PEREKONOMIAN INDONESIA
NAMA ANGGOTA:
MARIO SYAMYOGA
: 1501025186
MUHAMMAD FADHLAN
: 1501025207
: 1501025255
CHAERUNNISA
: 1501025
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas penyertaanNya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah Sistem Ekonomi Indonesia Perubahan
Struktur Ekonomi Indonesia dengan baik.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada dosen pengasuh mata
kuliah yang selalu membimbing dan mengarahkan dalam proses pembuatan makalah ini hingga
selesai, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan
penulisan berikutnya. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih
Bab. I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sistem ekonomi suatu negara sebagai bagian dari supra sistem kehidupan, berkaitan
erat dengan sistem sosial lain yang berlangsung di dalam masyarakat. Di dunia ini ada
kecenderungan bahwa sistem ekonomi suatu negara berkaitan dengan sistem ekonomi
poitik di negara yang bersangkutan. Suatu negara yang beridiologi politik liberal, pada
umumnya menganut idiologi ekonomi kapitalisme, dengan pengelolaan ekonomi
berdasarkan mekanisme pasar. Sedangakn negara-negara yang beridiologi politik
komunisme, idiologi ekonominya cenderung sosialisme, dengan pengelolaan ekonominya
berdasarkan perencanaan terpusat.
Namun demikian, tidak ada suatu negarapun di dunia ini yang menerapkan secara
mutlak kedua sistem ekonomi tersebut, seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, RRC
adan lain sebagainya, termasuk juga negara Indonesia. Negara Indonesia menganut
sistem ekonomi campuran atau lebih tepatnya sekarang disebut denga sistem ekonomi
kerakyatan (pancasila) yang mempunyai ciri yanag berbeda dengn kedua sistem ekonomi
diatas. Sistem ekonomi kerakyatan merupaka adopsi dari kedua sistem ekonomi, yaitu
sistem kapitalis dan sosialis yang disesuaikan dengan falsafah bangsa Indonesia, sehingga
struktur perekonomian Indonesia adalah ekonomi kerakyatan. Hal ini sesuai dengan pasal
33 UUD 1945 yang telah empat kali diamandemen.
Dari beberapa sistem ekonomi diatas mempunyai struktur yang berbeda terutama
dalam penerapan di masing-masing negara. Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari
berbagai sudut tinjauan anatar lain tinjauan makro sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan
penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi dan pengambilan keputusan.
Tinjauan makro sektoral dan tinjauan keuangan adalah merupakan tinjauan ekonomi
murni sedangkan tinjauan kenegaraan dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan
adalah tinjauan di bidang politik. Dengan melihat beberapa sistem ekonomi yang ada
tersebut maka pada dasarnya suatu struktur ekonomi adalah merupakan penjabaran atau
implementasi dari sistem-sistem ekonomi yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan
Bab. II
Pembahasan
dalam proses
pembangunan terjadi transformasi ekonomi, dimana pangasa PDB dari sektor industri meningkat
dan sektor pertanian mengalami penurunan.
Menururt Chenery, proses transformasi sturktural akan mencapai tarafnya yang paling
cepat bila pergeseran pola permintaan domestik ke arah output industri manufaktur diperkuat
oleh perubahan yang serupa dalam komposis perdagangan luar negri atau ekspor sebagaimana
yang terjadi di negar-negara industri baru. Sperti Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan
Hongkong.
Pada era revormasi ini struktur ekonomi Indonesia diarahkana pada strruktur ekonomi
egaliter dimana seluruh penggerak roda perekonomian dilibatkan dalam membangun
perekonomian Indonesia. Misalnya dengan memperkuat peran usaha-usaha koperasi, pengusaha
mikro, kecil; dan menengah karena mereka dianggap pelaku-pelaku ekonomi yang tahan
menghadapai krisis ekonomi, dan dianggap sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang mampu
Hal ini seiring dengan mulai diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 dan telah diubah
menjadi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka terjadi perubahan
struktur perekonomian yang etatis menjadi egaliter, yang tadinya sentralistis menjadi
desentralistis.
Bab. III
Penutup
Kesimpulan
Jadi ditinjau secara makro-sektoral struktur perekonomian Indonesia sesungguhnya masih
dualistis. Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masih
sektor pertanian, yang berarti struktur perekonomiannya masih agraris. Tetapi penyumbang
utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan, yang berati sturktur perekonomian
industrial. Dengan demikian secara makro-sektoral perekonomian Indonesia baru bergeser dari
strukturnya yang agraris menuju struktur yang industrial.
Pembangunan ekonomi memang senagaj diarahkan ke industrialisasi, tentu saja hal ini
menguangi kadar agraris struktur perekonomian. Hal ini sudah menjadi konsensus nasional
(GBHN 1999-2004). Namun yang disayangkan adalah belum semua lapisan atau golongan
masyarakat siap menghadapinya. Akibatnya, ketika pemerintah mengajak masyarakat luas untuk
bermitra dalam pembangunan, hanya mereka yang bermodal kuat dan pengusaha besar yang bisa
berperan aktif dalam pembangunan, dan masyarakat terpaksa harus puas menjadi penonton
dalam pembangunan. Jadi tidak heran jika struktur perekonomian kita dilihat dari kacamata
politik, cenderung berstruktur borjuis.
Struktur perekonomian Indonesia yang tengah kita hadapi saat ini sesungguhnya
merupakan suatu struktur yang tradisional. Sekarang kita sedang beralih dari struktur yang
agraris ke struktur industrial; dari struktur yang etatis ke struktur yang borjuis; dari struktur
pedesaan/tradisional ke struktur perkotaan.modern, sementara dalama hal birokrasi dan
pengambilan keputusan sudah mulai desentralisasi.
Sumber:
T. Tulus, Tambunan, 2003, Perekonomian Indonesia-Beberapa Masalah Penting, Jakarta :
Ghalia Indonesia.
kuswanto.staff.gunadarma.ac.id/.../3.+Pertumbuhan+dan+Perubahan+Struktur+Ekonomidoc
x.doc
Pertanyaan: