Materi Manajemen Pemasaran Jasa PDF
Materi Manajemen Pemasaran Jasa PDF
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL.. vii
DAFTAR GAMBAR... viii
BAB I DINAMIKA BISNIS JASA DAN PENTINGNYA
PEMASARAN JASA........... 1
1. Perkembangan Industri Jasa.. 1
2. Berbagai Faktor yang Mendorong Pentingnya Pemasaran Jasa 1
3. Tahap Perkembangan Bisnis Jasa.
2
4. Pengertian Jasa..
3
5. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa.
3
6. Faktor-faktor yang Menjadi Kunci Sukses Jasa. 4
7
1. Pemasaran Jasa dalam Konteks Pemasaran Relasional
(Relationship Marketing).... 7
2. Contoh Kasus: Praktik Pemasaran Relasional Pada Pemasaran
Jasa Konsultan. 10
13
13
14
15
15
15
16
18
iv
19
19
21
24
1. Pengertian.. 26
2. Langkah-langkah dalam Positioning..... 26
3. Contoh kasus: Keberhasilan Diferensiasi Dan Positioning
Hotel Tugu........ 27
4. Melakukan Positioning Jasa Melalui Perubahan Struktural..... 28
5. Repositioning..... 32
41
1. Produk Jasa... 41
2. Tingkatan Produk Jasa ..... 41
3. Merek dan Differensiasi Produk... 42
4. Bukti Fisik (Physical Evidence)... 45
5. Mengelola Pertumbuham (Growth)... 45
6. Distribusi Jasa 47
51
51
51
51
51
53
54
57
58
61
67
67
69
71
v
BAB X STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM
PERUSAHAAN JASA....
1. Peran Penting Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
Perusahaan Jasa..
2. Pengelolaan SDM Perusahaan Jasa....
3. Membangun Customer Service...
4. Proses Manajemen SDM dalam Operasi Jasa.
5. Contoh Kasus: Praktik Strategi SDM dan Customer Service..
vi
BAB XV PEMASARAN JASA DALAM KONTEKS E-BISNIS:
74
74
75
78
80
82
85
85
86
87
90
93
125
125
126
126
128
130
132
134
134
137
139
105
105
105
108
114
114
116
117
118
119
119
122
123
vii
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Perbedaan Pemasaran Tradisional dan Pemasaran Relasional 8
2. Tabel 5.1 Alternatif Strategi-strategi Positioning Organisasi. 28
3. Tabel 6.1 Keputusan Strategi Produk Jasa (Ansoff Matrix)... 35
4. Tabel 7.1 Contoh Total Produk Pada Bisnis PC. 42
5. Tabel 8.1 Harga Jual Kamar 62
6. Tabel 11.1 Kesenjangan Dalam Kualitas Jasa 1.. 95
7. Tabel 11.2 Manajemen Kualitas Jasa dalam Kesenjangan 2... 97
8. Tabel 12.1 Behavioral-Intentions Baterry. 103
9. Tabel 14.1 Ringkasan Berbagai Pendekatan Riset Jasa. 120
10. Tabel 16.1 Contoh Aplikasi Secara Nyata... 134
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2
Contoh :
BAB I
DINAMIKA BISNIS JASA DAN PENTINGNYA
PEMASARAN JASA
1. PERKEMBANGAN INDUSTRI JASA
Sektor jasa (industri tersier) mengalami peningkatan yang dramatis yang
dikenal sebagai great leap forward atau kemajuan yang luar biasa dalam
dunia jasa.
a. Jasa telah menyumbang 60% PDB* di Eropa, sementara di Indonesia hampir
mencapai 30%. Kontribusi ini dapat dilihat dari segi income dan
kemampuannya menyerap supply tenaga kerja.
b. Bateson mengungkapkan bahwa 58% total GNP* dunia berasal dari sektor
jasa.
c. Penelitian Carlson mengungkapkan di banyak negara hampir 70% dari
2. Perubahan Sosial
Contoh :
a. Meningkatnya jumlah wanita pekerja mengembangkan dari fungsi di dalam
rumah ke fungsi di luar rumah. Hal ini menghasilkan pertumbuhan pesat
dalam industri jasa tertentu termasuk jasa health care, pendidikan,
makanan cepat saji/katering, jasa pribadi lainnya.
b. Kualitas hidup meningkat sehingga keluarga kecil memiliki dua sumber
pendapatan, mempunyai uang lebih yang dikeluarkan untuk membeli jasa
pelayanan dokter pribadi, misalnya.
3. Perubahan Perekonomian
Contoh
BERBAGAI
FAKTOR
YANG
PENTINGNYA PEMASARAN JASA
MENDORONG
3
a.
4
a.
kehutanan.
b.
c.
Tersier (jasa domestik)* terdiri atas restoran dan hotel, salon kecantikan,
d.
Kuarter
(perdagangan)
meliputi
transportasi,
perdagangan
b.
eceran,
tahap, yaitu primer (ekstraktif), sekunder (produksi barang), dan tersier (jasa).
Bedah, cukur.
b.
4. PENGERTIAN JASA
pengantaran.
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapt ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan
produk fisik atau tidak. (Philip Kotler:1994)
c.
5
expansif, update, focus, dan mempertahankan jasa yang sudah
6
b.
key
to
service
enhancement.
Peningkatan
merupakan kunci jasa. Di sektor jasa, cara yang efektif, efisien dan
stategis.
a.
Survey. Kesulitan apa yang anda rasakan saat belajar di sekolah ini?
b.
c.
mendalam,
melalui
interview
tidak
terstruktur
yang
bagaimana demand-nya.
Seberapa besar ukuran, serta pertumbuhan dari sub segmen usaha jasa?
Apakah kekuatan informasi telah dipakai atau justru jadi ancaman bagi
kebocoran rahasia sendiri?
(Lupiyoadi, Rambat, 2001: 2-9)
8
Gambar 2.2
Tangga Loyalitas Pelanggan Pada Relationship Marketing
BAB II
PEMASARAN JASA DAN PEMASARAN
RELASIONAL
Penyokong
Penekanan pada
Pengembangan dan
peningkatan
hubungan
(mempertahankan
pelanggan)
Pendukung
Klien
Penekanan pada
pelanggan baru
(menjaring
pelanggan)
Pelanggan
Prospek
mencari pelanggan baru, menurut penelitian diperlukan biaya lima kali lipat
untuk mendapat satu orang konsumen baru daripada mempertahankan satu
1. Pasar pelanggan
Tabel 2.1
konsumen
Orientasi
dan merupakan konsep yang relatif baru dan terus berkembang. Sebuah
definisi diberikan Leonard Berry tentang Relationship Marketing adalah
Orientasi
pada
karakteristik
Gambar 2.1
Orientasi
produk
produk
Skala Waktu
Skala
Komitmen Kepada
Komitmen terbatas
pada
manfaat
waktu
jangka
panjang
pada
mempertahankan
Fokus
Komitmen tinggi
Konsumen
Kontak
Kualitas
Kontak
dengan
konsumen
rendah
tinggi
Kualitas
operasi
semua departemen/orang
adalah
urusan
Pasar
Rekrutmen
Pasar
Pengaruh
10
4. Pasar rekrutmen
Sumber daya langka kunci dalam organisasi bukan lagi kapital atau
bahan mentah-tetapi sumber daya manusia terampil. Dan situasinya tidak
semakin mudah, sekalipun peningkatan pengangguran. Merekrut manusia
adalah kuncinya.
contoh lembaga
pemerintah,
kelompok
politik,
asosiasi
seluruh perusahaan.
Alasan untuk klien:
1. Klien menerima lebih banyak value dari PT PW.
2. PT PW membantu klien menjadi lebih kompetitif dengan
6. Pasar internal
Pemasaran internal memiliki dua konsep utama:
a.
b.
(Payne, 2000:38-47)
2.
3.
4.
5.
11
12
Maturity Level yang terdiri dari berbagai set pertanyaan. Jawabannya akan
atau mastery. Selain alat atau framework tersebut diatas juga didukung
b.
Memperbaiki nilai atau servis dari tiap anggota tim pada klien.
c.
d.
Menggunakan
beberapa
set
cara,
alat,
kemampuan
yang
2.
3.
b.
Build relationship.
c.
d.
Execute assignment.
e.
f.
(Lupiyoadi, 2001:17-20)
13
BAB III
PERUMUSAN MISI (MISSION STATEMENT) JASA
14
b. Target Market
Mission harus mencapai target market perusahaan, target market
disini adalah pengguna potensial dan pembeli dari produk. Meskipun
target market perusahaan banyak atau lebih dari satu, harus tercakup.
TUJUAN (GOAL)
Tujuan perusahaan umumnya adalah dalam profit dan
pertumbuhan. Secara umum tidak ada jumlah spesifik profit yang
dimasukkan dalam mission statement, namun ada dalam objective section.
Artinya profit dan pertumbuhan ada dalam mission statement meskipun tidak
eksplisit. Pertumbuhan itu berarti apakah ekspansi atau tidak, tumbuh
cepat atau lambat, dan kontraksi unit.
FALSAFAH (PHILOSOPHIE)
Falsafah perusahaan bertujuan agar mission statement yang dibuat
mengandung makna yang dalam dan bisa dimengerti bukan hanya oleh top
mission statement nyaris sama, yaitu berkisar pada kepedulian manusia dan
statement bukan hal sulit namun perlu hati-hati dalam membuatnya jangan
sikap memanjakan pelanggan. Itu tidak masalah yang penting falsafah dari
sampai terkesan tidak bermakna dan berakibat negatif bagi perusahaan sendiri.
memotivasi.
3. TEMPAT MISSION
PERENCANAAN
STATEMENT
DALAM
PROSES
4. PERLUNYA MENYATAKAN
SECARA TERTULIS
MISSION
15
16
STATEMENT
oleh seseorang. Jika orang tersebut sudah memahami misi tidak akan timbul
masalah karena orang yang mendapat perintah keputusan darinya tentu akan
pembeliannya. Akan tetapi untuk suatu produk atau jasa seperti perjalanan
lewat udara, maka akan ada penumpang yang bersedia membayar lebih tinggi
untuk pelayanan yang memuaskan, kata CEO BRITISH AIRWAYS Sir Collin
b.
c.
yang lebih baik yang tidak bisa diberikan orang lain maka, akan ada sedikit
orang yang bersedia membayar lebih mahal untuk layanan tersebut, tutur
Marshall. Tentu saja harga premium tidak bisa diterapkan dimana-mana, juga
karyawan sehingga mereka tahu dan paham apa tujuan dan langkah
pada BRITISH AIRWAYS (BA), dan BA sukses hampir disemua rute. Lalu
bagaimana jika ada layanan yang lebih baik dengan harga yang lebih murah?
Mengkomunikasikan
dan
memperkenalkan
perusahaan
kepada
masyarakat umum.
6. HAL-HAL
YANG
PERLU
DIHINDARI
PERUMUSAN MISSION STATEMENT
Tentu ini merupakan persoalan tersendiri. Akan tetapi hal itu tidak perlu
DALAM
Pandangan bahwa bisnis tidak lebih dari satu fungsi, yang untuk
Bisnis adalah lebih dari sekedar fungsi, artinya bersaing pada basis
penciptaan pengalaman. Dalam konteks bisnis, transportasi udara
c.
17
18
penerbangan
bisa
merasakan
penumpang
orang,
jutaan
1.
secara khusus, cara yang lebih baik. BA terus menerus menanyai pelanggan
dalam focus group discussion mengenai bagaimana suatu layanan tampak dan
dapat dirasakan. Tujuannya adalah:
1.
2.
3.
Frase BA nothing too small, nothing too big Nothing too big adalah
membuat para penumpang tahu bahwa terbang kemana mereka pergi
dan itulah profesionalisme BA. Nothing too small adalah membuat
(Lupiyoadi, 2001:22-31)
19
20
Gambar 4.2
BAB IV
SEGMENTASI DAN TARGETING PASAR JASA
Bauran Pemasaran 1
Segmen 1
Bauran Pemasaran 2
Segmen 2
Bauran Pemasaran 3
Segmen 3
Bauran Pemasaran 4
Segmen 4
Bauran Pemasaran 5
Segmen 5
Pelanggan
Perusahaan
1. PENDAHULUAN
Semua perusahaan jasa hampir pasti mempunyai pertanyaan seperti ini:
pelanggan seperti apakah yang harus dicari untuk menjadi target/sasaran dari
jasa yang kita tawarkan? Salah satu kunci sukses perusahaan adalah terletak
pada proses segmentasi, yaitu jawaban dari pertanyaan tersebut. Jika perusahaan
memaksakan diri untuk melayani semua lapisan konsumen, biasanya yang
c.
Gambar 4.3
Segmen 1
Segmen 2
Perusahaan
Bauran
Pemasaran
Pelanggan
Segmen 3
Segmen 4
Segmen 5
sifatnya masal. Lini produk yang sempit akan mengurangi biaya produksi,
persediaan dan transportasi meskipun demikian strategi ini memunculkan
kesulitan untuk menciptakan produk atau merek yang dapat memuaskan
semua konsumen.
2. Menganalisis pasar.
3. Menemukan peluang.
Gambar 4.1
Perusahaan
b.
Bauran
Pemasaran
Pasar tak
terdiferensiasi
Pelanggan
segmen pasar ada beberapa kriteria yang perlu diketahui antara lain:
1. Apakah segmen itu cukup besar atau tidak. Segmen yang cukup besar
menjamin kontinuitas produksi.
2. Apakah ada daya belinya atau tidak. Populasi besar dalam sebuah segmen
belum tentu menjamin keberhasilan, perlu dilihat pula daya belinya.
21
3. Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainnya atau tidak. Segmen yang
baik harus bisa dibedakan secara jelas dari segmen-segmen lainnya.
22
2.
4. Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu atau belum.
Segmen yang menarik tidak selalu terbuka bagi pendatang baru. Biasanya
sudah ada penguasa yang akan membuat rintangan bagi calon pendatang
baru.
5. Apakah
tersebut
dapat
dijangkau
dan
bagaimana
cara
Definition of Market
Process of Market
Segmentation
Identify Alternative
Bases of Segmentation
Select Best Base/Bases
for Segmentation
Identify and Select for
Target Segments
Positioning
Marketing Mix
Development
merespon
aktifitas
promosi
perusahaan.
Biasanya
tertentu (switchers).
Dalam segmentasi berdasar jasa memfokuskan perhatiannya
terhadap apakah penawaran jasa bisa dibedakan, apakah sebuah
23
24
pertumbuhannya,
Gambar 4.5
memberi
keuntungan
lebih
besar
namun
Psychographics
Geographics
Segmentation
Approach
Benefit
Suatu segmen yang besar dan menarik tidak berarti apa-apa bila sumber
daya perusahaan tidak memungkinkan.
Usage
Consumer
Responses
Loyalty
dari kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan
dilayani perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan salah satu dari tiga strategi
Service
3.
perusahaan
sebaiknya
dapat
memperhitungkan
cara-cara
25
26
BAB V
POSITIONING DAN DIFERENSIASI PRODUK JASA
1. PENGERTIAN
Setelah memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, perusahaan
3.
tersebut.
pasar, tetapi harus diseleksi. Menurut Kotler, sebuah keunggulan yang patut
Apa
yang
dimaksud
positioning?
Positioning
mencakup
perancangan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pada upaya penempatan atau mengerakkan suatu produk ke suatu tingkatan yang
Contoh keunggulan yang mungkin dimiliki sebuah bank: keamanan finansial, kenyamanan,
cepat dan ramah, tingkat bunga kredit murah (terutama pada bank konvensional, karena
pada bank syariah bunga dianggap riba dan tidak diperhitungkan), proses kredit yang
sederhana (tidak menjengkelkan), pelayanan secara pribadi, bimbingan investasi, tempat
parkir yang luas, jaringan yang luas, teknologi yang modern.
dengan bagaimana konsumen yang berada di segmen pasar tertentu atau spesifik
Jakarta, akan dapat membuat lulusan SMA bingung menentukan pilihan bila mereka tidak
jika dalam benak konsumen telah tertanam perbedaan tersebut dengan sendirinya
dapat membedakan satu sama lain. Oleh karenanya, UI menyatakan sebagai research
1.
27
2.
3.
4.
28
4. MELAKUKAN
POSITIONING
PERUBAHAN STRUKTURAL
JASA
MELALUI
Di dalam produk barang isinya adalah bahan baku, dalam produk jasa
isinya adalah proses. Hal ini memiliki implikasi terhadap strategi pemasaran
(segmentasi, targeting dan positioning). Positioning perusahaan dapat terjadi pada
berbagai tingkatan: tingkatan industri, tingkatan organisasi, tingkatan sektor
produk, dan tingkatan produk atau jasa individu. Positioning disini ditekankan
pada tingkatan organisasi.
Tabel 5.1
Yang terbesar
Produk dan jasa yang paling andal/bagus
Yang paling responsive saat pelanggan menghadapi masalah
Yang pertama mengembangkan tehnologi baru
Yang paling kreatif menerapkannya
Yang paling mampu beradaptasi
Yang paling teguh mengupayakan keberhasilan pelanggan
Yang paling eksklusif
Keahlian fungsional, industri, atau teknis terbaik
Yang diposisikan terbaik untuk melayani pasar dunia
Harga paling rendah
Kinerja terbaik
29
30
Berbagai produk jasa dapat menjadi proses yang sangat kompleks dan
atau divergence. Contoh akuntan yang harus menyusun laporan keuangan dengan tertib
atau sesuai dengan prosedur, ini dikatakan sebagai proses yang kompleks. Namun,
seorang pelawak yang tinggi ragamnya karena dalam menghibur seseorang dia harus bisa
banyak berimprovisasi disebut divergen
Mengurangi Keragaman
a. Mengarahkan pada penyeragaman. Menggeser strategi positioning pada
volume oriented pada skala ekonomis.
b. Keuntungan: mengurangi biaya, meningkatkan produktifitas dan distribusi
semakin mudah.
c. Kerugian: tidak fleksibel dalam prosedur operasi, kurangnya pilihan
konsumen.
2.
Meningkatkan keragaman
a. Lebih besar pada kustomisasi dan fleksibilitas, lebih spesifik menargetkan
ceruk pasar yang lebih kecil. Cara ini tidak tergantung pada besarnya
kapasitas produksi namun menekankan pada margin keuntungan yang
besar.
b. Keuntungan: margin keuntungan besar karena harga tinggi, lebih
kustomisasi, bersifat pribadi pada setiap individu sebagai konsumen, dan
kesan lebih prestise.
c. Kerugian: lebih susah untuk dikontrol dan diatur, harga mahal yang
ditawarkan belum tentu diminati konsumen
3.
Mengurangi kompleksitas
a. Strategi yang digunakan pada spesialisasi dimana sumber daya difokuskan
pada penawaran jasa yang lebih sempit.
b. Keuntungan: membuat distribusi dan kontrol lebih mudah dan lebih ahli.
c. Kerugian: bila pesaing meluaskan jasa yang diberikan maka dapat
membuat persaingan yang berat dan beresiko.
4.
Meningkatkan kompleksitas
a. Strategi yang digunakan ditujukan untuk menembus pasar dengan
menambah jasa/layanan atau memperluas jasa yang sudah ada.
b. Keuntungan: lebih efisien, dapat memaksimalkan pendapatan.
c. Kerugian: bila terlalu kompleks dapat memusingkan konsumen akan
kualitas jasa yang ditawarkan.
(Yazid, 2001:152)
31
Implikasi Dari Perubahan Sistem Jasa
32
Peran sarana penunjang
Gambar 5.2
Posisi Relatif Berdasarkan Analisis Struktural
5. REPOSITIONING
Positioning yang dibuat perusahaan terhadap jasanya bukanlah harga
High Complexity
mati. Artinya, positioning tetap harus terus dievaluasi apakah masih relevan?
Masihkah basis positioning yang diambil perusahaan masih dianggap penting,
Hospital service
unggul, dan unik oleh konsumen? Contoh sebuah perusahaan penerbangan sudah agak
Diagnostic service only
Low divergence
Apakah pada saat ini positioning seperti itu masih relevan atau valid? Bila saat ini
persoalan keamanan terbang sudah menjadi hal standar dimana dunia penerbangan sudah
relatif dapat menyediakan jasa penerbangan yang aman sementara konsumen memiliki
Medical conseling
tuntutan lain yang lebih dari itu (kenyamanan, ketepatan, keramahan, dan lainnya) tentu
diperlukan repositioning dalam hal ini.
(Lupiyoadi, 2001: 48-56).
Low complexity
Bila ingin mengubah positioning struktur dari proses jasa yang kita
tawarkan dapat dilakukan dengan 4 alternatif yaitu: mengurangi dan/atau
menambah kompleksitas dan menambah atau mengurangi divergence.
Peran pegawai dan pelanggan
Terkait dengan peranan pegawai sebagai bagian dari proses ini Mill (1985)
menyarankan 2 hal:
1.
2.
33
BAB VI
BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) JASA
34
Brand and Differentiated
Kecenderungan sekarang konsumen akan melihat Brand yang terkenal
dibanding fungsi utama dari produk tersebut. Memang tidak dapat dipungkiri
bahwa Brand yang terkenal pasti mutunya terjamin. Jadi intinya marketer
harus dapat mempopulerkan Brand di pasar.
Agar menjadi jasa yang berbeda dari pesaing (differentiated), marketer harus
mengembangkan product surround mereka yaitu Expected, Augmented dan
Potential Product. Contoh McDonalds dan KFC, sama-sama mengeluarkan paket
ayam dan hamburger, tetapi McDonalds dapat mengembangkan paket seperti
McHongkong atau Happy Meal yang berbeda dan menarik dilengkapi hadiah-hadiah
lucu.
Gambar 6.1
KETERKAITAN ANTARA MEREK DAN DIFERENSIASI
Low
and Promotion. Sedang untuk jasa, keempat tahap tersebut masih kurang ditambah
konsumen dan pemberi jasa secara langsung. Karena elemen tersebut saling
GROSS MARGIN
Commodity market
mempengaruhi satu sama lain, bila salah satu tidak tepat akan mempengaruhi
keseluruhan.
Low
Low
High
High
High
3 lagi: People, Process and Customer Service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat
jasa dimana produksi dan konsumsi tidak dapat dipisahkan dan mengikutsertakan
EXTEND OF COMPETTION
High
PRODUCT/IMAGE
DIFERENTIATED
Low
Physical Evidence
Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung
berinteraksi dengan konsumen. Dua tipe Physical Evidence:
1. Essential Evidence: merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh
pemberi jasa tentang desain dan layout dari ruang, gedung dan lainnya.
2. Peripheral Evidence: merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak
berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi pelengkap, namun peranannya penting
dalam proses produksi jasa. Contoh: tiket pesawat.
kepada konsumen.
Yang dimaksud dalam pembahasan product jasa disini adalah total
product. Total product terdiri dari:
(1)
(2)
(3)
(4)
berbagai
35
Tabel 6.1
KEPUTUSAN STRATEGI PRODUK JASA (ANSOFF MATRIX)
Existing Market
New Market
Market Penetration
- Repeat business
- Increase frequency
- Depth consulting
Market development
Diversification
Industry groups
Segmented growth
Internationalization
- Venture capital
- New Business
- Acquisition
36
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting,
tapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: Berarti service
provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon,
komputer, surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama
komunikasi kedua belah pihak dapat terlaksana.
Saluran Distribusi (Channel)
Dalam penyampaian jasa ada tiga pihak yang terlibat yaitu (1) service
provider, (2) intermediaries, (3) customer.
Untuk menentukan kualitas jasa yang diberikan, perusahaan dapat memilih saluran
distribusi antara lain:
2. PRICING
Tujuan pricing antara lain yaitu survival, profit maxzimitation, sales
maxzimitation, prestige, ROI (return on investment). Faktor-faktor yang
1.Direct Sales
2.Agent atau Broker
3.Agen/broker penjual atau pembeli
4.Franchises dan Contracted service deliverers.
mempengaruhi pricing:
1. Positioning jasa
(6) Struktur biaya
2. Sasaran perusahaan
(7) Shared resources
3. Tingkat persaingan
(8) Prevailing economic condition
4. Life cycle jasa
(9) Service capacity
5. Elastisitas permintaan
Metode dalam Pricing dapat dilakukan sebagai berikut
1. Cost-plus pricing
4. Loss leading pricing
2. Rate of return pricing
5. Value-based pricing
3. Competitive party pricing
6. Relationship pricing
3. PLACE
Place adalah gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran
distribusi (berhubungan dimana lokasi yang strategis dan bagaimana cara
penyampaian jasa pada konsumen).
Lokasi
Lokasi berarti dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan
operasi. Ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi:
1. Konsumen mendatangi perusahaan: Bila keadaannya seperti ini maka lokasi
menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat
dengan konsumen sehingga mudah dijangkau.
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya bergantung pada kriteria pasar dan sifat
jasa itu sendiri. Contoh jasa pengiriman barang, pasar menginginkan pengiriman yang
cepat dan tepat waktu serta sifat barang tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus
strategis (misalnya dekat pelabuhan) dan chanel yang dipilih sebaiknya direct sales
supaya dapat terkontrol.
4. PROMOTION
Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah bauran promosi
(promotion mix) yang terdiri dari: (1) Advertising (2) Personal selling (3) Sales
promotion (4) Public Relation (5) Word of mouth (6) Direct mail
Marketer dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa
mereka. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam promosi:
a. Identifikasikan terlebih dahulu target audience-nya (berhubungan dengan
segmentasi pasarnya).
b. Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan, mempengaruhi,
atau untuk mengingatkan.
c. Pengembangan pesan yang disampaikan, ini berhubungan dengan isi pesan
(what to say), struktur pasar (how to say it logically), gaya pesan (creating a
strong presence), sumber pesan (who should develop it).
d. Pemilihan bauran komunikasi, apakah personal communication atau non
personal communication
38
37
5.
PEOPLE
People yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people untuk mencapai kualitas
berhubungan dengan seleksi, training, memotivasi dan manajemen sumber daya
7. CUSTOMER SERVICE
Customer Service meliputi aktifitas untuk memberikan kegunaan waktu
dan tempat (time and place utilities) termasuk pelayanan pra transaksi, saat
transaksi dan paska transaksi.
Customer Service strategi menurut Christopher Lovelock mencakup sebagai
berikut: (1) Identifikasi misi jasa, (2) Penentuan sasaran dari Customer Service,
(3) Perumusan strategi dari Customer Service, (4) Implementasi.
Dari semua elemen-elemen marketing mix di atas, maka yang harus diperhatikan
dalam pengembangannya adalah:
1. Konsistensi, berhubungan dengan kecocokan secara logis penggunaan antara
elemen satu dengan elemen lainnya.
2. Integrasi, hubungan yang harmonis antara elemen-elemen tersebut.
3. Leverage, berhubungan dengan pengoptimalan kinerja tiap elemen dengan
profesional.
3. CONTOH
KASUS:
PRAKTIK
PELAKSANAAN
MARKETING MIX JASA DHL WORLDWIDE EXPRESS
DHL Worldwide Express menunjukkan kehebatannya saat Indonesia dilanda
krisis tahun 1997, dengan mengalahkan perusahaan kurir asing di Indonesia seperti UPS,
FedEx, TNT, dan lain-lain. Bahkan peningkatan pengirimannya di Indonesia mencapai
130% tepat saat Indonesia krisis. Tahun 1998, DHL juga mendapat penghargaan Worlds
Most Global Company dari majalah Global Finance. Keberhasilan yang luar biasa itu
merupakan keunggulan strategi yang sangat jitu dalam marketing mix.
PRODUCT
Core or Generic Product DHL adalah layanan pengiriman atau jasa kurir. Produk
surround-nya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
39
Produk yang ditawarkan DHL:
1.
Jumbo Box. Layanan pengiriman paket dalam ukuran besar.
2.
Jumbo Junior. Layanan pengiriman paket dalam ukuran yang tidak terlalu besar.
3.
Same Day Service. Layanan pengiriman dokumen ke negara ASEAN.
4.
Over Night Service. Pengiriman sampel ekspor dan dokumen dengan waktu yang
sangat singkat ke seluruh dunia.
5.
USA First: Layanan bagi eksportir yang kesulitan mengirimkan sampel ekspor
pada pembeli di LN, terutama di Amerika Serikat.
6.
Europe First: Sama seperti USA First tetapi ditujukan bagi pelanggan yang
mengirimkan paket ke Eropa.
USA First dan Europe First adalah terobosan baru yang dikeluarkan saat krisis. Di
Indonesia saja tahun 1998 peningkatan pengiriman mencapai 130%. Dalam Ansoff Matrix
strategi tersebut masuk dalam product of service development hal ini karena jenis
layanan tersebut adalah baru dan berbeda sehingga memberikan image yang baru. USA
First merupakan pengkhususan lokasi tujuan sehingga konsumen mendapat kemudahan dan
jaminan bahwa paket kirimannya langsung disampaikan ke negara tujuan yaitu Amerika
Serikat, tanpa transit di gudang menunggu volume.
Melihat USA First sukses, dikeluarkan Europe First, dikarenakan potensi
ekspor yang cukup besar ke Eropa dari pengusaha di Indonesia. Europe First dalam
Ansoff Matrix merupakan market development karena pengembangan pasar dari USA
First. Ini adalah contoh kemampuan menemukan fokus pelayanan yang berpotensi untuk
dikembangkan yang menjadikannya market leader di Indonesia dan dunia. Tahun 1998 di
Indonesia DHL pangsa pasarnya 50%, FedEx 12%, TNT 14%, UPS 9%, lainnya 15%.
PROMOTION
Promotion Mix yang dipilih DHL adalah Advertising dan Internet. Advertising
melalui televisi dan majalah (tempo misalnya) dengan memberikan image lebih cepat dan
lebih tepat waktu. Melalui internet, mengeluarkan e-commerce bekerjasama dengan
Indosat. Fasilitas ini termasuk customer service DHL, jadi pelanggan dapat melakukan
transaksi dan menelusuri sampai dimana paket kirimannya. Layanan internet ini diberikan
gratis oleh DHL termasuk pendaftaran internet gratis, training dan jelajah internet
gratis tetapi tidak termasuk penyediaan komputer. Buka Website http://www.dhl.co.id
lihat tarif, layanan dan perkembangan terbaru DHL.
PEOPLE
SDM juga termasuk strategi yang membuat DHL unggul dibanding pesaingnya.
Program untuk mengembangkan SDM-nya adalah:
1.
Employee of the year Award, program ini sangat memotivasi karyawan sebab
selain membanggakan, hadiah uang sangat besar, dan mendapat kesempatan ke
Hongkong mengikuti DHL Regional Employee of the year Award.
2. Employee of the Month.
3. Employee of the Quarter.
4. Learning Center, sarana mengembangkan keahlian di bidang IT.
5. Millenium Manager, pengembangan kinerja manajemen dan perencanaan karir.
6. Program intensif prestasi, berupa insentif dan pelatihan keterampilan yang
membuat karyawan lebih produktif dan lebih terampil secara individual.
40
7.
8.
9.
DHL memang sangat mengutamakan kualitas karyawan, sebab bila prinsip yang
diterapkan adalah teknologi dan pengetahuan masih dapat ditiru, tetapi kualitas SDM
yang tinggi sulit ditiru, sehingga program pengembangan dan pelatihan menjadi fokus
utama. Saat perusahaan lain mengurangi anggaran pendidikan, DHL malah
memperbesarnya. Pengembangan SDM DHL meliputi 3 cara:
1.
Vertical, peningkatan/promosi jabatan/pangkat seseorang.
2. Horisontal, rotasi atau pengalihan seseorang dari fungsi satu ke fungsi yang lain
pada tingkatan yang sama.
3. Kualifikasi kerja, memberi pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang
khusus mendukung kinerja saja.
Program pengembangan dan pelatihan DHL dimulai sejak karyawan masuk ke perusahaan,
tahapannya adalah:
1.
Program pertama berupa: induksi, pengenalan misi, visi dan budaya perusahaan.
2. Program Step to Excellence, berlangsung 1 sampai 2 tahun pertama.
3. Program pengembangan manajer tahun 2000, untuk manajer muda diberikan
pelatihan: functional program, educational sponsorship, step to Mgt dan
development project. Dalam educational sponsorship DHL membiayai karyawan
belajar di tempat terkenal seperti IPMI, Prasetya Mulya. Untuk naik jenjang
manajer madya, manajer muda akan dievaluasi bila lolos akan diberikan
pelatihan diantaranya: Secondment/exchange, seminar DHL, education
sponsorship, manajemen 2005 dan berbagai proyek pengembangan. Jenjang
berikutnya adalah manajer senior dan eksekutif, pada jenjang ini juga diberi
evaluasi kembali dan diberi pelatihan dan pengembangan.
Pelatihan dan pengembangan di DHL memang sangat ketat. 2% waktu kerja karyawan
dipakai untuk pelatihan bahkan meningkat menuju target 4-6% dari waktu kerja
pertahun. Strategi ini memang jitu dan menjadi contoh. Pengembangan manajer dari
bawah membuat karyawan merasa dihargai dan loyal terhadap perusahaan, dan
mendorong meningkatkan kinerja tanpa harus dikontrol ketat sehingga perusahaan dapat
memfokuskan diri pada sektor konstruktif lainnya. Ini juga menekan komplain dari
konsumen hingga kurang dari 1%.
CUSTOMER SERVICE
Pelayanan DHL memang sangat tepat waktu sebab kurir sudah mempersiapkan
pengiriman sejak pukul 06.30 sehingga paket sampai di kantor tujuan masih pagi.
(Lupiyoadi, 2001:58-69)
42
41
BAB VII
3.
1. PRODUK JASA
Saat menyatakan produk dan jasa sering terjadi kerancuan terminology
(pokok). Kata produk sebenarnya lebih mengacu pada keseluruhan konsep atas
Gambar 7.1
objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai (value) kepada konsumen.
Sedangkan istilah barang dan jasa merupakan sub kategori yang digunakan
untuk menggambarkan dua jenis produk.
Augmented product
Konsumen bukanlah membeli barang atau jasa, melainkan manfaat (benefit) yang
spesifik dan nilai (value) dari keseluruhan penawaran.
Potential product
Expected product
Tabel 7.1
Contoh Total Produk Pada Bisnis PC
1.
2.
Product level
Customers view
Core product Kebutuhan generik
konsumen
yang
harus dipenuhi
Expected
Satu set harapan
product
minimal konsumen
Augmented
Product
Potential
Product
Penawaran penjual
yang
melebihi
harapan/kebiasaan
konsumen
Segala sesuatu yang
secara
potensual
dapat dilakukan atas
produk
demi
kepuasan konsumen
Marketer view
PC example
Manfaat
dasar
yang Data
storage
membentuk produk
processing, kecepatan
processing tetrieval
Keputusan
produk Merek, garansi, jasa
tentang
komponen pendukung komputer
tangible dan intangible
Keputusan
marketer Diagnostic
Software,
tentang harga distribusi, trade in allowance (tukar
promosi
tambah),
jaringan
dealer, klub pengguna
Tindakan untuk menarik Penggunaan
sistem
dan menahan konsumen kontrol. Mesin faks,
walaupun ada perubahan music composer, area
kondisi/aplikasi baru
aplikasi lain.
konsep total produk. Dimana suatu jasa yang ditawarkan dapat terdiri dari elemen:
1.
The core or generic product. Produk inti atau generik terdiri dari jasa
dasar. Seperti tempat tidur pada jasa kamar hotel.
2.
The expected product. Produk yang diharapkan terdiri dari produk inti
bersama pertimbangan keputusan pembelian minimal yang harus
dipenuhi. Seperti ruang tunggu yang nyaman di bandara, lift yang bersih.
43
1.
44
Gambar 7.3
2.
3.
Luas Kompetisi
High
High
Price
Differentiated
Low
Low
Luas Kompetisi
Pasar Merek &
Customer Service
High
High
Tipe no 1 adalah tipe merek dalam jasa yang utama. Ada anggapan bahwa dalam
jangka panjang merek perusahaan akan menjadi diskriminator utama, dan pilihan
konsumen akan lebih bergantung pada perusahaan atau personel di balik merek
produk daripada evaluasi manfaat fungsional produk.
Gross
Margin
Pasar
Komoditas
Low
High
Low
Diferensiasi Produk/tamsilan
suatu merek yang sangat terdiferensiasi) dan pada ekstrem yang lain suatu
komoditas. Bila sebuah produk pertama kali diluncurkan ia masih spesial, seiring
(30%
dari
Basic
feature
pengaruh, tetapi 70% biaya)
Nilai tambahan (image,
model,
support)
70%
pengaruh tetapi 30% biaya
jasa,
dari
Core
Product
Product
Surround
45
Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan menghindarkan penurunan dari
spesialis ke komoditas.
2.
Peripheral Evidence, ini memiliki sedikit nilai bila berdiri sendiri tetapi
menambah tangibilitas pada nilai yang disediakan produk jasa. Contoh
supermarket mempunyai aroma roti yang sedang dibakar di pintu masuk untuk
menarik pelanggan, perusahaan penerbangan memajang lambang perusahaan
pada tiap item dari tiket sampai pesawat, penerbangan menyediakan bantal,
pilihan makanan dingin, buah segar, air mineral ditiap nampan.
46
b. Strategi positioning yang terdefinisi dengan jelas.
c. Memakai aplikasi elemen bauran pemasaran yang lebih baik.
Dua aspek penting dalam strategi ini adalah:
(1) Mempertahankan pelanggan (customer retention) bertujuan mempertahankan
konsumen yang sudah ada dibanding merekrut yang baru misalnya dengan
menerapkan pemasaran relasional (bab 2).
(2) Meningkatkan frekuensi penggunaan: mempengaruhi konsumen untuk
memperbanyak frekuensi pemakaian.
2. PENGEMBANGAN PRODUK JASA BARU
Christopher Lovelock, 1991, mengajukan 6 kategori inovasi jasa:
1.
2.
3.
Gambar 7.4
4.
Produk / Jasa
Sekarang
Sekarang
Penetrasi Pasar
Baru
Pengembangan
Produk/Jasa
5.
6.
Pasar
Baru
Pengembangan
Pasar
Diversifikasi
3. PENGEMBANGAN PASAR
Strategi ini adalah melakukan ekstensi pasar yaitu mencari segmen
pembeli baru dengan tawaran jasa yang sudah ada sekarang. Strategi memiliki
resiko lebih tinggi dari 2 strategi sebelumnya. Contoh bank membuka cabang di Luar
Negeri untuk melayani nasabah WNI di LN.
berikut:
1. PENETRASI PASAR
Strategi penetrasi pasar memaparkan cara meningkatkan posisi sekarang
di pasar dengan lebih baik, tanpa memperluas pasar, melalui:
a. Segmentasi yang lebih terfokus.
47
48
perusahaan yang sudah mencapai fase matang sebagai satu-satunya cara untuk
mengembangkan diri. Contoh perusahaan taksi masuk ke bisnis pengelolaan jasa jalan
tol.
6. DISTRIBUSI JASA
Dua kunci dalam distribusi jasa adalah lokasi dan saluran distribusi.
1. LOKASI
Lokasi yaitu keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan
dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Pentingnya memilih lokasi
perusahaan jasa tergantung pada tipe dan derajat interaksi yang terlibat.
Terdapat 3 lokasi antara penyedia jasa dan konsumen:
1. Konsumen mendatangi penyedia jasa.
2. Penyedia jasa mendatangi konsumen.
3. Transaksi bisnis melalui kepanjangan tangan perusahaan.
Pentingnya lokasi bervariasi tergantung jasa yang ditawarkan, Cowell
meringkasnya sebagai berikut:
1. Apa yang dibutuhkan pasar?
2. Bagaimana tren persaingan dalam jasa tersebut? Semakin meningkatkah?
3. Seberapa terlihatkah jasa tersebut? Berdasar teknologi atau personel?
4. Apakah organisasi jasa perlu memiliki tempat yang tepat?
5. Apakah perkembangan teknologi mempengaruhi lokasi jasa yang
ditawarkan?
6. Seberapa penting jasa tambahan terhadap jasa utama?
2. SALURAN DISTRIBUSI
Menurut Mudie dan Cottam, 1993, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
penilaian konsumen:
1. Perencanaan spasial, aspek simetri, proporsi, warna, dan lainnya,
dipertimbangkan untuk memancing respon intelektual maupun emosional
yang mendorong terbentuknya respon yang diinginkan dari pelanggan.
2. Perencanaan ruangan, mencakup perancangan interior dan arsitektur
seperti penempatan perabotan, desain aliran sirkulasi dan lainnya.
3. Perlengkapan perabotan, ini memiliki fungsi diantaranya sebagai
pelindung barang berharga, barang pajangan, tanda penyambut pelanggan
dan sebagai suatu yang menunjukkan status penggunanya.
4. Tata cahaya, hal yang perlu diperhatikan dalam tata cahaya adalah cahaya
di siang hari, tingkat ketajaman penglihatan dan suasana yang diinginkan
(tenang, damai, segar, riang, gempita).
5. Warna, warna yang tepat dapat menggerakkan perasaan dan emosi, selain
itu dapat dapat dipakai untuk keperluan meningkatkan efisiensi dalam
Penyedia jasa.
Intermediary/perantara.
Konsumen.
Secara tradisional, penjualan langsung (direct sales) adalah metode
distribusi yang paling cocok (contohnya: untuk jasa professional). Akan tetapi
perusahaan secara aktif mencari saluran lain untuk meningkatkan pertumbuhan
dan untuk mengisi kapasitas yang tidak digunakan.
Pilihan saluran untuk jasa, dapat dilihat pada gambar di bawah adalah:
1. Direct Sales, contohnya: akuntan, jasa konsultan.
2. Agen atau broker, contohnya: broker asuransi, agen perjalanan.
3.
4.
49
50
Gambar 7.5
Pilihan Saluran Distribusi Jasa
Penyedia jasa
Agen Penjual
Pengantar Jasa
Terkontrak atau
Franchise
Agen/Broker
perjalanan yang mudah dicapai, memiliki tempat parkir nyaman, eksteriornya menarik,
karpet dan perabot berkualitas tinggi, pencahayaannya baik dan sangat bersih membawa
dampak yang sama besarnya dengan informasi jasa perjalanan itu sendiri.
Agen Pembeli
Yang lebih penting dari bukti fisik adalah personel yang mengadakan
kontak langsung dengan pelanggan. Kontak antara pelanggan dan penyedia jasa
dan saluran distribusi adalah sama saja dari persepsi konsumen. Contohnya:
restoran Dennys di AS menjanjikan kualitas pelayanan dengan pelayan restoran yang
secepat di restoran siap saji. Untuk mencapai hal ini, semua saluran distribusi harus
dapat membuat janji tesebut menjadi kenyataan.
Konsumen/Pelanggan
Rosenbloom
dalam
Marketing
Channels:
Management
View,
51
BAB VIII
STRATEGI PENETAPAN HARGA JASA
52
4. Positioning dari jasa yang ditawarkan 8. Kondisi ekonomi
Kita akan membahas hanya no 1-3 saja, karena ketiga hal tersebut yang paling
beRp.engaruh dalam penetapan harga:
1. PERSAINGAN
1. HARGA JASA
Istilah harga muncul dalam banyak sebutan: Universitas menggunakan
memberikan service charge, jalan tol atau jasa angkutan menerapkan tarif, pialang
teknik:
2. ELATISITAS PERMINTAAN
Perusahaan perlu mengetahui hubungan antara harga (P) dan permintaan
nilai.
(D), dan bagaimana besarnya permintaan bervariasi pada berbagai tingkat harga
yang berbeda.
Elastic Demand
Price of Services
Price of Services
Inelastic Demand
P1
P1
P2
P2
Q1
Q2
Quantity of Service Demanded
Q1 Q2
Quantity of Service Demanded
53
54
3. STRUKTUR BIAYA
Para pemasar perlu mengetahui biaya dalam produksi jasa dan bagaimana
biaya bergerak seiring waktu dan tingkat permintaan. Dua jenis biaya:
Fixed Cost yaitu biaya yang tidak berubah meskipun ada perubahan pada
tingkat output. Biaya ini dikenal dengan biaya of being in bussiness
(bangunan, biaya gaji manajer, biaya pemeliharaan, sewa, depresiasi, gaji
eksekutif, gaji administrasi, asuransi)
Variable Cost yaitu biaya yang berubah seiring dengan kuantitas layanan
jasa yang disediakan atau dijual. Biaya ini dikenal dengan biaya of doing
bussiness (upah pekerja paruh waktu, listrik, air, overhead, komisi untuk
Semi Variable Cost yaitu biaya yang memiliki elemen sebagian bersifat
tetap dan sebagian lagi bersifat variabel (biaya telepon, gaji pegawai yang
penjualan).
bekerja lembur).
Dalam jasa penerbangan biaya tetapnya lebih tinggi dikarenakan biaya pembelian
peralatan dan pegawai yang mengoperasikannya. Total biaya merupakan
keseluruhan biaya tetap, variabel, dan semi variabel. Para manajer perlu
memahami pengaruh masing-masing biaya
Cost Plus Pricing. Penentuan harga dilakukan dengan menaikkan (mark up)
harga sekian persen dari total biayanya.
Rate of Return Pricing. Harga ditentukan untuk mencapai tingkat ROI/ROA
yang ditargetkan. Penentuan harga ini disebut juga target return pricing.
Competitive Parity Pricing. Harga ditentukan berdasarkan harga yang
ditentukan oleh market leader. Hampir sama dengan taktik ini adalah Parity
55
56
pricing (going rate), yakni penentuan harga dibuat sama dengan harga ratarata yang ditetapkan oleh pasar.
4. Loss Leading Pricing. Harga awal ditetapkan pada harga yang murah-malah
kadang merugikan-dengan tujuan jangka pendek yaitu memposisikan diri
dalam pasar atau meningkatkan pangsa pasar. Hampir sama dengan taktik ini
adalah stay our pricing, yakni penentuan harga yang rendah (di bawah BEP)
dengan tujuan untuk menurunkan tingkat masuknya pesaing baru ke dalam
pasar.
5. Value-based Pricing. Harga ditentukan atas dasar nilai jasa yang
dipersepsikan (perceived value) oleh segmen konsumen tertentu. Pricing ini
desebut marker-driven approach, dimana tindakan dilakukan untuk
memperkuat positioning jasa dan manfaat (benefits) yang diterima konsumen
dari jasa tersebut.
6. Relationship Pricing. Harga didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
atas seluruh jasa yang disediakan untuk konsumen dan atas potensi
keuntungan di masa depan dalam jangka waktu tertentu-seringkali dalam
seluruh hidup konsumen. Relationship pricing merupakan market-oriented
approach dari value-based pricing. Value-based pricing bertujuan untuk
membantu memposisikan jasa dan menampilkan fakta di mana para
konsumen mau membayar lebih untuk benefits yang dirasakan oleh produk
utama dan produk sampingan. Sebuah pendekatan yang biasanya digunakan
perusahaan untuk meningkatkan produk sampingan dan mencapai
peningkatan harga adalah dengan jaminan jasa yang tidak bersyarat.
7. Flexible Pricing. Teknik penentuan harga jasa bersifat fleksibel, dipengaruhi
faktor bisnis jasa tersebut. Contoh: jasa layanan hotel akan menetapkan
harga yang berbeda pada musim yang berbeda.
8. Discrete Pricing. Penetapkan harga dibedakan dari pengambil keputusan
pada saat membeli jasa.
9. Discount Pricing. Teknik penetapan harga di bawah harga standar. Oleh
karena itu, perusahaan jasa perlu adanya jasa perantara atau agen, ataupun
broker di mana mereka perlu mendapatkan komisi.
10. Diversion Pricing. Adanya pembedaan teknik dasar dalam menetapkan harga
yang murah pada jasa inti, sementara jasa lain yang bersamaan dengan
konsumsi jasa tersebut dibuat standar atau lebih tinggi. Hampir sama dengan
taktik ini adalah Gross-benefit pricing, dimana harga ditentukan dibawah
biaya total untuk satu produk dalam product line, tetapi relatif tinggi untuk
item lain yang berfungsi sebagai barang komplemen langsung dalam line
tersebut.
11. Guarantee Pricing. Pemberi jasa memberikan jaminan akan produknya
namun dengan harga relatif lebih mahal.
12. High Price Maintenance Pricing. Pemberi layanan jasa berani untuk memberi
harga yang tinggi, Karena kalau harga turun, maka reputasi akan turun.
13. Peak Load Pricing. Penetapan harga di mana pemberi layanan jasa
menetapkan harga jasa lebih mahal pada waktu peak (masa ramai) karena
biaya yang lebih tinggi yang ditanggung produsen ketika masa peak daripada
off-peak.
14. Offset Pricing. Yaitu penetapan harga dengan adanya beberapa komponen
harga yang disembunyikan. Harga yang tertera tidak seluruhnya merupakan
harga akhir yang harus dibayar oleh konsumen.
15. First-Degree Price Discrimination. Teknik menjual setiap unit dari sebuah
produk jasa dengan teRp.isah dan men-charge harga tertinggi yang mungkin
untuk setiap layanan jasa yang ditawarkan. Contohnya: dengan asumsi bahwa
si penjual layanan jasa mengenal konsumennya. Maka UI akan menetapkan
SPP yang mahal kepada mereka yang mampu dan memberikan keringanan
bagi mereka yang kurang mampu.
16. Second-Degree Price Discrimination. Menetapkan harga yang seragam pada
layanan jasa diukur dalam suatu satuan kuantitas tertentu dan harga yang
lebih murah (atau lebih tinggi) lagi pada setiap tambahan satuan kuantitas
dalam masa konsumsi yang sama dan seterusnya demikian. Contohnya: tarif
progresif pajak, adanya pembedaan tarif dasar listrik berdasarkan satuan kwh.
layanan jasa yang sama dalam pasar berbeda hingga pendapatan marginal
dari layanan jasa terakhir yang dijual di setiap pasar yang berbeda sama
dengan biaya marginal dari layanan jasa tersebut. Contoh: harga yang berbeda
yang dikenakan oleh jasa angkutan udara, adanya tarif regular dan tarif khusus.
18. Two-Part Tarif. Praktik penetapan harga di mana konsumen membayar initial
fee untuk hak mengkonsumsi layanan jasa tersebut dan membayar pula usage
fee atau harga untuk setiap layanan jasa yang mereka konsumsi. Contoh: biaya
pemakaian telepon. Adanya biaya abonemen dan selanjutnya konsumen membayar
pulsa untuk setiap pemakaiannya.
19. Bundling. Strategi penetapan harga dimana menjual satu atau lebih produk
layanan jasa sebagai sebuah paket. Contoh: adanya jenis makanan pembuka,
makanan utama, dan makanan penutup yang ditawarkan oleh restoran hotel; paket
perjalanan wisata.
58
57
3.
4.
5.
7.
Prestige and Economy Pricing. Ini adalah strategi yang menaikkan harga jasa
di atas harga rata-rata dan economy pricing dengan menurunkan harga jasa di
bawah rata-rata.
Multiple Pricing. Strategi ini merupakan diskon kuantitas. Harga yang lebih
murah dikenakan jika kuantitas produk/service yang dibeli semakin banyak.
Biasanya digunakan oleh toko-toko retail.
Odd Pricing. Ini didasarkan pada konsep psikologi di mana Rp. 999
dirasakan secara psikologi, sangat kurang atau lebih rendah dari Rp. 1000.
8.
59
60
Dasar dari penentuan tingkat premi asuransi jiwa adalah tabel kematian yang
dalam periode waktu itu maka pembayaran penuh dilakukan pada akhir
periode. Premi yang dibayar untuk kontrak ini adalah yang tertinggi karena
mengkombinasikan proteksi kematian nasabah dan pembayaran penuh diakhir
periode jika nasabah tetap hidup.
TINGKAT KEMATIAN
Karena asuransi jiwa bersifat jangka panjang maka tingkat bunga yang
diberikan memiliki keistimewaan. Pembayaran premi yang dibayarkan setiap
tahun akan terakumulasi. Akumulasi ditambah bunga gabungan (compound
interest) yang memberi perbedaan antara biaya asuransi dengan level premi.
Pembayaran yang terakumulasi (reserves) ini diinvestasikan dan jika reserves ini
sudah meningkat maka perusahaan asuransi akan menguranginya dengan
exposure, yaitu jumlah asuransi yang sebenarnya jika resiko terjadi.
akan menurun. Oleh karena itu, semakin muda seseorang maka jangka waktu
premi yang dibayar akan semakin panjang dan tingkat premi yang harus dibayar
juga lebih kecil dari orang yang lebih tua.
Tingkat
asuransi
dijamin
kepastiannya
selama
kontrak
berlangsung. Oleh karena itu, tingkat bunga harus ditetapkan secara konservatif.
PEMUATAN BIAYA
bunga
61
LIFE REINSURANCE
Jika sebuah resiko dirasakan melebihi kemampuan membayar perusahaan
asuransi maka perusahaan tersebut dapat menanggung resiko sebesar apa yang
dapat dibayar. Sisanya akan direasuransikan pada perusahaan reasuransi.
9. CONTOH
62
WeekEnd (Sabtu, Hari libur nasional)
Periode paket (Lebaran, Natal, Tahun Baru, Libur Semester)
Hotel resort memiliki rate yang lebih mahal pada saat weekend atau
liburan. Sedangkan hotel bisnis memiliki rate yang lebih tinggi pada saat hari
kerja (weekdays).
PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR
Dalam menentukan harga jual kamar, Putri Salju menggunakan
perhitungan dan pertimbangan sebagai berikut:
1. faktor internal
Jenis cottage
Biaya produksi kamar, yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk mempersiapkan sebuah kamar agar ready to sale (dalam
perhotelan istilahnya dikenal dengan nama vacant clean)
Fasilitas tambahan, yaitu kelengkapan tambahan diluar fasilitas
kamar yang diberikan kepada tamu. Contoh jika seorang tamu
memesan sebuah kamar, ia mendapat fasilitas: kamar standar,
makan pagi, antar jemput ke bandara. Kemudian fasilitas
tambahan yang ia dapatkan adalah: rekreasi ke Dufan,
Gelanggang samudra, gelanggang renang, dan Green Fee Golf
di padang golf Ancol.
Tren harga jual kamar
Kebijakan dari manajemen
2. faktor eksternal
Pesaing: pesaing untuk Putri Salju Cottage adalah hotel berjenis
resort pantai yang berlokasi di Jakarta dan Anyer, seperti Hotel
Horison, Hotel Radin, Hotel Sol Elite Marbela dan lainnya
Waktu.
HARGA PUBLISH
Cara perhitungan harga publish yaitu:
1. Departemen penjualan membuat perhitungan untuk tiap kamar dengan
tren ARR (Average Room Rate)
2. Hasil perhitungan tren dibulatkan pada pembulatan dua puluh lima ribuan
terdekat.
3. Dari perhitungan yang sudah dibulatkan tersebut, lalu diperhitungkan
fasilitas tambahan apa saja yang bisa diberikan dengan harga yang telah
dihitung tersebut.
4. Harga dan fasilitas tambahan dibandingkan dengan harga dan fasilitas
pesaing. Umumnya Putri Salju Cottage dalam kisaran 20%-40% lebih
tinggi dari harga pesaing.
63
Tabel 8.1
1997
1998
1999
Duplex Up
Duplex Down
Deluxe
Silver Family
Golden Family
Diamon
350.000
400.000
400.000
550.000
650.000
1.250.000
400.000
450.000
450.000
600.000
700.000
1.600.000
425.000
500.000
500.000
675.000
750.000
2.000.000
2000 Setelah
Perhitungan
500.000
600.000
600.000
800.000
1.100.000
2.500.000
Rp.
750.000
Rp.
Rp.
Rp.
150.000
Rp.
820.000
64
Standar Deluxe
Silver Family
Persentase tambahan 20%xRp. 800.000
Fasilitas tambahan:
Dinner @Rp. 75.000x4 paks
300.000
Rp.
1.260.000
Golden Family
Persentase tambahan 20%xRp. 1.100.000
Fasilitas tambahan:
Dinner @Rp. 75.000x4 paks
Rp.
Rp.
Rp.
300.000
Rp.
1.520.000
Diamond Family
Persentase tambahan 20%xRp. 2.500.000
Fasilitas tambahan:
Dinner @Rp. 75.000x6 paks
Rp.
Rp.
Rp.
450.000
Rp.
3.450.000
65
Harga Jual Kamar:
47X+22 (X+75.000)
= Rp. 300.000 (69)
69X
= Rp. 20.700.000-1.650.000
X
= Rp. 277.000 (pembulatan)
Jadi harga kamar adalah:
Standar Duplex+Rp. 277.000
Deluxe Suite
= Rp. 277.000+Rp. 75.000 = Rp. 352.000
Kamar Silver Family
= Rp. 352.000+(Rp. 352.000x50%)= Rp. 528.000
Kamar Golden Family
= Rp. 352.000+(Rp. 352.000x60%)= Rp. 563.000
Kamar Diamon Family
= Rp. 352.000+(Rp. 352.000x200%)= Rp. 1.056.000
Dengan dasar perhitungan di atas maka kita dapat menghitung harga
lainnya seperti weekend dan paket lainnya. Misalnya untuk menghitung harga jual
kamar untuk paket: karena paket merupakan periode peak season, sebaiknya harga
yang telah dihitung di atas dikalikan dengan persentase tertentu yang telah
disepakati oleh manajemen. Kemudian baru ditambahkan biaya fasilitas. Sehingga
dihasilkan biaya operasi yang memiliki rasio tertentu terhadap pendapatan. Maka
atas biaya tersebut harus dikalikan terlebih dahulu untuk menjadi 100% dari
komponen pendapatan.
Atas dasar perhitungan di atas kita dapat pula membuat modifikasi lain
atas harga dasar yang telah terbentuk. Misalnya bila ingin menurunkan harga, bila
ingin memberi diskon, dan lainnya.
(Lupiyoadi: 2001:85-105)
66
67
68
2. PERSONAL SELLING
BAB IX
1. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting.
2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin.
3. Orang merupakan bagian dari produk jasa.
Sifat personal selling dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat
secara langsung menyesuaikan penawaran dengan kebutuhan dan perilaku masingmasing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui
2. BAURAN PROMOSI
1. ADVERTISING (Periklanan)
Merupakan komunikasi impersonal. Terdapat beberapa tujuan periklanan
c.
barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales
kelebihan-kelebihan
konvensional.
produknya
dibanding
dengan
perusahaan
asuransi
69
Direct mail
Mail order
Direct response
Direct selling
Telemarketing
Digital marketing
70
MENENTUKAN TUJUAN KOMUNIKASI
Setelah mengetahui target audience dan ciri-cirinya, maka kemudian
dapat menentukan tanggapan atas apa yang dikehendaki. Perusahaan harus
menentukan tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran,
pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan atau pembelian.
MERANCANG PESAN
Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya
suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (Attention), menarik (Interest),
membangkitkan keinginan (Desire), dan menghasilkan tindakan (Action), yang
kesemuanya dikenal sebagai metode AIDA.
Pesan yang efektif harus dapat menyelesaikan 4 masalah, yaitu: HOW,
WHAT, WHEN dan WHO.
MENYELEKSI SALURAN KOMUNIKASI
Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien
untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi
personal ataupun non personal.
MENETAPKAN JUMLAH ANGGARAN PROMOSI
Menetapkan anggaran sangatlah penting karena menentukan
menggunakan media apa, tergantung pada anggaran yang tersedia. Ataukah
perusahaan berorientasi pada pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai
sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan.
MENENTUKAN BAURAN PROMOSI
Langkah berikutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah
menentukan alat promosi apa yang akan digunakan, apakah melalui: advertising,
personal selling, sales promotion, atau public relation dan lain-lain (atau bauran
dari berbagai perangkat tersebut).
MENGUKUR HASIL-HASIL PROMOSI
Setelah merencanakan promosi, perusahaan harus mengukur dampaknya
pada target audience, apakah mereka mengenal atau mengingat pesan-pesan yang
diberikan. Berapa kali melihat pesan tersebut, apa saja yang masih diingat,
bagaimana sikap mereka terhadap produk jasa tersebut, dan lain-lain.
MENGELOLA DAN MENGKOORDINASI PROSES KOMUNIKASI
Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi
yang tersedia untuk mencapai target audience, maka alat dan pesan komunikasi
perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu pada
saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi. Untuk itu
perusahaan harus mengarahkan pada penerapan konsep komunikasi pemasaran
yang terkoordinasi.
71
72
1. PERIKLANAN (ADVERTISING)
Tujuan pokok dari kebijaksanaan periklanan adalah memberikan informasi secara
rutin tentang kegiatan-kegiatan perusahaan serta jasa-jasa yang tersedia. Hal ini
diarahkan untuk pemantapan citra hotel kepada masyarakat luas. Kegiatan
In House Advertising
Adalah merupakan cara promosi yang dilakukan di dalam lingkungan hotel,
dimana semua barang promosi yang ada diletakkan pada tempat yang strategis,
seperti lobby hotel, lift, kamar hotel, restoran dan tempat-tempat lainnya yang
menjadi pusat lalu lintas para tamu. Bentuknya berupa perlengkapan kamar,
seperti key holders, handuk, sabun, gelas, asbak dengan logo Hotel Shangri-la
Jakarta ataupun rack folders yang memuat poster-poster atau brosur-brosur
tentang tarif kamar, dan fasilitas hotel yang disediakan oleh hotel.
Outdoor Advetising
Berupa billboard di muka hotel, juga neon sign di lobby hotel dan poster-poster
yang ditempel di biro-biro perjalanan dan perusahaan penerbangan.
Specialty Advertising
Yaitu berupa hadiah sebagai sarana pelengkap promosi yang diberikan untuk
kenang-kenangan bagi para tamu. Misalnya: ballpoint, tas, T-shirt, dan note pad
yang semuanya disertai, dengan logo Hotel Shangri-la Jakarta.
2. PENJUALAN PERORANGAN (PERSONAL SELLING)
73
discounts. Dimana promotional gifts diberikan kepada tamu-tamu VIP atau para
tamu potensial dengan memberikan sejumlah hadiah kecil, biasanya berupa bunga,
buah-buahan, T-shirt, diary, document holder, kue ulang tahun atau kue
pernikahan. Sedangkan pemberian special discount dilakukan pada periode
tertentu seperti: saat hari libur, hari raya dan lainnya. Hal ini dilakukan agar Hotel
Shangri-la Jakarta dapat menyerap tamu yang datang berlibur.
Trade promotion, adalah promosi yang ditujukan kepada agen biro perjalanan.
Promosi ini dilakukan agar mereka bersemangat dalam membantu perusahaan di
dalam menjual produk hotel. Promosi ini dilakukan dengan mengadakan
pertemuan dengan para agen perjalanan utama untuk memberikan product
knowledge bagi mereka sebagai pegangan dalam usaha menjual produk Hotel
Shangri-la Jakarta, juga pemberian komisi dan bonus yang menarik.
Sales Force Promotion, merupakan kegiatan yang ditujukan kepada para
wiraniaga Hotel Shangri-la Jakarta, dengan memberikan tunjangan, seperti:
tunjangan kesehatan, asuransi, makan, dan tunjangan hari raya.
4. HUBUNGAN MASYARAKAT (PUBLIC RELATION)
Kegiatan public relation yang dilakukan oleh Hotel Shangri-la Jakarta adalah:
Hubungan Pers, kegiatan ini dilakukan dengan melakukan surat menyurat ke
berbagai media yang dapat memuat berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi
di Hotel Shangri-la Jakarta , membina hubungan baik dengan Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) dan juga mengadakan konferensi pers setelah pelaksanaan acaraacara penting di Hotel Shangri-la Jakarta.
Publisitas produk, dalam kegiatan ini public relation Hotel Shangri-la Jakarta
memuat peristiwa-peristiwa yang diadakan di Hotel Shangri-la Jakarta di majalah
atau surat kabar yang dapat menarik konsumen, juga melakukan hubungan
langsung dengan para tamu yang datang ke hotel.
Komunikasi Perusahaan, kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan
bersama dengan agen biro perjalanan dan perusahaan komersial guna memberikan
informasi terbaru dari Hotel Shangri-la Jakarta. Selain itu, juga bisa dilakukan
dengan menjadi sponsor suatu kegiatan, baik yang diadakan di dalam lingkungan
hotel maupun di luar.
Lobbying, kegiatan ini dilakukan dengan membina hubungan baik dengan
departemen-departemen pemerintah dan kedutaan asing dalam usahanya
memberikan informasi kepada mereka tentang Hotel Shangri-la Jakarta.
(Lupiyoadi, 2001:107-114)
74
BAB X
STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
PEMASARAN JASA
1. PERAN PENTING SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
DALAM PERUSAHAAN JASA
75
2. Modifiers, yaitu SDM yang tidak terlibat secara langsung dalam aktifitas
pemasaran. Kontak dengan konsumen hanya dilakukan sesekali saja. Peran ini
sangat penting, oleh karena itu, mereka harus mempunyai pandangan yang
luas tentang strategi pemasaran jasa perusahaan.
Modifiers memerlukan keahlian untuk dapat menjalin kerjasama yang
erat dengan para konsumen. Manajemen harus mengarahkan dan mengadakan
pelatihan serta pengembangan kerja secara intensif (Receptionis, operator
telepon).
terjadinya permasalahan dalam pengelolaan SDM mulai dari tahap seleksi hingga
diharapkan manajemen tidak lagi memandang sumber daya ini hanya dengan
Tingkat perhatian dan penekanan pada peran SDM dalam jasa adalah
sangat penting, apalagi pada era globalisasi saat ini dimana tidak akan ada batas
penting dalam pemasaran jasa dapat dijelaskan dalam aspek internal marketing
mobilitas sumber daya termasuk SDM. Peran penting SDM dalam perusahaan jasa
harus dibedakan untuk pengelolaannya lebih lanjut (Payne, 1983), yang pada
umumnya dapat dikelompokkan atas:
1. Contactors, adalah SDM yang berhubungan erat dengan kosumen dan
memilih aktifitas memasarkan secara konvensional. Mereka memiliki posisi
dalam hal menjual dan perannya sebagai customer service.
SDM yang terlibat dalam peran ini membutuhkan pelatihan, persiapan
dan motivasi yang tinggi untuk melayani konsumen sehari-hari. Selain itu,
dituntut memiliki kemampuan responsive dalam memenuhi kebutuhan
konsumen (orang yang berperan dalam penjualan dan layanan pelanggan).
Menyadari
bahwa
manajemen
SDM
merupakan
suatu
kegiatan
76
77
1. Karyawan dari setiap departemen memiliki peran sebagai internal customer dan
supplier. Untuk dapat memberikan kualitas terbaik pada external marketing,
maka harus dipastikan setiap karyawan mendapatkan kepuasan kerja yang
optimal.
TRAINING
Merupakan program yang ditujukan bagi SDM perusahaan berupa
pemberian informasi pengetahuan dasar mengenai strategi kerja, sikap,
kemampuan, baik berkomunikasi maupun pemasaran jasa serta memahami
2. Pandangan yang sama terhadap misi, strategi dan tujuan perusahaan merupakan
elemen yang penting untuk menciptakan komitmen yang tinggi pada setiap
karyawan yang pada akhirnya memotivasi karyawan untuk bekerja optimal.
konsumen.
MANAGEMENT
SUPPORT
AND
INTERNAL
INTERACTIVE
COMMUNICATION
Merupakan sarana kerjasama yang efektif dari kalangan manajemen
perusahaan kepada SDM pelaksana dan juga membuka komunikasi dua arah dari
merupakan langkah awal untuk menciptakan motivasi yang tinggi baik bagi
dan efektif agar dalam pelaksanaan sesuai strategi yang telah ditetapkan
perusahaan. Pada aplikasinya, diperlukan koordinasi secara berkesinambungan.
marketing penting untuk diperhatikan sebagai upaya yang besifat jangka panjang.
Proses manajemen yang penting dalam hal ini menurut Gronroos (1990) adalah:
1. Attitude Management
Meliputi sikap dan motivasi karyawan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Pihak manajemen perlu bersifat proaktif terutama dalam perencanaan dan
pengawasan kegiatan karyawannya.
2. Communication Management
Merupakan proses manajemen dalam menyampaikan setiap informasi yang
bertujuan untuk memberikan petunjuk kerja dan memberikan kesempatan pula
pada para karyawan untuk menyampaikan segala permasalahan yang dihadapi
sehingga dapat terjadi komunikasi dua arah dan terjalin suasana keterbukaan.
Pada kenyataannya, seringkali hal yang pertama lebih diutamakan dan
78
79
perusahaan akan mampu menciptakan suatu pola pemasaran yang integratif dalam
yang seimbang antara kinerja dan kepuasan akan imbalan menciptakan pandangan
positif bagi SDM tentang perusahaan yang akan diwujudkan sebagai loyalitas
mengintegrasikan seluruh elemen yang ada dalam customer service agar sesuai
kerja yang positif pula. Perusahaan harus berupaya untuk melaksanakan internal
dengan strategi dan operasi perusahaan yang telah ditetapkan. Seluruh komponen
SDM adalah customer service yang memiliki tanggung jawab terfokus pada tugas
service hanya terpusat pada satu bagian, yang sering menimbulkan ketidakpuasan
dengan perusahaan penghasil jasa adalah pada pemasarannya, dimana jasa lebih
dapat memiliki penilaian yang sangat subyektif terhadap suatu jasa karena mereka
seluruh bagian dengan orientasi pada konsumen, baik untuk SDM yang terlibat
pelayanan yang sama dimata konsumen. Hal tersebut menuntut kecermatan dalam
diikuti dengan adanya desain dan strategi yang tepat dari perusahaan jasa
adalah:
melalui komunikasi untuk mempererat kerja sama dengan konsumen. Tentu saja
menciptakan suatu komitmen dan falsafah kerja sama untuk mencapai misi
tersebut.
sebelum terjadi transaksi hingga tahap evaluasi setelah transaksi. Customer service
perusahaan. Hal ini bermanfaat untuk menentukan elemen mana yang diutamakan
untuk mencapai hasil yang optimal. Tujuan pelayanan ini mencakup aktivitas
perusahaan jasa juga harus menyiapkan SDM melalui training tentang bagaimana
Selain itu perusahaan dapat memperhatikan value apa yang diinginkan konsumen,
80
81
terbaiknya.
apabila konsumennya memiliki informasi yang jelas dan lengkap mengenai jasa
standar pelayanan yang dapat diberikan kepada setiap segmen pasarnya. Strategi
yang ditawarkan perusahaan. Konsumen dan penyedia jasa akan dapat berinteraksi
konsumen, jasa dan konsumen yang paling penting serta bagaimana metode
operasi yang baik. Apabila karyawan memiliki sikap dan kemampuan pelayanan
yang baik maka segala permasalahan akan dapat diatasi.
Be Effective First, Nice Second
Pemberian jasa adalah pertama efisiensi baru kemudian sikap ramah.
Be Proactive
Perusahaan harus jeli melihat setiap peluang yang ada dan menentukan
strategi operasi yang tepat untuk mencapai sasaran.
adalah bagaimana pola dan proses manajemen yang digunakan organisasi yang
efektif manajemen hendaknya mengupayakan pemberdayaan SDM melalui:
agar pemasaran jasa berlangsung baik. Kemampuan yang perlu dicermati antara
lain adalah keahlian teknik dan karakteristik personal yang dimiliki. Penilaian ini
tergantung pada tuntutan kerja yang ada.
Train Employees Properly
Walaupun SDM yang ada adalah hasil seleksi bukan berarti tidak
memerlukan pelatihan. Pelatihan tetap diberikan sebagai bekal untuk menghadapi
yang perlu diperbaiki. Perusahaan perlu mengambil tindakan koreksi untuk setiap
operasi yang gagal atau kurang dari standar yang ditetapkan. Tindakan koreksi
yang mungkin diambil antara lain adalah melatih kembali SDM yang dimiliki,
mengadakan rotasi kerja untuk meningkatkan motivasi atau mengganti SDM
perusahaan yang sudah tidak memiliki kesesuaian dengan strategi perusahaan.
Implementasi dari seluruh aspek yang terkait dengan SDM perusahaan
jasa ini menuntut adanya suatu komitmen, cara pandang dan pelaksanaan peran
82
83
secara optimal oleh seluruh anggota perusahaan jasa agar dapat mencapai
3.
(Misalnya: karena makan disajikan dengan sayur yang setengah matang, restoran
menggratiskan makan siang tersebut).
4.
5.
6.
84
4. AT&T dan Coca Cola menyedian toll free telephone sistem untuk mendapat
feed back dari konsumen di mana konsumen yang menyampaikan keluhan
menurun seiring peningkatan kualitas, menjadi 1 diantara 50 telepon. Salah satu
pengalamannya adalah saat keluar produk baru, New Coke, dengan bertahap
semakin banyak konsumen menelepon menyampaikan lebih suka Coca Cola
formula lama. Tanggapan ini telah menimbulkan brand loyalty konsumen. Juga
diperoleh, pengalaman percakapan telepon dapat memberi pelayanan lebih
cepat dan pribadi untuk menjelaskan dari keadaan.
Seiring waktu konsumen semakin cerdas, pandai memilih, dan tuntutan
lebih banyak, dan komplain lebih keras. Maka perusahaan harus berhati-hati
dalam melatih, memonitor, dan memotivasi karyawan yang menangani para
konsumen.
1. General Electric (GE) yang berpusat di Lousville mengirim pegawainya untuk
belajar ke Disney University (DU), sebab DU terkenal tahu bagaimana
membahagiakan orang.
2. Taylor, manager GE melakukan evaluasi tiga kali setahun berdasarkan
produktivitas, sikap, tingkah laku, kehadiran, dan kualitas jasa dengan standar
tingkat 80%. Jika sukses akan ditingkatkan dengan standari 85% dalam 5
tahun.
3. GE membuat database raksasa berisi 750.000 kemungkinan jawaban dari 8.500
model keluhan dari 120 macam produk. Dimana tiap jawaban dengan
probabilitas >95% akan memuaskan penelepon, dan menghasilkan return 2
kali.
4. Program yang diterapkan oleh Citicorp adalah Hierarchy of Honor, yaitu
urutan 5 hal terburuk yang terjadi pada konsumen dan bagaimana
menghindarinya.
Penanganan komplain yang baik dari GE dan perusahaan lain telah membawa
perusahaan-perusahaan tersebut berdiri jauh di depan (Lupiyoadi, 2001:116-124).
86
85
BAB XI
2. Jika perusahaan nekat didirikan dengan kualitas output rendah, apa yang harus
dihadapi?
Dahulu misalnya, kita belum mengenal ISO 9000, juga belum ada Undangundang Perlindungan Konsumen yang melindungi mereka dari rendahnya
kualitas jasa. Namun kini para produsen jasa bisa dipenjarakan oleh
konsumennya sendiri! Mengapa? UU No. 8/1999 tentang Perlindungan
Konsumen yang sudah berlaku efektif sejak 20 April 2000 lalu, telah
menampung segala sesuatu yang berhubungan dengan keluhan konsumen
terhadap produsen untuk melindungi haknya secara hukum. UU perlindungan
Konsumen ini juga memuat banyak hal baru yang diperkenalkan, seperti
alternatif penyelesaian selain ligitasi. Dan dalam ligitasi pun dimungkinkan
secara sukarela ada penyelesaian di luar pengadilan (settlement out of court).
Dengan kata lain, semangat memudahkan konsumen untuk menuntut
pelaku usaha merupakan jiwa dari UU Perlindungan Konsumen ini.
Perlindungan konsumen di sini adalah segala upaya yang menjamin
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
3.Apa yang terjadi jika konsumen menuntut perusahaan karena rendahnya kualitas
output?
UU perlindungan Konsumen ini juga menganut pembuktian terbalik dan inilah
yang harus diwaspadai oleh produsen/pemberi jasa. Maksudnya, jika ada
keluhan dari konsumen maka beban pembuktiannya ada pada produsen.
Apabila ia tidak berhasil membuktikannya. Segala yang dituduhkan akan
dianggap benar dan produsen wajib menanggung konsekuensinya.
88
87
Gambar 11.1
Siklus Kepuasan Pelanggan
Kepuasan
Pelanggan
Perputaran
Karyawan
Peputaran
Pelanggan
Kepuasan
Karyawan
Margin
Laba
panjang, karena keuntungan eksternal yang diperoleh dari kepuasan pelanggan dan
(Sviokla).
Seberapa besar toleransi biaya yang harus dikeluarkan dan seberapa besar
bentuk fisik, pelayanan karyawan dan citra produk/jasa. Sedangkan biaya yang
dikeluarkan konsumen diukur berdasarkan jumlah uang, waktu dan energi dan
1.
2.
89
5.
Gambar 11.2
Quality Benefits Chain
Internal Benefits
- Efficiency
- Continues
Improvement
Quality
Focus
90
External Benefits
- Product/Service
Quality
6.
Quality
Perseption
Lower cost
Customer
Satisfaction
Increases
Profitability
7.
Customer
Longevity
8.
Selain dari segi biaya kualitas memiliki 8 dimensi pengukuran yang terdiri dari
aspek berikut:
1.
2.
3.
4.
91
92
dikatakan tidak bermutu. Dan apabila kenyataan sama dengan harapan maka
sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas
scale. Skala ini merupakan hasil penelitian dari Parasuraman dan memiliki
validitas dan reliabilitas yang baik. Instrumen dalam skala tersebut didesain untuk
berbagai macam bentuk pelayanan, yang dinilai kualitasnya atas dasar 5 dimensi
pelanggan ini didasarkan pada informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi,
pengalaman di masa lampau, dan komunikasi eksternal (iklan dan berbagai bentuk
2.
3.
4.
5.
4
3
2
1
93
angka rendah menggambarkan suatu jawaban negatif, sedangkan ujung kanan
(dengan angka besar) menggambarkan yang positif.
94
Gambar 11.3
Analisis Lima Kesenjangan
5
4
3
2
1
5. ANALISIS KESENJANGAN
(SERVQUAL)
KUALITAS
PELAYANAN
95
96
Tabel 11.1
Kesenjangan Dalam Kualitas jasa 1
Theoritical constructs
Orientasi dari riset pemasaran
Spesific variable
Jumlah dari riset pemasaran.
Penggunaan dari riset pemasaran.
Sampai dimana riset pemasaran terfokus
pada kualitas.
Jumlah interaksi langsung antara manajer
dan konsumen.
Komunikasi ke atas
Tingkatan manajer
Jumlah
tingkatan
antara
personnel.
Konsumen dan manajer
contactt
Upward Communication
Pemahaman para eksekutif terhadap para konsumen bergantung sekali
pada jumlah dan tipe komunikasi yang didapat dari kontak personal dan orangorang dari luar perusahaan (pengecer/agen). Upward Communication biasanya
memberikan komunikasi pada para manajer di lini atas mengenai kinerja seluruh
perusahaan. Aspek penting dari Upward Communication adalah efektifitas dan
kualitas pada medium dimana komunikasi terjadi. Contohnya komunikasi tatap
muka lebih efektif dibanding komunikasi tertulis karena menggunakan verbal dan
visual secara bersamaan. Ada 3 variabel yang mempengaruhi efektifitas dari
Upward Communication yaitu:
1. Banyaknya arus komunikasi dari karyawan ke manajer.
2. Banyaknya input yang diterima dari kontak personal.
3. Kualitas komunikasi antar eksekutif dan kontak personal.
Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajemen menghambat kontak personal karena mereka
membuat penghalang antara pengirim dan penerima pesan. Karena itu semakin
banyak tingkatan manajemen, semakin besar pula kesenjangan.
KESENJANGAN 2: KESENJANGAN PERSEPSI MANAJEMENSPESIFIKASI KUALITAS JASA
Para manajer dari perusahaan jasa seringkali mengalami hambatan dalam
memenuhi atau melampaui apa yang diharapkan konsumen. Beberapa factor
seperti: keterbatasan sumber daya, orientasi keuntungan jangka pendek, kondisi
pasar serta management indifferent dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara
persepsi manajer akan ekspektansi konsumen dengan spesifikasi jasa yang telah
dibuat manajer.
Komitmen Manajer untuk Kualitas Jasa
Salah satu penjelasan terjadinya kesenjangan (2) adalah ketiadaan
komitmen total dari para manajer untuk kualitas jasa. Penekanan pada sasaran lain
seperti pengurangan biaya dan keuntungan jangka pendek mempunyai hasil yang
lebih mudah untuk diukur dan mungkin mengurangi penekanan pada kualitas jasa.
97
Tabel 11.2
Manajemen Kualitas Jasa Dalam Kesenjangan (2)
Theoritical construct
Komitmen manajemen untuk kualitas jasa
Spesific variable
Komitmen sumber daya untuk
kualitas.
Adanya
program
kualitas
internal.
Persepsi
manajer
akan
pengakuan terhadap komitmen
akan kualitas.
Penetapan tujuan
Standarisasi tugas
Penggunaan
teknologi
menstandarisasi jasa.
Kemampuan/sistem
untuk
memenuhi spesifikasi.
Jangkauan
sampai
dimana
manajer percaya ekspektasi
konsumen dapat dipenuhi.
98
Persepsi dan Fisibilitas
Kesenjangan 2 dipengaruhi oleh batas sampai dimana manajer percaya
akan kemampuan organisasi untuk memenuhi harapan konsumen. Variabel yang
sesuai dengan persepsi ini adalah kemampuan organisasi dan sistem untuk
memenuhi spesifikasi dan tingkat dimana para manajer percaya bahwa harapan
konsumen dapat dicapai.
KESENJANGAN 3:KESENJANGAN SPESIFIKASI KUALITAS JASAPENYAMPAIAN JASA (SERVICE QUALITY SPECIFICATION-SERVICE
DELIVERY GAP)
Gap ketiga adalah perbedaan antara spesifikasi untuk jasa dan jasa aktual
yang diberikan. Ini muncul ketika para karyawan tidak dapat atau tidak mau
memberikan pelayanan sesuai yang diinginkan pihak manajemen. Penyebab utama
terjadi gap antara lain:
1. Team Work. Dalam tim yang efektif, setiap orang berfungsi sebagai tim
dan bersama-sama mencapai tujuan dengan memberikan kesempatan
yang sama kepada tiap anggota tim untuk berpartisipasi dalam mencapai
kesuksesan tim. Masalah akan muncul ketika tim tidak efektif, sehingga
jasa yang seharusnya diberikan tidak maksimal.
2. Employee-Job Fit (Kesesuaian karyawan dengan tugas). Permasalahan
dalam kualitas jasa sering muncul karena yang bersangkutan tidak
memiliki/tidak diposisikan dengan tepat sesuai keahliannya, sehingga
tidak efektif dalam melakukan pelayanan.
3. Technology-Job Fit (Kesesuaian pekerjaan dengan teknologi). Kualitas
pelayanan juga ditunjang kemampuan karyawan memanfaatkan
peralatan/teknologi. Ketika karyawan tidak dapat memanfaatkannya
maka gap itu akan terjadi.
4. Perceived Control. Kemampuan individu/karyawan dalam bekerja pada
situasi yang menekan sangat menetukan tinggi-rendahnya kualitas yang
diberikan. Ini berkaitan dengan manajemen stress oleh individu tersebut.
Ketika ia berhasil mengelola stress menjadi fungsional, maka kualitas
pelayanan yang diberikan akan lebih baik.
5. Supervisory Control System. Kinerja dari karyawan ditentukan oleh
output yang dihasilkan oleh karyawan. Namun, karena produk pelayanan
jasa tidak bisa diambil secara kuantitatif, maka untuk melakukan
supervisory control system, lebih difokuskan bagaimana karyawan
memperlakukan pelanggan daripada output yang dihasilkan.
6. Role Conflict. Ketika pihak manajemen ingin memindah peran dari
seseorang karyawan, maka nantinya akan terjadi konflik terhadap peran
yang diberikan. Sebab dalam role conflict ini, karyawan diberikan peran
yang berbeda dari biasanya sehingga terkadang pekerjaannya tidak
efektif.
7. Role Ambiguity. Ketika karyawan tidak memiliki informasi yang
menyeluruh terhadap apa yang diinginkan manajemen untuk
99
dilakukan/diharapkan manajemen, maka pekerjaan yang dilakukan
karyawan akan sangat sulit dievaluasi, dan karyawan tersebut juga
kesulitan menilai keberhasilan kerjanya.
KESENJANGAN 4: PERBEDAAN ANTARA PENYAMPAIAN JASA DAN
KOMUNIKASI EKSTERNAL (DIFFERENCE BETWEEN SERVICE
DELIVERY AND EXTERNAL COMMUNICATIONS)
Iklan dan alat komunikasi lain di media di luar perusahaan, akan
berpengaruh terhadap harapan dari konsumen. Ada dua hal penting yang menjadi
perbedaan tersebut, yaitu:
1. Horizontal Communication. Yaitu informasi yang mengalir antar satu
departemen dengan departemen lain dalam perusahaan. Tujuan utama
dari aliran informasi ini adalah untuk mengkoordinasikan kerjasama antar
departemen. Namun kalau aliran informasi ini buruk dengan banyak
noise/gangguan, maka gap akan terjadi.
2. Prospensity to overpromise. Terkadang perusahaan melebih-lebihkan diri
dalam menghadapi lawannya. Namun kadang realitanya tidak terjadi
sehingga hanya obral janji yang terlalu muluk yang tidak sesuai
kenyataan yang dimiliki perusahaan. Ketika hal ini terjadi, maka
kesenjangan itupun akan muncul.
(Lupiyoadi, 2001:141-156).
101
100
BAB XII
KEPUASAN PELANGGAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PERILAKU PURNA PENGGUNAAN JASA
5. Biaya. Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu
membuang
waktu
untuk
mendapatkan
suatu
produk/jasa
pelayanan?
Philip kotler (1997) menyarankan untuk melakukan hal sebagai berikut:
oleh sebuah perusahaan, pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan
Persoalan kualitas jasa dan kepuasan pelanggan jasa adalah relatif lebih
sulit dibanding pada produk barang.
1. Untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan faktor apa saja yang harus
diperhatikan oleh perusahaan?
pelaksanaan pelayanan.
2. Perusahaan harus berhasil membangun komitmen bersama seluruh
personel ditiap bagian untuk menciptakan visi di dalam perbaikan
proses pelayanan. Yang termasuk didalamnya adalah memperbaiki cara
1. Kualitas produk. Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
dan
menerapkan
accountable,
proactive,
dan
Marketing
adalah
pendekatan
di
mana
perusahaan
102
3.Apa efek kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan dari konsumsi jasa?
Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk akan
103
keyakinan lebih besar bila didasarkan pada pemakaian produk dibanding
dari informasi/janji dari iklan.
berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal ini ditunjukkan pelanggan setelah
terjadi proses pembelian (postpurchase action) (Kotler, 1997). Apabila
pelanggan
merasa
puas,
maka
dia
akan
menunjukkan
besarnya
terhadap
perusahaan
melalui
pengacara,
dan
dipastikan
Gambar 12.1
Tabel 12.1
Behavioral-Intentions Battery
Take
some
action
Take some
form of public
Dissatisfaction
occurs
Behavioral Intentions
Dimension
Loyalty
Item
Label
1
2
3
4
Take no
action
Take some
form of private
action
Sumber Philip Kotler, Marketing Management, Prentice Hall, 8th edition, hal. 200.
5
Switch
6
7
Pay More
8
9
10
Item Wording
Membicarakan hal-hal positif kualitas jasa XYZ kepada
orang lain.
Merekomendasikan jasa XYZ kepada orang lain
Mendorong teman atau relasi bisnis untuk berbisnis
dengan XYZ
Mempertimbangkan XYZ sebagai pilihan pertama dalam
membeli/menggunakan jasa
Melakukan bisnis lebih banyak di waktu mendatang
Melakukan bisnis lebih sedikit di waktu mendatang
Mengalihkan bisnis kepada kompetitor karena harga
yang lebih baik
Melanjutkan hubungan bisnis dengan XYZ walaupun
terjadi kenaikan harga
Membayar dengan harga lebih tinggi dibandingkan
dengan harga yang diberikan kompetitor karena manfaat
lain yang diberikan oleh XYZ
Beralih ke kompetitor jika mengalami masalah pelayanan
XYZ
104
11
Dari
ke
lima
dimensi
1
2
3
4
5
6
7
perilaku
pelanggan,
menurut
penelitian
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry pada tahun 1996, loyalty (dengan 5 items) dan
pay more (dengan 2 item) menunjukkan adanya konsistensi pengaruh yang tinggi
terhadap perusahaan pemberi jasa. Sementara switch (dengan 2 item) dan external
response (dengan 3 item) menunjukkan tingkatan konsistensi pengaruh moderat ke
arah tinggi. Dan dimensi terakhir, internal response, hanya terdiri satu item yang
berpengaruh.
Jika dilihat hasil yang demikian maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan struktur dalam faktor pendorong perilaku pelanggan. Namun demikian,
walaupun strukturnya berbeda dengan kategorisasi awal (tabel 12.1), konsistensi
pengaruh tetap mendukung adanya dikotomi perilaku pelanggan yang favorable
dan unvaforable. (Sumber utama dari Lupiyoadi, 2001:158-162).
105
106
yang lalu kita telah membahas hal itu secara terpisah. Untuk itu, pada bagian ini
BAB XIII
PENGORGANISASIAN DAN IMPLEMENTASI
PEMASARAN JASA
kita akan mencoba melihat pengintegrasian antara ketiganya. Karena variabel itu
harus dilihat sebagai satu kesatuan dan bukannya sebagai topik yang terpisah satu
per satu. Maka hubungan antara ketiga variabel tersebut dijelaskan di bawah ini:
Gambar 13.2
Marketing
Customer
Service
Quality
Konsumen
Kualitas jasa dapat dilihat dari dua sisi, yaitu internal dan eksternal.
Frontline
Support Function
Top Manager
2. MEMBANGUN
PELANGGAN
ORGANISASI
YANG
BERORIENTASI
1. Manajer tidak memahami dengan jelas kriteria apa yang paling penting dari
pembelian/konsumsi jasa oleh konsumen.
2. Manajer dapat salah, tentang bagaimana pengertian dari si pemakai mengenai
kinerja dari jasa pesaing untuk kriteria tertentu.
3. Manajemen belum tentu memahami kebutuhan konsumen yang diwujudkan
dalam pengembangan produk yang kompetitif, teknologi baru dan pengaruh
dari lingkungan dan pasar.
Alasan tersebut sejalan dengan adanya beberapa gap antara kualitas yang
yang penting sekali, namun mereka kurang memahami hubungan antara ketiganya,
dan perilaku apakah yang harus diperhatikan untuk mengelola ketiganya. Pada bab
107
108
109
Gambar 13.3
karyawan/pemberi jasa. Misalnya customer suatu bank mengharap invoice mereka dapat
110
Perceived
Service
Perceived Service
Quality
dibayar tepat waktu, uang dapat ditransfer dari satu account ke account lainya.
Transaksi ini bisa dilakukan oleh semua bank, sehingga bank yang dipilih oleh coustomer
adalah merupakan bank yang memiliki functional quality terbaik.
Dengan adanya dua dimensi kualitas tersebut, yaitu technical quality dan
functional quality, maka image konsumen akan perusahaan juga tergantung pada
Image
dua hal tersebut. Model ini tidak hanya berlaku pada customer service saja namun
juga berlaku pada industrial service.
Technical Solutions
Know how
Technical Quality
Atitudes
Machines
Internal
relations
Customer
Behaviour
Contacts
Functional Quality
Service
Accessibility
Mindedness
dapat dipengaruhi oleh perusahaan jasa, sehingga tujuan repeat purchase dan
customer contact dapat tercapai. Dengan kata lain, pada dasarnya gambar di atas
mengilustrasikan suatu customer life cycle concept.
Computerized
Appearance
What?
How?
Tahap pertama
Pada tahap ini pasar sasaran atau segmen sudah tercipta. Disini aktivitas
pemasaran tradisioanal, rumor, dan word of mouth merupakan elemen penting
untuk dapat berkompetisi secara efektif.
Tahap kedua
Proses pembelian atau Purchasing process. Dalam proses transaksi diberikan
pemenuhan dari janji atas jasa sehingga tercipta proses penggunaan
(consumption process). Pada tahap ini masih sangat mementingkan aktivitas
pemasaran tradisional, tetapi selain itu booking routines, dan control visits
secara langsung di lapangan juga sangat penting dalam keputusan pembelian
oleh konsumen.
Tahap ketiga
Sehingga jasa disusun berdasar dua dimensi, yaitu technical quality dan
Pada tahap ini yaitu consumption process, sikap konsumen dapat dilihat,
functional quality. Kedua dimensi ini sangatlah penting bagi customer. Technical
quality terkait dengan kemampuan mesin, pengetahuan karyawan pada jasa yang
hubungan internal di dalam perusahaan, dan sikap, perilaku, jiwa, pelayanan dari
111
112
hanya merupakan sebagian dari fungsi marketing secara total dalam perusahaan
jasa.
menjadi bagian dalam operasi jasa. Hal ini bisa dilihat pada gambar 13.5 dibawah.
bertanggung jawab terhadap marketing dan customer relation dan juga manajemen
customer, customer dengan sumber daya fisik dan teknologi. Hasil dari kontak
Booms dan Bitner mengatakan komunikasi yang baik harus terjadi antara
(contact personnel), dan kinerja karyawan itu sendiri sangat didukung oleh
harapan dan sikap dari customer (yang disebut style of cumsuming). Selain itu
sumber daya fisik dan teknologi yang digunakan, seperti fasilitas konferensi,
Gambar 13.4
Gambar 13.5
Customer A:
Style of Consuming
Service
Physical
Resources
Customer B:
Style of Consuming
Marketing
Departement
Service
etc.
Product
Managers, those
responsible for
difference loans
deposit accounts,
etc
Director Of loans
Regional
Director
Cashier
Branch Office
manager
etc.
113
PERMASALAHAN PADA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL
Gambar 13.6
Personnel
Finance dan
Accounting
BESAR VS KECIL
Perusahaan jasa yang relatif kecil pada tingkat lokal, lebih market
oriented daripada perusahaan besar. Secara ringkas kita dapat membandingkan
General Manager
Production
114
Marketing
dikelola oleh departemen marketing. Hal ini karena aktivitas interactive marketing
hampir diluar kontrol dari manajer marketing dan departemen marketing.
Departemen marketing pada struktur organisasi tradisional berada pada off-side
position. Ia mempunyai posisi yang lemah dan tidak ada tradisi ikut campur,
sehingga tidak dapat mempengaruhi cara berpikir dan kinerja operasi/produksi,
personalia dan lainnya.
Dengan terpisahnya departemen marketing maka akan memberikan
gap yang besar antara marketing dan operation. Bisa dibayangkan betapa
tidak menyenangkannya situasinya. Misalnya jika departemen operasi atau
personalia melepaskan diri dari tanggung jawab terhadap hubungannya dengan
customer, dan mereka hanya berkonsentrasi pada bagaimana mengelola tugas
operasi atau personalia. Betapa sulitnya membuat perusahaan yang customer
oriented.
115
dan disfungsional. Konflik yang fungsional adalah suatu konflik yang sifatnya
116
mendukung terhadap cita-cita dan tujuan dari kelompok dan dapat meningkatkan
Ada beberap teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi dan menyelesaikan
artinya adalah suatu konflik yang dapat menghambat pencapaian tujuan dan cita-
1. Problem Solving
Dengan cara rapat tatap muka antara dua kubu atau lebih yang bertikai untuk
mengidentifikasikan permasalahan dan menyelesaikannya dalam diskusi
terbuka.
2. Superordinate Goals
Menciptakan tujuan atau kesepakatan bersama yang tidak dapat dilanggar oleh
kubu yang bertikai.
3. Expansion of Resources
Terjadi apabila penyebab konflik adalah dari sumber daya. Cara mengatasinya
adalah dengan ekspansi sumber daya.
4. Avoidance
Mengacuhkan adanya permasalahan.
5. Smoothing
Membangkitkan kesamaan karakteristik antara masing-masing kubu daripada
perbedaannya.
6. Compromizing
Masing-masing mengorbankan sesuatu guna mendapatkan suatu value.
7. Authoritative Command
Menggunakan
kekuasaan
formal
untuk
menyelesaikan
dan
mengkomunikasikan masalah yang terjadi.
8. Altering the Human Variebels
Menggunakan teknik perubahan perilaku seperti training mengenai hubungan
antara fungsi manajemen.
9. Altering the Structural Variebels
Mengubah struktur formal organisasi dan pola hubungan di antara
departemen/pihak yang bertikai melalui job redesign, transfer dan koordinasi
posisi.
Demikianlah berbagai hal yang terkait dengan pengorganisasian dan
cita dari kelompok tersebut. Adapun proses konflik adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Potential Opposition/Incompatibility
Merupakan tahap kehadiran suatu kondisi yang memungkinkan meningkatnya
terjadinya suatu konflik
Tahap 2: Cognition and Perzonalization
Bila pada tahap pertama ada kondisi kuat yang memungkinkan terjadinya konflik
maka aktualisasinya terjadi pada tahap ini. Dalam tahap 2 ini ada dua jenis konflik
yang terjadi yaitu perceived conflict dan felt conflict. Perceived conflict adalah
suatu kesadaran yang dialami baik secara individu ataupun kelompok dari adanya
keberadaan kondisi yang memungkinkan meningkatnya probabilitas terjadinya
suatu konflik. Sedangkan felt conflict adalah adanya perasaan emosional yang ikut
dalam konflik yang dapat menyebabkan perasaan anxiety, tenseness, hostility, dan
frustasi.
Tahap 3 Intentions
Suatu tahap di mana adanya suatu hubungan dan intervensi antara persepsi dan
emosi dari individu atau kelompok.
Tahap 4 Behaviour
Suatu tahap di mana konflik menjadi sesuatu hal yang feasible dan pada tahap ini
terjadi suatu statement atau pernyataan, aksi dan reaksi. Pada tahap ini diperlukan
manajemen konflik yaitu penggunaan suatu teknik resolusi dan stimulasi guna
menyelesaikan suatu level konflik.
Tahap 5 Outcomes
Pada tahap ini maka hasil yang dapat dilihat adalah dari sisi hasil secara
fungsional dan disfungsional.
Antecedent
conditions
-komunikasi
-struktur
-variabel
individu
STAGE 1
5
Perceived
conflict
Felt
conflict
STAGE 2
Gambar 13.7
jasa yang akan dijalankan perusahaan. (Sumber utama dari Lupiyoadi, Rambat,
Conflict handling
intentions:
-competing
-collaborating
-compromising
-avoiding
-accomodating
STAGE 3
Over
conflict
- partys
behavior
- others
reactions
STAGE 4
Increased
group
performance
Decreased
group
performance
STAGE
2001:164-179)
117
BAB XIV
SISTEM INFORMASI KUALITAS JASA
1. PENINGKATAN KUALITAS JASA MELALUI SISTEM
INFORMASI
Salah satu konsep yang memiliki kaitan erat dan berdampak langsung terhadap
keberhasilan pendekatan service quality adalah sistem informasi. Bagian SIM
akan mendapatkan informasi dari keluhan dan pendapat: (Parasuraman dan Berry
dalam Lupiyoadi, 2001)
1. Pelanggan luar yang pernah merasakan pelayanan perusahaan (eksternal
customer).
2. Pelanggan perusahaan pesaing (competitors customer).
3. Pelanggan yang ada di dalam perusahaan (pegawai) dalam melakukan
pelayanannya kepada pelanggan di luar perusahaan (internal customer).
118
5. Menjangkau seluruh pegawai. Penerapan sistem informasi dalam kualitas
pelayanan harus mampu mencakup keseluruhan individu yang terkait di dalam
hierarki organisasi. Sistem tersebut harus didesain sedemikian rupa agar semua
pegawai yang berada dalam fungsi yang berbeda mendapatkan informasi yang
sesuai.
2. Menentukan
120
119
pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Para manajer sering melakukan
riset pemasaran dengan melakukan survei pasar, pengujian preferensi produk,
ramalan penjualan menurut wilayah, atau penelitian efektivitas iklan.
2.
3.
4.
Pendekatan
Transactional
surveys
Deskripsi
Survei
kepuasan
pelayanan
konsumen menurut
pelayanan
yang
diterimanya.
Tujuan
Memperoleh feedback
atau umpan balik dari
konsumen
ketika
pelayanan
yang
dirasakan baru diterima.
Tindakan
feddback
cepat jika contoh negatif
berkembang.
Keterbatasan
Fokus
pada
pengembangan
konsumen saat ini,
bukan
pada
penilaian
menyeluruh.
Mystery
shopping
Peneliti
bertindak
menjadi konsumen
untuk
merasakan
dan mengevaluasi
kualitas
dari
pelayanan
yang
diterima.
Mengukur
perilaku
karyawan
dalam
pelayanan
sebagai
informasi yang akan
digunakan
dalam
pelatihan,
evaluasi
prestasi, penghargaan,
dan
penggajian.
Mengidentifikasi
kekuatan
dan
kelemahan
dalam
kontak
pelayanan
konsumen.
Evaluasi
terlalu
subjektif, berpotensi
menyakiti
moral
pegawai yang diteliti
jika dilakukan tidak
semestinya. Peneliti
mungkin
mempunyai
pendapat
yang
berlebihan
pada
konsumen.
New,
declining,
and
lost
customer
surveys
Survei
untuk
menentukan
mengapa konsumen
memilih perusahaan
tersebut,
mengurangi
pembelian,
atau
meninggalkan
perusahaan
Perusahaan harus
dapat
mengidentifikasi dan
memonitor
pemberian
pelayanan
per
konsumen.
Fokus group
interviews
discusion
Pertanyaan
diarahkan
pada
kelompok
kecil,
biasanya
8-10
orang,
fokus
pertanyaan
pada
topik yang spesifik,
dapat
digunakan
pada
konsumen,
bukan
konsumen
atau
kelompok
pekerja.
Menyediakan
sebuah
forum partisipasi bagi
konsumen
untuk
mendapat
ide-ide
perbaikan,
mendapatkan feedback
informal
pada
pemberian layanan
Meng-interview
kelompok dinamis
mungkin mencegah
keputusan tertentu
yang tampak di luar
saja.
Informasi
dihasilkan pada halhal tak terencana
dari minat anggota
kelompok,
riset
fokus grup lebih
berharga
bila
121
122
digabungkan
dengan riset yang
terencana.
Customer
advisory panel
Service
reviews
Customer
complaint,
comment and
inquiry
capture
Total market
surveys
Mungkin
tidak
mencakup seluruh
konsumen
dan
kurang tewakilinya
kelompok-kelompok
konsumen, dan juga
panel menganggap
konsumen
ahli
dalam
memberi
saran.
Satu
kelompok
konsumen direkrut
untuk
secara
periodik
memberikan
feedback dan saran
ke
perusahaan
tentang kinerja dan
pelayanan.
Data
diperoleh
dengan
telpon, surat, dan
lain-lain.
Panel
pekerja juga dapat
dibentuk.
Memperoleh feedback
dan saran lebih dalam
dan tepat waktu tentang
kualitas pelayanan dari
pengalaman konsumen
yang
masuk
dalam
customer advisor panel
Secara
periodik
mengunjungi
konsumen
untuk
berdiskusi
dan
menilai
hubungan
pelayanan/jasa yang
diberikan,
harus
diadakan
sebuah
proses
formal
dengan
bentuk
umum
dari
pertanyaan,
menghimpun
respons
dalam
sebuah basis data,
dan menindaklanjuti
komunikasi dengan
konsumen.
Sebuah
sistem
untuk
menerima,
mengkatergorikan,
menyimpulkan dan
mendistribusikan
keluhan konsumen,
dan
komunikasi
lainnya
pada
perusahaan.
Mengidentifikasi
harapan dan persepsi
konsumen
terhadap
kinerja
pelayanan
perusahaan
dan
prioritas
perbaikan
dalam
komunikasi
langsung, pandangan ke
depan,
tidak
hanya
belajar dari masa lalu,
kesempatan termasuk
pembuatan keputusan
bertahap dan pengaruh
keputusan pada diskusi
Memakan
waktu
dan biaya yang
mahal, lebih cocok
untuk perusahaan
marketing pada jasa
yang kompleks.
Mengidentifikasi
kegagalan
pelayanan
sebagai
tindakan
korektif,
identifikasi
melalui
komunikasi
untuk
tindakan
perbaikan
atau
memperkuat hubungan
dengan konsumen.
Survei
yang
mengukur penilaian
konsumen
secara
menyeluruh
terhadap pelayanan
perusahaan,
riset
termasuk konsumen
ke
luar,
dan
Menilai
pelayanan
konsumen
oleh
perusahaan
terhadap
kompetitornya,
mengidentifikasi
prioritas
perbaikan
pelayanan.
Konsumen
yang
tidak puas tidak
selamanya
melakukan keluhan
ke
perusahaan,
analisis keluhan dan
komentar konsumen
hanya menawarkan
gambaran
sederhana
dari
keadaan pelayanan.
Menilai
semua
pelayanan,
tetapi
tidak
pada
pelayanan
yang
spesifik.
konsumen
kompetitor.
Employee field Proses formal untuk
reporting
mengumpulkan,
mengkategorikan,
dan
mendistribusikan
kemampuan
karyawan
tentang
pelayanan.
Mengumpulkan
dan
membagi
tingkat
kemampuan karyawan
tentang harapan dan
persepsi
pelayanan
konsumen
Empoyee
surveys
Survei
terhadap
pelayanan
yang
pekerja terima dan
berikan,
serta
kualitas
hidup
mereka.
Mengukur
kualitas
pelayanan
internal,
mengidentifikasi
halangan
dalam
memperbaiki pelayanan.
Service
Sebuah
sistem
operating data dalam
menerima,
capture
mengkategorikan,
menarik
dan
mendistribusikan
data operasi kinerja
pelayanan/jasa,
seperti
service
respons time, failure
rate, dan service
delivery cost.
Memonitor
indikator
kinerja pelayanan dan
mengambil
tindakan
perbaikan
yang
diperlukan,
menghubungkan
data
kinerja operasi dengan
feedback dari konsumen
dan karyawan.
Beberapa karyawan
akan lebih menjadi
reporter yang teliti
dan
efisien
dibanding
yang
lainnya. Karyawan
mungkin
tidak
bersedia
memberikan
informasi
yang
negatif
pada
manajemen.
Kekuatan
dari
employee
survey
juga
merupakan
kelemahan,
karyawan
memandang
permberian
pelayanan
dari
sudut keuntungan
sendiri. Interpretasi
mereka sering tidak
objektif dan tidak
benar.
Data
tersebut
mungkin
tidak
relevan
dengan
persepsi konsumen
tentang pelayanan.
Fokus lebih pada
apa yang terjadi,
bukan
pada
mengapa hal itu
terjadi.
Manajer
sebaiknya
juga
terlibat
secara
personal
dalam
mendengarkan apa yang diinginkan konsumen, dan tidak hanya itu saja namun
termasuk partisipasi dalam riset, focus group dan lainnya. Misalnya Direktur Rumah
123
124
Sakit ikut menjenguk pasien, beserta keluarga dan pengunjungnya, dan menanyai apa yang
mereka rasakan, lihat, sukai, dan tidak sukai. Kemudian membawanya secara antusias dan
peduli akan pasien ke dalam penelitiannya atau dalam diskusi focus group .
KUALITAS
Sehingga bisa diperoleh ROI setelah tiap tahap perbaikan pelayanan dilakukan.
5. MENJANGKAU SETIAP PEGAWAI
Seluruh pegawai juga berperan sebagai pembuat keputusan dengan tingkat
3. In Context (terstruktur)
Informasi harus memberitahu secara terstruktur sehingga diketahui urutan
prioritas kepentingannya. Itu juga berarti prioritas informasi harus berubah
secara dinamis mengikuti aktualitas).
oleh keputusan yang mereka ambil, maka sistem informasi kualitas jasa harus
memberikan pelayanan yang relevan pada tiap pegawai, atau dengan kata lain
126
125
BAB XV
PEMASARAN JASA DALAM KONTEKS E-BISNIS:
CONTOH KASUS SITUS-SITUS INTERNET DI
INDONESIA
memakai sebagai media bisnis contohnya: toko buku maya Sanur, toko perabot
maya Javateak.com, bahkan toko bunga dan bakso juga ada.
2. PENGERTIAN SITUS
Situs adalah perusahaan penyedia layanan Internet. Sedangkan yang
1. FENOMENA E-BISNIS
provider. Sangat mungkin pemilik provider juga pemilik situs tertentu, misalnya
Bisnis jasa melalui E-business akan terus berkembang sejalan dengan prediksi
bahwa sebagian besar perusahaan telekomunikasi akan mentransformasi
bisnisnya ke dalam bisnis Internet.
Bahkan menurut prediksi para pakar, seperti Jonathan Parapak yang juga Preskom
Grup Lippo, pasar e-business di masa datang akan terpilah ke dalam lima segmen,
dimana segmen itu akan saling berkaitan satu sama lain. Kelima segmen tersebut
yaitu:
yang menyediakan jasa akses kemana pun juga, pelayanannya lebih banyak dari
sekedar e-mail). Tahun 1995, Yahoo masih banyak kekurangannya baik dari
penampilan maupun fasilitas yang tersedia bandingkan dengan sekarang. Dulu
hanya sekedar mesin pencari alamat (search engine) lalu berkembangn menjadi
portal yang lengkap dan tetap menjadi nomor satu di bisnisnya. Yahoo lebih
terkenal daripada Altavista dan Weberawler dari sisi brand awareness (brand
Perkembangan
e-bisnis
dan
e-commerce
akan
terpacu
dengan
awareness adalah kesadaran akan brand). Ini adalah fenomena pertama dari bisnis
situs, yaitu munculnya bisnis dengan mengandalkan Community Building.Namun
kini
Yahoo
telah
dikalahkan
dengan
kesederhanaannya
127
128
yang
Sebelum Amazon muncul, tak seorang pun percaya di atas dunia ini ada
yang sanggup mengalahkan toko buku Barnes & Noble, toko buku raksasa di AS.
Soeharto dan kroninya belum menjadi buku, rangkaian tersebut telah menjadi hits
Tahun 1997 nilai kapitalisasi pasar Amazon.com dan Barnes & Noble hampir
sama (2,5 milyar dolar AS), tahun 1999 nilai Amazon.com menjadi sepuluh kali
menjadi salah satu pemicu galaknya Cohort sekarang ini yang selalu mendemo
lipat (25 milyar dolar AS) sedang Barnes & Noble turun menjadi 2 milyar dolar
AS. Anehnya kerugian Amazon.com juga meningkat dari sepuluh juta dolar AS
Gambar 15.1
Abstractive World E-Community
Internet software dan hardware
e-business
Internet incubator
E-commerce
4. Adanya liberalisasi ekonomi dan meningkatnya aliran modal dari luar negeri
yang mendukung bisnis situs tersebut.
karakteristik jasa memberikan framework seperti apa bentuk jasa itu sebenarnya.
Sedangkan untuk lebih jelasnya, di bawah ini terdapat berbagai macam jasa yang
digunakan umumnya oleh jasa portal Internet, sehingga dari sini bisa menentukan
karakteristik jasa tersebut.
1. Jasa pencarian alamat seperti Altalavista.com dan Yahoo.com.
2. Jasa pengiriman surat e-mail. Hampir disediakan oleh semua situs, yang
paling terkenal adalah Hotmail. Alamat e-mail gratis. Adapun untuk jasa
pemasangan website gratis dan homepage gratis adalah salah satu jasa yang
ditawarkan jaringan/provider, dimana mereka memberikan space khusus
dalam harddisk mereka kepada pemasang website dan homepage.
Homepage (Personal Homepage) lebih mewakili pribadi sedangkan website
129
130
lebih mewakili profil perusahaan tertentu. Hal ini perlu ditegaskan karena
harus membagi antara jasa situs dan provider.
bahwa bayak jasa lain yang akan tergantikan dengan adanya jasa portal Internet
ini, misalnya komunikasi informasi dan bisnis.
kita bisa menganggap bahwa jasa portal Internet adalah tukang pos pribadi kita
5. Yang terbaru adalah jasa yang kabarnya akan dapat menjadi pesaing dunia
telekomunikasi kabel ataupun komunikasi selular, yaitu bisa menggantikan
fungsi telepon, misalnya teleconference, juga layanan gambar siaran
langsung. Hanya saja karena saluran Internet lebih kecil daripada saluran
televisi yang menggunakan saluran udara bebas, maka gambar yang diterima
tidak sebagus yang di TV (jasa ini jarang digunakan).
dengan satu jasa yang lain. Akan tetapi, sebuah kecenderungan bahwa jasa portal
yang setiap saat selalu memberikan informasi dan juga melakukan pengiriman
dengan tepat. Hanya saja kemungkinan rusak dalam pengiriman surat tersebut
lebih tereliminir dan kebanyakan pelanggan memiliki kepuasan yang sama. Oleh
karena itu, jasa ini lebih mendekati karakteristik barang, terutama untuk jasa situs
yang bukan menyediakan jual beli barang dan core-nya bukan pada barang
tersebut, tingkat ketidaknyataannya sangat tinggi. Kotler pun pada dasarnya
mengakui bahwa keempat karakteristik jasa yang umum berbeda antara satu jasa
131
Supaya jasa Internet ini bisa berkembang maka diperlukan adanya dunia
dimensi lain yang potensial atau dalam bahasa Internetnya adalah ecommunity.
Lalu ciri keberhasilan yang kedua adalah memperbaiki content dengan isi
yang lebih baru dan menarik atau ciri content. Jangan lupa kita hidup di
alam lain yang memerlukan udara, pohon, barang, jasa permak, dan lainlain. Nah, content inilah yang barangkali tidak standar dalam pelayanannya
karena siapa yang mengisi content itu adalah manusia yang bisa membuat
kesalahan sehingga menimbulkan ketidakpuasaan.
Aspek bisnis yang bisa disumbangkan ke dunia nyata Internet yang kita
bahas sekarang ini (e-commerce)1.
Ada juga yang menyatakan bahwa bisnis portal Internet ini bisa ada karena
budaya yang bisa hidup akibat tiga hal di bawah ini, yaitu:
Teknologi
Proses yang sudah IT base
Human resource atau faktor manusianya2.
Sewaktu people dan proses berperan besar dalam menentukan bagus tidaknya
hasil jasa, misalnya tulisan/website yang dibuat oleh wartawan, bagus/tidak
maka heterogenitas akan terjadi, tergantung kecenderungan perusahaan hanya
menggunakan Internet untuk reputasi atau benar-benar untuk kemajuan
perusahaan yang menggunakan proses IT.
3. Inseparability: Jasa biasanya dikonsumsi dan diproduksi dengan waktu yang
sama di mana partisipasi pelanggan ada dalam proses penyampaianya,
demikian juga pada waktu kita menggunakan jasa portal Internet tertentu,
contohnya ketika kita mengetik e-mail, maka dalam waktu yang bersamaaan
situs tersebut memberikan kertas kosong bagi kita untuk mengetik surat yang
tentunya ia proses sendiri untuk kemudian diantarkan.
4. Perishability: Sangat tidak memungkinkan untuk menyimpan jasa tersebut
sebagai inventory. Jika dunia tersebut tidak terlihat, tentu saja mustahil untuk
menyimpannya dalam gudang, kecuali kalau gudang tersebut adalah gudang
maya atau inbox atau harddisk.1
132
KLASIFIKASI JASA SITUS
Menurut lovelock klasifikasi service perlu dikelompokkan menurut proses yang
terjadi dalam service supaya industri-industri tersebut bisa saling bersaing satu
sama lain:
1. Service industri portal Internet tetap didominasi oleh Perspektif operasinya,
dimana para manajer masing-masing pemilik situs berkeyakinan bahwa tiap
service industri berbeda karakteristiknya satu sama lain.
2. Walaupun ada persamaan tetapi persamaan tersebut sangat kecil. Misal ada
persamaan kecil antara IRC dengan situs yang sama-sama menggunakan
basis IT
3. Perusahaan juga harus melakukan strategi pemasaran dan pembedaan untuk
mendapat keberhasilan.
Klasifikasi sederhana dalam bisnis portal Internet
1. Bisnis jasa pemakai portal Internet dimulai dari e-commerce dan memiliki
masyarakat tersendiri yang menggunakannya.
2. Tipe relationship portal internet dengan pelanggannya sebetulnya bersifat
formal, bila kita mendaftar keanggotaan (e-mail). Tetapi dapat bersifat
informal untuk kegiatan yang tidak menggunakan e-mail atau pemesanan
barang.
3. Kecanggihan teknologi membuat kontak oleh pelanggan terhadap situs cukup
tinggi sedang dari pengelola situsnya mungkin tidak mengenal pelanggan
satu per satu, tetapi seolah-olah situs tersebut begitu dekat dengan pelanggan
karena ruangan maya yang diciptakan memiliki kemampuan otomatisasi di
dalamnya.
4. Demand and Supply bergantung content apa yang ditawarkan perusahaan
situs dan seberapa besar ia mampu membangun community building.
Fluktuasinya bisa melonjak tinggi karena iklan gencar dari situs baru yang
muncul dan unik. Tapi akan menurun drastis bila ada saingan serupa dengan
content yang lebih menarik.
5. Metode pengiriman service bisa dua arah tergantung komponen layanan situs
bisnis tersebut.
6. Interaksi konsumen adalah mengunjungi situs, feedback-nya adalah
pengiriman surat yang memang kita ingini waktu mengisi form berlanganan
misalnya: info harga saham hari ini, brosur.
1. Produk yang ditawarkan. Jasa yang ditawarkan oleh situs beraneka macam
dan cenderung dibedakan, dan mempunyai kelebihan di bidangnya masingmasing.
133
2. Price. Harga di sini yang dimaksud adalah harga yang ditawarkan oleh
pemilik situs terhadap para pemasang iklan, bukan para pengakses. Semakin
rendah tarif iklan dan semakin terkenal situsnya, maka semakin diminati oleh
pemasang iklan.
3. Promotion. Biaya promosi semakin besar untuk membuat situs menjadi
terkenal.
4. Place. Distribusi berarti dalam hal aliansi kepada provider yang menyediakan
jaringan. Semakin banyak provider, semakin cepat akses ke pelanggan
tercapai.
5. People. Sumber daya manusia yang mengisi content.
6. Process. Proses pemasaran jasa situs ini harus IT base. Menggunakan proses
teknologi semua.
7. Customer Service. Dalam hal ini adalah kecepatan aksesnya, beritanya selalu
diganti dan up to date. Misalnya Detik.com yang selalu di up to date setiap
tiga jam. Tempo merupakan salah satu situs terkenal yang tidak melihat
peluang dalam marketing mix ini karena antara isi di Internet dan majalah
sama.
Jasa situs harus membangun relasi dengan pelanggannya agar sering dikunjungi.
Misalnya kita belajar dari Amazon.com yang Relation marketing-nya memiliki
ciri:
1. Berfokus dalam upaya membuat pelanggan kembali dan kembali.
2. Berorientasi pada keuntungan yang didapat dari service bukan bentuk
produk (misalnya produk buku untuk Amazon).
3. Customer Service kecepatannya menjadi penekanan utama walaupun belum
tentu produknya lengkap dan bagus.
4. Komitmen pelanggannya tinggi, misalnya jika kirim e-mail memakai Yahoo
maka ia akan memakainya terus untuk alamatnya.
5. Kontak konsumen tinggi atau kecanduan situs tersebut.
6. Kualitas tidak menjadi nomor satu yang penting kecepatan. Itulah bedanya
dengan service lain. Jika tidak cepat, maka idenya keburu dibajak orang dan
basi, yang penting lontarkan ide dahulu.
(Sumber Utama Lupiyoadi, Rambat, 2001:228-237).
134
135
yang sudah dua jam lewat dari
batas check-out. Karena mereka
tidak mau mengangkat telepon di
kamarnya atau tidak mengijinkan
staf hotel masuk ke dalam kamar
sang tamu tersebut, Satpam hotel
tersebut akhirnya mendobrak
pintu kamar itu. Mereka
menemukan para tamu itu
semuanya sedang teller dan polisi
pun dipanggil. (Karyawan)
Ketika seorang laki-laki
ditunjukkan bahwa meja makan
yang dipesannya di sebuah
restoran, berada di tempat yang
tidak terlihat dia sangat marah
dan meminta tempat duduk di
dekat jendela. Waktu itu tamu di
restoran tersebut sedang penuh,
tetapi seorang pelayan wanita
berkata kepadanya bahwa ia dapat
mencarikan tempat duduk yang
diinginkan tamunya itu dalam waktu
setengah jam kemudian. Sang tamu
menolak untuk menunggu dan
membawa kursi yang sekarang
didudukinya, ke tempat di meja
dekat jendela, dia mengeluh
disepanjang jalan yang dilaluinya
dan meninggalkan restoran tanpa
memberi tip sepersenpun kepada si
pelayan. (Karyawan)
BAB XVI
CONTOH CONTOH APLIKASI
Tabel 16.1
CONTOH APLIKASI SECARA NYATA
136
gantinya manajer memberi saya
V.P. Suite dengan harga yang sama.
(Konsumen eksternal)
137
138
139
4. TINDAKAN SPONTANITAS
TINDAKAN-TINDAKAN KARYAWAN YANG SPONTAN DAN TIDAK DIMINTA
140
menaruh perhatian terhadap saya.
(Konsumen eksternal)
2
141
(Yazid, 2001:88-92)