: NeslyJory L
: 11-2006-071
:
Tanda Tangan :
...........................................
IDENTITAS
PASIEN
Nama lengkap
Tanggal lahir (umur)
Jenis Kelamin
Alamat
: An.M
Suku bangsa : Indonesia
: 23-06-2003 ( 4 tahun )
Agama
: Kristen
: laki - laki
Pendidikan
: : Ds. Sukanegara RT1/2 Tanjung Bintang Lamsel
ORANG TUA
Ayah:
Nama lengkap
Tanggal lahir (umur)
Suku bangsa
Alamat
: Tn. S
: 34 tahun
: Indonesia
: Ds.Sukanegara
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
: Kristen
: SMA
: swasta
: Rp. 2 juta /bln
Ibu:
Nama
Tanggal lahir (umur)
Suku bangsa
Alamat
: Ny. M
: 32 tahun
: Indonesia
: Ds. Sukanegara
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
: Kristen
: SMA
:ibu rumah tangga
:-
RIWAYAT PENYAKIT
Aloanamnesis dengan ibu pasien ( Tanggal 12 07 2008, Pk. 11.00)
Keluhan utama:
Sesak nafas sejak 1 hari SMRS
Keluhan tambahan:
Batuk pilek
Riwayat perjalanan penyakit:
Sejak 1 hari SMRS os sesak nafas, sebelumnya os menderita batuk, tidak
panas.. Oleh orang tua, os dibawa berobat ke poliklinik anak RS. Imanuel, di
poliklinik orang tua os menceritakan kalau os di uap, oleh dokter menyarankan untuk
dirawat namun orang tua os menolak. Setelah pulang ke rumah, siangnya os kembali
sesak akhirnya orang tua os kembali membawa os ke RS. Imanuel.
Sejak 1 tahun SMRS keluhan ini sudah sering kambuh bila os batuk terutama
pada malam hari. OS juga sesak bila terkena debu dan udara dingin serta bila os
makan jeruk.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Kesan
: Rumah
: Bidan
: Spontan.
: Cukup bulan
: Berat badan lahir : 3900 gr
Panjang badan lahir : 50 cm
Lingkar kepala : tidak diketahui
Langsung menangis
Nilai APGAR : tidak diketahui
Kelainan bawaan : tidak ada
: Neonatus cukup bulan , Sesuai masa kehamilan.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN
BCG
DPT / DT
Polio
Campak
DASAR (UMUR)
2 bulan
0 bulan
0 bulan
9 bulan
2 bulan
2 bulan
-
4 bulan
4 bulan
-
BOOSTER
6 bulan
6 bulan
-
(UMUR)
18 bln
-
Hepatitis B
0 bulan
1 bulan
6 bulan
Kesan : Imunisasi dasar sudah lengkap
RIWAYAT MAKANAN
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 12-07-2008
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
* Denyut jantung
* Laju nafas
* Suhu
Data antropometri
* Berat badan
* Tinggi badan
PEMERIKSAAN UMUM
Kepala
Bentuk normal, ubun-ubun besar sudah menutup, rambut hitam, distribusi
merata dan tidak mudah dicabut.
Mata
Bentuk normal, conjungtiva tidak anemis, sklera ikterik -/- , kornea jernih,
refleks cahaya +/+.
Hidung
Bentuk normal, septum nasal tidak deviasi, sekret +/+.
Telinga
Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret -/-.
Mulut
Bentuk normal, bibir tidak kering, lidah tidak kotor.
Leher
Bentuk normal, kaku kuduk (-), KGB tidak teraba membesar.
Thorax
* Paru-paru
Inspeksi
: Bentuk normal, simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi
: Tidak ada kelainan
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rh +/+, wh +/+
* Jantung
Inspeksi
: tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi
: pulsasi ictus cordis teraba di sela iga IV mid clavicula sinistra
3
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I-II reguler, mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
: datar, kulit baik
Palpasi
: supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Anus dan rektum
Anus (+) , tidak ada kelainan
Genitalia eksterna
Jenis kelamin laki laki , bentuk normal. Tidak ada kelainan
Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit normal.
Extremitas superior et inferior
Akral hangat, sianosis (-) Oedem -/-, deformitas -/- , Gerak aktif
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks patologis
: (-)
Refleks Fisiologis
: normal
Rangsang meningeal
:(-)
Pemeriksaan saraf cranial : normal
Kekuatan motorik
: normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan
RESUME
Pasien seorang anak laki laki berusia 5 tahun datang ke RS Imanuel dengan
keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS, batuk (+). Sejak 1 tahun SMRS keluhan ini
sudah sering kambuh bila os batuk dan terutama pada malam hari. OS juga sesak bila
terkena debu , udara dingin serta bila os makan jeruk.
Ayah os memiliki riwayat asma.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan:
> Keadaan umum
: baik
> Kesadaran
: compos mentis
> Tanda-tanda vital
- Denyut jantung
: 110x/menit
- Laju Nafas
: 48x/menit
> paru-paru: auskultasi Rh +/+, Wh +/+
DIAGNOSA KERJA
Asma Bronkhial
DIAGNOSA BANDING
Bronkitis kronis
PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Foto rontgen toraks
2. Pemeriksaan darah, eosinofil dan uji tuberculin
3. Uji kulit alergi dan imunologi
PROGNOSIS
Qua ad vitam
: dubia ad bonam.
Qua ad fungcionam : dubia ad bonam.
Qua ad sanationam : dubia ad bonam.
PENATALAKSANAAN
1. IVFD KaEN I B Q 10 jam
2. Salbuven 3x 5 cc
3. Cough en plus 3x5 cc
4. Medixon 4 mg 3x tab
5. Sineclav 3x5 cc
FOLLOW UP
Tanggal 10 -07-2008
S : masih sesak, batuk berkurang
O : Suhu : 36,60 C
N : 128 x/menit
RR : 48 x/menit
Auskultasi paru-paru : SN vesikuler, Rh+/+, Wh +/+
A : Asma Bronkhial
P :
1 IVFD KaEN I B Q 10 jam
2. Salbuven 3x 5 cc
3. Cough en plus 3x5 cc
4. Medixon 4 mg 3x tab
4. Seneclav 3x5 cc
Via telp jam 16.00 wib, lapor Dr. Robert Sp.A : sesak os bertambah
Advist :
1.
2.
3.
4.
Syneclav Stop
Medixon Stop
Dexamethason 0,6 cc IV
Nebulizer ( Ventolin 1 + flexotide 2)
ANALISA KASUS
6
Palpasi
Perkusi
: tidak dilakukan
ASMA BRONKHIAL
Pendahuluan
Saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah
leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu
saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru
kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu
makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas,
oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO 2 ) dikeluarkan.
menjadikannya tidak
mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah, aktivitas bermain dan fungsi dari
hari ke hari. Hubungan antara umur dan timbulnya asma dan prognosanya tidak pasti;
anak-anak
yang paling berat terkena mulai timbul mengi selama tahun pertama
kehidupan dan mempunyai riwayat keluarga asma serta penyakit alergi lain (terutama
dermatitis atopik). Anak-anak ini dapat mengalami pertmbuhan yang lambat, yang
tidak terkait dengan pemberian kortikosteroid, deformitas dada akibat hiperinflasi
kronis , dan kelainan uji fungsi paru yang menetap.
Prognosis untuk anak muda asma biasanya baik. Sebagian penyembuhan
tergantung pada pertumbuhan diameter potongan melintang jalan nafas. Penelitian
longitudinal menunjukan bahwa sekitar 50% dari semua anak asma sebenarnya bebas
gejala dalam 10-20 tahun, tetapi sering terjadi kekambuhan pada masa kanak-kanak.
Pada anak yang menderita asma ringan yang timbul antara umur 2 tahun hingga
pubertas, angka kesembuhan sekitar 50%, dan hanya 5 % yang mengalami penyakit
9
berat.Sebaliknya, anak dengan asma berat yang ditandai dengan penyakit kronis
tergantung steroid dengan riwayat inap di rumah sakit yang sering, jarang membaik;
dan sekitar 95% menjadi orang dewasa asmatis. Belum diketahui apakah
hiperiritabilitas jalan napas mereka pernah menghilang; respon abnormal terhadap
hirupan metakolin pada penderita yang dulunya asma ditemukan selama 20 tahun
sesudah gejala-gejala telah berkurang.
Etiologi
Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama
ialah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus (hiperaktivitas bronkus).
Hiperaktivitas bronkus itu belum diketahui dengan jelas penyebabnya. Diduga karena
adanya hambatan sebagian sistem adrenergik, kurangnya enzim adenilsiklase dan
meningginya tonus sistem parasimpatik. Keadaan demikian menyebabkan mudah
terjadinya kelebihan tonus parasimpatik kalau ada rangsangan sehingga terjadi spasme
bronkus. Banyak faktor yang turut menentukan derajat reaktivitas atau iritabilitas
tersebut . faktor genetik, biokomiawi, saraf otonom, imunologis, infeksi, endokrin,
psikologis dan lingkungan lainnya. Dapat turut serta
10
Patogenesis
Seperti telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya asma,
sehingga belum ada patogenesis yang dapat menerangkan semua penemuan pada
penyelidikan asma.
Salah satu sel yang memegang peranan penting pada patogenesis asma ialah sel mast.
Sel mast dapat terangsang
exercise dan lain-lain. Sel ini akan mengalami degranulasi dan mengeluarkan
bermacam- macam mediator
substance or
terjadi
bronkokonstriksi.
Mediator
dapat
juga
menyebabkan
11
Gambar 2: Mediator sel mast dan sumbatan saluran nafas pada asma bronkial
(dikutip dari A.B.Kay)
Ujung saraf vagus merupakan reseptor batuk dan atau reseptor tektil (iritan)
yang dapat terangsang oleh mediator, peradangan setempat, batuk dan pencetus bukan
alergen lainnya sehingga terjadi refleks parasimpatik, kemudian bronkokonstriksi.
Bila tingkat hiperaktivitas bronkus tinggi maka diperlukan jumlah pencetus banyak
untuk menimbulkan serangan asma (Cockcroft dkk, 1979).
Jadi pada anak banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan asma,
atau dengan perkataan lain asma pada anak merupakan penyakit multifaktorial.
12
oleh
submukosa.
Reaksi lambat
dapat
dihambat oleh
pemberian
14
persisiten. Golongan ini merupakan 28% dari populasi asma anak, dan pada
golongan ini jarang ditemukan gangguan pertumbuhan.
3. Asma kronik atau persisten
Pada 25% anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum umur 6
bulan, 75% sebelum umur 3 tahun. Lima puluh persen anak terdapat mengi
yang lama pada 2 tahun pertama dan pada 50% sisanya serangannya episodik.
Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadinya obstuksi saluran nafas yang
persisten dan hampir selalu terdapat mengi tiap hari. Pada malam hari sering
terganggu oleh batuk dan mengi. Aktivitas fisik sering menyebabkan mengi.
Dari waktu ke waktu terjadi serangan yang berat dan sering memrlukan
perawatan rumah sakit.
Terdapat juga golongan yang jarang mengalami serangan berat, hanya
sesak sedikit dan mengi hampir sepanjang waktu. Setelah mendapat
penanganan yang tepat biasanya baru disadari bahwa ada perbedaan
dibandingkan sebelum mendapatkan penanganan. Anak dan orang tua baru
menyadari mengenai asma pada anak itu serta permasalahannya. Obstruksi
jalan nafas mencapai puncaknya pada umur 8-14 tahun, setelah biasanya
terjadi perubahan.
Pada umur dewasa muda 50% dari golongan ini tetap menderita asma
persisiten atau sering. Jarang yang betul-betul bebas mengi pada umur dewasa
muda. Pada pemeriksaan fisik jarang yang normal. Dapat terjadi perubahan
bentuk thoraks seperti dada burung
15
tidak menonjol. Serangan biasanya hilang pada umur 5-6 tahun. Tidak
terdapat obstruksi saluran nafas yang persisten.
2. Asma persisten pada bayi
Mengi yang persisten dengan takipnu untuk beberapa hari atau beberapa
minggu. Dapat terjadi pada beberapa anak umur 3-12 bulan. Mengi
biasanya
kalau anak sedang tidur. Keadaan umum anak biasanya tetap baik dan
tumbuh kembangnya juga baik. Bebrapa anak bahkan menjadi gemuk
sehingga ada istilah fat happy whezzer. Gambaran rontgen paru
biasanya normal.
Keadaan mengi yang persisten ini kemungkinan besar berhubungan
dengan kecilnya saluran nafas pada golongan umur ini. Gejala obstruksi
saluran nafas pada golongan ini lebih banyak disebabkan oleh edema
mukosa dan hipersekresi daripada spasme ototnya.
3. Asma hipersekresi
Biasanya terdapat pada anak kecil dan permulaan umur sekolah. Gambaran
utama serangan terdapatnya batuk, suara nafas berderak (krek-krek, krokkrok) dan mengi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronki basah kasar dan
ronki kering. Jenis ini sering keliru diobati sebagai bronkitis infeksi,
karena kadang menginya tidak jelas.
4. Asma karena beban fisik (exercise induced asthma)
Serangan asma setelah melakukan kegiatan fisik sering dijumpai pada
asma episodik dan pada asma kronik persisten. Disamping itu terdapat
golongan asma yang manifestasi klinisnya baru timbul setelah ada beban
fisik yang bertambah. Biasanya pada anak besar dan akil baliq.
Penanggulangan asma jenis ini termasuk yang biasanya berhasil.
5. Asma dengan alergen atau sensitivitas spesifik
Pada kebanyakan anak asma biasanya banyak faktor yang dapat
mencetuskan serangan asma, tetapi pada anak yang serangan asmanya baru
timbul segera setelah terkena alergen misalnya bulu binatang, minum
aspirin, zat warna tartrazine atau makan makanan atau minuman yang
mengandung zat pengawet bisulfit. Pada golongan ini penghindaran
biasanya jelas hasilnya.
6. Batuk malam
Batuk malam banyak terdapat pada semua golongan asma. Batuk terjadi
karena inflamasi glukosa , edema dan produksi mukus yang banyak. Bila
gejala menginya tak jelas maka tak jarang salah diagnose. Yaitu pada
16
golongan asma anak yang berumur 2-6 tahun dengan gejala utama
serangan batuk malam yang keras dan kering. Batuk biasanya terjadi pada
jam 1-4 pagi, dan sering mengganggu tidur si anak dan keluarganya. Pada
golongan ini sering didapatkan tanda adanya alergi pada anak dan
keluarga.
7. Asma yang memburuk pada pagi hari (early morning dipping)
Di samping umumnya asma lebih sering timbul gejalanya pada malam
hari, ada juga golongan yang gejalanya paling buruk jam1-4 pagi. Keadaan
ini diduga berhubungan dengan irama diurnal kaliber saluran nafas yang
pada golongan ini sangat menonjol.
Gejala klinis
Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara napas
yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang
waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya
rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.
Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu
bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal
ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. Pada
penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan
dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan
menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut. (Gambar 3)
17
Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan di luar serangan. Artinya, pada
saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak batuk, sesak
napas hebat dan bahkan sampai seperti tercekik), tetapi di luar serangan dia sehatsehat saja (bisa main tenis 2 set, bisa jalan-jalan keliling taman, dan lain-lain). Inilah
salah satu hal yang membedakannya dengan penyakit lain (keluhan sesak pada asma
adalah revesibel, bisa baik kembali di luar serangan, sementara pada PPOK adalah
irreversible , tetap saja sesak setiap waktu).
Serangan akut yang spesifik jarang dilihat sebelum anak berumur 2 tahun.
Secara klinis asma dibagi dalam 3 stadium, yaitu:
Stadium I
Waktu terjadi edema dinding bronkus, batuk paroksismal karena iritasi dan batuk
kering. Sputum yang kental dan mengumpul
merangsang batuk.
Stadium II
Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan berbusa.
Pada stadium ini anak akan mulai merasa sesak nafas berusaha bernafas lebih dalam.
Ekspirium memanjang dan terdengar bunyi mengi. Tampak otot nafas tambahan turut
bekerja. Terdapat retraksi suprasternal, epigastrium dam mungkin juga sela iga. Anak
lebih senang duduk dan membungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau
kursi. Anak tampak gelisah, pucat dan sianosis sekitar mulut. Toraks membungkuk ke
depan dan lebih bulat serta bergerak lambat pada pernapasan. Pada anak yang lebih
kecil, cenderung terjadi pernapasan abdominal, retraksi suprasternal dan interkostal.
Stadium III
Obstruksi atau spasme bronkus lebih berat, aliran udara sangat sedikit sehingga suara
nafas hampir tidak terdengar. Stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka
ada perbaikan. Juga batuk seperti ditekan. Pernapasan dangkal, tidak teratur dan
frekuensi nafas yang mendadak tinggi.
Pemeriksaan fisik
Hasil yang didapat tergantung stadium serangan serta lamanya serangan jenis
asmanya. Pada asma yang ringan dan sedang tidak ditemukan kelainan fisik diluar
serangan.
18
kadang-kadang
terdapat
suara
wheezing(mengi),
ekspirium
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk menilai asma meliputi diagnosis dan
pengelolaannya. Uji faal paru dikerjakan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai
hasil provokasi bronkus, menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit.
Pemeriksaan
faal
paru
yang
penting
pada
asma
ialah
PERF,
FEV1,PVC.FEV1/FVC. Uji faal paru tidak selalu mudah dilaksanakan, terutama pada
anak dibawah umur 5-6 tahun. Sebaiknya tiap anak dengan asma di uji faal parunya
pada tiap kunjungan . Peak flow meter adalah yang paling sederhana, sedangkan
dengan spirometer memberikan data yang lebih lengkap. Volume kapasitas paksa
(FVC), aliran puncak ekspirasi (PEFR) dan rasio FEV1/FVC berkurang .15% dari
nilai normalnya. Perpanjangan waktu ekspirasi paksa biasanya ditemukan , walaupun
PERF dan FEV1/FVC hanya berkurag sedikit. Inflasi berlebihan yang biasnya terlihat
secara klinis akan digambarkan sebagai meningginya isi total paru(TLC), isi kapasitas
residu fungsional dan isi residu. Di luar serangan , faal paru tersebut umumnya akan
kembali normal kecuali pada asma yang berat.
Uji provokasi bronkus dilakukan bila diagnosis masuk diragukan. Tujuannya untuk
menunjukan adanya hiperaktivitas bronkus. Dapat dilakukan dengan;
1.
2.
3.
4.
5.
Histamine
Methacholin
Beban lari
Udara dingin uap air
Allergen
Yang sering dilakukan adalah cara 1,2,3. Hipereaktivasipositif bila PEFR,FEV1 turun
> 15% dari nilai sebelum uji provokasi dan setelah diberi bronkodilator nilai normal
akan tercapai lagi. Bila PEFR dan FEV1 sudah rendah dan setelah dibei brokodilator
naik > 15% ini berarti hiperaktivitas positif dan uji provokasi tidak perlu.
Foto rontgen toraks
Pemeriksaan ini perlu dilakukan dan pada foto akan tampak corakan paru
yang meningkat. Hiperinflasi terdapat pada serangan akut dan pada asma kronik.
Atelektasis juga sering ditemukan. Setiap anak yang penderita asma yang berkunjung
pertama kalinya perlu dibuat foto rontgen parunya. Foto ini dibuat untuk
menyingkirkan terutama adanya penyakit lain. Foto perlu diulang bila ada indikasi
misalnya dugaan adanya pneumonia atau pneumotoraks.
Pemeriksaan darah,eosinofil dan uji tuberkulin
20
Pemeriksaan eosinofil dalam darah, secret hidung dan dahak dapat menunjang
diagnosis asma. Eosinofil dapat ditemukan pada darah tepi , secret hidung dan
sputum. Dalam sputum dapat ditemukan Kristal Charcot-Leyden dan spiral
Curshman.
Bila
ada
infeksi
mungkin
akan
didapatkan
pula
lekositosis
polimorfonukleus.
Uji tuberculin penting bukan saja karena di Indonesia masih banyak
tuberculosis, tetapi juga karena kalau ada tuberculosis dan tidak diobati asmanyapun
mungkin sukar dikontrol.
Uji alergi dan imunologi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara goresan atau tusuk. Masing-masing
cara mempunyai keuntungan dan kerugiannya. Allergen yang digunakan adalah
allergen yang banyak didapatkan di daerahnya. Hasil positif harus dicocokan dengan
keadaan penderita sehari-hari. Bila ada hubungan yang jelas baru uji kulit tersebut
berarti. Kedua cara uji kulit alergi tersebut dapat memberikan hasil positif palsu dalam
presentase kecil dan mempunyai korelasi yang baik dengan IgE yang beredar. Perlu
diingat bahwa reaksi ini dapat ditekan dengan pemberian antihistamin.
Pemeriksaan IgE atau kalau mungkin IgE spesifik dapat memperkuat
diagnosis dan menentukan pengelolaannya. Tetapi bila tidak ditemukan kelainan ini
diagnosis asma belum dapat disingkirkan.
Uji alergi kulit berguna untuk menunjukan allergen yang potensial sebagai pencetus.
Hasil uji alergi kulit harus dihubungkan dengan keadaan klinis, dan bila cocok itulah
alergen yang sesuai. Untuk menentukan hal itu, sebenarnya ada pemeriksaan yang
lebih tepat, yaitu uji provokasi bronkus dengan alergen bersangkutan.
Diagnosis
Serangan batuk dan mengi yang berulang sering lebih nyata pada malam hari,
atau bila ada beban fisik sangat karakteristik untuk asma sehingga diagnose pada
umumnya mudah dibuat. Terutama terjadi pada malam hari ketika hendak tidur,
disertai sesak, tetapi tidak jelas mengi dan sering didiagnosa sebagai brokitis kronis.
Pada anak yang demikian yang sudah mendapat uji faal paru (provokasi bronkus)
sebagian besar akan terbukti adanya sifat-sifat asma. Selanjutnya bila diberi obat asma
akan menunjukan perbaikan yang nyata.
21
Batuk malam yang menetap dan yang tidak berhasil diobati dengan obat batuk
yang biasa dan kemudian cepat menghilang setelah mendapat brokodilator, sangat
mungkin merupakan bentuk asma.
Menjadi anggapan umum bahwa diagnosis asma ditegakkan dengan adanya sesak
nafas dan mengi (wheezing). Sesungguhnya kriteria diagnosis yang dianjurkan adalah:
a) Anamnesis
Keterangan adanya sesak nafas paroksismal yang berulang kali, mengi dan batuk
(cenderung timbul pada malam dan dini hari). Gejala hilang pada saat istirahat dan
remisi. Adanya faktor
predisposisi atau presipitasi.
b) Pemeriksaan penunjang
Didapatkan obstruksi bronkus reversibel yang diketahui dari hasil terapi, tes
bronkodilatasi atau perubahan alami; hiper-sensitifitas bronkus, diketahui dari
peningkatan reaksi kontraksi
bronkus terhadap acetylcholine, metacholin, histamin, dan lain-lain; adanya
predisposisi atopik, peninggian IgE antibodi spesi-fik terhadap alergen lingkungan;
adanya peradangan saluran
nafas, peningkatan eosinofil sputum, creola bodies
Diagnosa banding
Mengi dan dispnu ekspiratoir dapat terjadi pada bemacam-macam keadaan yang
meyebabkan obstruksi pada saluran nafas
1. Pada bayi adanya korpus alienum si saluran nafas dan esophagus atau kelenjar
timus yang menekan trakea
2. Penyakit paru kronik yang berhubungan dengan bronkiektasis atau fibrosis
kistik
3. Bronkiolitis akut, biasanya mengenai anak dibawah umur 2 tahun dan
terbanyak dibawah umur 6 bulan dan jarang berulang,
4. Bronkitis. Tidak ditemukan eosinofilia, suhu biasanya tinggi dan tidak
herediter. Bila sering berulang dan kronik biasanya disebabkan oleh asma
5. Tuberkulosis kelenjar limfe di daerah trakeobronkial
6. Asma kardial. Sangat jarang pada anak. Dispnu paroksismal terutama malam
hari dan biasanya didapatkan tanda-tanda kelainan jantung
22
Pengobatan
Terapi
asma
mencakup
konsep
dasar
penghindaran
allergen,
peningkatan
23
Bronkodilator
Kortikosteroid
Mukolitik
24
Bronkodilator
Kortikosteroid
DSCG (intal)
Ketotifen (Zaditen)
Mukolitik
Obat- obat pencegahan tetap harus diberikan walaupun serangan sudah tidak ada .
lama pengobatan tergantung keadaan asma dan tujuannya.
Obat Asma Jangka Panjang Yang Ada di Indonesia
Fungsi
Nama generic
Nama dagang
Sediaan
Golongan -agonis (kerja pendek)
Terbutalin
Bricasma,
Brasmatic, Sirup,
Bintasma,
Obat pereda
Salbutamol
(reliever)
Orsiprenalin
Heksoprenalin
Fenoterol
Trimetokuinol
Golongan santin
Teofilin
Obat pengendali
(controiler)
Fartolin,
Keterangan
tablet,
MDI
Turbuheler
2,5 mg
Lasmalin,dll
Ventolin, respolin, salbuven,
Sirup,
suprasma,
Rotahaler, Diskhaler
salbron,
tablet,
Sirup, tablet,MDI
Tablet
MDI
Sirup, tablet
Bronsolvan,
Sirup, tablet
kalbron,amilex,
Bronchophylin
Golongan anti -inflamasi non-steroid
Kromoglikat
Intal-5
Nedokromil
Tilade
0,05mg/kgBB/x tablet
MDI,
MDI
MDI
Tablet 2 mg
25
MDI,turbuhaler
MDI, diskhaler
MDI, rotahaler,diskhaler
Sirup,tablet,MDI
Tablet
MDI, Diskhaler
Sirup,tablet
Kapsul
Tablet
Tablet salut
Sirup,tablet
Intifen
Golongan antileukotrin
zafirlukas
Accolate
2x1,0 mg
Tablet
Prognosis
Prognosis jangka panjang asma anak pada umumnya baik. Sebagian besar asma anak
hilang atau berkurang dengan bertambahnya umur. Sekitar 50% asma episodik jarang
sudah menghilang pada umur 10-14 tahun dan hanya 15% yang menjadi asma kronik
pada umur 21 tahun. Dua puluh persen asma episodik sering sudah tidak timbul pada
masa akil baliq, 60% tetap sebagai asma episodik sering dan sisanya sebagai asma
episodik jarang. Hanya 5% dari asma kronik /persisten yang dapat menghilang pada
umur 21 tahun, 20% menjadi asma episodik sering dan hampir 60% tepat sebagai
asma kronik/ persisten dan sisanya menjadi asma episodik jarang.
Secara keseluruhan dapat dikatakan 70-80% asma anak bila diikuti sampai
dengan umur 21 tahun asmanya sudah menghilang.
Faktor yang dapat mempengaruhi prognosis asma anak ialah:
-
Umur ketika serangan pertam timbul, sering serangan asma, berat ringannnya
26