Anda di halaman 1dari 4

BAHASA TANDIA DI AMBANG KEPUNAHAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gery James Sulu ( 2015-51-072 )


Rosita R Hosio ( 2016-51-007 )
Mimi.monika.mayai ( 2016-51-016 )
Twelin Amanda.Makabory ( 2016-63-011) S1 Tambang
Rusnawati.Mahmut ( 2016-51-031 )
Ruthi. Sada ( 2016-51-045 )

Abstrak : Bahasa Tandia adalah salah satu bahasa daerah di indonesia yg terancam punah.
Minimnya penutur membuat bahasa ini di ambang kepunahan. Perkawinan antar suku dan
pemekaran wilayah di Papua juga mempengaruhi kepunahan bahasa ini. Bahkan ada pula
mitos yg mengambarkan Magic of language atau adanya keyakinan jika keturunan atau anak
dari suku Mbakwar menggunakan bahasa tandia saat orang tuanya masih hidup akan di
timpah malapetaka.
Oleh sebab itu perkawinan persilangan atau Mitos- mitos harusnya tidak membuat bahasa ini
punah dan bila di biarkan beberapa waktu yang akan datang bahasa ini tinggalah kenangan

Kata Kunci : bahasa tandia, ambang kepunahan

Pendahuluan
Puluhan bahasa lokal yg tersebar di beberapa negara di dunia akhir- akhir ini
mengalami keterpurukan dalam kondisi yang memperhatinkan dan nyaris punah, menurut
penelitian- penelitian bahkan ada puluhan bahasa- bahasa yang tersebar di dunia mengalami
kepunahan. Beberapa tahun yang lalu UNESCO membahas tentang program penyelamatan
bahasa- bahasa yang terancam punah. Warisan nenek moyang yang tak ternilai harganya ini
membuat masyarakat- masyarakat di dunia mengupayakan melestarikannya dengan sangat
serius karena menjadi tanggung jawab dunia.
Tapi rencana yang di buat sayangnya jauh berbeda dengan perencanaanya. Bahkan
salah satu sumber National Geographic, pada tahun 2007 menunjuk ada beberepa kawasan di
dunia sedang mengalami kepunahan bahasa yang begitu besar. Ini membuat kekhawatiran
bahasa- bahasa di dunia akan punah seiring waktu berjalan. Kawasan kawasan yang
mengalami kepunahan antara lain, Pasifik barat laut di amerika dan sebagian tengah amerika
selatan , australia utara mengalami kepunahan (Kompas, 21 september 2007).

Delby (dalam Hakim, 2002: 25-255) memprediksi bahwa abad ke-21 hampir separuh dari
sekitar 5000 bahasa di dunia terancam punah.

Kepunahan kepunahan bahasa juga terjadi di indonesia, negara yang memiliki


banyaknya pulau dan wilayah yang cukup luas ini setidaknya mempunyai 748 bahasa
(wikipedia.org). ketidak perhatiannya pemerintah dan masyarakat terhadap mati-hidupnya
bahasa- bahasa ini mungkin akan menyebabkan matinya bahasa- bahasa lokal di indonesia.
Ini membuat kekayaan yang tak ternilai yang di turunkan nenek moyang kita satu persatu
akan punah, di tambah ketidak peduliannya sebagian masyarakat terhadap masalah
kepunahan bahasa- bahasa yang semakin lama semakin terpuruk ini mengakibatkan
kekhawatiran semakin serius.
Data di bawah ini menggambarkan keterpurukan nyaris punah dan kepunahan bahasa di
indonesia :
A. Arief rahman (dalam dawis, 2007: 353) memetakan kepunahan bahasa- bahasa
daerah sebagai berikut; dari 52 bahasa di Kalimantan, 1 di antaranya terancam
punah, Sumatra 13 bahasa dua terancam punah dan satu telah punah, Sulawesi 110
bahasa, 22 terancam punah dan 11 sudah punah. Timur, Flores, Bima dan Sumba
50 bahasa, 22terancam punah. Papua dan Halmahera 271 bahasa, 56 terancam
punah. Di Papua dan Halmahera bahkan ada yang mengatakan 9 bahasa telah
punah.
B. Collins (2006:3) melaporkan bahwa bahasa Amahai (di maluku) yang dulu di
tuturkan di makaraki , Amadai, dan Ruta pada tahun 70-an, kini hanya di tuturkan
di Ruta. Itupun hanya oleh penutur berusia 40 tahun ke atas. Collin lewat
laporannya seakan akan menyatahkan bahwa bahasa Amahai sedang menunggu
detik- detik kematiannya.
C. Collins (2006:8) melaporkan bahwa tiga bahasa telah punah yaitu bahasa ternateno, pulumata, dan bahasa Moksela. Ia juga melaporkan bahwa penduduk lembah
di sungai embau di pedalaman Kalimantan barat sudah kehilangan bahasanya
sevara total tanpa bekas yang dapat di telusuri.

Ada beberapa bahasa di papua yang hapir punah dan bahkan ada yang sudah punah
fakta kekhawatiran punahnya bahasa adalah fakta tentang salah satu bahasa di papua yaitu
bahasa Tandia yang sudah di ambang kepunahan. Ada beberapa faktor penyebab punahnya
bahasa- bahasa lokal di indonesia. Artikel ini akan mengkaji bahasa Tandia sebagai kajian
utama.

Beberapa faktor penyebab kepunahan bahasa


a. Faktor Penutur
Penutur adalah penyebab utama kepunahan suatu bahasa, karena punutur adalah
seseorang yang mengetahui bahasa tersebut. Minimnya penutur dapat mengakibatkan
masalah dalam kepunahan bahasa, ini berhubungan kondisi fisik serta aspek- aspek
mental misalnya, Perpindahan penutur ke kota- kota besar yang memakai bahasa
moderen atau Bahasa Indonesia melayu, mengakibatkan penutur memakai bahasa itu
untuk bergaul, tapi bahasa si penutur di gunakan secara terbatas. Atau bencana alam
yang mengakibatkan penutur meninggal. Atau perkawinan antar suku yang berbeda
sangat mempengaruhi.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial juga sangan mempengaruhi kepunahan suatu bahasa, seperti kondisi
berkembangnya suatu wilayah, perubahan sosial yang derastis berubah seperti
pemekaran di area tersebut, atau peperangan yang terjadi, urbanisasi, atau faktorfaktor ekstrim lainnya.
c. Faktor Internal Bahasa
Faktor ini juga dapat mempengaruhi hidup-matinya sebuah bahasa. Seperti sebuah
bahasa yang tidak memiliki sistem tulis atau sistem linguistik yang tidak teratur
karena jika membingungkan orang lain akan merasa malas untuk mempelajarinya,
bahkan ada juga seperti Magic Of Language ( keajaiban bahasa ) seperti mitos- mitos
atau keyakinan yang mengatahkan bahwa suatu bahasa ada yang di larang untuk di
ucapkan karna akan mengakibatkan kesialan atau malapetaka. yang biasa di sebut
( Pamali ).

Faktor faktor tersebut sebagian bahkan hampir seluruhnya ada dan di jumpai dalam
malasah Bahasa Tandia, seperti kurangnya Penutur , pemekaran atau perubahan lingkungan di
daerah itu. Dan bahkan faktor internal mengenai mitos- mitos yang membuat bahasa itu
hampir sepenuhnya punah, dan ketidak perhatiannya pemerintah dan lembaga dewan- dewan
adat di daerah itu sangat mempengaruhi.

Kepunahan Bahasa Tandia : Pengaruh perkawinan silang


Bahasa Tandia adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia, bahasa yang berasal dari
Papua , bahasa ini adalah bahasa asli suku Tandia, distrik Raisei, kabupaten teluk Wondama,
dan telah berada di ambang kepunahan. Minimnya penutur membuat bahasa ini jarang di
pakai di daerah tersebut.
Kasus ini berawal dari perkawinan antar suku selama ratusan tahun menjadi salah satu
penyebab bahasa ini hampir punah. Banyaknya laki- laki suku Mbakwar yang menikah
dengan perempuan suku wamesa(wandamen) membuat keturunan dari anak- anak mereka
lebih mengetahui bahasa ibunya yaitu bahasa wandamen ketimbang bahasa asli Ayah mereka
yaitu bahasa Tandia.
Di sebutkan bahwa perkawinan antar etnis atau suku bisa tetap melastarikan bahasa.
Orang tua bisa saja membekali anak- anaknya dengan dua bahasa daerah. Namun hal ini sulit
di lakukan. Mereka akan memilih bahasa yang praktis saja, namun resikonya bahasa daerah
hilang dari anaknya, ujarnya (Khaerudin : 2015). Perkawinan antar sukulah yang
mengakibatkan bahasa Tandia di ambang kepunahan.

Anda mungkin juga menyukai