Anda di halaman 1dari 10

Makam Sunan Giri Gresik

Makam Sunan Giri Gresik berada di sebuah perbukitan tak terlalu tinggi di Desa Giri,
Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Lokasi Makam Sunan Giri Gresik setidaknya bisa dicapai dengan melewati tiga pilihan akses
masuk, yaitu dari arah Masjid Sunan Giri, dari undakan tengah dengan melewati gapura candi
bentar dan patung naga berukuran besar, serta masuk dari arah Makam Sunan Prapen.
Boleh dikatakan bahwa makam ini terlihat jauh lebih ramai dikunjungi para peziarah ketimbang
makam cucunya, meskipun Giri justru mengalami masa kejayaan pada jaman Sunan Prapen
memerintah. Mungkin karena lebih sepuh dan juga pendiri dinasti Giri Kedaton, selain
makamnya juga lebih dekat dengan Masjid Sunan Giri.

1/16. Sunan Dalem


Bangunan cungkup yang tampak di sebelah kiri adalah makam Sunan Dalem (Zainal Abidin)
yang adalah putera pertama dari Sunan Giri. Sedangkan Makam Sunan Giri sendiri berada di
sebelahnya, dengan fondasi batuan putih dan dinding gebyok kayu dengan detail ukiran yang
rumit dan indah. Hanya saja memang perawatannya menjadi sangat menantang.
Sunan Giri adalah putera Maulana Ishaq (anak Syekh Jumadil Qubro) dengan Dewi Sekardadu,
Putri Prabu Menak Sembuyu, penguasa Blambangan. Syekh Jumadil Qubro datang dari
Samarkand ke Pulau Jawa bersama kedua anaknya, yaitu Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
dan Maulana Ishaq. Adalah Maulana Ishaq yang mengislamkan Pasai dan tinggal di sana.

2/16. Gebyok Luar


Penampakan pada bagian luar Makam Sunan Giri Gresik dengan ornamen bentuk-bentuk
lengkung simetris dan repetitif pada fondasi batuan putihnya, serta dinding gebyog kayu dengan
ornamen ukiran yang cantik. Sebuah karya seni ukir budaya Jawa tinggi untuk menunjukkan
penghormatan dan kecintaan masyarakat kepada sang penghuni makam.
Di atas pintu masuk ke bagian terdalam Makam Sunan Giri terlihat hiasan seperti kala dengan
dua taring runcing mencuat ke atas, dan dijaga dua ekor naga dengan mulut menganga di sisi kiri
kanan pintu dengan badan naik ke atas sepanjang kusen. Hal ini bisa menunjukkan kedekatan
sang Sunan dengan budaya Jawa, Hindu dan Tiongkok.

3/16. Gebyok Dalam


Di dalam makam bagian paling dalam kabarnya tersimpan Keris Kala Munyeng yang dibuat oleh
Mpu Supo dan sebuah sajadah yang digunakan ketika beliau masih hidup.
Konon terjadi wabah penyakit di wilayah Blambangan ketika Sunan Giri lahir, sehingga Prabu
Menak Sembuyu memaksa puterinya membuang dan menghanyutkan bayinya ke Selat Bali.
Bayi itu pun ditemukan oleh sekelompok pelaut, dibawa ke Gresik, dan diangkat anak oleh Nyai
Gede Pinatih, saudagar pemilik kapal, dan diberi nama Joko Samudra, nama kecil Sunan Giri.

Setelah dewasa ia Nyai Gede Pinatih untuk berguru pada Sunan Ampel yang mengetahui siapa
sebenarnya muridnya itu. Sunan Ampel pun mengirim Joko Samudra belajar di Pasai tempat
ayahnya tinggal, didampingi Sunan Bonang. Keduanya diterima Maulana Ishaq. Joko Samudra,
yang lahir sebagai Raden Paku, akhirnya tahu asal usulnya setelah bertemu ayahnya.
Setelah tiga tahun di Pasai, Raden Paku atau Raden Ainul Yaqin kembali ke Jawa dan
mendirikan Pesantren Giri di Desa Sidomukti, Kebomas, pada 1487. Pesantren Giri berkembang
menjadi kerajaan kecil Giri Kedaton, dan menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di
Jawa yang pengaruhnya menyebar sampai ke Lombok, Kalimantan, Madura, Maluku, dan
Sulawesi.

4/16. Naga Bermahkota


Patung naga bermahkota berukuran sangat besar dengan mulut menganga yang menjaga di depan
candi bentar Makam Sunan Giri. Candi bentar itu berada di puncak undakan pada jalan masuk ke
makam yang di bagian tengah area. Sungguh bijak bahwa sang sunan dan muridnya tetap
menjaga dan melestarikan simbol-simbol dan seni budaya lokal seperti ini.
Pengemis dan kemiskinan memang sulit dihilangkan dari muka bumi. Candi bentar dan patung
naga itu dibuat dari batu gamping dengan tekstur yang sangat menarik.
Nama Sunan Giri sering dikaitkan dengan permainan Jelungan, tembang Lir-ilir yang masih
dikenal hingga sekarang, Cublak Suweng, serta tembang Asmaradana dan Pucung. Namun
tembang Lir Ilir juga sering disebut sebagai karya Sunan Kalijaga, wali yang sangat dihormati
karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa.
Kompleks Makam Sunan Giri Gresik menunjukkan contoh nyata dari kearifan para Sunan, wali
dan mubaligh zaman dahulu untuk tidak mencabut masyarakat dari akar-akar budayanya. Mereka
justru menggunakan seni dan budaya lokal secara bijak untuk lebih mendekatkan mereka kepada
masyarakat sehingga pesan dakwahnya lebih mudah dicerna dan diterima.
Di atas pintu masuk ke bagian terdalam Makam Sunan Giri terlihat hiasan seperti kala dengan
dua taring runcing mencuat ke atas, dan dijaga dua ekor naga dengan mulut menganga di sisi kiri
kanan pintu dengan badan naik ke atas sepanjang kusen. Hal ini bisa menunjukkan kedekatan
sang Sunan dengan budaya Jawa, Hindu dan Cina.

Dinding kayu dengan detail ukiran berwarna keemasan yang rapat dan indah, berada di samping
pintu masuk ke ruangan paling dalam dimana terdapat jirat kubur Sunan Giri dan pusaka serta
sajadah peninggalannya. Selain sulit membuat ukiran semacam itu, sulit pula perawatannya.
5/16. Pintu Dalam

6/16. Dinding Kayu

7/16. Dari Luar

8/16. Berdoa
Suasana di sisi sebelah kiri diantara gebyok luar dan gebyok dalam. Ada banyak alasan mengapa
orang senang berkunjung, membaca ayat suci, dan berdoa di makam orang yang dianggap
memiliki kelebihan dan dihormati semasa hidupnya.
Suasana di sekitar Makam Sunan Giri. Bangunan joglo di sebelah kiri adalah tempat menunggu
para peziarah sebelum dan setelah masuk ke makam. Kota merah seperti bentuk kotak pos di
sebelah kanan adalah tempat peziarah memasukkan derma kepada pengurus makam.

9/16. Remaja

10/16. Suasana Makam

11/16. Makam Tua


Salah satu makam tua di halaman kompleks Makam Sunan Giri. Bentuk makam seperti ini
tampaknya sudah jarang digunakan. Selain pengrajinnya semakin langka, orang sekarang banyak
yang lebih suka menggunakan keramik ketimbang ukiran batu semacam ini.

12/16. Candi Bentar


Pandangan tengah dari bawah candi bentar, dengan besi yang memisahkan jalan bagi pengunjung
yang baru datang dan pengunjung yang hendak pergi meninggalkan makam. Beberapa orang
pengemis tampak tengah duduk di undakan terakhir menanti peziarah.
Candi bentar Makam Sunan Giri dilihat dari undakan di bawahnya. Undakan dengan pegangan
besi di tengahnya ini cukup panjang, karena Makam Sunan Giri memang berada di puncak
perbukitan. Siluet di sebelah kanan adalah salah satu dari patung naga di depan candi bentar yang
berukuran sangat besar.

Pandangan dari undakan yang lebih rendah lagi ke arah candi bentar, memperlihatkan dinding
bata telanjang di sebelah kiri kanan undakan, serta seng penutup di bagian atas. Hujan memang
tampaknya sering turun di daerah ini.

13/16. Undakan

14/16. Lebih Bawah

15/16. Batu Gamping


Penampakan pada sebuah dinding batu gambing yang berwarna putih kecoklatan. Candi bentar
dan patung naga di Makam Sunan Giri dibuat dari batu gamping dengan tekstur yang sangat
menarik ini.

16/16. Candi Bentar


Sepasang candi bentar yang ada di jalur masuk tengah ke Makam Sunan Giri. Pengemis dan
kemiskinan memang sulit dihilangkan dari muka bumi, namun mungkin ada cara yang lebih
manusiawi agar mereka tidak mendeprok di sana.
Daftar Pustaka :
http://www.thearoengbinangproject.com/makam-sunan-giri-gresik/1/
diakses pada pukul 22.49
http://www.thearoengbinangproject.com/makam-sunan-giri-gresik/2/
diakses pada pukul 22.49

http://www.thearoengbinangproject.com/makam-sunan-giri-gresik/3/
diakses pada pukul 22.49

http://www.thearoengbinangproject.com/makam-sunan-giri-gresik/4/
diakses pada pukul 22.49

Anda mungkin juga menyukai