Anda di halaman 1dari 68

Ahmad Yusron

Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat............................................................................................2


Prinsip dan Aplikasi Epidemiologi................................................................................................4
Prinsip dan Aplikasi Statistik Kesehatan.......................................................................................7
Prinsip dan Aplikasi Manajemen Kesehatan................................................................................11
Mellenium Development Goal................................................................................................... 13
Prinsip dan Aplikasi Kesehatan Lingkungan.............................................................................. 14
Prinsip dan Aplikasi Dokter Keluarga........................................................................................ 16
Analisa Situasi Pada Kesehatan Masyarakat.............................................................................. 19
Diagnosis Komunitas................................................................................................................. 21
Puskesmas.................................................................................................................................. 27
Penilaian Kinerja Puskesmas...................................................................................................... 28
UPK (Upaya Pelayanan Kesehatan)........................................................................................... 29
Mutu Pelayanan Kesehatan........................................................................................................ 42
Perilaku Manusia dan Derajat Kesehatan................................................................................... 44
Gizi Komunitas.......................................................................................................................... 48
Sistem Pelayanan Kesehatan...................................................................................................... 56
Sehat, derajat kesehatan dan pencegahan................................................................................... 59
Penyakit Akibat Kerja................................................................................................................ 61
Perkembangan Kebijakan dan Program KIA di Indonesia.......................................................... 63
Bimbingan dr Tumpak................................................................................................................ 65
Prinsip dan Aplikasi Promosi Kesehatan....................................................................................
Penguasaan Penelitian................................................................................................................

Page

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

IKM, 20 Maret 2013

KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT

IKM adalah upaya - upaya untuk mengatasi masalah - masalah sanitasi yang mengganggu

kesehatan. (lama dan sempit)


IKM adalah kegiatan pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan

sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit.


Winslow :

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

Kesehatan masyarakat (public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha- usaha pengorganisasian masyarakat
untuk :
a. perbaikan sanitasi lingkungan
b. pemberantasan penyakit - penyakit menular
c. pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. pengorganisasian pelayanan pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan
e. pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang

terpenuhi kebutuhan hidup

yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Komponen Ilmu Kesehatan Masyarakat


Sosio-antropologi kesehatan
Ekologi kesehatan
Ilmu Kesehatan Lingkungan
Epidemiologi
Statistik Kesehatan
Ilmu Perilaku dan komunikasi
Pendidikan kesehatan
Manajemen Kesehatan
Ekonomi Kesehatan
Hukum Kesehatan

Peran IKM
Meningkatkan Kesejahteraan manusia dengan cara memperbaiki mutu hidup dan kehidupan serta
produktifitas penduduk

Lingkup IKM
Mencegah kematian dini.
Mencegah timbulnya, penyebaran dan akibat buruk penyakit yang banyak diderita penduduk.
Memperbaiki lingkungan hidup dan perilaku sehat.

IKM, 20 Maret 2013

Page

Ahmad Yusron

PRINSIP DAN APLIKASI EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk.


a. EPI

= pada atau tentang

b. DEMOS

= penduduk

c. LOGOS

= ilmu

Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang epidemi.

Epidemi dikenal juga sebagai wabah.

Definisi Epidemiologi:
a. Ilmu tentang epidemi atau wabah (definisi lama).
b. Ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi penyakit dan faktor-faktor yang
menentukan terjadinya penyakit tersebut pada manusia (Mac Mahon & Pugh, 1970).
c. Study of disease and other health related phenomena in group of persons (Kramer
MS, 1988).
d. The study of the distribution and determinants of diseases and injuries in human
populations (Mausner JS, 1985).
e. Epidemiology is concerned with the patterns of disease occurrence in human
populations and of the factors that influence these patterns (Lilienfeld AM, 1980).
f. Studi distribusi dan faktor determinan kejadian yang berkaitan dengan kesehatan
dalam populasi manusia (CDC, 1992).

Ahmad Yusron

Macam :

Page

IKM, 20 Maret 2013

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI ANALITIK

DESKRIPTIF
Hanya menjelaskan keadaan

Juga menjelaskan mengapa suatu

suatu masalah kesehatan (who,

masalah

where, when)

masyarakat (why)

Pengumpulan,

pengolahan,

kesehatan

Pengumpulan,

timbul

di

pengolahan,

penyajian dan interpretasi data

penyajian

hanya pada satu kelompok

terhadap dua kelompok masyarakat

Frekuensi
masyarakat saja
Menemukan
masalah

Distribusi
Person

Tidak bermaksud membuktikan


kesehatan
Mengukur
masalah Place
suatu hipotesa

dan

interpretasi

data

Faktor yang mempengaruhi


Merumuskan hipotesa

Bermaksud

membuktikan

suatu

Uji hipotesa
hipotesa

kesehatan
Time
Epidemiologi Deskriptif

Menarik kesimpulan sebab akibat


Epidemiologi Analitik

Ruang Lingkup
Tahap Awal
Penyakit
infeksi

Tahap Lanjut
Penyakit yang

dan menular

infeksi dan atau menular

bersifat

tidak

Tahap Mutakhir
Semua
masalah
kesehatan yang ada di
masyarakat

Manfaat:
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan.
Sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya yang meliputi :
Upaya preventif (pencegahan)
Upaya kuratif (pengobatan)

Planning

Monitoring

Evaluation

upaya

Pemantauan upaya kesehatan

kesehatan

Perencanaan

IKM, 20 Maret 2013

Penilaian

Page

Ahmad Yusron

kesehatan

upaya

Tujuan:
1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menentukan sebab masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan / intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
6. Menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi dengan tindakan pencegahan
epidemiologi

Periodicity Of Disease Occurrence


1. Epidemi frekuensi masalah kesehatan pada suatu daerah meningkat dalam waktu
singkat meningkatnya frekuensi penyakit yang melebihi dari harapan normal
(excess prevalence) pada waktu tertentu
2. Pandemi frekuensi masalah kesehatan pada wilayah yang luas meningkat dalam
waktu singkat epidemi yang terjadi melampaui batas negara atau benua
3. Endemi frekuensi masalah kesehatan pada suatu daerah menetap dalam waktu
lama kejadian penyakit yang selalu ada pada suatu geografi tertentu dan frekuensi
relatif rendah
4. Sporadik frekuensi masalah kesehatan pada suatu daerah berubah-ubah menurut
perubahan waktu timbulnya kejadian penyakit yang berlangsung sesaat

PRINSIP DAN APLIKASI STATISTIK KESEHATAN

Statistik adalah hasil dari suatu penelitian

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Data adalah kumpulan nilai hasil suatu pengamatan, penghitungan atau pengukuran variabel

Variabel adalah karakteristik subyek yang memiliki variasi nilai

Sifat data kualitatif :

Page

1. Tidak menyatakan kuantitas tetapi menyatakan sifat yang dikelompokkan dalam kategori
(data kategorikal), contohnya: jenis kelamin, jenis pekerjaan dan status pendidikan.
2. Individu dalam satu kategori mempunyai nilai yang sama.
3. Selalu bilangan bulat dan jumlahnya dinyatakan dalam frekuensi.
4. Diperoleh dari penghitungan data nominal.

Sifat data kuantitatif :


1. Dihasilkan dari pengukuran dan dinyatakan dalam kuantitas numerik
2. Bilangan bulat atau desimal
3. Data kuantitatif dibedakan menjadi data deskrit dan data kontinu

Skala ukur

NOMINAL
Klasifikasi
-

ORDINAL
Klasifikasi
Peringkat
-

INTERVAL
Klasifikasi
Peringkat
Interval
-

RATIO
Klasifikasi
Peringkat
Interval
Titik 0 absolut
Dapat disimpulkan

Penelitian Deskriptif
1. Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi atau rerata suatu variabel
2. Pada penelitian ini digunakan statistik deskriptif
Penelitian Analitik
1.

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel

2.

Pada penelitian ini digunakan statistik analitik


PopulasI : keseluruhan kumpulan subyek atau obyek yang menjadi perhatian atau pengamatan
dalam studi kita dan memiliki karakteristik tertentu
Populasi Target : populasi yang diminati dalam studi yang biasanya dibatasi ruang dan waktu

Contoh : penderita TBC di Samarinda tahun 2002

Populasi Terjangkau : populasi yang dapat dijangkau dalam studi (subset populasi target)

Contoh : penderita TBC yang berobat ke Poli Paru RSAWS Samarinda

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

dijadikan partisipan dalam studi

Page

Sampel adalah subset populasi (himpunan bagian dari populasi) yang telah diseleksi untuk

Contoh : dari 200 penderita TBC yang ada diseleksi 100 penderita TBC sebagai studi

Rumus besar sampel yang paling banyak digunakan


o

Tergantung dari jenis penelitian (deskriptif, analitik tidak berpasangan, analitik berpasangan
dan analitik korelatif)

o
o

Random sampling
1.
2.
3.
4.
5.

Tergantung dari skala pengukuran variabel (kategorikal dan numerikal)

Simple Random Sampling


Systematic Random Sampling
Stratified Random Sampling
Cluster Random Sampling
Multistage Random Sampling

Cluster random sampling: pengambilan sampling dilakukan pada suatu cluster wilayah tertentu
yang dianggap mewakili populasi yang akan diteliti.
1. Tentukan batasan populasi yang akan diukur variabelnya
2. Tetapkan wilayah populasinya
3. Bagi wilayah populasi menjadi cluster (kelompok wilayah)
4. Susun sampling frame dari cluster
5. Pilih cluster-cluster yang terpilih sebagai sampel
6. Susun sampling frame dari masing-masing cluster yang terpilih
7. Tetapkan jumlah sampel (n) subyek dari masing-masing cluster yang terpilih

Non Random sampling


1.

Accidental Sampling

2.

Purposive Sampling

3.

Kuota Sampling

4.

Snow Ball sampling

Komparatif
variabel independen kategorikal

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

1. Perbandingan (comparation): variabel dependen numerikal


2. Hubungan (association): variabel dependen kategorikal

Relationship

variabel independen dan dependen bisa kategorikal atau numerikal


1. Hubungan/ korelasi (correlation)
Mencari kuatnya korelasi > koefisien korelasi
1. Regresi (regression): Mencari rumus hubungan
Uji Komparatif:
Skala
pengukuran
Numerikal

Non

Kategorikal Tidak Berpasangan

Kategorikal Berpasangan

>2

>2

One way Analysis of

Uji T berpasangan

Repeated ANOVA

Wilcoxon

Friedmann

Uji

tidak

berpasangan

variance (ANOVA)

Mann-Whitney

Kruskal- Wallis

parametrik
Kategorikal

Chi square

McNemar,

Cochran,

Marginal

Homogeneity, Wilcoxon, Friedmann


Fisher,
Kolmogorov-Smirnov

Uji Korelasi:
Variabel 1

Variabel 2

Uji

Nominal

Kategorikal

Koefisien

kontingensi,

Lambda
Ordinal

Ordinal

Spearman,

Gamma,

Somersd

Ahmad Yusron

Kendalls

Numerik

tau-b

Page

Ordinal

IKM, 20 Maret 2013

Spearman
Numerik

Numerik

Pearson

Uji regresi:

Mencari rumus persamaan antara variabel independen dan dependen

Y= aX + b

Hubungan antara 2 variabel numerikal diuji dengan regresi linear

Parametrik:

Merupakan syarat untuk uji hipotesis dengan variabel numerik

Sebaran data harus memenuhi sebaran normal

Untuk mengetahui apakah data memiliki sebaran normal dapat dilakukan uji normalitas, baik
deskriptif maupun analitik

Parametrik vs Non Parametrik:

Uji statistik non parametrik dilakukan bila sampel yang diperoleh tidak memenuhi sebaran
normal.

Untuk setiap uji parametrik memiliki pasangan uji non parametrik

Hipotesis yang diuji secara parametrik lebih kuat dibandingkan non parametrik

PRINSIP DAN APLIKASI MANAJEMEN KESEHATAN


o Konsep Blum

IKM, 20 Maret 2013

10

Ahmad Yusron

Page

Genetik
Pe
kependudukan
Lingkungan
Status
layKesehatan
Perilaku
an
an
Ke
se
hat
an

Diagram Diagnosa Komunitas


Community Analysis
Community Diagnosis
Target Assessment
Evaluation
Implementation

Program Plan
Development

Suatu proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,


pengkordinasian dan penilaian terhadap sumber, tata cara, dan kesanggupan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan
yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang

ditujukan kepada perororangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat


Unsur pokok ManKes:
1. Masukan (input)
2. Proses

10

IKM, 20 Maret 2013

Masukan (input)

Page

3. Keluaran (output)
4. Sasaran (target)
5. Dampak (outcome)

11

Ahmad Yusron

Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen


a. Sumber (resources)
b. Tatacara (procedures)
c. Kesanggupan (capacity)
o

Proses
Langkah langkah yang yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pelaksanaan (implementing)
d. Penilaian (evaluation)

Keluaran (output)
Hasil dari suatu pekerjaan manajemen (health service)
1. Medical service
2. Public health service

Sasaran (target)
Kepada siapa keluaran yang dihasilkan ditujukan
a. direct target
b. indirect target

Dampak (outcome)
Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. Dampak yang diharapkan adalaah makin meningkatnya
derajat kesehatan
Dipengaruhi oleh kebutuhan kesehatan (health needs) dan tuntutan kesehatan (health demand)

MILLENIUM DEVELOPMENT GOAL


o

Target yang harus dicapai tahun 2015 dari awal tahun 1990
1. Menurunkan kemiskinan sebesar 50%
2. Pendidikan dasar universal
3. Promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan tingkat kematian balita sebesar 2/3
5. Menurunkan tingkat kematian maternal sebesar 3/4

11

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

7. Menjamin kelestarian lingkungan

12

6. Menghambat penyebaran HIV/AIDS, malaria & TB


8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Target 4. Penurunan mortalitas anak sebesar 2/3 dari angka 1990


Angka kematian balita
81 58 46 per 1000 kelahiran kelahiran (1994,1997, 2002/3)
Angka kematian bayi
57 46 35 per 1000 kelahiran
Proporsi bayi mendapat imunisasi measles
52% usia 12--23 bulan

PRINSIP DAN APLIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN

KONSEP MODEL FAKTOR DETERMINAN STATUS KESEHATAN


1. Traditional model (epidemiological triangle)
Tingkat kesehatan individu maupun masyarakat hasil dari interaksi 3 faktor yaitu Agent

Host Environment
Interaksi A-H-E bersifat dinamis
Ketidak seimbangan interaksi A-H-E menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan
Ecology approach
Kelemahannya kurang memperhatikan Agent yang berasal dari intrinsic factor seperti
Diabetes Mellitus dsb

2. Health field concept (La Londe)

12

IKM, 20 Maret 2013

Environme
nt

Lifestyle

Page

Health

13

Ahmad Yusron

Human
biology

Health
care
system

3. Force field concept (Blum)


Air sebagai media penyebaran penyakit:
1. Water borne : mikroorganisme berada berada dalam air , melalui GIT. Misal : Kolera, Disentri basiler,
Typhus abdominalis, Hepatitis infeksiosa
2. Water washed : Scabies, Conjuntivitis, Fungus, lice dll
3. Water based : Schistosomiasis, Dracunculus medinensis dll
4. Vektor borne : Malaria, Dengue, dll
Misal : Cholera, Typhus abdominalis, Hepatitis infeksiosa, Dysentri basiler dll
Persyaratan air bersih:

FISIK: Suhu, Warna, Bau, Rasa , Kekeruhan

KIMIAWI : Derajat keasaman, Standar zat padat ( Dissolve Solid ) , Standar bahan bahan kimia

BIOLOGIK : Kuman patogen, parasitik, bakteri E.Coli

RADIOAKTIP : Standar untuk sinar alpha dan sinar beta.

13

IKM, 20 Maret 2013

Page

14

Ahmad Yusron

DOKTER KELUARGA

Definisi dokter keluarga (menurut KIPDI III ) adalah dokter yang ;


1. Dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistim pelayanan kesehatan;
bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin dihadapi
pasien.
2. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun
karakteristik personalnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam
sistim pelayanan kesehatan, untuk semaksimal mungkin untuk kepentingan pasien
3. Berwenang secara mandiri melakukan tindakan medis mulai dari pencegahan,
diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif; menggunakan dan memadukan

ilmu ilmu biomedis, psychologi medis dan sosiologi medis.


Definisi singkat, dokter keluarga adalah dokter yg berprofesi khusus sebagai dokter praktek
umum yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat primer dengan menerapkan

prinsip - prinsip kedokteran keluarga


Prinsip pelayanan dokter keluarga
1. Bersifat personal
2. Kontak pertama dg pasien
3. Komprehensif dan holistik
4. Bersinambung
5. Koordinatif dan kollaboratif
6. Mengutamakan pencegahan
7. Memandang pasien sbgi bagian integral keluarga, komunitas dan lingkungannya
8. Mudah diaudit dan akuntabel
9. Sadar biaya, etika moral dan hukum
Kemampuan yg dihrpkan dari dokter keluarga:
1. Penatalaksanaan medik di unit rawat jalan
a. idetifikasi masalah
14

IKM, 20 Maret 2013

b. menegakkan diagnosa

15

Ahmad Yusron

Page

c. merencanakan dan melaksanakan tindakan


d. meningkatkan kualitas kehidupan dan mengembalikan fungsi pasien ditengah
keluarga
2. Penatalaksanaan kesehatan keluarga
3. Tindakan pelayanan berdasarkan evidence base
4. Komunikasi dan konseling sesuai ltr blkg sosial, ekonomi dan budaya
5. Upaya kes perorangan, masyarakat sesuai standar dan etika kedokteran
Prinsip pelayanan dokter keluarga:

Komprehensif
Kontinue
Koordinatif dan kollaboratif
Mengutamakan pencegahan
Mempertimbangkan keluarga dan komunitas

1. Care Provider
(sebagai bagian dari keluarga, sebagai pelaksana pelayanan kedokteran komprehensif, terpadu,
berkesinambungan, pada pelayanan kedokteran tingkat pertama; sebagai penapis menuju ke
pelayanan kedokteran tingkat kedua)
2. Decision Maker
(sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut
mempengaruhinya),
3. Community Leader
(membantu mengambil keputusan dalam ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan
kedokteran keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga),
4. Communicator
(sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator, dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan
masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, Seks, HIV/AIDS, Stres, Kebersihan, Pola Hidup Sehat,
Olah Raga, Olah Jiwa, Kesehatan Lingkungan),
5. Manager
(berkemampuan untuk berkolaborasi, dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan
kedokteran keluarga)

15

IKM, 20 Maret 2013

16

Ahmad Yusron

Page

Dokter keluarga menurut Sommer and Somers: The traditional symbol of medical care is the
kindly old family doctor with big heart and little bag, part healer, part priest, part family
counselor.

Sifat pelayanan kesehatan yg baik ( Menurut Blum /1976 )


Available
Accesible
Affordable
Continue
Comprehensive
Integrated
Qualified

16

IKM, 20 Maret 2013

17

Ahmad Yusron

Page

ANALISA SITUASI PADA KESEHATAN MASYARAKAT

Analisa situasi kesehatan:


1. Analisa derajat kesehatan
2. Analisa aspek kependudukan
3. Analisa pelayanan/upaya kesehatan
4. Analisa perilaku kesehatan
5. Analisa lingkungan

Analisis derajat kesehatan:


Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan epidemologis
Ukuran yang digunakan adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan
(morbiditas)
Mortalitas
Angka kematian bayi
Penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas
lingkungan hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi, tingginya IMR
menunjukkan bobot masalah mengenai perinatal, komplikasi kehamilan, perawatan
kehamilan, komplikasi persalinan dan perawatan bayi.
Angka kematian balita
Kematian balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan
gizi anak
Angka kematian menurut penyebab (CSDR)
Berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa yang menjadi penyebab
utama angka kematian
Incidence rate
Jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu, dalam masa waktu tertentu pula
17

Prevalence rate

IKM, 20 Maret 2013

18

Ahmad Yusron

Page

Jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau menderita penyakit tertentu
dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa tertentu.
Untuk penyakit akut maka indikator yang baik digunakan adalah angka incidance
Untuk penyakit kronis , penggunaan angka incidence maupun prevalence penting
untuk mengambarkan keadaan penyakit
Case Fatality rate
Menentukan kriteria IV PEARL
P = kesesuaian (Proper and Political)
E = secara ekonomi murah
A = dapat diterima
R = tersedianya sumber daya
L = legalitas terjamin
Metode USG
Urgensi
Keseriusan
Berkembangnya masalah

18

IKM, 20 Maret 2013

19

Ahmad Yusron

Page

Diagnosis Komunitas
Community diagnosis generally refers to the identification and quantification of health
problems in a community as a whole in terms of mortality and morbidity rates and ratios,
and identification of their correlates for the purpose of defining those at risk or those in
need of health care.
Konsep Diagnosis Komunitas:
Dasar untuk meningkatkan dan mempromosikan kesehatan dari anggota komunitas.
Peran:
Untuk

mengidentifikasi masalah

kesehatan dan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesehatan penduduk dan menentukan sumber daya ketersediaan dalam masyarakat secara
memadai mengatasi faktor-faktor
Komponen Diagnosis Komunitas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

o
o
o
o

Aspek Demografi
Mortalitas dan Morbiditas
Pemanfaatan Pelayanan Kes.
Pola Gizi
Keadaan Komunitas: Kebudayaan, strata sosial ekonomi
Kepemimpinan dan komunikasi
Lingkungan Hidup

Tujuan:
Analyze the health status of the community
Evaluate the health resources, services, and systems of care within the community
Assess attitudes toward community health services and issues
Identify priorities, establish goals, and determine courses of action to improve the health

status of the community


o Establish an epidemiologic baseline for measuring improvement over time.
Community Diagnosis Process

19

IKM, 20 Maret 2013

20

Ahmad Yusron

Page

Additio
nal
Data?

Data
Collect
ion

Data
Proces
Proble
sing
m
and
Identif
Analysi
Resourcation Risk
s
ces and Factor
Analysi
Selecti and
s
on Etiolog
y
Analysi
s

Analisa Data:
Lakukan prioritas masalah
Metode prioritas masalah dengan nominal group discussion dengan kriteria:
PAHO
USG
Pan American Health Organization (PAHO):

Magnitude

Severity

Concern of community / political

Vulnerability

Affordability

USG:

Growth: seberapa cepat perkembangan masalah


20

Urgency: seberapa gawat masalah

Severity: seberapa parah masalah

Page

IKM, 20 Maret 2013

21

Ahmad Yusron

Plan of Action:

POA disusun berdasarkan data permasalahan yang menjadi prioritas, faktor risiko potensial
& sumber daya yang dimiliki untuk menetapkan strategi intervensi yang tepat.

Disarankan untuk mem-break-down semua kemungkinan strategi dan intervensi kemudian


masing-masing strategi dinilai ketepatannya dengan kriteria PEARL.

PEARL:
P = Proper & Politically feasible ?
Is the intervention suitable ?
Is any special authority/permission required ?
E = Economic ?
Does it make economic sense to address the problem with the intervention ?
Are there economic consequences if the intervention is not carried out ?
A = Acceptable ?
Will the community accept the intervention ?
Is it consistent with local norms & values ?
R = Resources ?
Are there local resources/expertise ?
Can it be obtained ?
Is finacial support available/potentially available ?
L = Legal ?
Do current laws allow this intervention ?
Are there mandates which may interfere ?
Manajemen Intervensi:

Intervensi yang dipilih harus dilakukan berdasarkan prinsip


21

Planning

Organizing

Actuating

Controling

Evaluating

Page

IKM, 20 Maret 2013

22

Ahmad Yusron

Planning:

Planning

Man

Money

Material

Methods

Market

Classification of health Indicators


Mortality indicators
Morbidity indicators
Disability rates
Nutritional status indicators
Health care delivery indicators
Utilization rates
Indicators of social and mental health
Environmental indicators
Socio-economic indicators
Health policy indicators
Indicators of quality of life
Other indicators

Mortality Rates
-

The traditional measures of health status.

Widely used because of their ready availability.( death certificate is a legal requirement
in many countries)

1. Crude death rates


2. Specific death rates: age/disease
22

4. Infant mortality rate


5. Maternal mortality rate

Page

3. Expectation of life

IKM, 20 Maret 2013

23

Ahmad Yusron

6. Proportionate mortality ratio


7. Case Fatality rate

Indikator Derajat Kesehatan

MORTALITAS:

1. Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup. (40)


2. Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup. (58)
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 Kelahiran Hidup. (150)
4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (67,9)

MORBIDITAS:

5. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk (5)


6. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ (85)
7. Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap Penduduk Berisiko) (0,9)
8. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Pada Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Anak (0.9)
9. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk (2)

STATUS GIZI:

10. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk(15)


11. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi (80)

KEADAAN LINGKUNGAN:

12. Persentase Rumah Sehat (80)


13. Persentase Tempat-tempat Umum Sehat (80)

PERILAKU HIDUP MASYARAKAT:

14. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (65)
15. Persentase Posyandu Purnama & Mandiri (40)

23

AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN:

Page

IKM, 20 Maret 2013

24

Ahmad Yusron

16. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Puskesmas (15)


17. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Rumah Sakit (1,5)
18. Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan (100)
19. Persentase Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar (100)
20. Persentase Obat Generik Berlogo Dalam Persediaan Obat (100)

24

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

25

PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan
yang mandiri dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan dan bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota /

Kabupaten (KEPMENKES No.128 th 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas).


Upaya Pelayananan Kesehatan (UPK) dibagi menjadi UPK wajib dan UPK
pengembangan. UPK wajib merupakan upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh
seluruh puskesmas di Indonesia dan merupakan kesepakatan secara nasional. UPK wajib
terdiri atas 6 kegiatan pokok atau yang disebut Basic Six antara lain: (1) Promosi
Kesehatan, (2) Kesehatan Lingkungan, (3) KIA dan KB, (4) Peningkatan Gizi, (5)

Penanggulangan Penyakit Menular/P2M, (6) Pengobatan Dasar.


UPK pengembangan merupakan program yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota /
Kabupaten dengan berbagai pertimbangan kebutuhan kesehatan diwilayah kerja masing-

masing
Visi Puskesmas
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwu-judnya Indonesia Sehat
Kecamatan sehat adalah kecamatan yang :
o Masyarakatnya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat
o Memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes bermutu secara adil dan merata
o Memiliki derajat kesehatan setingi-tingginya

Misi Puskesmas

Sasaran:

Target:

Pencapaian:
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang Lingkup:
Penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan:
25

IKM, 20 Maret 2013

Upaya kesehatan pengembangan

Page

Upaya kesehatan wajib basic six

26

Ahmad Yusron

Penilaian pencapaian hasil pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan


kegiatan
Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian
kinerja.
Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll
Penilaian pencapaian hasil mutu pelayanan Puskesmas
Penilaian input pelayanan.
Penilaian proses pelayanan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan
yang telah ditetapkan.
Penilaian out put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan.
Penilaian out come pelayanan pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan
Puskesmas.

UNIT PELAYANAN KESEHATAN (UPK)


Upaya kesehatan wajib puskesmas:
1. Upaya promosi kesehatan
26

Ahmad Yusron

Upaya kesehatan lingkungan


Upaya perbaikan gizi
Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular
Upaya kesehatan ibu, anak & kb
Upaya pengobatan dasar
Page

27

2.
3.
4.
5.
6.

IKM, 20 Maret 2013

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas:


Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakt yang ada dan kemampuan puskesmas.
Bila ada masalah kesehatan, tetapi pusk tidak mampu menangani maka pelaksanaan dilakukan
oleh dinkes kab/kota.
Upaya lab ( medis & kesmas) dan perkesmas serta pencatatan pelaporan merupakan kegiatan
penunjang dari tiap upaya wajib atau pengembangan
1.

UPK Promosi Kesehatan

Posyandu

Desa siaga (pemberdayaan masyarakat)

Phbs

Penyuluhan

Pelatihan kader dan toma

Dll

2.

UPK Kesehatan Lingkungan

Penyehatan air dan lingkungan Pemeriksaan SAB

Penyehatan makanan dan minuman pembinaan dan inspeksi sanitasi pengolahan


makanan

Penyehatan TTU inspeksi dan pemantauan TTU

Penyehatan lingkungan pemukiman inspeksi TPS, pembuangan limbah, sanitasi


lingkungan perumahan, pembinaan tempat pembuatan pestisida, pembinaan kader kesling,
dan penyuluhan.

27

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

kelompok potensial

28

Pengendalian vektorpengawasan tempat2 potensial perindukan vektor, pemberdayaan

Kampanye PHBS pada sasaran tatananRT, Sekolah, Sarkes, TTU, tempat kerja

PHBS pada sasaran tatanan RT, Sekolah, Sarkes, TTU, tempat kerja

3.

UPK KIA dan KB


UPK KIA dan KB bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka

kematian bayi (AKB), menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan, persalinan, nifas, dan
menyusui.
Salah satu program KIA ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas kesehatan (bidan)
di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan terjadwal
sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta perkembangan dan kesehatan janin dalam
kandungan. Proses yang dilakukan dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan mengevaluasi
kunjungan dari ibu hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan ke empat (K1 hingga
K4), sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh petugas
kesehatan, tidak termasuk pertolongan persalinan pendampingan. Pertolongan persalinan
dilakukan oleh Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah
memperoleh pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Dilakukan
sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan.
Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4
atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber
yaitu
1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan
kabupaten dan kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali,
dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali
pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90
tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
28

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

29

2. Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009.


Page

Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur sebagai penjabaran dari SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu
hamil K 4 adalah: ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali
selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan
trimester III minimal 2 kali.
Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya
K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1 sudah sangat jelas yaitu Pemeriksaan
kehamilan sesuai standar pada smester pertama, K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah
pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3
adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada
smester pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah pemeriksaan
ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan pelayanan pemeriksaan ibu
hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal
dengan istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) adalah buku register kohor.
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai dengan standar 5T dengan
frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali,
trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Standar 5 T yang dimaksud
adalah:
-

Pemeriksaan/pengukuran tinggi dan berat badan


Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah
Pemeriksaan/pengukuran tinggi fundus
Pemberian imunisasi TT
Pemberian tablet besi
Temu wicara

Pokok Kegiatan :
29

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

30

Pelaksanaan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)


Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi (KIB)
1) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan pertama (K1).
2) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan lengkap (K4).
Pelayanan kesehatan pada Ibu Hamil (Bumil) sesuai standar untuk kunjungan
lengkap. Target sasaran : 95%.
Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan persalinan
dukun oleh tenaga kesehatan. Target sasaran 90%.
Pelayanan nifas kontak pertama (KN1). Pelayanan nifas lengkap

(ibu dan

neonatus) sesuai standar KN2. Target sasaran : 90%.


Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi. Target sasaran :
100%. Penanganan dan/atau rujukan neonatus resiko tinggi. Target sasaran : 100%.
Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Pelaksanaan DDTK (deteksi dini tumbuh kembang)
Pelayanan Imunisasi
Tujuan : Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Pelayanan KB
o Pemutakhiran data PUS, WUS, dan akseptor KB per RT.
o Pencatatan jumlah alat kontrasepsi KB program BKKBN dan KB mandiri.
o Pencatatan dan pelayanan KB baru dan KB aktif di puskesmas, pusban, posyandu,
laporan bidan praktek swasta.
o Membuat laporan KB
o Pemetaan bidan
o Pelayanan KB di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, bidan praktek swasta dan
dokter praktek.
4.
a.

UPK Gizi
Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu
30

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

31

Sindroma kurang gizi yang berat pada anak-anak umur 0-5 tahun biasanya mudah
dapat menggunakan beberapa cara, yaitu :
1)

Page

ditemukan dengan melihat bentuk fisiknya. Untuk melihat anak yang mengalami kurang gizi
Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang setiap bulan
yang berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai dengan usia 5 tahun. Kegunaan
KMS adalah memonitor pertumbuhan anak. Untuk memonitor pertumbuhan tersebut,
diperlukan data berat badan anak balita setiap bulannya.
2)

Indikator pemantauan pertumbuhan


Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan di posyandu setiap bulan untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan.Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan
dengan SKDN dan BGM (Bawah Garis Merah).

: seluruh balita di wilayah kerja

: jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS

: jumlah seluruh balita yang ditimbang

: balita yang naik BB sesuai garis pertumbuhan

BGM : balita dengan BB menurut umur berada pada dan di bawah garis
merah pada KMS

D/S : indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap


kegiatan posyandu

N/D : indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan program.

Cara menghitung :
Presentase K / S=

Presentase D/ S=

balita yang mempunyai KMS


sasaranbalita yang ada di wilayahkerja
balita yang datangditimbang
sasaran balita yang ada di wilayahkerja

Presentase N / D=

x 100

x 100

balita yang naik berat badannya x 100


balita yang datang ditimbang
31

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

32

balita BGM
balita yang datang ditimbang

x 100

Page

Presentase BGM / D=

b.

Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi


Vitamin A merupakan komponen dari rodopsin yang berfungsi pemeliharaan sel-sel
epitel, metabolisme & reproduksi. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja,
xerophthalmia, kebutaan, dan mudah terkena diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kekurangan vitamin A dapat juga menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian
bayi.
Prinsip dasar untuk menanggulangi masalah kekurangan vitamin A di Indonesia adalah
menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh. Hal ini dapat ditempuh dengan 2 cara :
1)

Penyuluhan

peningkatan

konsumsi

sumber

vitamin

alami(sayuran hijau)
2)
-

Suplemen vitamin A yang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :


Cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul biru 100.000 IU
untuk bayi 6-11 bulan, dan kapsul merah 200.000 IU untuk anak 1-5 tahun).

Cara tidak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan makanan.

Tujuan :
Mencegah dan menurunkan jumlah kasus-kasus kekurangan vitamin A.
Sasaran :
-

Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 1-5 tahun

Balita dengan xerophtalmia

Balita dengan sakit campak, demam tinggi, dan diare

Ibu dalam masa nifas

Cakupan Anak Balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali/tahun


Balita yang dimaksud dalam program distribusi adalah bayi yang berumur 6-11
bulan dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul
vitamin A ini berupa kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 SI yang
32

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

33

diberikan kepada bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis
Cara Perhitungan/rumus

Page

200.000 SI yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.


Cakupan balita dapat kapsul vitamin A
Balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi
balita yang ada di satu wilayah kerja

x 100%
x

Cakupan ibu nifas dapat kapsul vitamin A :


Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
x 100%
Ibu nifas yang ada di suatu wilayah

Pengumpulan Data :

Untuk bayi balita sumber data berasal dari register pemberian vitamin A baik dari
posyandu maupun dari puskesmas yang dikumpulkan oleh bidan maupun dari petugas

gizi. Dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus


Untuk Bufas data berasal dari kohort ibu, bidan praktek dan rumah sakit yang
dikumpulkan bidan maupun dari petugas gizi setiap bulannya.
Pencatatan dan Pelaporan
a) Bayi (usia 6-11 bulan)

Menggunakan data sasaran dari register bayi di posyandu atau buku bantu, kohort
bayi.

Mencatat setiap bayi yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi

Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh bayi yang diberi vitamin A


menggunakan formulir distribusi kapsul vitamin A

Di tingkat Puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh bayi yang akan diberi
vitamin A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi
kapsul vitamin A

Menghitung cakupan dengan rumus di atas

b) Balita (usia 12-59 bulan)


33

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Menggunakan data sasaran dari register balita di posyandu /buku bantu.

Mencatat anak balita yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi.

Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin A menggunakan

Page

34

formullir distribusi kapsul vitamin A

Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin
A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi kapsul
vitamin A.

c) Bufas

Mendata sasaran ibu nifas diambil dari register kohort ibu, buku KIA, atau buku bantu.

Mencatat ibu nifas yang diberi kapsul vitamin A dengan memberi tanda Al untuk
pemberian 1 kapsul pertama dan A2 untuk pemberian kapsul yang ke 2 di dalam
kohort ibu.

Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin
A dari seluruh posyandu/klinik/polindes/RB yang ada menggunakan formulir bantu.

Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul
vitamin A dari seluruh wilayah kerja PKM.

c.

Ibu Hamil Yang mendapat 90 tablet Fe

Definisi :
1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trimester III
2) Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia Defisiensi Besi
yang diberikan kepada ibu hamil
3) Anemia adalah keadaan dimana kadar darah merah atau Haemoglobin (Hb) lebih
rendah dari nilai normal. Batasan nilai normal Hb yaitu :

Anak prasekolah 11gr%


Anak Sekolah 12 gr%
Wanita Dewasa 12 gr%

Wanita Hamil 11 gr%


Ibu Menyusui 12 gr%
Laki-laki Dewasa 13 gr%

Kebijaksanaan program
1. Usaha penanggulangan masalah anemia defisiensi besi dilakukan pada penggunaan
34

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

35

preparat besi khusus untuk ibu hamil.

Page

2. Meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber zat besi.


Tujuan
Meningkatnya status gizi masyarakat dengan menurunnya prevalensi anemia gizi
besi pada ibu hamil/menyusui, balita, anak sekolah dan pekerja berpenghasilan rendah.
Kegiatan

Pemberian tablet besi bagi wanita-wanita hamil/menyusui dan balita.

Penggalakkan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang diusahakan lewat
penyuluhan gizi

Sumber data
Kohort ibu, PWS KIA, perkiraan sasaran ibu bersalin dihitung dengan formula 1.05
x CBR wilayah kerja x jumlah penduduk.
d.

Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi & balita dari


keluarga miskin
Definisi :

a) Bayi balita Keluarga Miskin (Gakin) adalah bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-24
bulan dari keluarga miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
melalui Tim Koordinasi Kabupaten/ Kota dengan melibatkan Tim Desa dalam
mengidentifikasi nama dan alamat Gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang
disesuaikan.
b) MP-ASI dapat berbentuk bubur, nasi tim atau biskuit yang dapat dibuat dari campuran
beras, beras merah, kacang-kacangan, sumber protein hewani/nabati, terigu, margarine,
gula, susu, lesitin, kedelai, garam bikarbonat dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.
Tujuan :

Membantu mewujudkan kemandirian masyarakat dalam upaya meningkatkan status gizi


balita
35

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

Pemantauan dan Penilaian :

36

Meningkatkan status gizi yang diarahkan pada penurunan kasus penderita gizi buruk
Pemantauan dan Penilaian dilakukan selama PMT yang berlangsung selama 90 hari

berturut-turut.
Indikator pemantauan :
a.

Berat badan bayi balita (kenaikan BB setiap bulan)

b. Kunjungan/kehadiran di posyandu
c. Penerimaan terhadap PMT yang diberikan
Pencatatan kegiatan PMT dan MP-ASI bayi balita :
o

Form pemantauan bayi balita

Form pemantauan pertumbuhan bayi balita yang mendapat PMT

o Form pemantauan penerimaan PMT


Sasaran:
Bayi dan balita dari keluarga miskin (yang telah ditetapkan oleh Pemerintah daerah).
Target sasaran : 100%.
Sumber Data :
Laporan khusus MP ASI, RI Gizi, LB3-SIMPUS

e. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan


Definisi

Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Sempaja

Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Zscore < -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor).

Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup


-

Pemeriksaan klinis : kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi

Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB

Pemberian larutan elektrolik dan multi-mikronutrien serta memberikan makanan


36

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

Transisi dan Rehabilitasi

37

dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi,
-

Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta

Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai mencapai Z-score-1

Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak.

f. Pemberian ASI Eksklusif


Pengertian
ASI eksklusif adalah Air Susu lbu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6
bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain.
Sumber Data
Register kohort bayi dan pencatatan kegiatan Puskesmas.
Sasaran :
Semua bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI.
Target=80%, cakupan=16,6 %.
Kegiatan :
1) Konsultasi perorangan di poli KIA
2) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu
g. Pencegahan dan penanggulangan KEK
Tujuan :
Untuk meningkatkan kesehatan WUS dan ibu hamil serta mencegah BBLR.
Kelompok sasaran :
WUS dan Bumil
Jenis kegiatan:

Penapisan penderita resiko KEK melalui pengukuran


LILA dan IMT.

Intervensi penderita KEK melalui pendidikan gizi dan


pemberian makanan tambahan.
37

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

pelayanan kesehatan.

Page

38

Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KIA dan


Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi

Target=20%.

h. Konsultasi Gizi
Konsultasi gizi adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian dan sikap
positif terhadap makanan agar pasien dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang
baik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diberikan pada pasien dengan masalah
gangguan Gizi. Pasien yang dikonsulkan oleh poli lain (umum, lansia, KIA) misalnya gizi
kurang, hipertensi, dan diabetes melitus. Pasien secara langsung dijelaskan tentang pengaturan
diet harian yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Tujuan
a) Membantu mengidentifikasi dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi
klien/pasien.
b) Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien/pasien bahwa ia memiliki kemampuan untuk
mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya.
Sasaran
Sasaran langsung konsultasi gizi adalah klien/pasien
a) Wawancara
Wawancara adalah teknik konsultasi gizi dengan jalan tanya jawab, diarahkan
kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
b) Pengembangan media konsultasi gizi
Media yang sering digunakan dalam konsultasi gizi yaitu leaflet

5. UPK Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)


Tujuan:
Menurunkan kejadian penyakit menular sampai pada tingkat serendah - rendahnya
Untuk mencegah terjadinya epidemi
38

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

39

Kegiatan:

Page

Malaria, mencari penderita atau tersangka secara pasif termasuk memeriksa sediaan darah dan
mengobatinya.

Kolera dan radang usus halus, melaksanakan pemeliharaan dan rehidrasi, obat dan perawatan.
TB, vaksinasi BCG, mencari penderita secara pasif termasuk pemeriksan sputum dan
memberi pengobatan
Kusta,pencarian penderita secara aktif dan pasif, pemeriksaan dan pengobatan
Imunisasi, yang diberikan kepada bayi bibawah satu tahun (imunisasi dasar), dan TT untuk
ibu hamil.
Epidemiologi surveilance:
Penyeledikan lanjutan kontak dari penderita malaria, TB, kolera dan kusta
Mengetahui

peningkatan

angka

kesakitan

terhadap

penyakit

yang

mungkin

menimbulkan epidemi secara dini


Melakukan kunjungan secara berkala ke kepala pemerintahan setempat guna
mengumpulkan data tentang kejadian luar biasa

6. UPK Pengobatan Dasar


Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Proses pengobatan dilandasi
oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi
manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien sehingga dapat melakukan
pengobatan yang rasional.
Standar pengobatan di puskesmas merupakan pengobatan rawat jalan yang
melakukan pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, rehabilitasi medis tanpa tinggal di ruang rawat inap.
Tujuan pengobatan dasar di puskesmas adalah menghentikan proses perjalanan
penyakit yang diderita seseorang, mengurangi penderitaan seseorang karena sakit, mencegah
dan mengurangi kecacatan, meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila diperlukan.
39

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

40

MUTU PELAYANAN KESEHATAN


Donald Berwick: Pelayanan kesehatan yang berkualitas

dinilai dari terwujudnya harapan

pasien/masyarakat akan pelayanan yang: aman (safety), efektif (effectiveness), Fokus pada
pasien (patient centered), tepat waktu (timeliness), efisien (efficient) dan adil (equitable).
Dimensi Mutu (Lori Di Prete Brown) :
1. Kompetisi Teknis (technical competence)
2. Akses terhadap pelayanan (Access to services)
3. Efektivitas (effectiveness)
4. Efisien (efficiency)
5. Kontinuitas (continuity)
6. Keamanan (safety)
7. Hubungan antar manusia (interpersonal relations)
8. Kenyamanan (amenities)
Dimensi Mutu (KalTim):
1. Acessibility: keterjangkauan pelayanan kesehatan
2. Technical competence: bagaimana cara petugas mengikuti standar pelayanan yang telah
ditetapkan
3. Acceptability: penerimaan masyarakat pengguna
4. Safety:mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping atau bahaya lain yang berkaitan
dengan pelayanan
5. Interpersonal relationship: memperhatikan hubungan antar manusia antara pemberian
pelayanan dengan pelanggan maupun antara petugas pemberi pelayanan
6. Respect and caring pelayanan yang diberikan harus dilakukan dengan rasa hormat, sopan
dan perhatian
7. Timelines: pelayanan yang diberikan harus tepat waktu

40

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

41

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) = Adverse event adalah suatu kejadian yang tidak
Page

diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya
atau kondisi pasien. Cedera dpat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan
medis karena tidak dapat dicegah. KTD yang tidak dapat dicegah (unpreventable adverse
event) adalah suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir
Kejadian Nyaris Celaka (near miss): Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
Kesalahan medis (Medical error): Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan
termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana
yang tidak tepat. Melaksanakan suatu tindakan (commission) atau mengambil suatu
tindakan yang seharusnya diambil (omission)

41

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Perilaku adalah:

Page

42

PERILAKU MANUSIA DAN DERAJAT KESEHATAN

Hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) [Robert T Skinner]
Suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya [American Encyclopedia]
Tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan dipelajari [Robert
Kwick]
Keadaan jiwa (berpikir, bersikap, berpendapat, dan sebagainya) untuk memberikan
respon terhadap situasi diluar subyek [Sukidjo Notoatmodjo]

TEORI SKINNER (STIMULUS RESPON):


Respondent Respon (Reflexive Respon)
Ditimbulkan oleh rangsangan tertentu eliciting stimuli
Sifat respon relatif tetap
Contoh : respon emosi, respon terhadap makanan, respon terhadap cahaya, dll
Stimulus mendahului respon
Pengaruhnya sangat terbatas
Sangat kecil untuk dimodifikasi
Operant Respon (Instrumental Respon)
Respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh stimuli tertentu reinforcing
stimuli
Reinforcing stimuli akan memperkuat respon (memperkuat suatu perilaku
tertentu)
Contoh : reward, edukasi, dll
Bagian terbesar dari perilaku manusia
Kemungkinan untuk dimodifikasi sangat besar
Untuk membentuk operant respon perlu diciptakan kondisi tertentu (operant
conditioning)
42

IKM, 20 Maret 2013

Bentuk Perilaku:
Pasif (tanpa tindakan)

Page

43

Ahmad Yusron

Respon internal dalam diri manusia


Secara langsung tidak dapat dilihat oleh orang lain seperti berpikir, pengetahuan
dan sikap batin
Contoh : menganjurkan orang lain untuk tidak merokok tetapi dia sendiri
merupakan perokok berat
Covert behaviour
Aktif (dengan tindakan action)
Perilaku jelas dapat diamati
Contoh : ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi
Overt behaviour
PERILAKU DALAM KESEHATAN
Perilaku dalam kesehatan adalah respon manusia terhadap stimulus yang berkaitan
dengan :
Sakit dan penyakit (illness behaviour)
health promotion behaviour, health prevention behaviour dan health
seeking behaviour
Sistem pelayanan kesehatan (health care behaviour)
fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas pelayanan, pengobatan dan
obat obatan
Makanan (nutrition behaviour)
kebutuhan makanan, nutrien, pengelolaan makanan, dll
Kesehatan lingkungan (environmental behaviour)
air bersih, pembuangan ekskreta, pembuangan sampah, limbah,
pencemaran, perumahan, vektor, dll
43

IKM, 20 Maret 2013

Perilaku kesehatan (health behaviour)

44

Ahmad Yusron

Perilaku sakit (illness behaviour)

Page

promosi, prevensi, sanitasi, personal hygiene, pemilihan makanan, dsb

terkait individu yang merasa sakit


identifikasi penyakit, penyebab, cara penularan, dsb
Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)
terkait dengan peran individu yang sedang sakit dan dalam mengupayakan
penyembuhan
fasilitas pelayanan, metode penyembuhan, penggunaan obat, dsb
Perubahan Perilaku Menurut SHEHANDU KARR:
PERILAKU KESEHATAN MERUPAKAN FUNGSI DARI :
Minat seseorang sehubungan dengan kepentingan pribadinya (behaviour
intentions)
Dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support)
Ada tidaknya informasi tentang kesehatan (accessibility of information)
Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam mengambil keputusan tindakan
(personal autonomy)
Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action
situation)
Perubahan Perilaku Menurut WORLD HEALTH ORGANIZATION:
PERUBAHAN PERILAKU TERGANTUNG PADA :
Pemikiran dan perasaan (thought and feeling) pengetahuan, kepercayaan, sikap
dan nilai-nilai
Orang penting sebagai referensi (personal references)
Sumber-sumber daya (resources)
Kebudayaan (culture)
Perubahan Perilaku Menurut LAWRENCE W GREEN:
44

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

45

FAKTOR PREDISPOSISI (PREDISPOSING FACTORS)


Page

Pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-nilai


FAKTOR PENDUKUNG (ENABLING FACTORS)
Tersedianya fasilitas kesehatan, keterjangkauan fasilitas kesehatan dan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas kesehatan
FAKTOR PENDORONG (REINFORCING FACTORS)
Sikap dan perilaku petugas kesehatan serta kualitas pelayanan kesehatan

45

IKM, 20 Maret 2013

Page

46

Ahmad Yusron

GIZI KOMUNITAS
Masalah gizi di Indonesia:
1. KEP (Kurang Energi Protein)
Wellcome Trust Working Party :
Bb < 60%, Oedema

= Marasmic

Bb < 60%, Oedema

=MK

Bb > 60%, Oedema

= Kwashiorkor

Bb > 60%, Oedema

= Underweight

Marasmus:

Kekurangan kalori
Penghancuran jaringan

Atrofi otot

Lemak subkutan hilang


Sering terjadi pada tahun pertama

ASI sedikit / disapih

Gejala Marasmus:

BB < 60% N, BB / Tinggi :

Lemak hilang Old Man Face

Perut cekung, otot atrofi, gambaran usus jelas

Suhu sub- normal, BMR , nadi lambat


46

IKM, 20 Maret 2013

Penakut apatis peka

47

Ahmad Yusron

Page

Mudah hipoglikemi & gangguan keseimbangan elektrolit


Kwashiorkor

Kekurangan protein

Penduduk penghasilan rendah


Protein hewani = mahal
Protein nabati = tidak tahu
+
Faktor - faktor lain

Sering pada :
Masa disapih
Pra sekolah

Gejala klinis bisa bervariasi tergantung defisiensi tambahan

Gejala Kwashiorkor:

Sering datang dengan gejala penuh

Perubahan mental menyolok

Lemak subkutan <, otot atrofi

Oedema , Albumin , Ascites

Gejala gastrointestinal :
o Anorexia hebat
o Diare

Rambut :
o Warna / texture berubah
o Flag Sign

Kulit :
o Crazy Pavement Dermatosis

Hati :
47

IKM, 20 Maret 2013

Hepatomegali

Perlemakan hati

Jantung : N / >

Anemia : N N, variasi

Page

48

Ahmad Yusron

Imunodefisiensi sekunder

Albumin
Globulin N /

Cholesterol

Biopsi hati : perlemakan hati >

MK

Jenis Def.

Protein

Prot. Kal

Kalori

B.B.

> 60%

< 60%

< 60%

Oedema

++

+/-

Gangg.

++

++

Atrofi otot

++

++

Lemak sub-

<

<

Moon Face

Old Man F.

Old Man F.

Kering

Keriput

Pertumbuhan

cutan
Bentuk muka
Kulit

Hyper/hypo
-pigmentasi

Crazy pavement
dermatosis

Decubitus
Hyperkeratosis

Hyperkeratosis

2. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)


48

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

49

Akibat kekurangan yodium:

Janin : abortus, lahir mati, cacat bawaan, kretinisme, gangguan psikomotor

Anak dan remaja

Page

gondok, hipothyroidi, gangguan mental dan perkembangan fisik


Menurunkan tingkat kecerdasan

IQ normal rata-rata = 110

Penurunan IQ point akibat kekurangan yodium :

Kretin (GAKY) berat = 50 point

Gondok

= 5 point

Bayi di daerah GAKY

= 10 point

Penderita GAKY : pendidikan formal bisa lebih lama

Kretin Endemik:

Terdapat di daerah gondok endemik

Kelainan pada kretin terjadi saat bayi masih dalam kandungan atau tidak lama setelah
lahir

Terdiri dari kerusakan pada saraf pusat dan hipothyroidi

Manifestasi klinis kerusakan saraf pusat berupa :

o Retardasi mental
Gangguan pendengaran sampai bisu tuli
Gangguan neuromotor seperti gangguan bicara

Hipothyroidi gejalanya :
o Pada hipothyroidisme berat berupa miksedema
o Hipothyroidisme ringan :

tinggi badan kurang (cebol)

osifikasi terlambat

kadar hormon thyroid rendah

3. KVA (Kekurangan Vitamin A)


49

IKM, 20 Maret 2013

Gejala klinis defisiensi Vit A:

50

Ahmad Yusron

Page

1. Kelainan kulit : perifolikular hiperkeratosis


pada Balita : jarang
2. Kelainan mata :
a. Buta Senja
b. Xerosis konjungtiva
c. Bercak Bitot reversibel
d. Xerosis kornea
e. Keratomalacia :
Ulkus kornea
Perforasi kornea prolaps lensa dan iris
Infeksi (panopthalmitis) ptisis bulbi
Perforasi (-) stafiloma
Leukoma perlu cangkok kornea
Beri kapsul vitamin A :

1 kapsul Vit.A biru (100.000 IU) bayi 6-11bln

1 kapsul Vit.A merah (200.000 IU) anak 1-5 th

Tiap 6 bulan (Februari dan Agustus)

Tersedia cuma-cuma di Puskesmas & Posyandu


4. Anemia Defisiensi Besi

Koilonychia (spoon nails)


The nails a concave and split on the edges

Penanggulangan:
Ibu Hamil

: TTD (Tablet Tambah Darah) 1 tablet /hari


(60 mg besi + 0,25 mg asam folat)
90 hari selama masa kehamilan

Balita :

preparat besi dalam bentuk sirup


Bayi 6 - 11 bln : 15 mg/hari 60 hari
50

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

5. Obesitas

51

: 30 mg/hari 60 hari

Klinis :

Page

12 - 24 bln

anak terlihat sangat gemuk

dagunya ganda

buah dadanya seolah-olah berkembang

perutnya nampak menggantung ke bawah

penis kelihatan kecil

Diagnosa :
tanda klinis + data antropometrik 10% diatas normal (BB/TB, LLA dan tebal
lipatan kulit)
Penyebab obesitas:

Masukan energi yang melebihi kebutuhan, penggunaan energi yang kurang atau
kombinasi keduanya

Biasanya pada anak yang cepat lapar dan tak mau menahan laparnya

Faktor penentu obesitas lainnya :


o Gangguan psikologik/emosional
o Faktor heriditer
o Kebiasaan pemberian makan
o Gangguan hormonal
o Kurangnya aktivitas jasmani
o Meningkatnya keadaan sosial ekonomi keluarga

51

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

52

Kurang makan,
sering terkena
infeksi, pelayanan
kesehatan kurang,
pola asuh tidak
memadai

Page

IMR, perkembangan
mental terhambat,
risiko penyakit kronis
pada usia dewasa

USI A LANJ UT
KURANG GI ZI

BBLR
Pelayanan
Kesehatan kurang
memadai
Konsumsi tidak
seimbang

Proses
Pertumbuhan
lambat, ASI
ekslusif kurang,
MP-ASI tidak benar

BALI TA KEP

Gizi janin
tidak baik

Konsumsi
gizi tidak cukup,
pola asuh kurang

WUS KEK
BUMI L KEK
(KENAI KAN BB
RENDAH)
MMR

Tumbuh
kembang
terhambat

Pelayanan
kesehatan tidak
memadai

Konsumsi Kurang

REMAJ A &
USI A SEKOLAH
GANGGUAN
PERTUMBUHAN
Produktivitas
fisik berkurang/rendah

Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali
dan mengatasi masalah gizi anggotanya
Perilaku gizi seimbang adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga meliputi
mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat
Makanan seimbang adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat gizi
yang diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan bebas dari pencemaran
Pengambilan keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama
di tingkat keluarga
Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga

52

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

53

Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga,
Page

tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan


Kebersamaan antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan
gizi dan kesehatan
Beberapa perilaku keluarga sadar gizi:

Memantau berat badan secara teratur

Makan beraneka ragam

Hanya mengkonsumsi garam beryodium

Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan

Beberapa macam indeks yang dipakai dalam pengukuran status gizi anak:
1. BB/U : Menggambarkan ada atau tidaknya suatu malnutrisi
2. TB/U : Menggambarkan ada atau tidak adanya suatu malnutrisi KRONIS
3. BB/TB : Menggambarkan ada atau tidak adanya suatu malnutrisi AKUT
INDEKS
BB/U

STATUS GIZI

Z SCORE

BB LEBIH (OVER WEIGHT)

>+2SD

BB NORMAL (NORMAL WEIGHT)

-2SD s/d +2SD

BB RENDAH (UNDER WEIGHT)

-3SD s/d <-2SD

BB SANGAT RENDAH (SEVERE UNDER WEIGHT)

<-3SD

TB/U

TB JANGKUNG (TALL)

>+2SD

PB/U

TB NORMAL (NORMAL HEIGHT)

-2SD s/d +2SD

TB PENDEK (STUNTED)

-3SD s/d <-2SD

TB SANGAT PENDEK (SEVERE STUNTED)

<-3SD

53

IKM, 20 Maret 2013

GEMUK (FATTY)

BB/PB

NORMAL
KURUS (WASTED)

Page

BB/TB

54

Ahmad Yusron

SANGAT KURUS (SEVERE WASTED)

>+2SD
-2SD s/d +2SD
-3SD s/d <2SD
<-3SD

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Usaha-usaha public health menurut Winslow :


1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya

Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan:


1. Pelayanan kedokteran (medical service); organisasi sendiri (solo practice) atau
bersama-sama dalam satu organisasi (institution); Tujuan menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan; sasaran perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services); pengorganisasian bersamasama dalam satu organisasi; tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit; sasaran kelompok dan masyarakat.

Karakteristik pelayanan kedokteran (leavel & clark):


1. Tenaga pelaksananya terutama para dokter
2. Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah perseorangan
4. Kurang memperhatikan efisiensi
5. Tidak boleh menarik perhatian, karena bertentangan dgn etika kedokteran
6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang
54

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

55

7. Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa

Page

8. Bertanggung jawab hanya kepada penderita


9. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan, bahkan mendapat saingan
10. Masalah administrasi amat sederhana

Karakteristik pelayanan kesehatan masyarakat (leavel & clark)


1. Tenaga pelaksananya semua tenaga kesehatan, terutama ahli kesehatan masyarakat
2. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah kelompok dan masyarakat secara keseluruhan
4. Selalu mencari cara yang efisien
5. Dapat menarik perhatian masyarakat (misalnya lewat penyuluhan kesehatan)
6. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undangundang
7. Penghasilan berupa gaji dari pemerintah
8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
9. Dapat memonopoli upaya kesehatan
10. Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan
Syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan:
1. Tersedia dan berkesinambungan (Available & Continuous). Semua jenis pelayanan dan
keberadaannya setiap saat tidak sulit ditemukan bila dibutuhkan
2. Dapat diterima dan wajar (Acceptable & Appropriate). Tidak bertentangan dengan
budaya, keyakinan, kepercayaan dan adat-istiadat masyarakat
3. Mudah dicapai (Accessible).Pengaturan distribusi sarana kesehatan
4. Mudah dijangkau (Affordable). Sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat
5. Bermutu (Quality). Tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
sesuai kode etik dan standar

Pelayanan kesehatan tingkat pertama

Primary Health Services

Pelayanan kesehatan bersifat pokok (basic health services) yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat

Mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Bersifat rawat jalan (ambulatory)

Contohnya pelayanan kesehatan di Puskesmas, praktek dokter keluarga, balai


pengobatan, dll
55

IKM, 20 Maret 2013

Page

56

Ahmad Yusron

SEHAT, DERAJAT KESEHATAN dan PENCEGAHAN

56

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

57

Keadaan kesempurnaan fungsi dan struktur jasmani, mental, spiritual dan sosial
Page

seseorang atau sekelompok orang, dan bukan semata-mata bebas dari rasa sakit,
kelemahan dan cedera, sehingga setiap orang mampu produktif secara sosial ekonomi
(U.U. 23 tahun 1992)
Komponen Kesehatan: Jasmani, mental, spiritual dan sosial; merupakan bagian
integral kondisi kesehatan yang tak terpisahkan, dan saling berpengaruh satu
sama lain.
Integrasi ke-4 komponen kesehatan menghasilkan satu skala derajat kesehatan
atau tingkat kesehatan dari yg ter buruk sampai nyaris sempurna
Mencegah Penyakit:
Menghentikan proses penyakit sejak sebelum sakit (Pre-Patogenesis) sampai saat
meninggal atau pasca sakit.
Ada tiga tingkatan pencegahan :
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier
Pencegahan Primer:
Tujuan :
Merubah perilaku tak sehat -> perilaku sehat;
Menciptakan lingkungan yg menekan jumlah dan daya perusak agen penyakit;
Mencegah kontak agen penyakit dg host
Meningkatkan ketahanan host
Sasaran : orang masih sehat
Metoda :
Promotion of health : gizi, kesling, peyuluhan kes,, sosialisasi olah raga,
konseling jiwa.
Specific protection : imunisasi, helm, safety belts
Pencegahan Sekunder:
57

IKM, 20 Maret 2013

Tujuan :

58

Ahmad Yusron

penularan;

Page

Mengatasi masalah kesehatan yang sudah terlanjur terjadi dan mencegah


Sasaran :
Penduduk yang terlanjur sakit
Metoda :
Early case finding : menemukan penderita sedini mungkin dan mengobati
penderita secara tepat;
Disability linitation : membatasi kecacatan;
Contoh :
Setiap bercak pucat & bebal pada kulit, tersangka kusta
Pencegahan Tersier:
Tujuan :
Mengembalikan fungsi mental, fisik dan sosial pende-rita setelah proses
penyakitnya dihentikan
Sasaran :
Semua penderita setelah dinyatakan berhenti proses penyakitnya
Metoda :
Pemulihan atau rehabilitasi mental, fisik dan sosial
Contoh :
Melatih ibu hamil memandikan bayi dan merawat tali pusat

58

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

Page

59

PENYAKIT AKIBAT KERJA


Simposium Internasional mengenai PAK:

Penyakit akibat kerja (Occupational Disease): penyakit yang mempunyai penyebab


yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari
satu agen penyebab yang sudah diakui
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan Work Related

Disease:

Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada pekerjaan
memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya
penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks

Keppres RI no 22/1993

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja : penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja

Penyebab Penyakit akibat kerja:

Golongan fisik: Bising, Radiasi, Suhu ekstrem, Tekanan udara, Vibrasi, Penerangan
Golongan Kimiawi: Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap , gas, larutan, kabut
Golongan biologik: Bakteri, virus, jamur dll.
Golongan Fisiologik/ergonomik: Desain tempat kerja, beban kerja
Golongan Psikososial: Stress psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan dll

Higien Perusahaan: Penilaian faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja


pengukuran untuk tindakan korektif dan pencegahan pekerja dan masyarakat terhindar

dari bahaya akibat kerja dan derajat kesehatan tinggi.


Penyakit Pada Karyawan
1. Penyakit akibat kerja (PAK) = occupational disease. Penyakit yang sebab utamanya
hanya ditemukan di tempat kerja.
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan = occupational related disease: penyakit
yang sebab utamanya dapat ditemukan di tempat kerja dan di tempat luar pekerjaan.
59

IKM, 20 Maret 2013

3. Penyakit umum (general disesase)

60

Ahmad Yusron

Page

Faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja


Fisika

Kimia

Biologi

Mekanik dan ergonomi

Psikososial

- Bising

- Debu

- Virus

- Sikap tubuh

- Kebimbangan

- Getaran

- Asap

- Bakteri

- Pergerakan

- Tekanan kerja

-Radiasi pengion - Serat

- Jamur

- Gerakan berulang

- kebosanan

- Radiasi non
pengion

- Cairan

- Ragi

- Pencahayaan
dan penglihatan

- Stres

- Kabut

- Cacing

- Temperatur

- Gas

- Tungau

-Tekanan udara

- Uap

- Serangga

- Bekerja pada
hari libur

- Medan listrik

60

IKM, 20 Maret 2013

61

Ahmad Yusron

Page

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM KIA DI INDONESIA

Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah ibu yang meninggal akibat proses kehamilan,
persalinan dan nifas per 100.000 kelahiran hidup.

Penyebab langsung kematian ibu:


perdarahan 42%
preeklamsi dan eklamsi 13%
Abortus 11%
infeksi 10%
partus macet/lama 9%
Anemia 7 %

Faktor penambah resiko kematian ibu:


4 Terlalu:

Terlalu muda punya anak (<20th) 0,3%

Terlalu banyak melahirkan (>3 anak) 37%

Terlalu rapat jarak melahirkan (<2th) 9,4%

Terlalu tua (>35th) 13,9%

3 Terlambat:

Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan (Keluarga)

Terlambat mencapai fasilitas kesehatan

Terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan

PONED:
1. Pemberian oksitosin parenteral
2. Antibiotika
3. Sedativa
4. Pelayanan postpartum
5. Pengeluaran plasenta manual
61

7. Pencegahan hipotermia
8. Resusitasi bbl

Page

6. Ekstraksi forceps atau vakum

IKM, 20 Maret 2013

62

Ahmad Yusron

PONEK:
9. Seksio cesarea
10. Transfusi darah
MPS:

Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 KH tahun 2010 melalui strategi:

Making Pregnancy Safer (MPS) 3 pesan kunci


Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil
Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secra adekuat
Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran.

Lima tambahan sasaran utama MDGs oleh Ditjen Bina Kesmas, Kementrian Kesehatan
RI:
1. Meningkatkaan cakupan antenatal
2. Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
3. Meningkatkan cakupan neonatal
4. Meningkatkan prevalensi kurang gizi pada balita
5. Meningkatkan tingkat kunjungan penduduk miskin ke puskesmas.

62

IKM, 20 Maret 2013

63

Ahmad Yusron

Page

Bimbingan dr Tumpak Sinaga MPH


Human Development Indeks
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran
perbandingan dari harapan hidup, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh
dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju,
negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

Mellinium Development Goals


Millenium Development Goals (MDGs) adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar
kebutuhan manusia melalui komitmen bersama dengan melaksanakan 8 (delapan) tujuan
pembangunan, yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Pencapaian pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
7. Kelestarian lingkungan berkelanjutan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Epidemiologi
Ilmu tetntang frekuensi dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit tersebut pada manusia.
Macam Epidemiologi :
1. Epidemiologi deskriptif yaitu mempelajari frekuensi dan distribusi suatu masalah
kesehatan yang menjawab who, where, when timbul masalah kesehatan tersebut.
2. Epidemiologi Analitik yaitu mempelajari hubungan beberapa sifat yang terdapat pada
suatu masalah kesehatan. Yang menjawab pertanyaan why timbul masalah kesehatan
tersebut.
Beda epidemiologi Deskriptif dan epidemiologi analtik :
1.

Hanya menjelaskan keadaan suatu 1.

Menjelaskan

mengapa

suatu
63

Ahmad Yusron

2.

when)
Pengumpulan,

(who,where,

pengolahan, 2.

penyajian dan interpretasi data


3.

masalah

64

kesehatan

kesehatan

masyarakat (why)
Pengumpulan,

Page

masalah

IKM, 20 Maret 2013

timbul

di

pengolahan,

penyajian dan interpretasi data

hanya pada 1 tempat


Tidak bermaksud membutiktikan 3.

terhadap 2 tempat
Bermaksud membutiktikan suatu

suatu hepotesa

hepotesa

Wabah
Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan
epidemi, yaitu berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU 4/1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan
penyakit), lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi). Contoh
wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman pertengahan
yang dikenal sebagai the Black Death (kematian hitam), pandemi influensa besar yang terjadi
pada akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak juga
dianggap sebagai pandemi.

Beban kerja
Menurut Menpan (1997), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu.
Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang
efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan
salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses penelitian
dan pengkajian yang dilakukan secara analisis.
64

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

65

Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk
Page

menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya


manusia.
Menurut Irawan, Motik, dan Sakti (1997:63), Beban kerja adalah kapasitas produksi
dikalikan waktu sedangkan kebutuhan tenaga kerja adalah beban kerja dibagi dengan rata-rata
sumbangan tenaga karyawan perbulan.
Sedangkan Mintorogo dan Sudarmayanti (1992:38) menyatakan, bahwa untuk mencapai efisiensi
perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Berhasil-guna (efektif), yaitu pekerjaan telah dilaksanakan dengan tepat target, dan tepat waktu.
2. Ekonomi, yaitu penggunaan biaya, tenaga, bahan, alat, waktu, ruangan, dan lain-lain secara tepat
sesuai rencana.
3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung-jawabkan secara tepat.
4. Pembagian kerja yang nyata berdasarkan beban kerja.
5. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, yaitu wewenang harus sama dan seimbang dengan
tanggung jawabnya.
6. Prosedur kerja yang praktis untuk dapat dilaksanakan.

Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Simposium Internasional mengenai Penyakit akibat Kerja adalah Penyakit yang mempunyai
penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari
satu agen penyebab yang telah diakui.
Keppres RI no 22/1993 Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyebab Penyakit Akibat Kerja :
Golongan fisik
: Bising, Radiasi, Suhu ekstrem, Tekanan udara, Vibrasi, Penerangan
Golongan kimiawi
: Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap , gas, larutan, kabut
Golongan biologic
: Bakteri, virus, jamur dll.
Golongan fisiologik : Desin tempat kerja, beban kerja
Golongan psikososial : Stress psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan dll
Pendekatan Klinis (Individu):
Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja:
1.
Diagnosis klinis
2.
Pajanan yang dialami
3.
Hubungan pajanan dengan D/ klinis
4.
Jumlah Pajanan yang dialami
5.
Peranan faktor individu (genetik, dll)
65

Ahmad Yusron

66

Faktor lain diluar pekerjaan


Diagnosis PAK atau bukan PAK
Page

6.
7.

IKM, 20 Maret 2013

Pneumoconeosis
Pneumoconeosis adalah suatu penyakit pernafasan yang terjadi karena menghirup debu
batubara dalam jangka panjang. Pneumokoniosis pekerja batu bara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu
simplek dan komplikata (fibrosis masif progresif). Tipe simplek biasanya bersifat ringan,
sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal.
Pada paru-paru hitam simplek, serbuk batu bara berkumpul di sekeliling saluran nafas kecil
(bronkiolus). Walupun relaitif lembam dan tidak menimbulkan banyak reaksi, serbuk batubara
akan menyebar ke seluruh paru-paru dan terlihat sebagai bercak-bercak kecil pada foto dada.
Serbuk batu bara tidak menyumbat saluran nafas. Tetapi setiap tahunnya, 1-2% penderita paruparu hitam simplek, akan berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut
sebagai fibrosis masif progresif, yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut yang luas di
paru-paru (minimal dengan diameter 1 cm). Meskipun sudah tidak lagi terjadi pemaparan debu
batubara, tetapi fibrosis masif progresif akan semakin memburuk. Jaringan parut bisa
menimbulkan kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah paru-paru.
Penyebab
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batu bara dalam jangka waktu
yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam,
tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita
paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batu
bara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan
pada 6 dari 100.000 orang.

66

IKM, 20 Maret 2013

Page

67

Ahmad Yusron

Gambar Paru-paru pada penderita Pneumoconeosis

Gejala
Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang
mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema
(karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industri toksik
lainnya). Fibrosis masif progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paru-paru.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya
(gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka
diberikan oksigen. Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.

Pencegahan

67

Ahmad Yusron

IKM, 20 Maret 2013

68

Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batu bara pada lingkungan kerja. Pekerja

Page

tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat
ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke
daerah dimana kadar debu batu baranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif
progresif.

Kapasitas kerja
Kemampuan fisik yang prima agar seorang dapat melakukan pekerjaan yang baik yang sangat
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, gizi, pendidikan dan kesehatan.

68

Anda mungkin juga menyukai