DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan kebaikannya
pada kami selama proses mengerjakan makalah ini dengan baik meskipun masih memiliki banyak
kekurangan di dalamnya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah dialektologi, program
studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan, Universitas
Tadulako.
Kami menyadari sangat banyak sekali kekurangan yang terdapat pada proposal ini oleh karena
itu, kami berharap para pembaca nantinya bisa memberikan kritik, saran, dan usulan yang membangun
agar kedepannya semakin baik lagi dalam pembuatan makalah. Semoga makalah ini dapat dipahami
dan bergunna bagi setiap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
Bahasa bada dan Bahasa jawa; disebelah selatan berbatasan den Bahasa bugis;
disebelah barat berbatasan dengan Bahasa bugis, bali, dan sangihe talau.
Menurut kaseng ( 1979:9) memiliki dua belas dialek, yaitu ledo, rai, tajio, kori,
unde, doi, da’a, ija, uma, ado, ava, dan tara. Dari dialek-dialek tersebut, dialek ledo
memiliki jumlah penutur terbesar dan mendiami daerah ibukota provinsi Sulawesi
tengah. Oleh karena itu, dialek tersebut menjadi lingual franca antar penutur dialek
lain. BK digunakan oleh penuturnya yang mendiami beberapa tempat, yaitu kabupaten
donggala, kabupaten sigi, kabupaten Parigi, kabupaten poso, kabupaten tojo una-una,
dan kota palu.
Menurut pusat Bahasa (2008:79) berdasarkan dialektometri BK (Bahasa kaili)
memiliki sepuluh dialek, yaittu (1) dialek tara dituturkan didesa olaya dan desa dolago,
kecamatan Parigi, kabupaten Parigi mautong; didesa lasoani, kecamatan palu timur,
kota palu; desa tinggede, kecamatan marawola dan desa sibalaya selatan, kecamatan
biromaru, kabupaten sigi (2) dialek taje/petapa dituturkan didesa petapa,kecamata
Parigi, kabupaten Parigi mautong; (3) dialek ledo dituturkan dikelurahan-kelurahan
dikecamatan palu timur; kelurahan kayumalue, kecamatan palu utara, kota palu; desa
kota rindau, kecamatan dolo, kabupaten sigi; desa towale, kecamatan banawa,
kabupaten donggala; desa sintuvu, kecamatan sigi biromaru, kabupaten sigi dialek
ledo lebih banyak penuturnya jika dibandingkan dengan Sembilan dialek lainnya.
Dialek ledo merupakan dialek standar karena selain dituturkan dipusat
pemerintahan/ibu kota provinsi,sebarkan geografisnya amat besar.Dialek ledo
digunakan dalam media massa cetak dan elektronik);(4) dialek daa dituturkan didesa
waturalele, kacamatan dolo; Desa uwemanje ,kacamatan marawola; Desa lebanu,
kacamatan marawola; dan didesa kacamatan banawa selatan,kabupaten donggala;(5)
dialek rai dituturkan didesa lende, kacamatan srenja, kabupaten donggala;(6)dialek
unde dituturkan di kelurahan watu,kacamatan watu,kacamatan palu barat,kota palu dan
desa dalaka,kacamatan sindue ,kabupaten donggala;(7) diaek unde kabonga
dututurkan didesa kabonga besar,kacmatan banawa,kabupaten donggala;(8) dialek
kori dituturkan didesa taripa,kacamatan sindue,kabupaten donggala;(9) dialek njedu
dituturkan didesa enu,kacamatan sindue,kabupaten donggala;(10) dialek pendau
dituturkan didesa tambu,kacamatan balaesang,kabupaten donggala. Bahasa kaili
disulawesi tengah digunakan oleh sebagaian ibukota provinsi,kabupaten donggala,
kabupaten parimo, dan sebagaian kecil kabupaten poso. Jumlah penutur Bahasa kaili
6
menurut sofyan, dkk (1980) adalah sepertiga dari penduduk Sulawesi tengah atau lebih
kurang 700 ribu orang.
1.3Tujuan
Makalah ini bertujan untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara Bahasa
kaili dialek ledo dengan kaili dialek tara.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Kekerabatan antara Bahasa Kaili Dialek Ledo dengan Kaili Dialek Tara
111. Kakek Tupu langgai Tupu langgai Dalam kedua Bahasa tersebut
memiliki hubungan kekerabatan
karena kosakata yang sama
112. Nenek Tupu mambine Nene Dalam kedua Bahasa tersebut
tidak memiliki hubungan
kekerabatan karena kosakata
yang berbeda
113. Cincin Sinji Sinji Dalam kedua Bahasa tersebut
memiliki hubungan kekerabatan
karena kosakata yang sama
114. Gelang Ponto Poale mpale Dalam kedua Bahasa tersebut
tidak memiliki hubungan
kekerabatan karena kosakata
yang berbeda
115. Anting Dali Jali Dalam kedua Bahasa tersebut
tidak memiliki hubungan
kekerebatan karena kata yang
disebutkan berbeda pada ejaan D
dan J
116. Kalung Rante Rante Dalam kedua Bahasa tersebut
memiliki hubungan kekerabatan
karena kosakata yang sama
117. Kebaya kebaya Kabaya Dalam kedua Bahasa tersebut
tidak memiliki hubungan
kekerebatan karena kata yang
disebutkan berbeda pada ejaan E
dan A
118. Sarung Vuya Kumu Dalam kedua Bahasa tersebut
tidak memiliki hubungan
kekerabatan karena kosakata
yang berbeda
119. Kopiah Songko Songko Dalam kedua Bahasa tersebut
memiliki hubungan kekerabatan
karena kosakata yang sama
120. Sanggul Unte Konde Dalam kedua Bahasa tersebut
tidak memiliki hubungan
kekerabatan karena kosakata
yang berbeda
121. Lalat Lale Lale Dalam kedua Bahasa tersebut
memiliki hubungan kekerabatan
karena kosakata yang sama
122. Kutu Kutu Kutu Dalam kedua Bahasa terrsebut
tidak memiliki hubungan
kekerabatan pada kosa kata kata
Bahasa dialek ledo dan tara
serta hanya menggunakan
Bahasa Indonesia yang sama
123. Nyamuk Sani Kanoro Dalam kedua Bahasa tersebut
tidak memiliki hubungan
18
3.1 Simpulan
Hasil analisis menunjukkan hubungan kekerabatan Bahasa Kaili dialek ledo dan dialek
tara cukup erat. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian sebagai berikut : 1) Jumlah
kosakata Bahasa Kaili dialek ledo dan dialek tara yang sama berjumlah 88; 2) Jumlah kosakata
yang tidak mirip antara Bahasa Kaili dialek ledo dan dialek tara adalah 112 kata berdasarkan
hasil analisis; 3) Persentase kata berkerabat antara bahasa Kaili dialek ledo dan dialek tara
adalah 40% yang artinya hubungan kekerabatan kedua bahasa tersebut dikatakan cukup erat.
3.2 Saran
Penelitian hubungan kekerabatan Bahasa Kaili dialek ledo dan dialek tara hanya
menggunakan 200 kata, N.H. Kern sebagai glosnnya dan hanya menganalisis kesamaan dan
kemiripan kata secara fonetis. Upaya penelitian lanjutan tersebut diharapkan dapat
memberikan hasil temuan yang lebih komprehensif dan memadai.
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Karsana, D. (2015). Referensi dan Fungsi Makian dalam Bahasa Kaili. Dalam
Metalingua, 13(2), 141-150.
Tamrin, T. (2014). Preposisi dalam Bahasa Kaili. Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan
Kesastraan, 2(2), 103-109
Nur, Y. (2010). Saling Pengertian Antar Dialek Bahasa Kaili di Lembah Palu. LiNGUA: Jurnal
Ilmu Bahasa dan Sastra, 5(2).
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista/article/view/12681