PAPAER MANGGA Eeee
PAPAER MANGGA Eeee
Botani Tanaman
Sistematika Tumbuhan Mangga adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Class : Dicotylendonae
Ordo : Anarcardiales
Famili : Anarcardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L
Mangga adalah tanaman buah asli dari India. Kini, tanaman ini tersebar di
berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Tanaman Mangga dapat tumbuh
dengan baik di dataran rendah dan berhawa panas. Akan tetapi, ada juga yang
dapat tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian hingga 600 meter di atas
permukaan laut. Batang pohon Mangga tegak, bercabang agak kuat. Kulit tebal
dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun.
Warna kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabuan sampai hitam. Pohon
Mangga yang berasal dari biji pada umumnya tegak, kuat dan tinggi sedangkan
yang berasal dari sambungan atau tempel lebih pendek dan cabang membentang.
Daun yang masih muda biasanya berwarna kemerahan, keunguan, atau
kekuningan yang kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah
atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwara hijau
muda. Bunga Mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai
panjang, dan berbau harum seperti bunga lili. Kelopak bunga biasanya bertaju 5.
Buah Mangga termasuk buah batu yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk
yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat, bulat
telur, hingga lonjong memanjang. Panjang buah kira-kira 2.5 -3.0 cm. Kulit buah
agak tebal berbintik-bintik kelenjar, hijau kekuningan atau kemerahan bila masak.
Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning, berserabut atau tidak,
manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji
berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokrap yang tebal, mengayu dan
berserat. Biji ini terdiri dari, ada yang monoembrional dan ada pula yang
poliembrional (Rukmana,1997).
Tanaman mangga termasuk dalam tumbuhan berbiji dengan biji tertutup
dan berkeping dua. dimana susunan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan
buah. Adapun morfologi dari tanaman mangga adalah sebagai berikut :
1.
Akar
Batang
Batang ialah bagian tengah dari tumbuhan yang tumbuh keatas. Bagian ini
mengandung zat-zat kayu sehingga tanaman mangga tumbuh tegak, keras dan
kuat. Pada batang yang masih muda lapisan yang paling luar terbentuk dari kulit
yang sangat tipis, disebut kulit ari atau epidermis, kemudian kulit ini diubah
menjadi lapisan gabus. Dalam lapisan kayu terdapat pembuluh kayu yang
berfungsi membawa unsur-unsur hara dari akar ke atas. Dalam lapisan kulit
terdapat lapisan sel yang membawa unsur hara dari daun ke bagian lainnya.
Lapisan sel yang di antara kedua lapisan tersebut disebut kambium atau daging
pembiak. Kambium kemudian tumbuh menjadi kayu. Oleh karena itu pohon
mangga dapat bertambah besar (Kurnia. 2005).
3.
Daun
Bunga
Buah
Pohon mangga berbuah sekitar bulan Agustus samapai Oktober yaitu pada
musim kemarau. Musim ini sangat baik pengaruhnya terhadap proses
pembentukan dan pembesaran sampai pemasakan buah di pohon. Terdapat pohon
mangga yang berbuah terlambat yaitu pada permulaan musim penghujan. Hal ini
menurunkan produksi mangga karena banyak bakal buah yang tidak jadi. Buah
mangga terdapat pada tangkai pucuk daun. Setiap tangkai terdapat 4 sampai 8
buah, bahkan ada yang lebih. Akan tetapi ada juga yang setiap tangkai buah hanya
terdapat satu buah karena buahnya besar dan berat, misalnya mangga kuweni,
golek, santok dan mangga merah dari Brazilia. Bentuk buah mangga bermacammacam : bulat penuh, bulat pipih, bulat telur, bulat memanjang atau lonjong
(Kurnia. 2005).
Buah mangga merupakan buah buni, mengandung resin, mesokarpnya
berdaging dan bagian ini dinamakan daging buah mangga, sedangkan
endocarpnya berserabut kuat. Buah mangga relatif besar, bentuknya bulat sampai
panjang. Buah yang matang berwarna merah,kuning, atau hijau kebiruan, dan
aromanya harum. Daging buah tebal dan lunak (Sunarjono, 2000).
Bunga mangga terangkai dalam tandan sebagai bunga majemuk, tumbuh
dari tunas ujung. Bunga mangga merupakan hermaprodit (berkelamin dua, jantan
dan betina). Kelopak dan mahkota bejumlah lima. Panjang daun mahkota bunga
dua kali panjang kelopak bunga. Warna bunga kuning pucat. Benang sari ada
lima. Kepala putik berwarna kemerah-merahan. Masa bunga berlangsung selama
11-29 hari (Pracaya, 2008).
Biji tanaman mangga besar, gepeng, berkulit tebal dan liat. Biji diliputi
oleh daging yang tebal dan lunak. Bijinya sebagai alat perkembangbiakan secara
generatif. Biji berwarna putih tertutup oleh endocarp yang tebal, mengayu, dan
berserat. Biji ini terdiri dari dua keping yaitu monoembrional (satu biji tumbuh
satu tunas) dan poliembrional (satu biji tumbuh lebih dari satu tunas) (Ashari, 1995).
Syarat Tumbuh
1. Iklim
Tanaman mangga mempunyai daya adaptasi yang tinggi, baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi, dengan keadaan volume curah hujan sedikit atau
banyak. Tetapi untuk memperoleh produksi mangga yang tinggi membutuhkan
temperatur, curah hujan, keadaan awan dan angin yang sesuai untuk syarat
pertumbuhan tanaman mangga.Kondisi alam di Indonesia memungkinkan mangga
tumbuh baik.Hal ini berkaitan dengan iklim Indonesia dengan musim panasnya
yang kuat. Pada umumnya, mangga tumbuh baik di dataran rendah dengan
volume curah hujan rendah sampai sedang.
a. Temperatur
Syarat tumbuh tanaman mangga yang baik yaitu meliputi syarat iklim dan
syarat tanah adalah Syarat iklim yang cocok untuk tanaman mangga yaitu kering
dan lembab suhu udara optimum yang cocok mencapai 25 c 27 c. Syarat Jenis
tanah yang cocok untuk tanaman mangga adalah jenis aluviai (lempung berpasir)
dengan PH tanah 5,5-6,5. (Nanang supriatna, 2006)
Suhu memberikan pengaruh positif (sebanding) dengan kehilangan air
dan kenaikan padatan pada buah mangga dengan perlakuan pengeringan
osmotik. Pada buah nanas yang telah dilakukan pengeringan osmotik selama
6 jam, dengan suhu 30, 40 dan 50 C dalam larutan hipertonik (60% sukrosa),
menunjukkan bahwa penurunan kadar air nanas mempunyai fungsi linier
terhadap suhu perendaman. Makin tinggi suhu, makin turun kadar air nanas kadar
sukrosa dalam buah makin tinggi (Ramalo dan Mascheroni, 2005).
b. Curah Hujan
Volume curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga
dan proses produksi pembentukan bunga dan buah. Kalau pada waktu musim
bunga dan masa berbuah mulai masak tidak ada hujan, tanaman akan tumbuh
dengan baik dan proses produksi akan berlangsung dengan baik pula. Sebaliknya
apabila pada waktu musim bunga banyak turun hujan, berawan dan banyak kabut
proses pembentukan buah akan terganggu (Gunawan. 2003).
c. Angin
Angin mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga. Hal ini terjadi
karena tiupan angin yang kencang akan mempengaruhi dan mempercepat
penguapan air dari tanah. Air dari tanah yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk
pertumbuhan secara optimal menjadi berkurang.Akibatnya,banyak buah yang
rontok dan cabangcabangnya banyak yang patah.
Bagian tepi kebun mangga harus ditanami tanaman yang
tingginya melebihi tanaman mangga. Pohon tersebut harus
mempunyai sistem perakaran yang tegak lurus ke bawah dan dalam
untuk menghindari tiupan angin yang kencang. Di samping itu,
pemeliharaan tanaman pelindung perlu sekali, tetapi tidak boleh
tumbuh terlalu liar, sebab hal ini akan mengganggu pertumbuhan tanaman
mangga itu sendiri.
2. Ketinggian Tempat
. Tanaman mangga dapat tumbuh sampai pada ketinggian tempat lebih
kurang 1.300 m dari permukaan laut. Jika kita ingin mengusahakan tanaman
mangga dengan produksi optimal, sebaiknya mangga ditanam pada suatu areal
yang memiliki ketinggian maksimal 500 m di atas permukaan laut. (Kurnia,
2005).
3. Tanah
Tanaman mangga dapat tumbuh pada jenis tanah apa pun, asalkan
tanah itu tidak mempunyai lapisan padas yang keras dan banyak batubatuan `Di
samping itu, kondisi tanah tidak terlalu kering atau terlalu basah dan tidak terlalu
banyak mengandung garam atau air payau.Tanaman mangga yang ditanam di
daerah berpasir, kualitas buahnyakurang baik, rasa buah menjadi hambar seperti
air. Tanah semacam itu sering mengakibatkan tanaman menjadi kekurangan air
karena air mudah sekali meresap ke lapisan yang lebih dalam. Jadi mangga dapat
hidup dengan baik dan cepat berproduksi pada tanah yang bertekstur ringan (tanah
lempung berpasir) sampai tanah beratuah jika bunga muncul pada saat hujan
(Kurnia, 2005).
Tanaman mangga mempunyai daya penyesuaian tinggi terhadap berbagai
jenis tanah. Pertumbuhan dan produksi mangga yang optimal membutuhkan jenis
tanah berpasir, lempeng atau agak liat. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman
mangga adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, draisenya
baik, dan Ph optimum antara 5,5-6,0. Jenis tanah Aluvial mempunyai pengaruh
baik terhadap kualitas buah (Rukmana, 1997:33).
Cahaya
merupakan
faktor
penting
terhadap
berlangsungnya
pertama
kali
auksin
ditemukan
pada
ujung
raksasa.
C.Sitokinin.hormon yang berfungsi untuk :
-
G.Gas etilin :Senyawa ini dapat mempengaruhi proses pematangan buahbuahan,merangsang pengguguran buah dan daun.
terserang penyakit dan produktivitasnya menjadi lebih baik. Curah hujan yang
tinggi/ kabut bisa menghambat proses pembentukan buah dan menjadi pencetus
penyakit.
c.Ketinggian dari permukaan laut
Di daerah tropis, mangga dapat tumbuh sampai daerah pegunungan
dengan ketinggian 1.300 m dpl. Namun, pertumbuhan dan produksinya tidak
bagus. Pertumbuhan mangga dapat optimal bila ditanam di daerah dataran rendah
sampai pada ketinggian 500 m dpl. Pembungaan mangga juga dipengaruhi oleh
ketinggian tempat terhadap permukaan laut. Setiap kenaikan 130 m, waktu
pembungaan mangga akan tertunda empat hari.
d.Angin
Kehadiran angin yang kencang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
mangga, yakni akan mempercepat penguapan air dari tanah. Dengan demikian, air
yang diperlukan banyak berkurang sehingga pertumbuhan mangga tidak bisa
optimal. Dampak lain, buah muda banyak yang rontok, cabang dan ranting juga
banyak yang patah. Kadang-kadang, bila angin yang bertiup terlalu kencang,
pohon mangga pun bisa tumbang. Untuk itu, di area tepi perkebunan mangga
sebaiknya ditanami tanaman pematah angin, misalnya sengon laut (Albizzia
falcata Back). Pada waktu tertentu, ujung mangga rajin dipangkas agar ketinggian
tajuknya tidak melebihi pohon pemecah angin. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah menanam mangga berbatang pendek atau yang perakarannya dalam.
4.Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mangga
Sebagai tanaman tropis, mangga membutuhkan sinar yang cukup untuk
pertumbuhannya. Jadi, bila kita menanamnya di pot, letakkanlah pot pada tempat
yang mendapat pencahayaan yang cukup.
Mangga membutuhkan minimal 6 jam sinar matahari penuh dalam sehari. Cahaya
matahari inilah yang akan membantu proses asimilasi pada mangga.
Intensitas matahari atau banyak dan lamanya sinar matahari yang menyinari akan
sangat menentukan tingkat kemanisan mangga. Semakin lama dan semakin tinggi
intensitas matahari, tanaman akan memproduki gula lebih banyak. Sehingga, buah
memiliki rasa manis yang optimal.
Umumnya, pada dataran rendah, intensitas matahari lebih panjang dari pada
dataran tinggi. Sehingga, tanaman mangga akan tumbuh lebih subur di dataran
rendah.
5.Manfaat Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)
Pada daun mangga terdapat kandungan Mangiferin dan ekstrak
daun,bunga,buah , batang dari tanaman mangga yang berfungsi sebagai
antioksidan,antikanker,anti bakteri,anti alergi,dan imunomodulasi (Wauthoz,2007)
Mangga (Mangifera indica, L) mengandung banyak vitamin A dan C yang
sangat dibutuhkan manusia. Selain itu, mangga juga mengandung kalori, protein,
karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium, magnesium, dan sedikit Iemak.01eh
karena kepopulerannya yang mendunia itu, tidak heran kalau sebagian besar
masyarakat dunia menjulukinya sebagai king of the fruits (Paimin,1999)
Ditinjau dari kandungan gizinya, buah mempakan sumber zat pengatur
yaitu vitamin dan mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh. Mineral dan vitamin
yang bergima untuk kelancaran metabolisme dalam pencemaan makanan yang
sangat
vital
untuk
menjaga
kesehatan.
Kekurangan
vitamin
dapat
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari sebuah makhluk hidup salah satunya adalah tumbuh dan
berkembang.Pertumbuhan
danperkembangan
mempunyai
pengertian
yang
Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal
dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara
termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili
Anarcadiaceae, genus Mangifera, species Mangifera indica (Singh, 1969). Genus
dari keluarga Anacardiaceae yang berasal dari Asia Tenggara tercatat ada 62
spesies enam belas spesies diantaranya memiliki buah yang dapat dimakan, tetapi
hanya spesies Mangifera caesia, Jack., Mangifera foetida, Lous., Mangifera
odorata, Grift., dan Mangifera indica, L. yang biasa dimakan. Diantara keempat
spesies mangga yang dapat dimakan tersebut, yang memiliki jenis paling banyak
adalah Mangifera indica, L. sebagian dari mangga tersebut terpenting memiliki
aroma yang cukup kuat (Broto, 2003).
Mangga merupakan jenis buah tropis yang digemari oleh masyarakat di
dunia dan menjadi komoditas perdagangan antar negara. Komoditas hortikultura,
khususnya buah-buahan salah satunya buah mangga mempunyai prospek baik bila
dikembangkan secara intensif dan dalam skala agribisnis. Dari tahun ke tahun
permintaan buah tropis didalam dan luar negeri semakin meningkat, baik dalam
bentuk segar maupun olahan (Anonim. 2011).
Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara
generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif. Berbagai
jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak
dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa
jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.
Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan
yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun bervariasi dari
tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman tergantung pada
beberapa faktor antara lain : cara perbanyakan yang digunakan, jenis tanaman,
waktu memperbanyak, keterampilan pekerja dan sebagainya. Perbanyakan
tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu perbanyakan secara
generatif dan vegetatif (wudianto. 2002).
Salah satu metode perbanyakan vegetatif yang bisa dilakukan adalah metode
sambung pucuk (grafting). Sambung pucuk bagian pucuk tanaman yang berasal
dari biji (batang bawah) dengan entres pohon induk yang telah berproduksi.
Sambung pucuk akan menjamin batang atas memiliki kualitas genetik sama
dengan induknya, juga dapat memperpendek masa tunggu dimana umur 5-6 tahun
sudah berbuah.Teknik sambung pucuk mempunyai tingkat keberhasilan
(persentase hidup) yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik okulasi, karena
pohon mangga mempunyai kulit yang tipis dan bergetah banyak, sehingga dengan
mengambil mata okulasinya agak sulit (mata tunas mudah sobek). Sedangkan
dengan teknik cangkok mangga, bibit yang dihasilkan mempunyai akar yang
kurang kokoh dibandingkan dengan bibit hasil sambung pucuk (Rukmana. 2008).
Tujuan Penulis
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh radiasi surya(cahaya matahari)
pada pertumbuhan tanaman Mangga(Mangifera indica L.)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ilah untuk mengetahui pengaruh radiasi
surya(cahaya matahari) pada pertumbuhan tanaman Mangga(Mangifera indica L.)
KESIMPULAN
1.Radiasi surya(cahaya matahari) adalah sumber energi utama bagi kehidupan
seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil,
cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis
2 Pertumbuhan pada tumbuhan mangga terjadi di daerah meristematis (titik
tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman ialah curah hujan ,
temperatur minimum ,angin dan ketinggian dari permukaan laut.
4.Mangga membutuhkan minimal 6 jam sinar matahari penuh dalam sehari. Cahaya
matahari inilah yang akan membantu proses asimilasi pada mangga.
5.Manfaat tanaman mangga yaitu membantu memperbaiki sel darah merah yang
rusak dan membuat daya tahan tubuh menjadi kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011.
Mangga
(Mangifera
indica
L.)
http://www.iptek.net.id.
Kanisius, Yokyakarta.
Tjitrosoepomo, G., 2007. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta
Wudianto, R. , 2002. Membuat Sambung Pucuk, Cangkok dan Okulasi, PT. Penebar
Swadaya.
Yatim, W. 1987. Biologi. Tarsito. Bandung
W.D. Pratiwi. 2006. Proyeksi daya dukung pakan limbah tanaman pangan untuk ternak
ruminansia di Jawa Tengah. J. Indon. Trop. Anim. Agric