Rangkuman Materi IKM
Rangkuman Materi IKM
Page
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
IKM adalah upaya - upaya untuk mengatasi masalah - masalah sanitasi yang mengganggu
Ahmad Yusron
Page
Kesehatan masyarakat (public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha- usaha pengorganisasian masyarakat
untuk :
a. perbaikan sanitasi lingkungan
b. pemberantasan penyakit - penyakit menular
c. pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. pengorganisasian pelayanan pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan
e. pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
Peran IKM
Meningkatkan Kesejahteraan manusia dengan cara memperbaiki mutu hidup dan kehidupan serta
produktifitas penduduk
Lingkup IKM
Mencegah kematian dini.
Mencegah timbulnya, penyebaran dan akibat buruk penyakit yang banyak diderita penduduk.
Memperbaiki lingkungan hidup dan perilaku sehat.
Page
Ahmad Yusron
b. DEMOS
= penduduk
c. LOGOS
= ilmu
Definisi Epidemiologi:
a. Ilmu tentang epidemi atau wabah (definisi lama).
b. Ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi penyakit dan faktor-faktor yang
menentukan terjadinya penyakit tersebut pada manusia (Mac Mahon & Pugh, 1970).
c. Study of disease and other health related phenomena in group of persons (Kramer
MS, 1988).
d. The study of the distribution and determinants of diseases and injuries in human
populations (Mausner JS, 1985).
e. Epidemiology is concerned with the patterns of disease occurrence in human
populations and of the factors that influence these patterns (Lilienfeld AM, 1980).
f. Studi distribusi dan faktor determinan kejadian yang berkaitan dengan kesehatan
dalam populasi manusia (CDC, 1992).
Ahmad Yusron
Macam :
Page
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
DESKRIPTIF
Hanya menjelaskan keadaan
masalah
where, when)
masyarakat (why)
Pengumpulan,
pengolahan,
kesehatan
Pengumpulan,
timbul
di
pengolahan,
penyajian
Frekuensi
masyarakat saja
Menemukan
masalah
Distribusi
Person
dan
interpretasi
data
Bermaksud
membuktikan
suatu
Uji hipotesa
hipotesa
kesehatan
Time
Epidemiologi Deskriptif
Ruang Lingkup
Tahap Awal
Penyakit
infeksi
Tahap Lanjut
Penyakit yang
dan menular
bersifat
tidak
Tahap Mutakhir
Semua
masalah
kesehatan yang ada di
masyarakat
Manfaat:
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan.
Sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya yang meliputi :
Upaya preventif (pencegahan)
Upaya kuratif (pengobatan)
Planning
Monitoring
Evaluation
upaya
kesehatan
Perencanaan
Penilaian
Page
Ahmad Yusron
kesehatan
upaya
Tujuan:
1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menentukan sebab masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan / intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
6. Menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi dengan tindakan pencegahan
epidemiologi
Ahmad Yusron
Data adalah kumpulan nilai hasil suatu pengamatan, penghitungan atau pengukuran variabel
Page
1. Tidak menyatakan kuantitas tetapi menyatakan sifat yang dikelompokkan dalam kategori
(data kategorikal), contohnya: jenis kelamin, jenis pekerjaan dan status pendidikan.
2. Individu dalam satu kategori mempunyai nilai yang sama.
3. Selalu bilangan bulat dan jumlahnya dinyatakan dalam frekuensi.
4. Diperoleh dari penghitungan data nominal.
Skala ukur
NOMINAL
Klasifikasi
-
ORDINAL
Klasifikasi
Peringkat
-
INTERVAL
Klasifikasi
Peringkat
Interval
-
RATIO
Klasifikasi
Peringkat
Interval
Titik 0 absolut
Dapat disimpulkan
Penelitian Deskriptif
1. Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi atau rerata suatu variabel
2. Pada penelitian ini digunakan statistik deskriptif
Penelitian Analitik
1.
2.
Populasi Terjangkau : populasi yang dapat dijangkau dalam studi (subset populasi target)
Ahmad Yusron
Page
Sampel adalah subset populasi (himpunan bagian dari populasi) yang telah diseleksi untuk
Contoh : dari 200 penderita TBC yang ada diseleksi 100 penderita TBC sebagai studi
Tergantung dari jenis penelitian (deskriptif, analitik tidak berpasangan, analitik berpasangan
dan analitik korelatif)
o
o
Random sampling
1.
2.
3.
4.
5.
Cluster random sampling: pengambilan sampling dilakukan pada suatu cluster wilayah tertentu
yang dianggap mewakili populasi yang akan diteliti.
1. Tentukan batasan populasi yang akan diukur variabelnya
2. Tetapkan wilayah populasinya
3. Bagi wilayah populasi menjadi cluster (kelompok wilayah)
4. Susun sampling frame dari cluster
5. Pilih cluster-cluster yang terpilih sebagai sampel
6. Susun sampling frame dari masing-masing cluster yang terpilih
7. Tetapkan jumlah sampel (n) subyek dari masing-masing cluster yang terpilih
Accidental Sampling
2.
Purposive Sampling
3.
Kuota Sampling
4.
Komparatif
variabel independen kategorikal
Ahmad Yusron
Page
Relationship
Non
Kategorikal Berpasangan
>2
>2
Uji T berpasangan
Repeated ANOVA
Wilcoxon
Friedmann
Uji
tidak
berpasangan
variance (ANOVA)
Mann-Whitney
Kruskal- Wallis
parametrik
Kategorikal
Chi square
McNemar,
Cochran,
Marginal
Uji Korelasi:
Variabel 1
Variabel 2
Uji
Nominal
Kategorikal
Koefisien
kontingensi,
Lambda
Ordinal
Ordinal
Spearman,
Gamma,
Somersd
Ahmad Yusron
Kendalls
Numerik
tau-b
Page
Ordinal
Spearman
Numerik
Numerik
Pearson
Uji regresi:
Y= aX + b
Parametrik:
Untuk mengetahui apakah data memiliki sebaran normal dapat dilakukan uji normalitas, baik
deskriptif maupun analitik
Uji statistik non parametrik dilakukan bila sampel yang diperoleh tidak memenuhi sebaran
normal.
Hipotesis yang diuji secara parametrik lebih kuat dibandingkan non parametrik
10
Ahmad Yusron
Page
Genetik
Pe
kependudukan
Lingkungan
Status
layKesehatan
Perilaku
an
an
Ke
se
hat
an
Program Plan
Development
10
Masukan (input)
Page
3. Keluaran (output)
4. Sasaran (target)
5. Dampak (outcome)
11
Ahmad Yusron
Proses
Langkah langkah yang yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pelaksanaan (implementing)
d. Penilaian (evaluation)
Keluaran (output)
Hasil dari suatu pekerjaan manajemen (health service)
1. Medical service
2. Public health service
Sasaran (target)
Kepada siapa keluaran yang dihasilkan ditujukan
a. direct target
b. indirect target
Dampak (outcome)
Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. Dampak yang diharapkan adalaah makin meningkatnya
derajat kesehatan
Dipengaruhi oleh kebutuhan kesehatan (health needs) dan tuntutan kesehatan (health demand)
Target yang harus dicapai tahun 2015 dari awal tahun 1990
1. Menurunkan kemiskinan sebesar 50%
2. Pendidikan dasar universal
3. Promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan tingkat kematian balita sebesar 2/3
5. Menurunkan tingkat kematian maternal sebesar 3/4
11
Ahmad Yusron
Page
12
Host Environment
Interaksi A-H-E bersifat dinamis
Ketidak seimbangan interaksi A-H-E menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan
Ecology approach
Kelemahannya kurang memperhatikan Agent yang berasal dari intrinsic factor seperti
Diabetes Mellitus dsb
12
Environme
nt
Lifestyle
Page
Health
13
Ahmad Yusron
Human
biology
Health
care
system
KIMIAWI : Derajat keasaman, Standar zat padat ( Dissolve Solid ) , Standar bahan bahan kimia
13
Page
14
Ahmad Yusron
DOKTER KELUARGA
b. menegakkan diagnosa
15
Ahmad Yusron
Page
Komprehensif
Kontinue
Koordinatif dan kollaboratif
Mengutamakan pencegahan
Mempertimbangkan keluarga dan komunitas
1. Care Provider
(sebagai bagian dari keluarga, sebagai pelaksana pelayanan kedokteran komprehensif, terpadu,
berkesinambungan, pada pelayanan kedokteran tingkat pertama; sebagai penapis menuju ke
pelayanan kedokteran tingkat kedua)
2. Decision Maker
(sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut
mempengaruhinya),
3. Community Leader
(membantu mengambil keputusan dalam ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan
kedokteran keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga),
4. Communicator
(sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator, dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan
masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, Seks, HIV/AIDS, Stres, Kebersihan, Pola Hidup Sehat,
Olah Raga, Olah Jiwa, Kesehatan Lingkungan),
5. Manager
(berkemampuan untuk berkolaborasi, dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan
kedokteran keluarga)
15
16
Ahmad Yusron
Page
Dokter keluarga menurut Sommer and Somers: The traditional symbol of medical care is the
kindly old family doctor with big heart and little bag, part healer, part priest, part family
counselor.
16
17
Ahmad Yusron
Page
Prevalence rate
18
Ahmad Yusron
Page
Jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau menderita penyakit tertentu
dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa tertentu.
Untuk penyakit akut maka indikator yang baik digunakan adalah angka incidance
Untuk penyakit kronis , penggunaan angka incidence maupun prevalence penting
untuk mengambarkan keadaan penyakit
Case Fatality rate
Menentukan kriteria IV PEARL
P = kesesuaian (Proper and Political)
E = secara ekonomi murah
A = dapat diterima
R = tersedianya sumber daya
L = legalitas terjamin
Metode USG
Urgensi
Keseriusan
Berkembangnya masalah
18
19
Ahmad Yusron
Page
Diagnosis Komunitas
Community diagnosis generally refers to the identification and quantification of health
problems in a community as a whole in terms of mortality and morbidity rates and ratios,
and identification of their correlates for the purpose of defining those at risk or those in
need of health care.
Konsep Diagnosis Komunitas:
Dasar untuk meningkatkan dan mempromosikan kesehatan dari anggota komunitas.
Peran:
Untuk
mengidentifikasi masalah
kesehatan dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
kesehatan penduduk dan menentukan sumber daya ketersediaan dalam masyarakat secara
memadai mengatasi faktor-faktor
Komponen Diagnosis Komunitas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
o
o
o
o
Aspek Demografi
Mortalitas dan Morbiditas
Pemanfaatan Pelayanan Kes.
Pola Gizi
Keadaan Komunitas: Kebudayaan, strata sosial ekonomi
Kepemimpinan dan komunikasi
Lingkungan Hidup
Tujuan:
Analyze the health status of the community
Evaluate the health resources, services, and systems of care within the community
Assess attitudes toward community health services and issues
Identify priorities, establish goals, and determine courses of action to improve the health
19
20
Ahmad Yusron
Page
Additio
nal
Data?
Data
Collect
ion
Data
Proces
Proble
sing
m
and
Identif
Analysi
Resourcation Risk
s
ces and Factor
Analysi
Selecti and
s
on Etiolog
y
Analysi
s
Analisa Data:
Lakukan prioritas masalah
Metode prioritas masalah dengan nominal group discussion dengan kriteria:
PAHO
USG
Pan American Health Organization (PAHO):
Magnitude
Severity
Vulnerability
Affordability
USG:
Page
21
Ahmad Yusron
Plan of Action:
POA disusun berdasarkan data permasalahan yang menjadi prioritas, faktor risiko potensial
& sumber daya yang dimiliki untuk menetapkan strategi intervensi yang tepat.
PEARL:
P = Proper & Politically feasible ?
Is the intervention suitable ?
Is any special authority/permission required ?
E = Economic ?
Does it make economic sense to address the problem with the intervention ?
Are there economic consequences if the intervention is not carried out ?
A = Acceptable ?
Will the community accept the intervention ?
Is it consistent with local norms & values ?
R = Resources ?
Are there local resources/expertise ?
Can it be obtained ?
Is finacial support available/potentially available ?
L = Legal ?
Do current laws allow this intervention ?
Are there mandates which may interfere ?
Manajemen Intervensi:
Planning
Organizing
Actuating
Controling
Evaluating
Page
22
Ahmad Yusron
Planning:
Planning
Man
Money
Material
Methods
Market
Mortality Rates
-
Widely used because of their ready availability.( death certificate is a legal requirement
in many countries)
Page
3. Expectation of life
23
Ahmad Yusron
MORTALITAS:
MORBIDITAS:
STATUS GIZI:
KEADAAN LINGKUNGAN:
14. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (65)
15. Persentase Posyandu Purnama & Mandiri (40)
23
Page
24
Ahmad Yusron
24
Ahmad Yusron
Page
25
PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan
yang mandiri dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan dan bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota /
masing
Visi Puskesmas
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwu-judnya Indonesia Sehat
Kecamatan sehat adalah kecamatan yang :
o Masyarakatnya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat
o Memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes bermutu secara adil dan merata
o Memiliki derajat kesehatan setingi-tingginya
Misi Puskesmas
Sasaran:
Target:
Pencapaian:
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Ruang Lingkup:
Penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan:
25
Page
26
Ahmad Yusron
Ahmad Yusron
27
2.
3.
4.
5.
6.
Posyandu
Phbs
Penyuluhan
Dll
2.
27
Ahmad Yusron
Page
kelompok potensial
28
Kampanye PHBS pada sasaran tatananRT, Sekolah, Sarkes, TTU, tempat kerja
PHBS pada sasaran tatanan RT, Sekolah, Sarkes, TTU, tempat kerja
3.
kematian bayi (AKB), menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan, persalinan, nifas, dan
menyusui.
Salah satu program KIA ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas kesehatan (bidan)
di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan terjadwal
sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta perkembangan dan kesehatan janin dalam
kandungan. Proses yang dilakukan dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan mengevaluasi
kunjungan dari ibu hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan ke empat (K1 hingga
K4), sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh petugas
kesehatan, tidak termasuk pertolongan persalinan pendampingan. Pertolongan persalinan
dilakukan oleh Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah
memperoleh pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Dilakukan
sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan.
Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4
atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber
yaitu
1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan
kabupaten dan kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali,
dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali
pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90
tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
28
Ahmad Yusron
29
Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur sebagai penjabaran dari SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu
hamil K 4 adalah: ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali
selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan
trimester III minimal 2 kali.
Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya
K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1 sudah sangat jelas yaitu Pemeriksaan
kehamilan sesuai standar pada smester pertama, K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah
pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3
adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada
smester pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah pemeriksaan
ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan pelayanan pemeriksaan ibu
hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal
dengan istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) adalah buku register kohor.
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai dengan standar 5T dengan
frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali,
trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Standar 5 T yang dimaksud
adalah:
-
Pokok Kegiatan :
29
Ahmad Yusron
Page
30
(ibu dan
UPK Gizi
Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu
30
Ahmad Yusron
31
Sindroma kurang gizi yang berat pada anak-anak umur 0-5 tahun biasanya mudah
dapat menggunakan beberapa cara, yaitu :
1)
Page
ditemukan dengan melihat bentuk fisiknya. Untuk melihat anak yang mengalami kurang gizi
Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang setiap bulan
yang berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai dengan usia 5 tahun. Kegunaan
KMS adalah memonitor pertumbuhan anak. Untuk memonitor pertumbuhan tersebut,
diperlukan data berat badan anak balita setiap bulannya.
2)
BGM : balita dengan BB menurut umur berada pada dan di bawah garis
merah pada KMS
Cara menghitung :
Presentase K / S=
Presentase D/ S=
Presentase N / D=
x 100
x 100
Ahmad Yusron
32
balita BGM
balita yang datang ditimbang
x 100
Page
Presentase BGM / D=
b.
Penyuluhan
peningkatan
konsumsi
sumber
vitamin
alami(sayuran hijau)
2)
-
Tujuan :
Mencegah dan menurunkan jumlah kasus-kasus kekurangan vitamin A.
Sasaran :
-
Ahmad Yusron
33
diberikan kepada bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis
Cara Perhitungan/rumus
Page
x 100%
x
Pengumpulan Data :
Untuk bayi balita sumber data berasal dari register pemberian vitamin A baik dari
posyandu maupun dari puskesmas yang dikumpulkan oleh bidan maupun dari petugas
Menggunakan data sasaran dari register bayi di posyandu atau buku bantu, kohort
bayi.
Di tingkat Puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh bayi yang akan diberi
vitamin A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi
kapsul vitamin A
Ahmad Yusron
Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin A menggunakan
Page
34
Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin
A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi kapsul
vitamin A.
c) Bufas
Mendata sasaran ibu nifas diambil dari register kohort ibu, buku KIA, atau buku bantu.
Mencatat ibu nifas yang diberi kapsul vitamin A dengan memberi tanda Al untuk
pemberian 1 kapsul pertama dan A2 untuk pemberian kapsul yang ke 2 di dalam
kohort ibu.
Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin
A dari seluruh posyandu/klinik/polindes/RB yang ada menggunakan formulir bantu.
Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul
vitamin A dari seluruh wilayah kerja PKM.
c.
Definisi :
1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trimester III
2) Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia Defisiensi Besi
yang diberikan kepada ibu hamil
3) Anemia adalah keadaan dimana kadar darah merah atau Haemoglobin (Hb) lebih
rendah dari nilai normal. Batasan nilai normal Hb yaitu :
Kebijaksanaan program
1. Usaha penanggulangan masalah anemia defisiensi besi dilakukan pada penggunaan
34
Ahmad Yusron
35
Page
Penggalakkan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang diusahakan lewat
penyuluhan gizi
Sumber data
Kohort ibu, PWS KIA, perkiraan sasaran ibu bersalin dihitung dengan formula 1.05
x CBR wilayah kerja x jumlah penduduk.
d.
a) Bayi balita Keluarga Miskin (Gakin) adalah bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-24
bulan dari keluarga miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
melalui Tim Koordinasi Kabupaten/ Kota dengan melibatkan Tim Desa dalam
mengidentifikasi nama dan alamat Gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang
disesuaikan.
b) MP-ASI dapat berbentuk bubur, nasi tim atau biskuit yang dapat dibuat dari campuran
beras, beras merah, kacang-kacangan, sumber protein hewani/nabati, terigu, margarine,
gula, susu, lesitin, kedelai, garam bikarbonat dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.
Tujuan :
Ahmad Yusron
Page
36
Meningkatkan status gizi yang diarahkan pada penurunan kasus penderita gizi buruk
Pemantauan dan Penilaian dilakukan selama PMT yang berlangsung selama 90 hari
berturut-turut.
Indikator pemantauan :
a.
b. Kunjungan/kehadiran di posyandu
c. Penerimaan terhadap PMT yang diberikan
Pencatatan kegiatan PMT dan MP-ASI bayi balita :
o
Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Sempaja
Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Zscore < -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor).
Ahmad Yusron
Page
37
dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi,
-
Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak.
Ahmad Yusron
pelayanan kesehatan.
Page
38
Target=20%.
h. Konsultasi Gizi
Konsultasi gizi adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian dan sikap
positif terhadap makanan agar pasien dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang
baik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diberikan pada pasien dengan masalah
gangguan Gizi. Pasien yang dikonsulkan oleh poli lain (umum, lansia, KIA) misalnya gizi
kurang, hipertensi, dan diabetes melitus. Pasien secara langsung dijelaskan tentang pengaturan
diet harian yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Tujuan
a) Membantu mengidentifikasi dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi
klien/pasien.
b) Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien/pasien bahwa ia memiliki kemampuan untuk
mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya.
Sasaran
Sasaran langsung konsultasi gizi adalah klien/pasien
a) Wawancara
Wawancara adalah teknik konsultasi gizi dengan jalan tanya jawab, diarahkan
kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
b) Pengembangan media konsultasi gizi
Media yang sering digunakan dalam konsultasi gizi yaitu leaflet
Ahmad Yusron
39
Kegiatan:
Page
Malaria, mencari penderita atau tersangka secara pasif termasuk memeriksa sediaan darah dan
mengobatinya.
Kolera dan radang usus halus, melaksanakan pemeliharaan dan rehidrasi, obat dan perawatan.
TB, vaksinasi BCG, mencari penderita secara pasif termasuk pemeriksan sputum dan
memberi pengobatan
Kusta,pencarian penderita secara aktif dan pasif, pemeriksaan dan pengobatan
Imunisasi, yang diberikan kepada bayi bibawah satu tahun (imunisasi dasar), dan TT untuk
ibu hamil.
Epidemiologi surveilance:
Penyeledikan lanjutan kontak dari penderita malaria, TB, kolera dan kusta
Mengetahui
peningkatan
angka
kesakitan
terhadap
penyakit
yang
mungkin
Ahmad Yusron
Page
40
pasien/masyarakat akan pelayanan yang: aman (safety), efektif (effectiveness), Fokus pada
pasien (patient centered), tepat waktu (timeliness), efisien (efficient) dan adil (equitable).
Dimensi Mutu (Lori Di Prete Brown) :
1. Kompetisi Teknis (technical competence)
2. Akses terhadap pelayanan (Access to services)
3. Efektivitas (effectiveness)
4. Efisien (efficiency)
5. Kontinuitas (continuity)
6. Keamanan (safety)
7. Hubungan antar manusia (interpersonal relations)
8. Kenyamanan (amenities)
Dimensi Mutu (KalTim):
1. Acessibility: keterjangkauan pelayanan kesehatan
2. Technical competence: bagaimana cara petugas mengikuti standar pelayanan yang telah
ditetapkan
3. Acceptability: penerimaan masyarakat pengguna
4. Safety:mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping atau bahaya lain yang berkaitan
dengan pelayanan
5. Interpersonal relationship: memperhatikan hubungan antar manusia antara pemberian
pelayanan dengan pelanggan maupun antara petugas pemberi pelayanan
6. Respect and caring pelayanan yang diberikan harus dilakukan dengan rasa hormat, sopan
dan perhatian
7. Timelines: pelayanan yang diberikan harus tepat waktu
40
Ahmad Yusron
41
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) = Adverse event adalah suatu kejadian yang tidak
Page
diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya
atau kondisi pasien. Cedera dpat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan
medis karena tidak dapat dicegah. KTD yang tidak dapat dicegah (unpreventable adverse
event) adalah suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir
Kejadian Nyaris Celaka (near miss): Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
Kesalahan medis (Medical error): Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan
termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana
yang tidak tepat. Melaksanakan suatu tindakan (commission) atau mengambil suatu
tindakan yang seharusnya diambil (omission)
41
Ahmad Yusron
Perilaku adalah:
Page
42
Hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) [Robert T Skinner]
Suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya [American Encyclopedia]
Tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan dipelajari [Robert
Kwick]
Keadaan jiwa (berpikir, bersikap, berpendapat, dan sebagainya) untuk memberikan
respon terhadap situasi diluar subyek [Sukidjo Notoatmodjo]
Bentuk Perilaku:
Pasif (tanpa tindakan)
Page
43
Ahmad Yusron
44
Ahmad Yusron
Page
Ahmad Yusron
45
45
Page
46
Ahmad Yusron
GIZI KOMUNITAS
Masalah gizi di Indonesia:
1. KEP (Kurang Energi Protein)
Wellcome Trust Working Party :
Bb < 60%, Oedema
= Marasmic
=MK
= Kwashiorkor
= Underweight
Marasmus:
Kekurangan kalori
Penghancuran jaringan
Atrofi otot
Gejala Marasmus:
47
Ahmad Yusron
Page
Kekurangan protein
Sering pada :
Masa disapih
Pra sekolah
Gejala Kwashiorkor:
Gejala gastrointestinal :
o Anorexia hebat
o Diare
Rambut :
o Warna / texture berubah
o Flag Sign
Kulit :
o Crazy Pavement Dermatosis
Hati :
47
Hepatomegali
Perlemakan hati
Jantung : N / >
Anemia : N N, variasi
Page
48
Ahmad Yusron
Imunodefisiensi sekunder
Albumin
Globulin N /
Cholesterol
MK
Jenis Def.
Protein
Prot. Kal
Kalori
B.B.
> 60%
< 60%
< 60%
Oedema
++
+/-
Gangg.
++
++
Atrofi otot
++
++
Lemak sub-
<
<
Moon Face
Old Man F.
Old Man F.
Kering
Keriput
Pertumbuhan
cutan
Bentuk muka
Kulit
Hyper/hypo
-pigmentasi
Crazy pavement
dermatosis
Decubitus
Hyperkeratosis
Hyperkeratosis
Ahmad Yusron
49
Page
Gondok
= 5 point
= 10 point
Kretin Endemik:
Kelainan pada kretin terjadi saat bayi masih dalam kandungan atau tidak lama setelah
lahir
o Retardasi mental
Gangguan pendengaran sampai bisu tuli
Gangguan neuromotor seperti gangguan bicara
Hipothyroidi gejalanya :
o Pada hipothyroidisme berat berupa miksedema
o Hipothyroidisme ringan :
osifikasi terlambat
50
Ahmad Yusron
Page
Penanggulangan:
Ibu Hamil
Balita :
Ahmad Yusron
5. Obesitas
51
: 30 mg/hari 60 hari
Klinis :
Page
12 - 24 bln
dagunya ganda
Diagnosa :
tanda klinis + data antropometrik 10% diatas normal (BB/TB, LLA dan tebal
lipatan kulit)
Penyebab obesitas:
Masukan energi yang melebihi kebutuhan, penggunaan energi yang kurang atau
kombinasi keduanya
Biasanya pada anak yang cepat lapar dan tak mau menahan laparnya
51
Ahmad Yusron
52
Kurang makan,
sering terkena
infeksi, pelayanan
kesehatan kurang,
pola asuh tidak
memadai
Page
IMR, perkembangan
mental terhambat,
risiko penyakit kronis
pada usia dewasa
USI A LANJ UT
KURANG GI ZI
BBLR
Pelayanan
Kesehatan kurang
memadai
Konsumsi tidak
seimbang
Proses
Pertumbuhan
lambat, ASI
ekslusif kurang,
MP-ASI tidak benar
BALI TA KEP
Gizi janin
tidak baik
Konsumsi
gizi tidak cukup,
pola asuh kurang
WUS KEK
BUMI L KEK
(KENAI KAN BB
RENDAH)
MMR
Tumbuh
kembang
terhambat
Pelayanan
kesehatan tidak
memadai
Konsumsi Kurang
REMAJ A &
USI A SEKOLAH
GANGGUAN
PERTUMBUHAN
Produktivitas
fisik berkurang/rendah
Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali
dan mengatasi masalah gizi anggotanya
Perilaku gizi seimbang adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga meliputi
mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat
Makanan seimbang adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat gizi
yang diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan bebas dari pencemaran
Pengambilan keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama
di tingkat keluarga
Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga
52
Ahmad Yusron
53
Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga,
Page
Beberapa macam indeks yang dipakai dalam pengukuran status gizi anak:
1. BB/U : Menggambarkan ada atau tidaknya suatu malnutrisi
2. TB/U : Menggambarkan ada atau tidak adanya suatu malnutrisi KRONIS
3. BB/TB : Menggambarkan ada atau tidak adanya suatu malnutrisi AKUT
INDEKS
BB/U
STATUS GIZI
Z SCORE
>+2SD
<-3SD
TB/U
TB JANGKUNG (TALL)
>+2SD
PB/U
TB PENDEK (STUNTED)
<-3SD
53
GEMUK (FATTY)
BB/PB
NORMAL
KURUS (WASTED)
Page
BB/TB
54
Ahmad Yusron
>+2SD
-2SD s/d +2SD
-3SD s/d <2SD
<-3SD
Ahmad Yusron
55
Page
Pelayanan kesehatan bersifat pokok (basic health services) yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat
Page
56
Ahmad Yusron
56
Ahmad Yusron
57
Keadaan kesempurnaan fungsi dan struktur jasmani, mental, spiritual dan sosial
Page
seseorang atau sekelompok orang, dan bukan semata-mata bebas dari rasa sakit,
kelemahan dan cedera, sehingga setiap orang mampu produktif secara sosial ekonomi
(U.U. 23 tahun 1992)
Komponen Kesehatan: Jasmani, mental, spiritual dan sosial; merupakan bagian
integral kondisi kesehatan yang tak terpisahkan, dan saling berpengaruh satu
sama lain.
Integrasi ke-4 komponen kesehatan menghasilkan satu skala derajat kesehatan
atau tingkat kesehatan dari yg ter buruk sampai nyaris sempurna
Mencegah Penyakit:
Menghentikan proses penyakit sejak sebelum sakit (Pre-Patogenesis) sampai saat
meninggal atau pasca sakit.
Ada tiga tingkatan pencegahan :
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier
Pencegahan Primer:
Tujuan :
Merubah perilaku tak sehat -> perilaku sehat;
Menciptakan lingkungan yg menekan jumlah dan daya perusak agen penyakit;
Mencegah kontak agen penyakit dg host
Meningkatkan ketahanan host
Sasaran : orang masih sehat
Metoda :
Promotion of health : gizi, kesling, peyuluhan kes,, sosialisasi olah raga,
konseling jiwa.
Specific protection : imunisasi, helm, safety belts
Pencegahan Sekunder:
57
Tujuan :
58
Ahmad Yusron
penularan;
Page
58
Ahmad Yusron
Page
59
Disease:
Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada pekerjaan
memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya
penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks
Keppres RI no 22/1993
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja : penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja
Golongan fisik: Bising, Radiasi, Suhu ekstrem, Tekanan udara, Vibrasi, Penerangan
Golongan Kimiawi: Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap , gas, larutan, kabut
Golongan biologik: Bakteri, virus, jamur dll.
Golongan Fisiologik/ergonomik: Desain tempat kerja, beban kerja
Golongan Psikososial: Stress psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan dll
60
Ahmad Yusron
Page
Kimia
Biologi
Psikososial
- Bising
- Debu
- Virus
- Sikap tubuh
- Kebimbangan
- Getaran
- Asap
- Bakteri
- Pergerakan
- Tekanan kerja
- Jamur
- Gerakan berulang
- kebosanan
- Radiasi non
pengion
- Cairan
- Ragi
- Pencahayaan
dan penglihatan
- Stres
- Kabut
- Cacing
- Temperatur
- Gas
- Tungau
-Tekanan udara
- Uap
- Serangga
- Bekerja pada
hari libur
- Medan listrik
60
61
Ahmad Yusron
Page
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah ibu yang meninggal akibat proses kehamilan,
persalinan dan nifas per 100.000 kelahiran hidup.
3 Terlambat:
PONED:
1. Pemberian oksitosin parenteral
2. Antibiotika
3. Sedativa
4. Pelayanan postpartum
5. Pengeluaran plasenta manual
61
7. Pencegahan hipotermia
8. Resusitasi bbl
Page
62
Ahmad Yusron
PONEK:
9. Seksio cesarea
10. Transfusi darah
MPS:
Lima tambahan sasaran utama MDGs oleh Ditjen Bina Kesmas, Kementrian Kesehatan
RI:
1. Meningkatkaan cakupan antenatal
2. Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
3. Meningkatkan cakupan neonatal
4. Meningkatkan prevalensi kurang gizi pada balita
5. Meningkatkan tingkat kunjungan penduduk miskin ke puskesmas.
62
63
Ahmad Yusron
Page
Menjelaskan
mengapa
suatu
63
Ahmad Yusron
2.
when)
Pengumpulan,
(who,where,
pengolahan, 2.
masalah
64
kesehatan
kesehatan
masyarakat (why)
Pengumpulan,
Page
masalah
timbul
di
pengolahan,
terhadap 2 tempat
Bermaksud membutiktikan suatu
suatu hepotesa
hepotesa
Wabah
Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan
epidemi, yaitu berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU 4/1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan
penyakit), lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi). Contoh
wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman pertengahan
yang dikenal sebagai the Black Death (kematian hitam), pandemi influensa besar yang terjadi
pada akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak juga
dianggap sebagai pandemi.
Beban kerja
Menurut Menpan (1997), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu.
Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang
efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan
salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses penelitian
dan pengkajian yang dilakukan secara analisis.
64
Ahmad Yusron
65
Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk
Page
Ahmad Yusron
66
6.
7.
Pneumoconeosis
Pneumoconeosis adalah suatu penyakit pernafasan yang terjadi karena menghirup debu
batubara dalam jangka panjang. Pneumokoniosis pekerja batu bara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu
simplek dan komplikata (fibrosis masif progresif). Tipe simplek biasanya bersifat ringan,
sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal.
Pada paru-paru hitam simplek, serbuk batu bara berkumpul di sekeliling saluran nafas kecil
(bronkiolus). Walupun relaitif lembam dan tidak menimbulkan banyak reaksi, serbuk batubara
akan menyebar ke seluruh paru-paru dan terlihat sebagai bercak-bercak kecil pada foto dada.
Serbuk batu bara tidak menyumbat saluran nafas. Tetapi setiap tahunnya, 1-2% penderita paruparu hitam simplek, akan berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut
sebagai fibrosis masif progresif, yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut yang luas di
paru-paru (minimal dengan diameter 1 cm). Meskipun sudah tidak lagi terjadi pemaparan debu
batubara, tetapi fibrosis masif progresif akan semakin memburuk. Jaringan parut bisa
menimbulkan kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah paru-paru.
Penyebab
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batu bara dalam jangka waktu
yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam,
tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita
paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batu
bara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan
pada 6 dari 100.000 orang.
66
Page
67
Ahmad Yusron
Gejala
Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang
mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema
(karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industri toksik
lainnya). Fibrosis masif progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paru-paru.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya
(gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka
diberikan oksigen. Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
Pencegahan
67
Ahmad Yusron
68
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batu bara pada lingkungan kerja. Pekerja
Page
tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat
ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke
daerah dimana kadar debu batu baranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif
progresif.
Kapasitas kerja
Kemampuan fisik yang prima agar seorang dapat melakukan pekerjaan yang baik yang sangat
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, gizi, pendidikan dan kesehatan.
68