Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 2

PENCEMARAN LAUT

Oleh :
Bambang Soefiyandono
4214105014

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2015 / 2016

A. Annex II
Annex II ini berlaku untuk semua kapal yang mengangkut muatan curah cair yang
beracun, kecuali yang ditentukan lain oleh konvensi MARPOL 73/78 ( Reg. 2 ),
terdiri dari 16 peraturan dan 3 ayat tambahan
Pada annex II MARPOL 73/78 terdapat suatu prosedur yang disebut Procedure &
Arrangement (P&A) manual, yaitu petunjuk yg diberikan mengenai operasional
penanganan muatan, pembersihan tangki muatan, penanganan limbah, pembuangan
residu, pengisian & pembuangan ballas bagi kapal yg mengankut NLS(zat cair
beracun). Isi dari P&A manual adalah :

perincian gambaran utama dari annex II marpol 73/78

daftar dari NLS yang diijinkan untuk diangkut kapal tersebut

tangki-tangki yang diijinkan untuk mengangkut masing-masing NLS

perincian dari seluruh tata susunan & peralatan termasuk pemanasan muatan &
sistem pengawasan suhu skema system stripping& pompa-pompa

metode yang diterapkan dalam pengoperasian sehubungan dengan muatan NLS


termasuk ballast

tanggung jawab nakhoda sehubungan prosedur operasi yang harus diikuti utk
meyakinkan bahwa tidak ada residu atau campuran yg dibuang ke laut

prosedur2 pembomgkaran muatan dan penipisan isi tangki muatan(stripping)

uraian dari perlengkapan & tata susunan kapal

prosedur yang berhubungan dengan tank cleaning, pembuangan residu, pengisian


& pembuangan ballast

ODM (Oil Discharge Monitoring)


Peraturan 15 dari Bab II MARPOL 73/78 mensyaratkan bahwa tanker harus
dilengkapi dengan discharge oil monitoring yang disetujui dan sistem kontrol. Sistem
ini dapat beroperasi pada salah satu dari beberapa prinsip, tetapi harus disertifikasi
untuk memenuhi spesifikasi kinerja diadopsi oleh IMO, termasuk peralatan perekam
yang menunjukkan kandungan minyak dan laju discharge. Catatan ODM harus
menunjukkan tanggal dan waktu operasi. Catatan harus dijaga untuk diperiksa selama
tiga tahun. ODM harus digunakan bila ada pembuangan limbah ke laut dan harus

disusun dengan otomatis menghentikan pengeluaran ketika tingkat seketika keluarnya


minyak lebih dari yang diizinkan oleh regulasi. jika terjadi kerusakan pada ODM juga
harus menghentikannya pembuangan minyal dan harus dicatat dalam buku catatan
minyak. Dimulai pada tanggal 4 April 1993, kapal tanker dengan ODM yang rusak
dapat melakukan hanya satu perjalanan ballast (dengan menggunakan alternative
manual untuk menentukan kadar minyak efluen nya), sebelum melakukan perbaikan
ke ODM.

Gambar: Prinsip Kerja ODM di kapal

Penggunaan ODM diwajibkan ketika pemakaian ballast dari tangki kargo atau CBT,
tangki air kotor, atau air lambung kapal dirawat. Ballast yang kotor dari tangki kargo,
atau SBT yang diduga mengandung minyak, harus dibuang ke laut di atas garis air
kapal kecuali:

Permukaan ballast yang diperiksa dan ditemukan bebas dari minyak langsung
sebelum pembuangan,

Tank-tank telah tetapkan selama waktu yang cukup untuk memungkinkan


pemisahan yang sesuai, dengan tingkat minyak / interface yang air telah
ditentukan menggunakan detektor interface yang disetujui dan membebaskan
adalah menurut gravitasi, atau

Garis pembuangan dilengkapi dengan sistem perpipaan bagian-aliran yang


berada di bawah pengamatan di seluruh pembuangan.

Gambar Oil Discharge Monitoring


SLOP TANK
Tangki endap yg dirancang khusus untuk menampung cairan yg mengandung
minyak, seperti sisa sisa pembersihan tangki bahan bakar/ tangki muatan, buangan
dari pencucian tangki ,dll. Ukuran slop tank pada kapal tangki minyak yaitu total dari
kapasitasnya tidak boleh kurang dari 3 % dari kapasitas angkut minyak dari kapal,
kecuali administrasi menetapkan lain

Gambar Sloop Tank

B. Annex III (Hamful Substances In Package Form)


Annex III ini berlaku untuk semua kapal yang mana sedang mengangkut bahan
bahan berbahaya dalam kemasan dan mulai berlaku dengan resmi 1 July 1992.
1. Harmful substances ( bahan bahan berbahaya ) adalah semua bahan yang
diidentifikasikan sebagai pollutant ( penyebab polisi ) di laut di dalam IMDG
International Maritime Dangerous Good
2. Packaged from adalah semua bentuk kemasan selain yang termasuk bagian
dari bagian kapal sebagaimana termaksud dalam IMDG Code
Annex III melarang semua bentuk pengangkutan bahan - bahan berbahaya kecuali
dengan mematuhi peraturan dalam IMDG Code Pengemasan, pemberian tanda
pemberian label, dokumentasi, pemadatan, pembatasan jumlah dan pengecualan untuk
mencegah atau mengurangi dampak pencemaran yang mungkin ditimbulkan. Annex
III MARPOL 73/78 memiliki beberapa ketentuan yaitu :

packing harus meminimalkan bahaya terhadap lingkungan sesuai kekususan


isinya

marking & labeling diberi merk & tdk hilang jika terbenam dilaut selama 3 bulan

nama kimia dan pabrik harus dicantum kan

semua dokumen harus menggunakan nama tehnik dan dicantumkan kata2


marine pollutonbahan pencemaran

stowoge(memuat)barang berbahaya harus di tempatkan dgn aman & dilashing

PPE (Personal Protection Equipment)


Personal Protective Equipment (PPE) adalah perlengkapan kerja yang harus
dikenakan oleh pekerja pada lingkungan kerja tertentu dengan tujuan untuk
mengurangi dampak bahaya-bahaya kerja yang ada. Pengetahuan tentang PPE
(karakteristik dan spesifikasinya)

Gambar Personal Protection Equipment

C. Annex IV (Sewage)
Definisi sewage adalah dapat berupa :
a) air limbah dari toilet,vrinoir & Wc
b) air buangan dari ruangan medis,tempat cuci tangan atau bak cucian
c) air buangan dari ruangan hewan hidup
d) air buangan yg bercampur dgn yg tersebut di atas
Dengan ukuran kapal yang diberlakukan adalah :
a) kapal baru 200 GT
b) kapal baru < 200 GT yg membawa lebih dari 10 orang
c) kapal yg tidak ada surat ukur tapi membawa > 10 orang
d) kapal lama di berlakukan 10 tahun setelah aturan enter inforce
Ketentuan pembuangan sewage ke laut adalah sebagai berikut :
telah dimurnikan/dibasmi hamakan
a) peryaratan oprasional STP(sewage treat plan):

hasil tes instalasi di tuliskan dlm sertifikat ISPP(1973)

aliran tdk menghasilkan bagian padat yg nampak mengapung(harus


dihancurkan

b) kpl berada dlm perairan yuridiksi (terr itorial)dgn suatu negara,pembuangan


kotoran sesuai dgn persyaratan yg ditetap kan Negara tersebut
c) bila kotoran di campur dgn limbah yg memiliki persyaratan pembuangan
berbeda Maka persayaratan akan lebih ketat
Sewage Treatment
Adalah sistem untuk pembuangan limbah ( kotoran ) dari toilet yang ada pada
geladak akomodasi yang telah direncanakan, sebelum limbah ( kotoran ) tersebut
dibuang ke overboard (O/B) atau ke shore connection harus ditampung terlebih
dahulu untuk dilakukan treatment. Pembuangan limbah yang tidak ditreatment di
perairan teritorial, dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan Peraturan
Internasional yang berlaku untuk pembuangan limbah dalam jarak yang ditetapkan
dari daratan. Sebagai hasilnya semua kapal harus mempunyai sistem pembuangan
limbah sesuai dengan standar yang ditentukan.

Sewage Treatment Plan

Ada dua jenis system untuk penanganan limbah, yaitu:


1. Metode kimia (Chemical Method),
adalah metode yang pada dasarnya menggunakan suatu tangki untuk menampung
limbah padat dan akan dibuang pada area yang diijinkan pada tempat penampungan
limbah di pantai.
2. Metode biologi (Biological Method),
adalah perlakuan sedemikian rupa sehingga limbah dapat diperbolehkan untuk
dibuang ke pantai.

A. Chemical Sewage Treatment


Sistem ini meminimalkan limbah yang dikumpulkan dan mengendapkannya
sampai dapat dibuang ke laut. Dengan cara mengurangi kandungan cairan sesuai
dengan peraturan perundang undangan. Pembuangan limbah dari pencucian, wash
basin, air mandi dapat langsung dibuang ke overboard. Cairan dari kakus dapat
digunakan lagi sebagai air pembilas untuk kamar mandi. Cairan harus diolah
sedemikian rupa dalam kaitannya dengan penampilan dan bau yang dapat diterima.
Berbagai bahan kimia ditambahkan pada poin poin berbeda untuk bau dan
perubahan warna dan juga untuk membantu dalam penguraian dansterilisasi. Suatu
communitor digunakan untuk memisahkan limbah dan membantu proses penguraian
kimia. Material padat disimpan dalam settling tank dan disimpan sebelum dibuang ke
sullage tank: cairan didaur ulang untuk digunakan sebagai pembilasan. Test harus

dilakukan setiap hari untuk memeriksa dosis bahan kimia. Hal ini untuk mencegah
bau yang menyengat dan juga untuk menghindari karatan.

B. Biochemichal Sewage Treatment


Menggunakan sistem penguraian dengan bakteri kedalam suatu unsur limbah
sehingga bisa diterima untuk dibuang di perairan manapun. Proses pengisian angin
dimana bakteri oxygen loving mencerna limbah dan mengubah menjadi
Lumpur. Sistem ini menggunakan suatu tangki yang dibagi menjadi 3 ke departement:
aeration compartement , settling compartement, dan chlorine contact compartement.
Limbah masuk ke aeration compartement dan dicerna oleh bakteri aerobic dan microorganism yang dibantu oleh oksigen yang dipompa masuk. Kemudian limbah
mengalir ke dalam settling compartement, dimana Lumpur yang diendapkan
diaktifkan keluar. Aliran cairan yang bersih pada chlorinator setelah digunakan untuk
membunuh sisa bakteri dibuang. Tablet didalam chlorinator yang habis harus diganti.
Sampah Lumpur di dalam settling tank secara terus menerus didaur ulang dan setiap
dua/tiga bulan secara parsial dipindahkan. Kotoran ini harus dibuang hanya di suatu
area decontrolled.
Pengembangan untuk melakukan treatment pada sewage (limbah kapal)
dilakukan atas sertifikasi dari IMCO Conference on Marine Polution tahun 1973
Annex IV. Penentuan jumlah yang pasti mengenai sewage dan sisa air kotor (waste)
pada sebuah kapal sangat sulit diprediksi. Para desainer di Eropa memberi nilai
sebesar 70 liter/orang /hari untuk kebutuhan toilet termasuk air bilas dan sekitar 130
150 liter /orang /hari untuk air cuci termasuk mandi.
Sedangkan badan yang ada di US memberikan rekomendasi bahwa aliran
untuk discharge toilet sebesar 114 liter/ orang/ hari dengan dua kalinya jumlah ini
untuk air cuci. Beberapa desain direncanakan supaya memadahi ditempatkan dikapal
untuk sumur discharge jauh dari lantai, atau untuk menerima fasilitas dari pelabuhan.
Selain itu desain ditujukan juga untuk menghasilkan perencanaan yang memadahi
sehingga dapat diterima oleh petugas pelabuhan saat pembuangan.
Untuk tipe former didesain berisi holding tanks yang menerima semua kotoran
baik cair maupun padat termasuk air bilasnya, air cuci tangan, shower, dan untuk
mandi semua diijinkan dibuang langsung melalui overboard. Selain itu desain juga
memperhatikan bagaimana meminimkan jumlah cairan supaya memungkinkan dapat

didaur ulang untuk pembilasan lagi. Ini dapat dipastikan bahwa sistem hanya
menerima kira kira 1% dari kapasitas muat sistem konvensional.
Untuk membuang sewage diperairan teritorial kualitas yang memadahi harus
berada dalam standart tertentu seperti yang ditentukan oleh badan yang berwenang .
Ini biasanya didasarkan pada satu atau lebih dari 3 faktor yaitu :
Biological oxygen demand (BOD) yang merupakan ukuran total jumlah
oksigen yang akan diambil oleh bahan kimia atau organik yang memadahi. Hal ini
yang penting terdapat dalam dua unsur, pertama, jika perairan memadahi untuk
membuang sewage dilebihkan dengan material yang menyerap oksigen, kandungan
oksigen akan dikurangi sampai tingkat dimana ikan dan materi lainnya hidupnya tidak
dapat didukung, yang kedua kelas bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen akan
medominasi didalam sewage atau didalam perairan dimana cairan ini dibuang. Bakteri
yang berkumpul dalam kondisi ini akan menghasilkan hydrogen sulphide dengan
karakteristik bau yang tajam. BOD biasanya dikelompokkan dengan periode tertentu
dan umumnya diambil lima hari. Nilai ini ditulis dengan BOD5 yang ditentukan oleh
1 liter sewage yang diambil pada suhu 200C yang dilemahkan didalam sumur
oxigenated water yang memadai. Jumlah oksigen yang diserap melebihi periode lima
hari lalu diukur.
Suspended solid, adalah kelebihan periode waktu yang dapat memberikan
peningkatan pada masalah slip biasanya ditandai dari kesalahan fungsi dari pengontrol
sewage dan jika terlalu tinggi akan diatasi dengan BOD yang tinggi. Suspended solid
diukur dengan menyaring contoh( sample) melalui pre- weighed asbestos pad yang
selanjutnya dikeringkan dan dievaluasi ulang.
E coliform adalah keluarga bakteri yang hidup dalam tubuh manusia.
Mereka dapat dibiakkan lebih mudah dalam tes laboratoriom hasilnya diindikasikan
dari jumlah kotoran didalam sample yang diambil dari sewage. Hasil tes ini disebut Ecoli, nilainya diekspresikan per 100 ml.

C. Hydrophore
Peran air pressure system pada sistem Hydrophore berfungsi sebagai pemberi
bantalan udara bertekanan pada tangki hydrophore. Bantalan udara memberi tekanan
pada air didalam tangki hydrophore hingga mencapai tekanan maksimum. Pada
tekanan maksimum ini pompa mulai tidak dapat bekerja. Sedangkan jika saluran air
dibuka air akan mengalir sebagai akibat tekanan yang diberikan oleh bantalan udara,

air yang keuar menyebabkan volume ruangan didalam tangki hydrophore bertambah
maka akan mengurangi tekanan tangki hydrophore. Jika tekanan turun sampai pada
tekanan 3,73 kg/cm2, maka pressure relay switcher akan bekerja otomatis
menghidupkan Fresh Water Pump dan mengisi kembali tangki hydrophore hingga
volume udara berkurang dan tekanannya meningkat. Selanjutnya jika tekanan
mencapai 5,5 kg/cm2, maka pompa akan diberhentikan secara otomatis melalui
pressure relay switcher.
Hydropore digunakan untuk melayani sistem air tawar atau air laut yang
diperlukan untuk sanitari, air minum, dan air tawar. Pertimbangan perhitungan
kapasitasnya dengan memperhatikan jumlah ABK dan berdasar standart U.S. sebesar
114 liter/orang/hari sehingga didapatkan spesifikasi hydropore UH 102 produk dari
SHINKO dengan kebutuhan udara tekan sebesar 5 bar. Kebutuhan udara tekan ini
akan di suplai dari sistem udara tekan melalui reduction valve untuk menurunkan
tekanan dari 30 bar menjadi 5 bar.

Seawater Hydropore
Spesifikasi hydrophore yang akan digunakan dalam perencanaan sistem air laut ini
adalah sebagai berikut:
Type

H 051 SHINKO

Capacity

5 - 15 m3/jam

Head

40 - 60 m

Operating Pressure Range


Speed

3 5.5 kg/cm2

=
=

1500 rpm

Fresh Water Hydrophore


Spesifikasi hydrophore yang akan digunakan dalam perencanaan sistem air tawar ini
adalah sebagai berikut :
Type

UH 051 SHINKO

Capacity

5 - 15 m3/jam

Head

40 - 60 m

Operating Pressure Range


Speed

=
=

3 5.5 kg/cm2
3000 rpm

D. Recirculating Holding System


Sistem ini tidak didesain untuk menghasilkan saluran yang memadahi untuk
membuang sewage dalam area yang terkontrol. Sistem ini didesain untuk memenuhi
jumlah minimum kotoran sanitari kapal selama kapal berlabuh. Kemudian dapat
dipompakan keluar pada area bebas atau fasilitas yang didapat dari pelabuhan. Cairan
yang memenuhi diminimumkan oleh pembuangan air yang sudah kotor dari shower,
bak mandi, pencuci tangan, dapat langsung dibuang ke overboard dan dengan
menggunakan cairan yang dikumpulkan didalam holding tank sebagai pembilas dan
media pemindah. Parameter sistem ini untuk menghasilkan cairan yang disirkulasi
ulang sehingga akan diterima dengan layak dan relatif tidak berbahaya. Kotoran yang
memenuhi harus diterima setelah periode pengendapan yang lama ke fasilitas
pelabuhan. Pada desain untuk kapal ini menggunakan jenis chemical recirculating
sistem. Penting sekali untuk menjaga kadar kimia secara tepat dan ini ditentukan oleh
pengambilan sample setiap hari dan dilakukan tes kimia yang sederhana, Kegagalan
untuk menjaga kadar yang tepat dapat dihasilkan dari bau kimia dari air bilas dan
warna yang pekat. Dengan kadar yang tidak tepat memungkinkan untuk
meningkatkan alkaline yang akan menyebabkan korosi pada pipa dan tangki.

D. Annex V
Incinerator
Menurut Lampiran V MARPOL 1973/78 konvensi IMO, pedoman mengenai
penyimpanan limbah bahan dan pembuangan limbah di laut harus diikuti dengan
ketat. Pembakaran berbagai bahan seperti sampah dapur, sisa makanan, limbah
akomodasi, linen, papan kartu, lumpur minyak dari minyak pelumas, minyak bakar,
lambung kapal dan alat pembersih, dan sludge limbah, incenerator merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk menerapkan aturan annex V MARPOL 73/78 di
kapal.

Konstruksi dan Cara Kerja


Gambar di bawah ini menunjukkan diagram dari insinerator tipe siklon vertikal
dengan perangkat lengan berputar untuk memperbaiki sistem pembakaran dan
menghapus abu dan kayu bakar bukan dari permukaan.

Gambar 7. Konstruksi dan Cara Kerja Incenerator

Suatu burner lumpur ditempatkan dalam insinerator untuk membakar dan membuang
kotoran, lumpur dan minyak limbah. Sebuah burner minyak tambahan juga dipasang
untuk menyalakan menolak. Otomatis kontrol disediakan untuk sistem yang aman
penyala ketika menolak mulai menyala tanpa memerlukan penyala tersebut.
Pembakaran udara diberikan dengan bantuan fan forced draft. Sebuah pintu memuat,
pneumatis yang dioperasikan, ini disediakan untuk memuat yang menolak. Sebuah
pengunci juga dilengkapi dengan burner dan kipas forced draft, yang perjalanan ketika
pintu beban dalam kondisi terbuka sebagai bagian dari keselamatan.

Gambar 8. Incenerator

Setelah selesainya proses insinerasi, insinerator yang memungkinkan untuk


mendinginkan serta residu seperti abu dan bukan bahan yang mudah menyala
dikeluarkan dengan menarik pintu slide kadar abu. Gesekan yang memutar arm dari
residu padat keseluruhan di dalam kotak abu yang bisa dengan mudah di dibuang.
Selama insinerasi sangat penting untuk mengendalikan suhu gas buang, dimana tidak
harus sangat tinggi atau terlalu rendah. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan logam
mencair dan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin, sedangkan suhu terlalu
rendah tidak akan dapat membakar residu dan mensterilkan dan menghilangkan bau
dari residu. Temperatur kontrol ini dapat dicapai dengan memasukkan udara dingindiencerkan dalam aliran gas buang pada titik yang dekat dengan debit insinerator.

E. Annex VI
Transportasi laut, terutama yang menggunakan kapal motor sebagai penggerak,
merupakan salah satu sumber pencemar udara. Kapal-kapal motor mulai dari ukuran
yang kecil sampai yang besar umumnya menggunakan minyak disel/solar sebagai
bahan bakar motor. Minyak disel/solar yang dibakar di mesin kapal mengeluarkan
sejumlah gas seperti NOx, SOx, CO2. Semua gas tersebut menjadi penyebab
pemanasan global yang memicu perubahan iklim. Tingginya mobilisasi barang dan
penumpang dengan menggunakan transportasi laut, berdampak pada tingginya emisi
gas rumah kaca yang dikeluarkan ke atmosfir. Meski kapal-kapal mengeluarkan emisi
gas buang di tengah laut, seolah-olah tidak mencemari lingkungan, padahal polutan
yang keluar dari cerobong seperti SOx, NOX dan CO2 tetap masuk ke atmosfir dan
mencemari lingkungan. Selain memacu percepatan pemanasan global, polutan dari
kapal di laut juga bisa menimbulkan hujan asam (acid rain). Ketika kapal mendekati
pelabuhan, kapal motor mencemari udara sekiar pelabuhan. Bahkan selama kapal
berada di kawasan pelabuhan, kapal motor tetap menyalakan mesin untuk memenuhi
beberapa kebutuhan terutama listrik. Selama mesin beroperasi, berarti selama itu pula
kapal mengeluarkan polutan ke udara. Indonesia sebagai negara kepulauan yang
besar, volume penggunaan kapal motor cukup besar pula. Padahal jarak antara satu
pulau dengan pulau lainnya juga relatif tidak terlalu jauh. Artinya polutan dari kapal
motor dengan cepat bisa mencapai daratan kepulauan dan kota-kota Indonesia.
Karena itu potensi pencemaran dari kapal motor atau transportasi laut secara umum,
tidak bisa dianggap kecil. Kontribusi pencemaran udara dari transportasi laut terhadap

pencemaran udara dan terhadap emisi gas rumah kaca perlu dianalisa secara cermat.
Hal ini dibutuhkan untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
menentukan kebijakan pengendalian pencemaran udara dari sektor transportasi laut.
Walau bagaimanapun, tanpa harus menunggu kebijakan pengendalian pencemaran
udara, para pelaku usaha jasa transportasi laut sudah harus memulai langkah-langkah
peningkatan efisiensi bahan bakar minyak di sektor transportasi laut. Semakin rendah
pemakaian bahan bakar, berarti semakin rendah pula pencemaran. Selain itu sudah
harus dipikirkan pula peningkatan mesin-mesin kapal yang sistem pembakarannya
kurang baik. Kalau mesin kapal tidak dipelihara dan dirawat secara baik, maka
konsentrasi polutannya lebih buruk dibandingkan dengan mesin yang dirawat dengan
baik. Yang penting tidak boleh diabaikan adalah peningkatan kualitas bahan bakar.
Seringkali untuk kepentingan penghematan operasional sesaat, bahan bakar yang
digunakan dari jenis harga rendah, atau bahkan bahan bakar yang dioplos. Hal ini
akan mengakibatkan selain mempercepat kerusakan mesin, tapi juga tingkat
pencemaran udara yang lebih tinggi.

Filter Udara
Filter adalah spare parts yang penting, berfungsi sebagai penyaring kotoran, debu, dan
partikel lainnya yang masuk dalam aliran sistem. Sistem yang ada adalah sistem
pelumasan, sistem pembakaran (pada engine), sistem hidrolik. Jenis Filter

Filter for air

Filter for liquid (fuel, oil) - filter cairan (bahan bakar, oli)
Cartridge

- filter udara
- Spin on model /

- Element

AirFilter:

Fungsi utama filter udara adalah menyaring udara yang akan masuk ke ruang
bakar .

Udara mengandung banyak partikel, jika tidak dibersihkan akan


mengakibatkan kerusakan yang serius pada komponen engine, seperti pada
rotor turbo charge (untuk tipe engine yang menggunakan turbo charge)
ataupun pada piston.

Diesel engine sangat bergantung sekali dengan suplai udara bersih, karena
campuran udara dan bahan bakar langsung dicampur di ruang pembakaran

tidak seperti gasoline engine yang udara dan bahan bakar dicampur di
karburator. Karenanya diperlukan filter udara yang selalu bersih untuk
menunjang beroperasinya kerja mesin secara optimal.

Apa akibat yang terjadi jika partikel tersebut masuk ke dalam ruang pembakaran ?

Permukaan kontak valve pada cylinder head akan meleleh, bopeng ataupun
retak

Permukaan bagian bawah (valve head) pada cylinder head akan membentuk
cekungan.

Stem valve mengalami keausan yang tidak normal, yaitu keausan yang
berbentuk lingkaran - lingkaran maupun keausan bertingkat yang nampak dari
permukaan luar.

Merusak lapisan stand by oli pada dinding cylinder liner, akibatnya akan
timbul gesekan sepanjang dinding cylinder liner. Gesekan ini akan
membentuk goresan dan gerusan sepanjang piston ring dan dinding cylinder
liner.

Filter udara yang ditunda penggantiannya akan mengakibatkan tertutupnya


lapisan pori-pori dari filter. Lapisan pori-pori yang tertutup akan menyebabkan
filter udara menjadi buntu.

Filter udara telah dirancang untuk menyaring kotoran dengan ukuran tertentu
sehingga memang harus secara periodik harus diganti karena pori-pori kertas
filter akan semakin banyak yang tersumbat seiring dengan umur filter udara
tersebut.

Filter udara non-genuine yang tampak lebih awet karena interval penggantian
yang relatif lama, sebetulnya lebih membahayakan karena jenis kertas yang
digunakan relatif lebih lebar pori-porinya. Akibatnya partikel yang seharusnya
disaring malah ikut terbawa.

Filter udara terdiri dari 2 bagian yaitu bagian dalam (inner) dan bagian luar
(outer). Bagian dalam dari filter (inner) tidak boleh dibersihkan sedangkan
bagian luar (outer) dapat dibersihkansecara periodik (setiap interval 250 hm,
dengan maksimal 6 kali pembersihan dan setelah itu ganti baru).

Lingkungan kerja unit sangat mempengaruhi cepat atau lambat tersumbatnya


pori pori yang ada pada filter udara. Untuk unit yang beroperasi di daerah
berdebu tentunya perlu lebih sering membersihkan filter udara ini.

Gambar Filter Udara

Anda mungkin juga menyukai