2.
Konsumsi alkohol
3.
Usia
4.
Genetik
5.
Hormon Estrogen
6.
7.
Kebiasaan merokok
8.
Obesitas
Faktor Obesitas menyebabkan 30% resiko terjadinya kanker. Asupan energi yang berlebihan pada
obesitas menstimulasi produksi hormon estrogen, terutama setelah menopause. Terdapat hubungan
yang bermakna antara terjadinya kanker payudara dengan berat badan yang berlebih, diet yang tidak
seimbang serta kurangnya aktifitas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasae Indonesia
(RISKESDAS) tahun 2007, kejadian kanker payudara pada obesitas dengan usia > 15 tahun sebanyak
10,3 %, overweight pada wanita 6-14 tahun sebanyak 6,4 %, dan laki-laki 6-14 tahun sebanyak 9,5 %.
Sedangkan berdasarkan Data WHO, kejadian obesitas usia 5-17 tahun sebanyak 10 %.
2.
Menjaga Indek Masa Tubuh (IMT) pada umumnya berkisar 20-25 kg/m2, cara menghitung IMT =
BB/(TB) dalam meter. World Cancer Research Found tahun 2007 menganjurkan IMT 21-23 kg/m2.
3.
Menghindari alcohol.
4.
Membuat aktifitas fisik menjadi kegiatan sehari-hari, seperti berjalan di sekitar rumah atau tempat
kerja selama 30-45 menit sehari. Olah raga teratur dapat menurunkan produksi hormone estrogen
pemicu kanker.
5.
Mengurangi kegiatan nonton TV, computer, game, dan internet yang berlebihan.
6.
mengurangi makan padat kalori, seperti cake, biskuit, soft drink, makanan cepat saji, karena
cepat menaikan berat badan
b.
c.
d.
e.
f.
mengkonsumsi bahan makanan sumbe kalsium dan vitamin D dalam jumlah cukup
g.
h.
dianjurkan mencukupi zat gizi dari natural food, tubuh tidak memerlukan suplement bila
makanan seimbang dan dikonsumsi sesuai kebutuhan
Kelompok I
2.
Kelompok II
3.
Kelompok III
4.
Kelompok IV
Hasil penelitian menyebutkan bahwa kelompok wanita yang menganut pola makan tinggi lemak tidak
jenuh dan vitamin E memiliki resiko paling rendah terhadap kejadian kanker payudara. Sementara
kelompok wanita yang mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat memiliki resiko lebih besar terkena
kanker payudara dan kanker rahim.
Penelitian ini menyarankan untuk mengurangi konsumsi daging merah dan lemak jenuh, memperbanyak
konsumsi sayur, buah, serealia dan lemak tak jenuh.
memberikan makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan zat gizi dan daya terima
2.
3.
Data antropometri (Tinggi Badan, Berat Badan, Indek Masa Tubuh, perubahan Berat Badan)
2.
Data laboratorium (kadar Albumin, Transferin, CRP, Gula Darah, Hemoglobin, Elektrolit, profil
lipid, Tes Kliren Kreatinin, dll)
3.
Data klinis/fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik, dll)
4.
Data riwayat makan (Pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang,
ketersediaan makanan)
5.
2.
3.
4.
5.
6.
Bila imunitas menurun, pasien diberikan makanan dan alat makan bebas kuman
7.
8.
Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat berupa kombinasi oral
dan enteral
9.
Menggunakan minyak olive oil atau canola oil. Lemak omega 3 sangat potensial sebagai anti
implamasi
Buah2an dan sayur termasuk sumber alpa dan beta caroten, likopen. Sayur hijau tinggi
isoflapon termasuk sayuran hijau, seledri, letuse,bayam, dan jeruk
Penggunaan pito estrogen seperti kedele dianjurkan ditingkatkan untuk menurunkan resiko
kanker payudara
Supplement biasanya folic acid, kalsium, vit D, A, C, E alpa tokoferol sesuai anjuran dokter
2.
3.
4.
Anoreksia : Makanan yang dingin lebih baik dari panas, cair jernih, es krim, milkshake, gelatin,
puding, semangka, anggur. Hindari minum sebelum makan. Minuman dalam bentuk segar.
Berat badan yang turun : Berikan makanan kesukaan. Bila tidak dapat mengkonsumsi makanan oral
digunakan makanan enteral (modifikasi bentuk).
Mual/Muntah : Makanan kering, hindari bau yang merangsang, hindari mak berlemak, anjurkan makan
perlahan, tidak tiduran setelah makan .
Diare : Memberikan cairan cukup, dengan modifikasi diet berdasarkan kemampuan menelan, karena
kadang terjadi dysphagia. Hindari makanan terlalu panas/dingin. Makanan lunak & saring lebih dapat
diterima dari pada makanan biasa.
Malabsorption : Pada kasus ini digunakan makanan enteral rendah laktosa. Elemental diet/oligomerik
formula digunakan bila fungsi penyerapan zat gizi sangat jelek. Na, K tinggi. Cair jernih 1X 24 jam
dapat membantu.
Kesimpulan
1.
Mencegah kanker payudara dengan mengontrol faktor resiko yang dapat dikontrol diantaranya
merubah gaya hidup dengan pola makan seimbang, menjaga IMT,olah raga,menyusui, dll
2.
Terapi diet kanker disesuaikan dengan kondisi pasien dengan tujuan optimalisasi status gizi. Cukup
energi, protein, vit dan mineral, lemak tidak berlebihan. Porsi kecil tapi sering, bentuk makanan sesuai
kemampuan
Daftar Bacaan :
1.
Nutrition
and
Diagnosis
Related
Care.
Sylvia
Escott-Stump.
Lippincott
William
Wilkins.Philadhelpia, 2008.
2.
International Dietetic & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual. First Adition ADA, 2009
3.
4.
FoodnFacts Asia, Current topics in food safety and Nutrition, March 2008.
5.
6.
&