AGAMA
ISLAM
ISLAM DAN
KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
1. FATIMAH ATHIFAH
2. SYAFARINA HASNAWATI
KELAS : AK 1B PAGI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai ISLAM
dan KESEHATAN.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
I . PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
Daftar isi
Kata pengantar i
Bab I Pendahuluanii
Latar belakang.ii
Rumusan masalah...iii
Daftar isi.iv
Bab II
Pembahasan .....1
Pengertian kesehatan1
Konsep hidup sehat..5
Pembagian kesehatan...6
Tokoh muslimdalam ilmu kesehatan..7
Cara menjaga kesehatan dalam konteks Islam8
Tips tips menjaga kesehatan menurut Islam9
Pengobatan menurut pandangan Islam..13
Metode pengobatan para Rasul sebelumnya.14
Berapa metode pengobatan yang dilakukan Rosulullah...15
Metoda Pengobatan Hukama (Ahli Hikmah)16
Pengobatan Tradisional Dalam Pandangan Islam.18
Pengobatan Modern Dalam Pandangan Islam...19
Bab III Penutup..20
Kesimpulan20
Daftar pustaka21
II. Pembahasan
Pengertian kesehatan
Ada dua istilah literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya
kesehatan dalam pandangan Islam.
1. Kesehatan, yang terambil dari kata sehat
2. Afiat.
Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesra, kata afiat dipersamakan dengan sehat. Afiat diartikan sehat dan
kuat, sedangkan sehat (sendiri) antara lain diartikan sebagai keadaan baik segenap badan
serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit).
Tentu pengertian kebahasaan ini berbeda dengan pengertian dalam tinjauan ilmu
kesehatan, yang memperkenalkan istilah-istilah kesehatan fisik, kesehatan mental, dan
kesehatan masyarakat.
Walaupun Islam mengenal hal-hal tersebut, namun sejak dini perlu digarisbawahi satu hal
pokok berkaitan dengan kesehatan, yaitu melalui pengertian yang dikandung oleh kata afiat.
Istilah sehat dan afiat masing-masing digunakan untuk makna yang berbeda, kendati diakui
tidak jarang hanya disebut salah satunya (secara berdiri sendiri), karena masing-masing kata
tersebut dapat mewakili makna yang dikandung oleh kata yang tidak disebut.
Pakar bahasa al-Quran dapat memahami dari ungkapan sehat wal-afiat bahwa kata sehat
berbeda dengan kata afiat, karena wa yang berarti dan adalah kata penghubung yang
sekaligus menunjukkan adanya perbedaan antara yang disebut pertama (sehat) dan yang
disebut kedua (afiat). Nah, atas dasar itu, dipahami adanya perbedaan makna di antara
keduanya.
Dalam literatur keagamaan, bahkan dalam hadis-hadis Nabi Saw. ditemukan sekian banyak doa,
yang mengandung permohonan afiat, di samping permohonan memperoleh sehat.
Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah untuk hambaNya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu tentunya tidak dapat diperoleh
secara sempurna kecuali bagi mereka yang mengindahkan petunjuk-petunjuk-Nya. Maka
kata afiat dapat diartikan sebagai: berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan
tujuan penciptaannya.
Kalau sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka agaknya
dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat melihat maupun membaca
tanpa menggunakan kacamata. Tetapi, mata yang afiat adalah yang dapat melihat dan
membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang
terlarang, karena itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.
Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap.Telah menetapkan prinsip-prinsip
dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Diantara cara Islam menjaga kesehatan dengan
menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudlu dan mandi secara rutin bagi setiap muslim.
Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat.Menjadi
sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada manusia.Adalah tak mungkin
untuk bertindak benar dan memberi perhatian yang layak kepada ketaatan kepada Tuhan jika
tubuh tidak sehat.
Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan.Karenanya, hamba Allah
hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimiltkinya dan tidak bersikap kufur. Nabi saw.
bersabda, Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang
baik dan waktu luang.(HR. Bukhari)
Abu Darda berkata, Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit saya dan bersyukur karenanya,
apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar? Nabi saw
menjawab, Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga
menyenanginya.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa bangun di pagi
hari dengan badan schat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti orang
yang memiliki dunia seluruhnya.
Di antara ucapan-ucapan bijaksana Nabi Dawud as adalah sebagai berikut, Kesehatan adalah
kerajaan yang tersembunyi.Juga.Kesedihan sesaat membuat orang Jcbih tua satu tahun.Juga,
Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-orang yang schat, yang hanya bisa dilihac oleh
orang-orang yang sakit.Dan juga, Kesehatan adalah harta karun yang tak terlihat.
Kosa kata sehat wal afiat dalam Bahasa Indonesia mengacu pada kondisi ragawi dan
bagian-bagiannya yang terbebas dari virus penyakit.Sehat Wal Afiat ini dapat diartikan sebagai
kesehatan pada segi fisik, segi mental maupun kesehatan masyarakat.
Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi
Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam Islam lebih merujuk kepada
pengertian yang terkandung dalam kata afiat. Konsep Sehat dan Afiat itu mempunyai makna
yang berbeda kendati tak jarang hanya disebut dengan salah satunya, karena masing-masing kata
tersebut dapat mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut.Dalam kamus
bahasa arab sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan afiat diartikan
sebagai perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipudaya.
Perlindungan Allah itu sudah barang tentu tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi
orang-orang yang mematuhi petunjuk-Nya.Dengan demikian makna afiat dapat diartikan sebagai
berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Pembagian kesehatan
1. Kesehatan Rohani
Seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah yang tertuang dalam Al Quran surat Al- Rad : 28
yang berbunyi : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram. (Q.S. AlRad: 28)
sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan
sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT
dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Menurut Prof Dr. Nasaruddin Umar M.A, Guru besar UIN Syarif hidayatullah Jakarta
mengatakan didalam manusia ada unsur jasad (jasadiyyah), unsur nyawa, dan unsur ruh yang
dalam Al-Quran di sebut KHALQAN AKHAR. Seseorang baru disebut manusia jika memiliki
ke 3 unsur ini.
Hubungan antara makhluk dengan Tuhannya akan berjalan baik bila sang makhluk menaati apa
yang di perintahkan Allah, ciri-ciri jiwa yang sehat yang dalam Al-Quran di sebut Qalbun
Salim, seperti hati yang selalu bertobat (at-taqwa), hati yang selalu menjaga dari hal-hal
keduniaan (al-zuhd), hati yang selalu ada manfaatnya (al-shumi), hati yang selalu butuh
pertolongan Allah (al-faqir).
2. Kesehatan Jasmani
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu
diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal
makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu,
keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.
3. Kesehatan social
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara
baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
Karantina penyakit, Nabi bersabda jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua tombak dari
orang yang berpenyakit lepra.
Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar dalam penanggulangan berbagai penyakit
infeksi yang membahayakan masyarakat. Sabda Nabi yang berbunyi jangan engkaulah
masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada di
dalamnya janganlah pergi meninggalkannya
Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai
penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.
Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup, istirahat
cukup, di samping hak-haknya kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntunan agar
mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani.Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara
proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.
Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti
melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun maksudnya
untuk beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok Sahabat Nabi yang ingin terus menerus
shalat malam dengan tidak tidur, sebagian hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan
yang lain tidak mau menggauli istrinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu
puasa di szam? hari dan qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah,
Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan tidurlah,
sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak (HR Bukhari dan Muslim).
Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks
perintah jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh,
yaitu ayat:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya.Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah niscaya akan dibalas
dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal :6o):
Nabi menafsirkan kata kekuatan (al-Quwwah) yang dimaksud dalam ayat ini adalah
memanah. Nabi pernah menyampaikannya dari atas mimbar disebutkan 3 kali, sebagaimana
dinyatakan dalam satu hadits:
Nabi berkata: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sang
gupi Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah
kekuatan itu adalah memanah, (HR Muslim, al-Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad,
dan al-Darimi)
Abd al-Munim Qandil dalam bukunya al-Tadaivi bi al-Quran seperti halnya kebanyakan
ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani.Kesucian lahiriah meliputi
kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan dan segala sesuatu yang dipergunakan manusia
dalam urusan kehidupan.Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan hati, jiwa, akidah,
akhlak, dan pikiran.
pengobatan islam bertumpu pada cara-cara alami dan metode ilahiah. Yang sebenarnya sangat
bermanfaat bagi seorang muslim dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakitnya.
Banyak ayat Al-Quran yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al-Quran itu sendiri
diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin.Dan kami menurunkan AlQuran sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang mukmin.(QS Al-Isra: 82).
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al-Quran yaitu Asysyifa yang artinya
secara terminologi adalah obat penyembuh. Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang
berisi pelajaran dari Tuhan mu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.(QS Yunus:57)
kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu
apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat suatu tanda(kebenaran kerasulanku) bagimu,jika kamu orang yang
beriman.(QS Ali-Imran:49).
Menurut para mufassir, Nabi Isa mengobati penyakit buta dan kusta dengan cara di usap
dengan tangan nya, mata yang buta dan anggota tubuh yang terkena kusta dengan izin Allah
melalui mukjizatnya maka seketika itu sembuh.
Nabi Musa AS
Nabi Musa tidak lepas dari sifat kemanusiaannya yang merupakan sunnatulloh yaitu
sakit.Beliau pernah sakit lalu memetik sehelai daun yang diniatkan sebagai obat yang hakikatnya
Allah menyembuhkan kemudian di tempelkannya daun tersebut pada anggota tubuh yang sakit,
karena mukjizatnya seketika itu sembuh.Dan kedua kali nya beliau sakit kemudian memetik
sehelai daun secara spontanitas tanpa diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah Sang
Penyembuh maka ketika itu sakitnya tidak sembuh.
Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad sebagai Rasul yang diprinyahkan Allah untuk menyampaikan wahyu
kepada umat-nya tidak lepas tingkah lakunya dari Al-Quran karena beliau dijadikan suri
tauladan yang baik untuk semua manusia. Firman Allah :Sesungguhnya pada diri Rasul itu
terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu, bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat
(Allah) dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.(QS Al-Ahzab: 21).
Imam Ali berkata :Sesungguhnya semua tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah AlQuran.
Yaitu membacakan ayat Al-Quran atau doa kemudian di tiupkan pada kedua telapak
tangan kemudian di uasapkan keseluruh badan pasien yang sakit. Dalam suatu riwayat
bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila beliau sakit maka membaca Al-muawwidzat
yaitu tiga surat Al-Quran yang diawali dengan Audzu yaitu surat An Naas, Al Falaq, dan Al
ikhlas kemudian di tiupkan pada kedua telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.
b. Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.
Diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim : bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila ada
manusia yang tergores kemudian luka, maka kemudian beliau membaca doa kemudian air
liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu di usapkan pada luka orang tersebut. Inilah doa
nya: Allahumma robbinnas adzhabilbas isyfi antasy-syafii laa syifa-a illa syifa-uka laa
yughodiru saqoman.
Ruqyah
Ruqyah yang diajarka kepada Nabi dan yang dilakukan oleh nabi, lain dengan yang dilakukan
oleh hukama, tetapi doa yang mereka gunakan pengertiannya sama. Para ahli Hikmah apabila
mengobati seseorang dengan cara ruqyah dengan membacakan ayat Al-Quran atau doa
kemudian ditiupkan kedalam air yang nantinya air itu di minum oleh si pasien.
Wafaq
Wafaq ialah ayat Al-Quran, Asma Allah, Zikir, atau doa yang ditulis diatas benda seperti kertas,
kain yang dijadikan sebagai media pengobatan atau lainnya oleh para Ahli Hikmah. Salah satu
contoh : wafaq untuk orang yang sakit hati (liver) ditulis pada gelas putih kemudian diisi air lalu
di minumkan. Insya Allah sembuh. (tulis huruf Ha besar 2 kali dan huruf ain 6 kali).
Setiap penyakit itu ada obatnya, jika tepat obatnya maka penyakit akan sembuh dengan izin
Allah Azza wa Jalla.(HR.Muslim). Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit melainkan
Allah juga menurunkan obatnya.(HR.Abu Hurairah).
Keberadaan berbagai penyakit termasuk sunnah kauniyah yang diciptakan oleh Allah SWT.
Penyakit-penyakit itu merupakan musibah dan ujian yang di tetapkan Allah SWT atas hambahamba-Nya.Dan sesungguhnya pada musibah itu terdapat kemanfaatan bagi kaum mukminin.
Shuhaib Ar-Rumi RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sungguh mengagumkan perkara
seorang muslim, sehingga seluruh perkaranya adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah
dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika ia mendapat kelapangan, ia bersyukur
maka yang demikian itu baik baginya, dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang
demikian itu baik baginya.(HR.Muslim no.2999).Termasuk keutamaan Allah SWT yang
diberikan kepada kaum mukminin.Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai
penghapus dosa dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadist : Abdullah bin Masud
RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa
sakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana
pohon menggugurkan daun-daunnya.(HR.Bukhari no.5661 dan Muslim no.5678). Ketika
memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana maka jangan beralih memakai obat yang
kompleks.Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu dan pencegahan,
janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan. Ibnul Qayyim berkata : berpalingnya
manusia dari pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari pengobatan dengan
Al-Quran, yang merupakan obat bermanfaat.(Ath-thibbun Nabawi hal.6, 29).
Dengan demikian, sudah sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah
bukan hanya sekedar sebagai pengobatan alternatif. Namun menjadikannya sebagai cara
pengobatan yang utama, karena kepastiannya datang dari Allah SWT. Namun tentunya berkaitan
dengan kesembuhan suatu penyakit, seorang hambatidak boleh bersandar semata dengan
pengobatan tertentu, dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan penyakitnya.
Namun seharusnya ia bersandar dan berantung kepada Dzat yang memberikan penyakit dan yang
menurunkan obatnya sekaligus yaitu Allah SWT. Sungguh tidak ada yang dapat memberikan
kesembuhan kecuali Allah SWT semata. Karna itulah Nabi Ibrahim memuji Rabbnya :Dan
apabila aku sakit, Dia lah yang meyembuhkan ku.( QS Asy-Syuara: 80).
Baghdad.
Perhatikanlah kedahsyatan islam yang dapat mengubah manusia jahiliyah penyembah
berhala menjadi ilmiah yang selalu mengingat kepada keMahabesaran Allah. Mereka mengubah
pengobatan istik dan spekulatif-magic menjadi pengobatan ilmiah yang tepat, objektif dan
islami.
DAFTAR PUSTAKA