Ansi Rinjani
030.06.033
Anatomi dan fisiologi pankreas
Anatomi Pankreas
pankreas merupakan organ lunak, kekuningan,
Retroperitoneal
Terbentang dari cekungan duodenum sampai hilum splenikum
setinggi vertebra lumbalis kedua.
panjang 15 - 20 cm
berat dari 75 - 100 gram
Anatomi Pankreas
Di sebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa di arah
kraniodorsal.
Bagian atas kiri kaput ( hulu) pankreas dihubungkan dengan
korpus pankreas oleh leher pankreas,
Arteri dan vena mesenterika superior berada di dorsal leher
pankeas berjalan di ventral dan dorsal duodenum.
Hulu pankreas diperdarahi oleh lengkungan anterior dan
posterior yang berasal dari a. Gastroduodenalis.
Korpus dan ekor dilayani oleh cabang a.lienalis multiple.
Drainase vena pankreas seluruhnya akan masuk ke dalam
sistem vena porta.
• daerah kaput drainase venanya vena porta.
• Untuk daerah yang lain drainase vena vena splenika,
vena mesentrika superior dan inferior vena porta.
Anatomi Pankreas
Drainase pembuluh limfe pankreas difus dan banyak,
diantaranya yang dominan nodul limfatisi mesentrika superior
dan seliaka.
Pankreas persarafan simpatis melalui nervus Splangikus
persarafan kolinergik dari serabut Vagus
Anatomi Pankreas
Gambar I
Pankreas
(Putz, 2005)
Sistem saluran pankreas:
Saluran wirsungi, bergabung dengan saluran empedu di
ampula hepatiko-pankreatika untuk selanjutnya bermuara pada
papila vater.
Saluran pankreas minor Santorini ( duktus pankreatikus
asesorius ) bermuara di papila minor
Fisiologi
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin
dan endokrin.
Sel eksokrin
• kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur
membentuk kantung-kantung, asinus berhubungan
dengan duktus bermuara ke duodenum.
• mengeluarkan cairan elekrolit dan enzim sebanyak 1500
sampai 2500 ml / hari
• pH 8 - 8.3
• sel sentroasiner akibat rangsangan hormon sekretin
mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang dapat
mencerna ketiga kategori makanan.
Ketiga jenis enzim pankreas tersebut adalah
(1) enzim-enzim proteolitik (tripsin dan kemotripsin)
pencernaan protein;
(2) amilase pankreas pencernaan karbohidrat
(3) lipase pankreas pencernaan lemak.
Di dalam usus:
• enzim proteolitik : protein peptida,
• lipase : lemak gliserol dan asam lemak
• amilase : polisakarida disakarida.
Sekresi eksokrin diatur oleh mekanisme humoral dan neural.
(Asetilkolin , hormon sekretin ,kolesistokinin)
Sekresi eksokrin juga dipengaruhi oleh beberapa fase makan,
• fase sefalik,
• fase gastrik,
• fase intestinal,
sel C.
Pankreatitis
Pankreatitis adalah radang pancreas yang disertai manifestasi
local dan sistemik dan kebanyakan bukan disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus, namun akibat autodigesti oleh enzim
pankreas yang keluar dari saluran pankreas .(Nurman,2006)
Pankreatitis akut
kronik
Pankreatitis akut
adalah inflamasi akut pada pankreas yang disertai oleh gangguan
berbagai organ yang jauh lainnya, seperti paru-paru, ginjal dan
jantung.
pankreatitis berat, (Sjamsuhidajat,2005).
Di negara barat penyalahgunaan alkohol dan penyakit hepatobilier.
( Frekuensi 0,14-1% atau 10-15 pasien tiap 100.000 penduduk. )
Di Indonesia penyakit ini sudah banyak dilaporkan,
Bila batu empedu merupakan penyebab utama, maka usia terbanyak
terdapat pada 60 tahun dan pada perempuan (75%),
Bila dihubungkan dengan penyebab pemakaian alkohol yang
berlebihan maka pria lebih banyak (80-90%).
jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.(Nurman, 2006).
Etiologi Pankreatitis akut (Sabiston’s,2000):
Alkohol
Penyakit saluran bilier
Hiperkalsemia
Hiperlipidemia
Keturunan
Trauma
Obstruksi saluran pankreas
Iskemia
infeksi
obat
idiopatik
Simposium internasional di Atlanta, Georgia, tahun 1992.
Terdapat
dua hal penting yang dicetuskan pada simposium tersebut, yakni:
Indikator beratnya pankreatitis akut yang terpenting adalah
adanya gagal organ
Pankreatitis interstitial dibedakan dari pankreatitis nekrosis
dengan memakai computed tomography (CT) scan abdomen.
(Nurman,2006)
Pankreatitis dapat merupakan episode tunggal atau berulang.
Tergantung pada beratnya proses peradangan dan luasnya
nekrosis parenkim dapat dibedakan:
Pankreatitis akut tipe intersisial
Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik dapat setempat atau
difus.(Nurman, 2006).
Patogenesis
Refluks empedu dan isi duodenum ke dalam duktus
pankreatikus , Obstruksi duktus pankreatikus mekanisme
yang mungkin terjadi dalam pengaktifan enzim pankreas
autodigesti
Alkohol spasme sfingter oddi tekanan pada punggung
menghambat sekresi melalui duktus pankreatikus dan
ampula vater mengaktifkan enzim pankreas dalam pankreas.
Kedua enzim aktif diduga berperan penting dalam autodigesti
pankreas adalah elastase dan fosfolipase A. (Lindseth, 2006)
Gambar II. Mekanisme autodigesti pankreas.
(Lindseth, 2006)
Gejala :
timbul setelah makan kenyang /setelah minum alcohol
rasa nyeri yang timbul tiba-tiba, intens, terus menerus dan makin lama
makin bertambah (di epigastrium, menjalar ke punggung, perut
abdomen bagian bawah) . Berkurang bila pasien duduk membungkuk
dan bertambah jika pasien terlentang.
mual,
muntah-muntah
demam (Nurman, 2006. Sjamsuhidajat, 2005)
Pemeriksaan fisik
perut tegang dan sakit, terutama bila ditekan.
defans muskular otot abdomen dengan distensi, rigiditas.
ileus paralitik.
Meteorismus abdomen
demam dan takikardi .
palpasi dalam, massa di epigastrium membengkak dan
adanya infiltrat radang di sekitar pankreas.
Ikterus ringan dapat timbul bila terjadi obstruksi biliaris.
Tanda Grey-Turner dan tanda Cullen. (Lindseth, 2006.
Nurman, 2006. Sjamsuhidajat, 2005)
Gambaran klinis pankreatitis akut: . (Sjamsuhidajat, 2005)
Serangan ringan:
• Nyeri perut akut
• Tanda perut : ringan , selama beberapa hari
• Gejala dan tanda sistemik :kurang dan minimal
serangan sedang
• nyeri perut yang akut dan hebat
• tanda perut : kembung / distensi, nyeri tekan, defans muskular
ringan/sedang, peristalsis tidak ada/ileus paralitik
• gejala dan tanda sistemik :takikardia
serangan berat
• nyeri perut yang akut dan berat sekali
• tanda perut:peritonitis umum : kembung perut, nyeri tekan
umum,defans muskular umum, peristalsis tidak ada/ ileus paralitik
berat
• gejala dan tanda sistemik: syok, toksemia berat, sindrom distres
paru akut ( ARDS)
Kelainan laboratorium yang penting pada diagnosis pankreatitis
akut adalah
• kenaikan enzim amilase dan atau lipase setidaknya dua kali nilai
normal tertinggi.
• lekositosis, fungsi hati dapat terganggu serta ditemukan
hiperglikemia, hipokalsemia dan penurunan kolesterol serum.
(Toskes, 2005. Sjamsuhidajat, 2005)
Pada pemeriksaan foto polos abdomen
distensi yeyunum karena paralisis segmen, distensi duodenum seperti
huruf C,
gambaran colon transversum yang gembung tiba-tiba menyempit
hilangnya gambaran m. Iliopsoas karena adanya cairan
retroperitoneum.
pelebaran duktus,
• pseudokista
• abses,
• fistel,
• stenosis duodenum ,
• ikterus obstruktif,
• asites (Lindseth, 2006. Nurman, 2006)
Penyulit yang bersifat lebih umum termasuk antara lain:
• sepsis,
• kelainan kardiovaskular dengan rejatan,
• gangguan saraf pusat,
• kadang-kadang perdarahan saluran cerna akibat nekrosis
duodenum atau kolon,
• gangguan ginjal dan gangguan metabolik (hiperglikemia,
hipokalsemia ).
• Pengeluaran enzim proteolitik (Lindseth, 2006. Nurman,
2006)
Prognosis
kriteria Ranson (Sjamsuhidajat, 2005. Nurman, 2006)
Usia > 55 tahun.
Lekosit > 16.000/ml.
Gula darah > 200 mg%.
Defisit basa > 4 mEq/1.
LDH serum > 350 UI/I
AST > 250 UI/I.
Timbulnya keadaan-keadaan dibawah ini dalam 48 jam pertama
menunjukkan prognosis yang memburuk.
Hematokrit menurun > 10%.
BUN meningkat > 1,8 mmol/L (> 5 mg%) setelah pemberian cairan i.v.
PO2 arteri < 60 mmHg.
Hipokalsemia < 1,9 mmol/L (< 8 mg%).
Sekuestrasi cairan > 6 liter.
Hipoalbuminemia < 3,2 g%.
Pankreatitis kronis
Pankreatitis kronis merupakan kelainan
inflamasi kronis yang ditandai oleh
kehancuran anatomis dan fungsional
yang progresif pada pankreas.
Etiologi
Faktor-faktor etiologi pankreatitis kronik sebenarnya sama
dengan etiologi pankreastitis akut. Etiologi antara lain :
Pankreatitis kronik karena alkohol ( 75%)
Pankreatitis tropikal kronik . Penyebabnya karena asupan
protein dan mineral yang kurang dan buruk ditambah adanya
toxin.
Idiopatik (25%)
Herediter ( 1% ) (Lindseth, 2005). (Simadibrata, 2006).
Patogenesis
Terjadinya pankreatitis kronik karena :
Defisiensi lithostatin :
Tindakan endoskopik
Tindakan bedah
Terapi endoskopik :
Sfingterektomi muara duktus pankreas
Ekstraksi batu
Pemasangan pipa prostetis
Tindak bedah terdiri atas
pankreatektomi parsial