Anda di halaman 1dari 13

Ikterus Obstruktif et causa Karsinoma Kaput Pankreas

Dominikus Veri Efendi


B1/102014156
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida, Jakarta, Indonesia
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061, Fax. 021-5631731

Abstract:
Hepatobiliary covers part of the liver and biliary in the human body. Both
have an important role in the human body. Pancreatic included in the hepatobiliary
disorders. Carcinoma of the head of the pancreas is one of the diseases of the
pancreas head portion coupled with obstructive jaundice. To enforce the necessary
diagnosis anamnesis, physical examination, investigation. Then obtained his
diagnosis. Management of general surgery and general prognosis of ca head of
pancreas is bad.
Keywords: ikterus
hepatobiliary

obstruktif

ec

carcinoma

caput

pancreas,

pancreatitis,

Abstrak:
Hepatobilier mencakup bagian hepar dan bilier dalam tubuh manusia.
Keduanya memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Pankreas termasuk dalam
gangguan hepatobilier. Karsinoma kaput pancreas adalah salah satu penyakit dari
pancreas bagian kaput yang disertai dengan ikterus obstruktif. Untuk menegakan
diagnose perlu anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Lalu
didapatkan diagnosis kerjanya. Tatalaksana umunya dilakukan pembedahan dan
umumnya prognosis dari ca kaput pancreas adalah buruk.
Kata kunci:
hepatobiliari

ikterus

obstruktif

ec

karsinoma

kaput

pancreas,

pancreatitis,

Pendahuluan
Hepatobilier mencakup bagian hepar dan bilier dalam tubuh manusia.
Keduanya memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Gangguannya seperti pada
kandung empedu berupa sumbatan pada kandung empedu dan menyebabkan
penyakit kuning. Selain itu juga dapat diduga penyakit-penyakit lain seperti

pankreatitis dan hepatitis. Semua penyakit hepatobilier ini sulit untuk dibedakan
jika tidak ada dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang lebih spesifik. Jadi biasanya
pada kasus-kasus tertentu yang kurang dilakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan
penunjang akan sulit untuk menentukan diagnosis pasti.
Anamnesis
Tujuan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah mengembangkan
pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding.
Walaupun banyak kemajuan dalam pemeriksaan diagnosis modern, namun
anamnesis dan pemeriksaan fisik klinis masih sangat diperlukan untuk
mendapatkan diagnosis yang akurat. Selain itu juga anamnesis ini memungkinkan
dokter untuk mengenali pasiennya serta latar belakangnya. 1
Hal-hal yang perlu di tanyakan adalah identitas pasienKeluhan utama, mengapa
pasien datang, riwayat Penyakit Sekarang:

Lokasi dan penjalaran


Selain di epigastrium, pasien merasa sakit di bagian mana lagi ? nyerinya
tersebut terasa menjalar atau tidak ?

Kualitas dan kuantitas


Bagaimana jenis nyerinya (tajam/tumpul), nyerinya mendadak tidak ?
Disertai dengan mual dan muntah tidak ?

Kronologis
Sudah sejak kapan nyeri pada perutnya tersebut? Pertama kali nyeri,
langsung timbul mendadak atau ada keluhan lain dulu ?

Kondisi / keadaan
Sejak awal nyeri Ny.A bisa beraktifitas tidak ?

Faktor peringan
Selama ada keluhan ini apa ibu pernah periksa ke dokter atau minum obat ?
jika sudah, bagaimana perubahannya, ada tidak ?

Keluhan lain
Selain nyeri pada epigastrium ibu ada keluhan yang lain tidak ? ada demam
tidak ?
Riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat pribadi

Makan

Pola makan ibu sehari-hari bagaimana ? teratur dan bersih tidak ? sering
minum air tidak ?
Ibu punya kebiasaan minum-minuman beralkohol tidak ? selain itu, itu pernah
mengkonsumsi obat-obatan tidak ?

Riwayat Sosial
Lingkungan tempat tinggalnya padat penduduk tidak ? bersih tidak ? apa
dekat kali dan sering banjir ?

Anamnesis Sistem
Setelah mendapat informasi dari semua pertanyaan di atas, selanjutnya kita
menanyakan hal-hal yang berada di luar dari keluhan pasien, guna untuk
membantu dan memperkuat saat kita menegakkan diagnosis. Dimana pertanyaann
yang di berikan tentunya di urutkan dari kepala sampai kaki agar tidak kehilangan
satu informasi pun.1
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan tandatanda vital seperti tekanan darah, respiratory rate, suhu tubuh, nadi. Lalu dilakukan
pemeriksaan abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. 1
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
kenaikan lipase, amilase dan glukosa darah. Anemia dan hipoalbuminemia sering
timbul. Pada ikterus obstruktif/kolestasis ekstrahepatik terdapat kenaikan bilirubin
serum terutama bilirubin terkonjugasi, ALP, GGT, PT memanjang, tinja akolik dan
bilirubinuria.
Penunjang Diagnostik
Petanda tumor CEA (Carcino Embryonic Antigen) dan CA 19-9 (Carbohydrate
Antigenic
determinant19-9), Radiografi (gastroduodenografi,
duodenografi
hipotonis), USG (Ultrasonografi), CT(Computed
Tomography), skintigrafi
pancreas, MRI (Magnetic
Resonance
Imaging), ERCP(Endoscopic
Retrograde
Cholangio
Pancreatography), EUS (ultrasonografi
endoskopik), angiografi,PET (Positron
Emission
Tomograhpy), bedah
laparoskopi dan biopsy.
Kenaikan CEA dijumpai pada 85 % pasien kanker kaput pankreas. CA19-9 lebih
berperan penting untuk mengetahui prognosis dan respon terapi, karena
mempunyai sensitifitas dan spesifisitas tinggi (80 % dan 60-70 %).

Radiografi untuk mendeteksi kelainan lengkung duodenum akibat kanker pancreas.


USG.
Pemeriksaan penunjang pertama pada pasien dengan sakit perut/ulu hati yang
menetap atau berulang dan ikterus. Dengan USG dapat diketahui besar, letak dan
karakter tumor, diameter saluran empedu dan duktus pankreatikus, dan letak
obstruksi serta mengetahui ada-tidaknya metastasis ke limfonodi sekitar dan hati,
jarak tumor dengan pembuluh darah.

CT. Gambaran pankreas lebih rinci dan lebih baik daripada USG, terutama pada
korpus dan kauda pankreas. MRI. Banyak digunakan untuk evaluasi kanker
pancreas. ERCP. Dapat mengetahui atau menyingkirkan adanya kelainan
gastroduodenum dan ampula vater, pencitraan saluran empedu dan pancreas.
EUS. Metode relative baru, sensitivitas dan spesivitas tinggi dalam evaluasi tumor
terutama diameter cm.2
Diagnosis Banding
Pancreatitis akut
Pankreatitis akut terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh enzimenzimnyasendiri, khususnya oleh tripsin.Delapan puluh persen penderita
pankreatitis akut mengalami penyakit pada duktus billiaris; meskipun demikian,
hanya 5% penderita batu empedu yang kemudian mengalami nekrosis. Batu
empedu memasuki duktus koledokus dan terperangkap dalam saluran ini pada
daerah ampula Vateri, menyumbat- aliran getah pankreas atau menyebabkan aliran
balik (refluks) getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreastikus
dan dengan demikian akan mengaktifkan enzim-enzim yang kuatdalam pankreas.
Spasme dan edema pada ampula Vateri yang terjadi akibat duodenitis kemungkinan
dapat menimbulkan pankreatitis.3
Etiologi Pankreatitis Akut adalah alcohol, batu empedu, pasca bedah, trauma
terutama trauma tumpul, metabolic (hipertrigliserida,hiperkalsemia,gagalginjal),
infeksi
virus
virus
parotis,hepatitis,koksaki),
obat-obatan
(azatioprin,
6
merkaptopurin, sulfonamide, tiazid,furoseid,tetrasiklin).
Pada pankreatitis akut, gejala berupa nyeri yang hebat di perut atas bagian
tengah, dibawah tulang dada (sternum) hampir selalu ada dan paling hebat di
epigastrium.Nyeri tersebut dapat berkurang dengan duduk membungkuk. Nyeri
sering menjalar ke punggung. Kadang nyeri pertama bisa dirasakan di perut bagian
bawah. Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-tiba dan mencapai intensitas
maksimumnya dalam beberapa menit. Nyeri biasanya berat dan menetap selama
berhari-hari. Bahkan dosis besar dari suntikan narkotik pun sering tidak dapat

mengurangi rasa nyeri ini. Batuk, gerakan yang kasar dan pernafasan yang dalam,
bisa membuat nyeri semakin memburuk. Duduk tegak dan bersandar ke depan bisa
membantu meringankan rasa nyeri. 4Mual muntah bersifat tidak spesifik. Mual
muntah sering merupakan akibat dari nyeri dan dapat memperburuk keadaan
penderita.Syok dapat timbul karenahipovolemia akibat dehidrasi ataupun karena
neurogenik.Demam sering puladitemukan pada penderita pankreatitis akut.
Penyebab utamanya adalah kerusakan jaringan yang luas. Nyeri bisa ringan atau
parah, tetapi biasanya menetap dan tidak bersifat kram. Mual dan muntah sering
timbul. Sering gejala ini timbul 1 sampai 3 harisetelah meminum alkohol dalam
jumlah yang banyak. Nyeri berlangsung dengan onset mendadak (<30 menit),
menjalar ke punggung, menghilang dalam < 72 jam. Kemudian muntah yang juga
menyebabkan hipovolemia, dan intekrus yang menunjukkan adanya kolangitisyang
berhubungan dan meningkatkan kemungkinan batu empedu. Tiga gejala inidisebut
dengan trias klasik.
Tingkat berat suatu serangan bisa bervariasi darihampir tidak signifikan
sampai membahayakan jiwa.4Nyeri diperkirakan berasal dari peregangan kapsul
pankreas oleh duktulusyang melebar dan edema parenkim, eksudat peradangan,
protein dan lipid yang tercerna, dan perdarahan. Selain itu, zat-zat tersebut dapat
merembes keluar parenkim dan memasuki retroperitoneum dan saccus minor,
tempat zat-zat tersebut mengiritasi ujung saraf sensorik retroperitoneum dan
peritoneum sertamenimbulkan nyeri punggung dan pinggang yang intens. 4 20%
penderita pankreatitis akut mengalami beberapa pembengkakan pada perut bagian
atas.4 Pembengkakan ini bisa terjadi karena terhentinya pergerakan isilambung dan
usus (keadaan yang disebut ileus gastrointestinal atau karena pankreas yang
meradang tersebut membesar dan mendorong lambung ke depan, bisa juga terjadi
pengumpulan cairan dalam rongga perut (asites), ada pankreatitis akut yang berat
(pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa turun,mungkin menyebabkan syok.
Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal. 4
Penatalaksanaan5
Tidak ada terapi yang diketahui dapat menghentikan siklus aktivasi enzim
pankreas dengan inflamasi dan nekrosis kelenjar. Tetapi definitif ditujukan pada
penyebab gangguan. Prioritas medis untuk penatalaksanaan pendukung dari
pankreatitis akut termasuk. Penggantian cairan dan elektrolit, pengistirahatan
pancreas, penatalaksanaan nyeri, pencegahan komplikasi, intervensi bedah
Kolangitis Akut
Kolangitis adalah suatu infeksi bakteri pada cairan empedu di dalam saluran
empedu. Kolagitis terjadi akibat , tersering karena . Sering terjadi kolangitis piogenik
rekuren, kejadian ini ditandai dengan infeksi saluran bilier berulang.Pembentukan
batu empedu intrahepatic dan ekstrahepatik, abses hati serta adanya dilatasi atau
striktur dari saluran empedu.

Faktor dari dalam lumen saluran empedu misalnya batu koledokus atau
askaris yang memasuki duktus koledokus.Faktor dari luar lumen saluran empedu
misalnya karsinoma caput pancreas yang menekan duktus koledokus. Ada 2 faktor
yang menyebabkan terjadinya kolangitis :

a. Peningkatan tekanan intraduktus dalam saluran empedu akibat dari


obstruksi salauran empedu sebagian atau total.
b. Cairan empedu yang terinfeksi

Sering didapatkan nyeri kuadran kana atas, icterus dan disertai demam
mengigil.Gejala ini disebut Trias Charcot sering kali batu koledokus menimbulkan
nyeri henat di epigastrium atau perut kanan atas yang bersifat kolik, menjalar
kepunggung, kadang nyeri juga dapat bersifat konstan. Pada kolangitis akut
didapatkan trias charcot disertai hipotensi dan gangguan kesadaran.
Pemeriksaan laboratorium pada kolangitis akut dapat ditemukan:
-

Leukositosis

Hiperbiliruminemia (bila akibat batu, biasanya obstruksi parsial)

Peningkatan SGOT, SGPT, alkali fosfatase dan gama GT serum. 6

Diagnosa kerja
Ikterus obstruktif et causa ca caput pancreas
Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasi
timbulnya tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60 % kemudian disusul
kanker kaudal 30 % dan kanker seluruh pankreas yaitu 10%. Ada banyak faktor
resiko yang dapat menyebabkan kanker pankreas, diantaranya merokok, obesitas,
kronik pancreatitis, dan mutasi gen.
Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker
(selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di Amerika
Serikat. Menifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang paling sering di
jumpai adalah sakit perut, berat badan turun dan ikterus.
Diagnosis sulit
ditegakkan, sehingga tumor biasanya tidak ditemukan kecuali bila telah menyebar
terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal. 7
Etiologi:

Penyebab sebenarnya kanker pancreas masih belum jelas. Penelitian


epidemiologik menunjukkan adanya hubungan kanker pancreas dengan beberapa
faktor eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Etiologi kanker pancreas
merupakan interaksi kompleks antara faktor endogen pasien dan faktor lingkungan.
Faktor Eksogen (lingkungan)
Telah diteliti beberapa faktor resiko eksogen yang dihubungkan dengan
kanker pancreas, antara lain : kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alcohol, kopi
dan zat karsinogen industry. Faktor resiko yang paling konsisten adalah rokok. Pada
perokok, resiko kanker pancreas adalah 1,4-2,3 kali dibanding non-perokok. Diet
tinggi lemak, kolesterol dan rendah serat terbukti meningkatkan resiko kanker
pancreas bila dibandingkan dengan diet rendah lemak dan kolesterol.
Faktor endogen (pasien)
Ada 3 hal penting sebagai faktor resiko endogen yaitu : usia, penyakit
pancreas (pancreatitis kronik dan diabetes mellitus) dan mutasi genetic. Insidensi
kanker pancreas meningkat pada usia lanjut. Pasien pancreatitis kronik mempunyai
resiko tinggi 9,5 kali berkembang menjadi kanker pancreas. Pada pasien pancreatitis
herediter didapatkan 5 kali resiko kanker pancreas. DM sudah lama dianggap
sebagai faktor resiko kanker pancreas. Sekitar 80 % pasien kanker pancreas disertai
gangguan toleransi glukosa dan hampir 20 % klinis DM.

Faktor genetic
Pada masa kini peran faktor genetic pada kanker pancreas makin banyak
diketahui. Risiko kanker pancreas meningkat 2 kali pada pasien dengan riwayat
hubungan keluarga tingkat pertama. Sekitar 10 % pasien kanker pancreas
mempunyai predisposisi genetic yang diturunkan. Proses karsinogenesis kanker
pancreas diduga merupakan akumulasi dari banyak kejadian mutasi genetic. Mutasi
genetic yang banyak dijumpai pada pasien kanker pancreas adalah pada gen K-ras,
serta deplesi dan mutasi pada tumor suppressor genes antara lain p53,p16,DPC4,
dan BRCA2. 8

Epidemiologi
American Cancer Society memperkirakan bahwa di Amerika Serikat pada
tahun 2010 ada sekitar 43.140 kasus baru kanker pankreas, (21.370 pria dan
21.770 wanita) yang terdiagnosis dan 36.800 kasus (18.770 pria dan 18.030 wanita)
meninggal karena kanker tersebut. Data kepustakaan kanker pankreas di Indonesia
masih sangat sedikit. Data terbaru di RSUP Dr. Kariadi semarang pada tahun 19972004 (8 tahun) terdapat 53 kasus kanker pankreas. 9

Insidensi kanker pankreas sedikit lebih tinggi laki-laki daripada perempuan,


dan 2/3 dari kasus baru terjadi pada orang > 65 tahun, dan pada perokok dua kali
lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok. Sebagian besar, pasien meninggal
dalam waktu 1 tahun setelah diagnosis penyakit. Secara keseluruhan, angka
kelangsungan hidup 1 tahun sekitar 12 % dan 5 tahun sekitar 0,4%-4%. 9

Gambaran Klinis
1. Rasa penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, diare (steatore),
dan badan lesu. Keluhan tersebut tidak khas karena dijumpai pada
pancreatitis dan tumor intraabdominal. Keluhan awal biasanya berlangsung
>2 bulan sebelum diagnosis kanker. Keluhan utama yang sering adalah sakit
perut, berat badan turun (>75 % kasus) dan ikterus (terutama pada kanker
kaput pankreas).
2. Lokasi sakit perut biasanya di ulu hati, awalnya difus, selanjutnya terlokalisir.
Sakit
perut
biasanya
disebabkan
invasi
tumor
pada pleksus
coeliac dan pleksus mesenterikus superior. Dapat menjalar ke punggung,
disebabkan invasi tumor ke daerah retroperitoneal dan terjadi infiltrasi pada
pleksus saraf splanknikus.
3. Penurunan berat badan awalnya melambat, kemudian menjadi progresif,
disebabkan berbagai faktor: asupan makanan kurang, malabsorbsi lemak dan
protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi (tumor necrosis factora dan interleukin-6).
4. Ikterus obstruktivus, dijumpai pada 80-90 % kanker kaput pankreas berupa
tinja berwarna pucat (feses akolik). Kanker kaput pancreas biasanya disertai
sakit perut, tapi bukan kolik
Gejala Klinik. Teraba tumor massa padat pada abdomen regio epigastrium, sulit
digerakkan karena letak tumor retroperitoneum.
Tanda klinis. Ikterus, pembesaran kandung empedu (Courvoisiers sign),
hepatomegali, splenomegali (karena kompresi atau trombosis pada v. porta atau v.
lienalis, atau akibat metastasis hati yang difus), asites (karena infiltrasi kanker ke
peritoneum), nodul periumbilikus (Sister Mary Josephs nodule), trombosis vena
dan migratory
thrombophlebitis (Trousseaus
syndrome),
perdarahan
gastrointestinal, dan edema tungkai (karena obstruksi VCI) serta limfadenopati
supraklavikula sinistra (Virchows node).10

Patofisiologi

Kanker pancreas hampir 90% berasal dari duktus, dimana 75% bentuk klasik
adenokarsinoma sel duktal memproduksi musin. Sebagian besar kasus (70%), lokasi
kanker pada kaput pancreas, 15-20% pada badan dan 10% pada ekor.pada waktu di
diagnosis ternyata tumor pancreas relative sudah besar. Tumor yang dapat di
reseksi biasanya besarnya 2,5-3,5 cm.pada sebagian besar kasus tumor sudah
besar(5-6cm) atau lebih terjadi infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar,
sehingga tidak dapat direseksi.
Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankreas,
melapisi dan melekat pada pembuluh darah, secara mikroskopik terdapat infiltrasi
di jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut,
kanker kaput pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum,
hati dan kandung empedu. Kanker pancreas pada bagian dan ekor pancreas dapat
metastasis ke hati, peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma
di kaput pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga
terjadi kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi
duodenum, yang dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang
letaknya di korpus dan kauda, lebih sering mengalami metastasis ke hati danke
limpa. Tumor ini menyebabkan obstruksi duktus koledokus tempat saluran yang
berjalan melalui kaput pankreas untuk bersaru dengan duktus pankreatikus dan
berjalan pada ampula fater ke dalam duodenum.Obstruksi aliran getah empedu
akan menimbulakn gejala ikterusb yaitu feses yang berwarna pekat dan urine yang
berwarna gelap.11

Tatalaksana
1. Bedah reseksi kuratif.
Mengangkat/mereseksi komplit tumor massanya. Yang paling sering
dilakukan adalah prosedur Whipple. Operasi whipple merupakan prosedur
dengan pengangkatan kepala (kaput) pankreas dan biasanya sekitar 20%
pankreas dihilangkan.
2. Bedah paliatif.
Untuk membebaskan obstruksi bilier, pemasangan stent perkutan dan stent
per-endoskopik.
3. Kemoterapi.

Bisa kemoterapi tunggal maupun kombinasi. Kemoterapi tunggal seperti 5FU, mitomisin-C, Gemsitabin. Kemoterapi kombinasi yang masih dalam tahap
eksperimental adalah obat kemoterapi dengan kombinasi epidermal growth
factor receptor atau vascular endothelial growth factor receptor. Pada
karsinoma pankreas yang telah bermetastasis memiliki respon buruk
terhadap kemoterapi. Secara umum kelangsungan hidup setelah diagnosis
metastasis kanker pankreas, kurang dari satu tahun.
4. Radioterapi.
Biasanya dikombinasi dengan kemoterapi tunggal 5-FU (5-Fluorouracil).
5. Terapi simtomatik.
Lebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika) dari: golongan
aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan opioid. 12
Prognosis
Kanker pankreas adalah penyakit yang sulit, bahkan setelah dioperasi pun
resiko munculnya kanker masih sangat tinggi. Hanya sekitar 20% dari pasien yang
menjalani operasi Whipple untuk kanker pankreas dapat disembuhkan dan hidup
selama lima tahun. Pada pasien yang kankernya telah bermetastasis ,kelangsungan
hidupnya (survival rate) rata-rata tidak lebih dari 6 bulan. 12

Kesimpulan

Kanker pankreas merupakan salah satu tumor saluran cerna yang sering
ditemukan. Belakangan ini insidennya cenderung meningkat. Etiologi masih belum
jelas, namun beberapa faktor resiko yang dihubungkan dengan kanker pankreas,
antara lain: kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat karsinogen
industri.
Gejala awal kanker pankreas tidak spesifik dan samar, sering terabaikan baik
oleh pasien dan dokter, sehingga sering terlambat didiagnosis, dengan akibat

pengobatan lebih lanjut akan sulit dan angka kematian sangat tinggi. Gejala dapat
berupa rasa penuh, kembung, nyeri di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, diare
(steatore), badan lesu, penurunan berat badan, dan ikterus.
Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menegakkan diagnosis kanker
pankreas anatara lain petanda tumor CEA (carcinoembryonic antigen) dan Ca 19-9
(carbohydrate antigenic determinant 19-9), gastroduodenografi, duodenografi
hipotonis, ultrasonografi, CT (computed tomography), skintigrafi pankreas, MRI,
ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreaticography), ultrasonografi
endoskopik, angiografi, PET (Positron Emission Tomography), bedah laparoskopi dan
biopsi.
Pengobatan terhadap pasien kanker pankreas, yaitu bedah reseksi kuratif,
bedah paliatif, kemotreapi paliatif, radiasi paliatif dan simtomatik.

Daftar Pustaka
1. Davey P. At a Glance.
Erlangga;2006.h.7.

Anamnesis

dan

Pemeriksaan

Fisik.

Jakarta:

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : EGC
3. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses penyakit. Edisi ke-6.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2010.h.461-5

4. HougtonRA, Gray D. Gejala dan tanda dalam kedokteran klinis. Hati dan bilier.
Jakarta:PT Indeks.2012.h.127-59
5. Hayes PC, Mackay TW. Buku saku diagnosis dan terapi. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2007.h.163-5
6. Pirady.Ilmu penyakit dalam. Pankreatitis.
Kedokteran Indonesia.2006.h.477-8

Edisi

ke-4.

Jakarta:

Fakultas

7. Japaries, Willie. Karsinoma Pankreas. Dalam Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi
Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2008: hal 442-9
8. Padmomarono, F Soemanto. Kanker Pankreas. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna Publishing. 2006;
hal 492-6
9. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : EGC
10.Alwi I,Setia S, Simardibrata MK, Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi ke-4 jilid 1. Jakarta:EGC;2006.h.48811.Padmomarono, F Soemanto. Kanker Pankreas. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna Publishing. 2006;
hal 492-6
12.Hua, Yun-Peng, et al. Pancreatic head carcinoma: clinical analysis of 189
cases. Guangzhou, china. Hepatobiliary Pancreat Dis Int Vol 8 No 1
February 152009

Anda mungkin juga menyukai