam. Total nilai dari rencana
pengambil-alihan dan penawaran tender akan dibiayai dari dana internal dan pinjaman. Tergantung kepada evaluasi selanjutnya, sebagian
pinjaman kemungkinan dapat dibiayai kembali dengan modal atau aktifitas fund raising. Rencana akuisisi ini akan didasarkan pada
pelaksanaan due diligence oleh Grup IndoAgri, persetujuan para pemegang saham IndoAgri, Indofood dan First Pacific Company Limited
HKEx:00142, serta seluruh institusi yang terkait di Indonesia, Singapura dan Hong Kong. Rencana pengambilalihan akan memperkuat bisnis
model perkebunan terpadu Grup IndoAgri, antara lain mengembangkan usaha inti yaitu perkebunan, memperluas lahan dan perkebunan yang
telah ditanami dengan kelapa sawit, meningkatkan produksi, memenuhi kebutuhan internal untuk CPO dan menjadi produsen atas bibit kelapa
sawit unggul. Direktur Indofood Thomas Tjhie menyatakan, melalui rencana pengambilalihan ini, realisasi rencana jangka panjang Grup
IndoAgri untuk memiliki 250.000 hektar perkebunan kelapa sawit akan dapat dipercepat. Setelah penyelesaian transaksi akuisisi, Grup IndoAgri
akan menjadi salah satu pemilik perkebunan yang terbesar di Indonesia, ujat Thomas. Grup IndoAgri adalah perusahaan perkebunan yang
terintegrasi dan pengolah minyak goreng, margarin dan shortenings dengan merek terkemuka. Pada tanggal 31 Maret 2007, Grup IndoAgri
memiliki lahan perkebunan sekitar 224.083 hektar, diantaranya sekitar 74.878 hektar telah ditanami dengan kelapa sawit. Dengan rencana
pengambilalihan ini, total lahan perkebunan dan total lahan yang telah ditanami dengan kelapa sawit masing-masing akan meningkat menjadi
sekitar 387.483 hektar dan sekitar 138.081 hektar. Secara keseluruhan luas lahan yang telah ditanami adalah sekitar 165.000 hektar termasuk
tanaman karet dan tanaman lainnya.
Strategi pengembangan perusahaan indofood
1.
Indofood Sukses Makmur Tbk., yang telah menjadi perusahaan raksasa terbesar di Indonesia yang selalu mendirikan unit-unit bisnis
pendukungnya untuk mencapai keinginan terciptanya satu sistem produksi yang terintegrasi. Tentu saja dengan memiliki sistem
produksi yang terintegrasi, PT. Iindofood dengan mudah menguasai pasar, dan tidak tergantung terhadap pemasok, karena bahan baku
sudah dimiliki.
Dalam pengembangan pasar dan peningkatan kemampuan perusahaan, PT. Indofood menggunakan strategi Intensif (Intensive strategy) yang
terdiri dari tiga strategi utama yaitu:
Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan Pengembangan Produk.
1.
Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk melalui usaha-usaha pemasaran yang
lebih besar. Dapat diimplementasikan dengan menambah jumlah tenaga penjual, iklan, atau usaha promosi lainnya.
2.
Strategi Pengembangan Pasar. Tujuan untuk memperbesar pangsa pasar dengan memperkenalkan produk atau jasa ke daerah-daerah
baru.
3.
Strategi Pengembangan Produk. Meningkatkan penjualan dengan meningkatkan atau memodifikasi produk-produk yang ada.
Strategi Pengembangan Produk, sesuai dengan Strategi Diferensiasi ,Strategi ini dicirikan dengan keputusan perusahaan untuk menciptakan
persepsi pasar potensial terhadap produk baru yang berbeda atau unik dengan harapan calon konsumen mau membeli dengan harga mahal karena
adanya perbedaan itu. Seperti yang kita ketahui, PT. Indofood terutama produk mie instannya memiliki keunikan rasa dan promosi iklan yang
mengusung tema nusantara. Hal ini yang mendasari kami bahwa PT. Indofood menggunakan strategi diferensiasi karena keunikan dan cakupan
pasar yang luas terhadap produk mie instannya.
Strategi yang digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum adalah Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy). Strategi
ini menghendaki perusahaan melakukan pengawasan lebih terhadap distributor (Forward Integration Strategy), pemasok (Backward Integration
Strategy), dan/atau para pesaingnya (Horizontal Integration Strategy).
Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah pengambilalihan kepemilikan mayoritas saham perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan
mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan pengendalian bagi pemasok. Diketahui bahwa PT. Londsum memiliki perkebunan kelapa sawit
yang dapat digunakan PT. Indofood sebagai sumber bahan baku pembuatan produknya.
Dari sudut pandang PT. Indofood adalah tepat dengan mengakuisisi PT. Londsum. Dimaksudkan dengan adanya kepemilikan saham mayoritas
maka pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku sepenuhnya berada pada PT. Indofood. Jika PT. Indofood hanya merger dengan PT.
Londsum, kemungkinan terciptanya resiko atau konflik di antara kedua perusahaan semakin besar.
Berdasarkan analisis dari bahan bacaan Sukses PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, tidak hanya untuk Mie instan diatas, kami simpulkan bahwa
suatu unit bisnis/perusahaan dapat melakukan penerapan strategi generik dengan memperhatikan beberapa strategi di dalamnya. PT Indofood
Tbk, banyak melakukan diferensiasi produk untuk memenangkan persaingan hingga menguasai pangsa pasar saat ini. Dengan demikian,
didapatkan bahwa strategi generik yang diterapkan oleh Indofood adalah diferensiasi produk unggulan serta mengakuisisi PT Lonsum untuk
memperluas lahan perkebunan.
Jadi dari contoh sebuah kompetisi yg di koordinasikan oleh LPPM ITB dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap koordinasi atau kerja sama
diperlukan dalam pengembangan suatu program atau teknologi yang baru,dengan adanya koordinasi setiap pekerjaan atau tugas akan lebih
efisien,sesuai dengan keinginan dan tidak memakan banyak biaya,yang intinya bila kita memiliki koordinasi yang baik maka akan mengahsilkan
keuntungan.
SWOT perusahaan Indofood
Strength
1.
2.
3.
4.
5.
Weakness
1.
2.
3.
Opportunity
1.
2.
3.
Treath
1.
Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2.
1.
Kumpulan Data. Seperti kita ketahui, Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen memenuhi
kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-haridengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa
nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
2.
Tujuan Pemasaran.
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasikonsumen
Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi. Bertujuan meningkatka
Target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikanimbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat danlingkungan hidup.
Periklanan
2.
Promosi Penjualan
3.
4.
5.
Pemasaran
Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan
baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain
Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi
dunia.
Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi
dampak terhadap lingkungan.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan
melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.
Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi,
kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.
2. Misi
Kemajuan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari visi dan misi perusahaan, bisnis plan dan dalam edisi ini
Human Capital akan membahas mengenai succession plan atau rencana suksesi. Untuk menggali pengalaman mengenai rencana
suksesi ini rasanya sangat wajar jika kita coba berkaca pada perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia.
Bagi PT. Unilever Indonesia, rencana suksesi dianggap sangat penting karena berkaitan dengan kelangsungan perusahaan. Rencana
suksesi itu menurut saya sangat penting karena kami beroperasi jangka panjang bukan hanya operasi satu atau dua tahun, tutur Joseph
Bataona, Human Resources Director PT. Unilever Indonesia.
Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph, pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan
harus melihat apakah perusahaan akan punya karyawan yang sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan, kedua apakah
perusahaan mempunyai stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau perlu ditambah atau mungkin orangnya tetap sama
tetapi perlu dididik lagi untuk memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal tahun 70-an telah
mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari perguruan tinggi.
ANALISA SWOT
INTERNAL PERUSAHAAN
A. Kekuatan (Strengths)
1.
Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut
panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil
yang diterima si model dalam iklan tersebut.
2.
PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan
dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu
perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3.
Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
4.
Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice cream.
5.
Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik
ke tempat-rempat penjualan
6.
PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
7.
PT unilever mempunyai moto operational excellent with no compromise on quality. Unilever dalam menjalankan operasinya
dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
B. Kelemahan (Weaknesses)
1.
PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya
koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang
bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan
lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
2.
3.
4.
Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu
5.
6.
7.
8.
EKSTERNAL PERUSAHAAN
A. Kesempatan (Opportunities)
1.
Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3.
Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4.
Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
5.
Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
6.
7.
8.
Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
B. Ancaman (Threats)
1.
Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum
yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya
2.
3.
4.
5.
Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk
6.
7.
8.
Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri
9.
Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
10.
11.