Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Sistematika Tumbuhan Mangga adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Class : Dicotylendonae
Ordo : Anarcardiales
Famili : Anarcardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L
Mangga adalah tanaman buah asli dari India. Kini, tanaman ini tersebar di
berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Tanaman Mangga dapat tumbuh
dengan baik di dataran rendah dan berhawa panas. Akan tetapi, ada juga yang
dapat tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian hingga 600 meter di atas
permukaan laut. Batang pohon Mangga tegak, bercabang agak kuat. Kulit tebal
dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun.
Warna kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabuan sampai hitam. Pohon
Mangga yang berasal dari biji pada umumnya tegak, kuat dan tinggi sedangkan
yang berasal dari sambungan atau tempel lebih pendek dan cabang membentang.
Daun yang masih muda biasanya berwarna kemerahan, keunguan, atau
kekuningan yang kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah
atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwara hijau
muda. Bunga Mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai
panjang, dan berbau harum seperti bunga lili. Kelopak bunga biasanya bertaju 5.
Buah Mangga termasuk buah batu yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk
yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat, bulat

telur, hingga lonjong memanjang. Panjang buah kira-kira 2.5 -3.0 cm. Kulit buah
agak tebal berbintik-bintik kelenjar, hijau kekuningan atau kemerahan bila masak.
Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning, berserabut atau tidak,
manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji
berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokrap yang tebal, mengayu dan
berserat. Biji ini terdiri dari, ada yang monoembrional dan ada pula yang
poliembrional (Rukmana,1997).
Tanaman mangga termasuk dalam tumbuhan berbiji dengan biji tertutup
dan berkeping dua. dimana susunan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan
buah. Adapun morfologi dari tanaman mangga adalah sebagai berikut :
1.

Akar

Mangga berakar tunggang (bercabang-cabang), dari cabang akar ini


tumbuh cabang kecil yang ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Tidak
semua jenis unsur hara yang ada di dalam tanah diambil oleh bulu akar hanya
yang dibutuhkan oleh tanaman itu saja yang diambil. Jadi bulu akar hanya
mengetahui unsur hara yang diperlukan tanaman.
2.

Batang

Batang ialah bagian tengah dari tumbuhan yang tumbuh keatas. Bagian ini
mengandung zat-zat kayu sehingga tanaman mangga tumbuh tegak, keras dan
kuat. Pada batang yang masih muda lapisan yang paling luar terbentuk dari kulit
yang sangat tipis, disebut kulit ari atau epidermis, kemudian kulit ini diubah
menjadi lapisan gabus. Dalam lapisan kayu terdapat pembuluh kayu yang
berfungsi membawa unsur-unsur hara dari akar ke atas. Dalam lapisan kulit
terdapat lapisan sel yang membawa unsur hara dari daun ke bagian lainnya.
Lapisan sel yang di antara kedua lapisan tersebut disebut kambium atau daging
pembiak. Kambium kemudian tumbuh menjadi kayu. Oleh karena itu pohon
mangga dapat bertambah besar (Kurnia. 2005).
3.

Daun

Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk


mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah yaitu daun, bunga,
dan buah ; dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan
menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga
dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang
paling menguntungkan ; jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah
ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah ; menjadi
tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan (Tjitrosoepomo, 2007).
Daun mangga diselimuti oleh kulit tipis yang tidak terlihat dengan mata
telanjang, yang dinamakan kulit ari. Kulit ari ini berlubang-lubang kecil yang
yang dinamakan mulut kulit. Melalui mulut kulit inilah udara dapat keluar atau
masuk ke dalam badan daun. Tiap-tiap bagian tanaman mempunyai fungsi sendirisendiri yaitu untuk bernafas dan asimilasi.
4.

Bunga

Bunga mangga dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tepung sari


yang jatuh pada tampuk berasal dari pohon itu sendiri. Hal ini menyebabkan
mangga disebut tanaman berumah satu. Bunga mangga terdiri dari beberapa
bagian dasar bunga, kelopak, daun bunga, benang sari dan kepala putik. Bunga
mangga dalam keadaan normal, adalah bunga majemuk yang tumbuh dari tunas
ujung. Tunas yang asalnya bukan dari tunas ujung tidak menghasilkan bunga,
tetapi menghasilkan ranting daun biasa (Sunarjono. 2006).
5.

Buah

Pohon mangga berbuah sekitar bulan Agustus samapai Oktober yaitu pada
musim kemarau. Musim ini sangat baik pengaruhnya terhadap proses
pembentukan dan pembesaran sampai pemasakan buah di pohon. Terdapat pohon
mangga yang berbuah terlambat yaitu pada permulaan musim penghujan. Hal ini
menurunkan produksi mangga karena banyak bakal buah yang tidak jadi. Buah
mangga terdapat pada tangkai pucuk daun. Setiap tangkai terdapat 4 sampai 8
buah, bahkan ada yang lebih. Akan tetapi ada juga yang setiap tangkai buah hanya
terdapat satu buah karena buahnya besar dan berat, misalnya mangga kuweni,

golek, santok dan mangga merah dari Brazilia. Bentuk buah mangga bermacammacam : bulat penuh, bulat pipih, bulat telur, bulat memanjang atau lonjong
(Kurnia. 2005).
Buah mangga merupakan buah buni, mengandung resin, mesokarpnya
berdaging dan bagian ini dinamakan daging buah mangga, sedangkan
endocarpnya berserabut kuat. Buah mangga relatif besar, bentuknya bulat sampai
panjang. Buah yang matang berwarna merah,kuning, atau hijau kebiruan, dan
aromanya harum. Daging buah tebal dan lunak (Sunarjono, 2000).
Bunga mangga terangkai dalam tandan sebagai bunga majemuk, tumbuh
dari tunas ujung. Bunga mangga merupakan hermaprodit (berkelamin dua, jantan
dan betina). Kelopak dan mahkota bejumlah lima. Panjang daun mahkota bunga
dua kali panjang kelopak bunga. Warna bunga kuning pucat. Benang sari ada
lima. Kepala putik berwarna kemerah-merahan. Masa bunga berlangsung selama
11-29 hari (Pracaya, 2008).
Biji tanaman mangga besar, gepeng, berkulit tebal dan liat. Biji diliputi
oleh daging yang tebal dan lunak. Bijinya sebagai alat perkembangbiakan secara
generatif. Biji berwarna putih tertutup oleh endocarp yang tebal, mengayu, dan
berserat. Biji ini terdiri dari dua keping yaitu monoembrional (satu biji tumbuh
satu tunas) dan poliembrional (satu biji tumbuh lebih dari satu tunas) (Ashari, 1995).

Syarat Tumbuh

1. Iklim
Tanaman mangga mempunyai daya adaptasi yang tinggi, baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi, dengan keadaan volume curah hujan sedikit atau
banyak. Tetapi untuk memperoleh produksi mangga yang tinggi membutuhkan
temperatur, curah hujan, keadaan awan dan angin yang sesuai untuk syarat
pertumbuhan tanaman mangga.Kondisi alam di Indonesia memungkinkan mangga
tumbuh baik.Hal ini berkaitan dengan iklim Indonesia dengan musim panasnya
yang kuat. Pada umumnya, mangga tumbuh baik di dataran rendah dengan
volume curah hujan rendah sampai sedang.
a. Temperatur
Syarat tumbuh tanaman mangga yang baik yaitu meliputi syarat iklim dan
syarat tanah adalah Syarat iklim yang cocok untuk tanaman mangga yaitu kering
dan lembab suhu udara optimum yang cocok mencapai 25 c 27 c. Syarat Jenis
tanah yang cocok untuk tanaman mangga adalah jenis aluviai (lempung berpasir)
dengan PH tanah 5,5-6,5. (Nanang supriatna, 2006)
Suhu memberikan pengaruh positif (sebanding) dengan kehilangan air
dan kenaikan padatan pada buah mangga dengan perlakuan pengeringan
osmotik. Pada buah nanas yang telah dilakukan pengeringan osmotik selama
6 jam, dengan suhu 30, 40 dan 50 C dalam larutan hipertonik (60% sukrosa),
menunjukkan bahwa penurunan kadar air nanas mempunyai fungsi linier
terhadap suhu perendaman. Makin tinggi suhu, makin turun kadar air nanas kadar
sukrosa dalam buah makin tinggi (Ramalo dan Mascheroni, 2005).
b. Curah Hujan
Volume curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga
dan proses produksi pembentukan bunga dan buah. Kalau pada waktu musim
bunga dan masa berbuah mulai masak tidak ada hujan, tanaman akan tumbuh
dengan baik dan proses produksi akan berlangsung dengan baik pula. Sebaliknya
apabila pada waktu musim bunga banyak turun hujan, berawan dan banyak kabut
proses pembentukan buah akan terganggu (Gunawan. 2003).

c. Angin
Angin mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga. Hal ini terjadi
karena tiupan angin yang kencang akan mempengaruhi dan mempercepat
penguapan air dari tanah. Air dari tanah yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk
pertumbuhan secara optimal menjadi berkurang.Akibatnya,banyak buah yang
rontok dan cabangcabangnya banyak yang patah.
Bagian tepi kebun mangga harus ditanami tanaman yang
tingginya melebihi tanaman mangga. Pohon tersebut harus
mempunyai sistem perakaran yang tegak lurus ke bawah dan dalam
untuk menghindari tiupan angin yang kencang. Di samping itu,
pemeliharaan tanaman pelindung perlu sekali, tetapi tidak boleh
tumbuh terlalu liar, sebab hal ini akan mengganggu pertumbuhan tanaman
mangga itu sendiri.
2. Ketinggian Tempat
. Tanaman mangga dapat tumbuh sampai pada ketinggian tempat lebih
kurang 1.300 m dari permukaan laut. Jika kita ingin mengusahakan tanaman
mangga dengan produksi optimal, sebaiknya mangga ditanam pada suatu areal
yang memiliki ketinggian maksimal 500 m di atas permukaan laut. (Kurnia,
2005).
3. Tanah
Tanaman mangga dapat tumbuh pada jenis tanah apa pun, asalkan
tanah itu tidak mempunyai lapisan padas yang keras dan banyak batubatuan `Di
samping itu, kondisi tanah tidak terlalu kering atau terlalu basah dan tidak terlalu
banyak mengandung garam atau air payau.Tanaman mangga yang ditanam di
daerah berpasir, kualitas buahnyakurang baik, rasa buah menjadi hambar seperti
air. Tanah semacam itu sering mengakibatkan tanaman menjadi kekurangan air

karena air mudah sekali meresap ke lapisan yang lebih dalam. Jadi mangga dapat
hidup dengan baik dan cepat berproduksi pada tanah yang bertekstur ringan (tanah
lempung berpasir) sampai tanah beratuah jika bunga muncul pada saat hujan
(Kurnia, 2005).
Tanaman mangga mempunyai daya penyesuaian tinggi terhadap berbagai
jenis tanah. Pertumbuhan dan produksi mangga yang optimal membutuhkan jenis
tanah berpasir, lempeng atau agak liat. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman
mangga adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, draisenya
baik, dan Ph optimum antara 5,5-6,0. Jenis tanah Aluvial mempunyai pengaruh
baik terhadap kualitas buah (Rukmana, 1997:33).

HUBUNGAN PENGARUH ANTARA RADIASI SURYA TERHADAP


TANAMAN MANGGA (Mangifera indica L.)

1.Pengertian Radiasi Matahari

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi


matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima
oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi.
Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak
membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke
permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan
kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan
biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari
sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada
tumbuhan untuk menghasilkan makanan.

Makanan yang dihasilkan akan

menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan


tumbuhan.

Cahaya

merupakan

faktor

penting

terhadap

berlangsungnya

fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat


berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4,
C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh
intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2008).
Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal
fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman.
Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga
fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral,
tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek.

2. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mangga


Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mangga dimulai sejak
perkecambahan biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil
yang sempurna. Setelah tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia tertentu,
tumbuhan mangga akan berkembang membentuk bunga dan buah atau biji sebagai

alat perkembangbiakannya. Pertumbuhan pada tumbuhan mangga terjadi di


daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan
meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium.
Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung batang/akar menghasilkan pola
pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan jaringan meristem di
kambium.
Hormon pertumbuhan
A.Auksin,yaitu senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivatderivatnya.pada

pertama

kali

auksin

ditemukan

pada

ujung

koleoptil kecambah Avena setiva.Auksin berfungsi untuk :


-

Merangsang perpanjangan sel

Merangsang pembentukan bunga dan buah

Merangsang pemanjangan titik tumbuh

Mempengaruhi pembengkokan batang

Merangsang pembentukan akar lateral

Merangsang terjadinya proses diferensisasi

B.giberellin,yaitu hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Giberela


fujikoroii yang parasit pada tumbuhan padi oleh kuroshawa.Zat ini berfungsi
untuk:
-

Merangsang pemmbelahan sel kambium

Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya

Merangsang pembentukan buah tanpa biji

Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran

raksasa.
C.Sitokinin.hormon yang berfungsi untuk :
-

Menggiatkan pembelahan sel

Mempengaruhi pertumbuhan akar

Mempengaruhi pertumbuhan tunas

D.Hormon Kalin : Hormon ini merangsang pertumbuhan organ tanaman.Ada


beberapa macam hormon kalin,yaitu :
-

Filokalin ,merangsang pertumbuhan daun

Kaulokalin,merangsang pertumbuhan batang

Rizokalin,merangsang pertumbuhan akar

Anthokalin,merangsang pertumbuhan bunga.

E.Asam traumalin :Hormon ini berperan dalam regenerasi sel.misalnya


membantu menutupnya luka pada akar maupun batang tanaman.
F.Asam absisat(dormin): zat ini ditemukan pada biji bijian dan umbi-umbian
yang dorman,daun tumbuhan tertentu,buah-buahan,dan jaringan lain.fungsi dari
zat ini adalah :
-

Menghambat perkecambahan biji

Mempengaruhi pembungaan tanamam

Memperpanjang masa dormasi umbi-umbian

Mempengaruhi pucuk tumbuh untuk melakukan dormasi

G.Gas etilin :Senyawa ini dapat mempengaruhi proses pematangan buahbuahan,merangsang pengguguran buah dan daun.

3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman


Mangga(Mangifera indica L.)
a.Temperatur optimum
Tanaman mangga dapat tumbuh pada temperatur 410o C. Namun,
temperatur yang dapat menunjang pertumbuhan dan produktivitas yang optimal
adalah antara 2427o C. Temperatur tinggi (4649o C) yang disertai angin
kencang bisa menyebabkan buah mangga mengalami luka terbakar. Pada
temperatur 44o C dengan kelembapan 15% di tempat terlindung, daun dan buah
mangga yang masih kecil akan mengalami kerontokan, sementara pada buah yang
berkembang besar akan menjadi buah tidak berbiji. Pada temperatur 4244o C
mangga masih dapat hidup, tetapi produktivitasnya rendah.
b. Curah Hujan
Banyak sedikitnya curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dan terbentuknya bunga atau buah.Saat musim berbunga dan berbuah, tanaman
mangga lebih menghendaki tidak ada hujan karena tanaman mangga tidak mudah

terserang penyakit dan produktivitasnya menjadi lebih baik. Curah hujan yang
tinggi/ kabut bisa menghambat proses pembentukan buah dan menjadi pencetus
penyakit.
c.Ketinggian dari permukaan laut
Di daerah tropis, mangga dapat tumbuh sampai daerah pegunungan
dengan ketinggian 1.300 m dpl. Namun, pertumbuhan dan produksinya tidak
bagus. Pertumbuhan mangga dapat optimal bila ditanam di daerah dataran rendah
sampai pada ketinggian 500 m dpl. Pembungaan mangga juga dipengaruhi oleh
ketinggian tempat terhadap permukaan laut. Setiap kenaikan 130 m, waktu
pembungaan mangga akan tertunda empat hari.
d.Angin
Kehadiran angin yang kencang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
mangga, yakni akan mempercepat penguapan air dari tanah. Dengan demikian, air
yang diperlukan banyak berkurang sehingga pertumbuhan mangga tidak bisa
optimal. Dampak lain, buah muda banyak yang rontok, cabang dan ranting juga
banyak yang patah. Kadang-kadang, bila angin yang bertiup terlalu kencang,
pohon mangga pun bisa tumbang. Untuk itu, di area tepi perkebunan mangga
sebaiknya ditanami tanaman pematah angin, misalnya sengon laut (Albizzia
falcata Back). Pada waktu tertentu, ujung mangga rajin dipangkas agar ketinggian
tajuknya tidak melebihi pohon pemecah angin. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah menanam mangga berbatang pendek atau yang perakarannya dalam.
4.Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mangga
Sebagai tanaman tropis, mangga membutuhkan sinar yang cukup untuk
pertumbuhannya. Jadi, bila kita menanamnya di pot, letakkanlah pot pada tempat
yang mendapat pencahayaan yang cukup.

Mangga membutuhkan minimal 6 jam sinar matahari penuh dalam sehari. Cahaya
matahari inilah yang akan membantu proses asimilasi pada mangga.
Intensitas matahari atau banyak dan lamanya sinar matahari yang menyinari akan
sangat menentukan tingkat kemanisan mangga. Semakin lama dan semakin tinggi
intensitas matahari, tanaman akan memproduki gula lebih banyak. Sehingga, buah
memiliki rasa manis yang optimal.
Umumnya, pada dataran rendah, intensitas matahari lebih panjang dari pada
dataran tinggi. Sehingga, tanaman mangga akan tumbuh lebih subur di dataran
rendah.
5.Manfaat Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)
Pada daun mangga terdapat kandungan Mangiferin dan ekstrak
daun,bunga,buah , batang dari tanaman mangga yang berfungsi sebagai
antioksidan,antikanker,anti bakteri,anti alergi,dan imunomodulasi (Wauthoz,2007)
Mangga (Mangifera indica, L) mengandung banyak vitamin A dan C yang
sangat dibutuhkan manusia. Selain itu, mangga juga mengandung kalori, protein,
karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium, magnesium, dan sedikit Iemak.01eh
karena kepopulerannya yang mendunia itu, tidak heran kalau sebagian besar
masyarakat dunia menjulukinya sebagai king of the fruits (Paimin,1999)
Ditinjau dari kandungan gizinya, buah mempakan sumber zat pengatur
yaitu vitamin dan mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh. Mineral dan vitamin
yang bergima untuk kelancaran metabolisme dalam pencemaan makanan yang
sangat

vital

untuk

menjaga

kesehatan.

Kekurangan

vitamin

dapat

mengakibatkan menumnnya fungsi tubuh dalam menutupi luka-luka, sariawan


mulut, gusi berdarah, pembentukan zat perekat antar sel, dan proses pendewasaan
sel darah merah. Begitu pula halnya bila kekurangan vitamin A atau zat karoten
maka kesehatan yang berkaitan dengan mata akan terganggu, pembentukan sel-sel
baru akan terlambat serta daya tahan tubuh terhadap infeksi dari luar akan segera
menurun (Suyanti, 2003).

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dari sebuah makhluk hidup salah satunya adalah tumbuh dan
berkembang.Pertumbuhan

danperkembangan

mempunyai

pengertian

yang

berbeda.Namun, proses pertumbuhan danperkembangan berlangsung secara


beriringan dan saling berkaitan.Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis
pada tumbuhan. Namun, efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan
pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang diterpa cahaya
matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap.
Peristiwa ini disebut dengan Etiolasi.Dampak tanaman akibat etiolasi adalah
tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Padahal proses fotosintesis
bertujuan untuk menghasilkan karbohidrat yang berperan penting dalam
pembentukan klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil
sehingga daun tidak berwarna hijau, melainkan kuning pucat.
Kata mangga sendiri berasal dari bahasa Tamil, yaitu Mangas atau mankay Dalam bahasa botani, mangga disebut Mangifera indica L.yang berarti
tanaman mangga berasal dari India.Dari India, sekitar abad ke-4 SM, tanaman
mangga menyebar ke berbagai negara, yakni melalui pedagang India yang
berkelana ke timur sampai ke Semenanjung Malaysia. Pada tahun1400 dan 1450,
mangga mulai ditanam di kepulauan Sulu dan Mindanau, Filipina, di pulau Lizon
sekitar tahun 1600, dan di kepulauan Maluku pada tahun 1665 (Pracaya, 2011)
Pengamatan kali ini juga meliputi berbagai macam bagianbagiantumbuhan dikotil dan monokotil tersebut, juga akan di amati alat-alat
reproduksi pada tumbuhandikotil maupun monokotil. Struktur anatomi daun baik
monokotil yaitu Jagung (Zea mays) maupun dikotil yaitu yaitu Mangga
(Mangifera indica), keduanya terdiri dari jaringan epidermis, jaringan dasar, dan

berkas pengangkut. Sel-sel daun mengandung sel-sel kipas dan stomata


yangterdapat pada kedua permukaan atau dipermukaan bawah saja, jaringan dasar
atau mesofilterletak diantara kedua epidermis. Mesofil merupakan daerah utama
tempat fotosintesis. Pada berkas pengangkut terdiri dari xylem dan floem, pada
daun terdapat tulang dan mempunyaisusunan seperti batangnya (Pratiwi, 2006)
Pada tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan mangga(Mangifera Indica)
memiliki bangundaun(Circum Scription)rata, ujung daun(Apex folii)runcing, tepi
daun,(Margin folii) bergelombang, tulang daun (Nevatio) berseling beraturan,dan
pangkal daun(Basis folii) runcing Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan biji
berkeping duan.. Sedangkan tumbuhan dikotil meliputitumbuhan yang batangnya
memiliki cabang. Pada dikotil daun mempunyai helaian daun yanglebar dengan
bagian bawah menyempit, dengan atau tanpa tangkai daun.pada daun
monokotilmempunyai tangkai dan helaian daun (Yatim, 1987)
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung
potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru, misalnya embrio,
cadangan makanan, dan calon daun (calon akar). Sebutir biji mengandung satu
embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan
plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan makanan bagi embrio
tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein dan
beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, disebut testa.
Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio
dan masuknya bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa memiliki sebuah lubang
kecil, disebut mikropil. Di dekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan
kulit kotiledon. (Bagod Sudjadi, 2007)
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk,
air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan
air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak
aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman
(ekstrem; sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan
melindungi embrio agar tetap bertahan hidup. (Bagod Sudjadi, 2007)

Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal
dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara
termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili
Anarcadiaceae, genus Mangifera, species Mangifera indica (Singh, 1969). Genus
dari keluarga Anacardiaceae yang berasal dari Asia Tenggara tercatat ada 62
spesies enam belas spesies diantaranya memiliki buah yang dapat dimakan, tetapi
hanya spesies Mangifera caesia, Jack., Mangifera foetida, Lous., Mangifera
odorata, Grift., dan Mangifera indica, L. yang biasa dimakan. Diantara keempat
spesies mangga yang dapat dimakan tersebut, yang memiliki jenis paling banyak
adalah Mangifera indica, L. sebagian dari mangga tersebut terpenting memiliki
aroma yang cukup kuat (Broto, 2003).
Mangga merupakan jenis buah tropis yang digemari oleh masyarakat di
dunia dan menjadi komoditas perdagangan antar negara. Komoditas hortikultura,
khususnya buah-buahan salah satunya buah mangga mempunyai prospek baik bila
dikembangkan secara intensif dan dalam skala agribisnis. Dari tahun ke tahun
permintaan buah tropis didalam dan luar negeri semakin meningkat, baik dalam
bentuk segar maupun olahan (Anonim. 2011).
Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara
generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif. Berbagai
jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak
dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa
jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.
Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan
yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun bervariasi dari
tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman tergantung pada
beberapa faktor antara lain : cara perbanyakan yang digunakan, jenis tanaman,
waktu memperbanyak, keterampilan pekerja dan sebagainya. Perbanyakan
tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu perbanyakan secara
generatif dan vegetatif (wudianto. 2002).
Salah satu metode perbanyakan vegetatif yang bisa dilakukan adalah metode
sambung pucuk (grafting). Sambung pucuk bagian pucuk tanaman yang berasal
dari biji (batang bawah) dengan entres pohon induk yang telah berproduksi.

Sambung pucuk akan menjamin batang atas memiliki kualitas genetik sama
dengan induknya, juga dapat memperpendek masa tunggu dimana umur 5-6 tahun
sudah berbuah.Teknik sambung pucuk mempunyai tingkat keberhasilan
(persentase hidup) yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik okulasi, karena
pohon mangga mempunyai kulit yang tipis dan bergetah banyak, sehingga dengan
mengambil mata okulasinya agak sulit (mata tunas mudah sobek). Sedangkan
dengan teknik cangkok mangga, bibit yang dihasilkan mempunyai akar yang
kurang kokoh dibandingkan dengan bibit hasil sambung pucuk (Rukmana. 2008).

Tujuan Penulis
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh radiasi surya(cahaya matahari)
pada pertumbuhan tanaman Mangga(Mangifera indica L.)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ilah untuk mengetahui pengaruh radiasi
surya(cahaya matahari) pada pertumbuhan tanaman Mangga(Mangifera indica L.)

KESIMPULAN
1.Radiasi surya(cahaya matahari) adalah sumber energi utama bagi kehidupan
seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil,
cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis
2 Pertumbuhan pada tumbuhan mangga terjadi di daerah meristematis (titik
tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman ialah curah hujan ,
temperatur minimum ,angin dan ketinggian dari permukaan laut.
4.Mangga membutuhkan minimal 6 jam sinar matahari penuh dalam sehari. Cahaya
matahari inilah yang akan membantu proses asimilasi pada mangga.
5.Manfaat tanaman mangga yaitu membantu memperbaiki sel darah merah yang
rusak dan membuat daya tahan tubuh menjadi kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2011.

Mangga

(Mangifera

indica

L.)

http://www.iptek.net.id.

./ind/pd_tanobat/view.php?id=127. Diakses tanggal 2 Januari 2015


Ashari, S., 1995. Holtikultura Aspek Budaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Bagod Sudjadi dan Siti Laila. 2007. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira.
Broto, W., 2003. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Gunawan 2003. Mangga. Jakarta : Penebar Swadaya
Kurnia. 2005. Panduan Lengkap Budidaya Mangga. Penerbit PT. Penebar Swadaya,
Jakarta
Onrizal dan Kusmana, C. 2008. Studi Ekologi Hutan Mangrove di Pantai Timur
Sumatera Utara. Biodiversitas 9(1): 25
Paimin, FB. (1999). Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe, Penerbit Swadaya,
Jakarta
Pracaya. 2001. Kubis alias Kol`Penebar Swadaya. Jakarta.

Pracaya, 2008. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta.


Ramalo LA, Mascheroni RH. 2005. Rate of water loss and sugar uptake during the
osmotic
dehydration of pineapple. Brazilian Archives Of Biology And Technology An
International Journal 48: 761-770.
Rukmana, 2008. Pegangan Pelaksanaan Pembiakan Vegetatif Konvensional.. Penerbit PT.
Agromedia Pustaka, Jakarta
Sunarjono, H., 2000. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suyanti 2003. Mangga. Jakarta : Penebar Swadaya
Sunarjono, 2006.

Bercocok Tanam Mangga Dari Hulu Hingga Hilir Penerbit PT.

Kanisius, Yokyakarta.
Tjitrosoepomo, G., 2007. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta

Wauthoz, N., A. Balde., E. S. Balde., M. Van Damme., P. Duez, 2007,


Ethnopharmacology of Mangifera indica L. Bark and Pharmacological
Studies of its Main C-Glucosylxanthone, Mangiferin. International
Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences

Wudianto, R. , 2002. Membuat Sambung Pucuk, Cangkok dan Okulasi, PT. Penebar
Swadaya.
Yatim, W. 1987. Biologi. Tarsito. Bandung
W.D. Pratiwi. 2006. Proyeksi daya dukung pakan limbah tanaman pangan untuk ternak
ruminansia di Jawa Tengah. J. Indon. Trop. Anim. Agric

Anda mungkin juga menyukai