Definisi Sesak Napas
Definisi Sesak Napas
Penyakit Parenkimal
Klasifikasi Dispnea
Dyspnea biasanya ditentukan dengan klasifikasi Hugh-Jones yang dapat dibagi
menjadi:
Derajat tiga: walaupun tidak dapat berjalan seperti orang sehat pada
level biasa, pasiennya masih dapat berjalan satu kilometer atau lebih
dengan langkahnya sendiri.
Derajat lima: sesak napas terjadi ketika ganti baju atau istirahat; dan
orang tersebut biasanya tidak dapat meninggalkan rumah.
Mekanisme3
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang
fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran gas
antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat
sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah
sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada
saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat. Begitu juga jika terjadi
peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan
juga dapat menebab kan dispnea.
Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan terhadap
compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka
semakin besar gradien tekanan transmural yang harus dibentuk selama inspirasi
untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab menurunnya
compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya jaringan paru
dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama.
udara,
membutuhkan
pernapasan,
urge
to
breathe.
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Saat mengevaluasi pasien dengan nafas yang pendek, satu hal yang harus
ditentukan pertama kali adalah berapa lama hal tersebut telah termanifestasi.
Pasien yang sebelumnya dalam keadaan baik dan kemudian mengalami sesak
nafas akut (selama beberapa jam sampai hari) dapat saja memiliki jenis
penyakit akut yang mengenai:4
Parenkim paru (acute pulmonary edema atau proses infeksi akut seperti
bakterial pneumonia),
Presentasi dari subakut (selama beberapa hari hingga minggu) dapat memberi
kesan yakni:
Platipneu, yaitu Dispnea yang terjadi pada posisi tegak dan akan
membaik jika penderita dalam posisi berbaring. Keadaan ini terjadi
pada abnormalitas vaskularisasi paru seperti pada COPD berat.
Keluhan sesak nafas juga dapat disebabkan oleh keadaan psikologis. Jika
seseorang mengeluh sesak nafas tetapi dalam exercise tidak timbul maka dapat
dipastikan keluhan sesak nafasnya disebabkan oleh keadaan psikologis. Jangan
lupa untuk menanyakan kebiasaan merokok, minuman keras, penggunaan jarum
suntik pada pasien, riwayat penyakit dahulu, dan apakah pasien dalam waktuwaktu dekat ini pergi daerah yang terdapat penyakit endemik paru.2
Gejala yang menyertai:1
Nyeri dada disertai sesak mungkin karena emboli paru, infark miokard
atau penyakit pleura
Pemeriksaan Fisik1
Tekanan darah, temperatur, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas menentukan
tingkat keparahan penyakit. Seorang pasien sesak dengan tanda-tanda vital normal
biasanya menderita penyakit kronik atau ringan, sementara pasien yang
memperlihatkan perubahan nyata pada tanda-tanda vital biasanya mengalami
gangguan akut yang memerlukan evaluasi dan pengobatan segera.
Napas:
<
5kali/menit
menunjukan
hipoventilasi;
Tampilan Umum.
Kontraksi otot bantu napas. Otot bantu napas di leher dan otot-otot
interkostal akan berkontraksi pada keadaan obstruksi moderat hingga
parah. Asimetri gerakan dinding dada/deviasi trakea juga dapat
dideteksi. Pada Tension Pneumotorax-suatu keadaan gawat darurat-sisi
yang terkena akan membesar pada tiap inspirasi dan trake terdorong ke
sisi sebelahnya.
Tekanan
vena
jugularis.
peninggiannya
menandakan
adanya
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Terapi Oksigen4
Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan
oksigenasi jaringan yang adekuat. Tujuan utama pemberian O2 adalah (1) untuk
mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk
menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.
pleura atau dinding dada.5 Pada beberapa pasien tertentu, rasa nyeri dapat timbul
tanpa adanya invasi pleura dan dinding dada. Iritasi nervus interkostalis (herpes
zooster, spinal nerve root disease) juga dapat menimbulkan nyeri dinding dada
yang terlokalisasi. Kostokondritis sendi kostosternal ke-2 sampai 4 (sindrom
Tietze) sering menyerupai nyeri miokardial iskemik. Iritasi pada diafragma perifer
akan dihantarkan ke dinding dada terdekat, sedangkan rasa nyeri yang berasal dari
diafragma sentral dihantarkan melalui nervus frenikus, dan dapat dirasakan di
daerah trapezius ipsilateral pada basis leher dan bahu.5
Penyebab nyeri pleuritik yakni :
Gangguan Mekanis Gangguan Peradangan Neoplasma Paru Penyakit Otoimun
Pneumotoraks Infeksi Primer SLE
Hemotoraks Infark Paru Metastatis Artritis reumatoid
Skleroderma
Diagnosis1
a. Nyeri pleuritik yang terjadi tiba-tiba terutama setelah batuk atau bersin
menandakan kemungkinan terjadi pneumotoraks Kejadian ini sering disertai rasa
sesak.
b. Demam dan batuk produktif yang menyertai nyeri dada menandai terjadinya
infeksi parenkim dan pleura
c. Hemoptisis yang terjadi tiba-tiba dicurigai adanya emboli paru, sedangkan nyeri
semakin hebat pasca hemoptisis lebih cenderung karena kanker paru
d. Penyakit autoimun sering dikaitkan dengan radang pleura non spesifik yang
mengarah ke pleuritis
Pemeriksaan fisik1
a. Melemahnya bunyi nafas; pekak/redup pada perkusi dan melemahnya frenitus
merupakan tanda efusi pleura.
b. Adanya friction rub pada inspirasi dan ekspirasi menandakan terjadinya
perandangan pleura
Pencitraan1
Pneumotoraks, efusi pleura dapat identifikasi dnegan foto toraks posteanterior,
lateral dan dekubitus lateral. Sedangkan diagnosis etiologi efusi pleura
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
vaskularisasi paru. Dalam mengevaluasi sesak nafas perlu diperhatikan lama onset
terjadinya, posisi atau aktifitas yang menyebabkan sesak nafas, tanda vital, serta
pemeriksaan fisik lainnya. Ada dua jenis nyeri dada karena nyeri paru: pleuritik
dan trakeobronkial. Nyeri pleuritik dapat ditentukan lokasinya dengan mudah,
rasa nyeri ini intensitasnya bertambah jika batuk atau bernafas dalam. Nyeri
pleuritik berkaitan dengan penyakit yang menimbulkan inflamasi pada pleura
parietalis, seperti infeksi, tumor. Nyeri traakeobronkial adalah sensasi terbakar di
daerah substernal yang makin memburuk dengan batuk. Hal ini disebabkan oleh
radang akut pada cabang trakeobronkial.
Daftar Pustaka
1. Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009.
2. Djojodibroto DR. Respirologi. Jakarta: EGC. 2007. h.64-68
3. Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta :
EGC. 2005.
4. Kasper D, Braunwald E, Fauci A, Hauser S, Longo D, Jameson L. Harrisons
Principles of Internal Medicine. 16th Edition. In Drazen M Jeffrey, Weinberger E
Steven. Approach To The Patient With Disease Of The Respiratory System. New
York: McGraw-Hill Professional. 2004. h.1495-1497
5. Rasmin M. Terapi Oksigen. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta. 2006.