Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL USAHA

KREASI BROS RAJUT GITA

Disusun Oleh :
Gita Mayleni (PO.71.39.014.011)
Kelas :
Reguler III A
Dosen Pembimbing :
Dra. Sarmalina Simamora, Apt., M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis fashion sekarang dipandang semakin penting, dengan berbagai model dan
variasi, bisnis fashion dewasa ini memang semakin berkembang terutama di Indonesia,
ini terbukti dengan semakin banyaknya muncul outlet dan distro yang menjual berbagai
jenis pakaian maupun aksesoris. Sekarang ini usaha fashion sangat lah banyak dan juga
bermacammacam namun peluang usaha rajutan menjadi salah satu pilihan usaha yang
memiliki prospek yang bagus.
Usaha rajutan tidak pernah mati rasanya, karena dari dulu sampai sekarang masih
banyak orang yang mencari sweater rajut, tas rajut, sepatu rajut, aksesoris rajut dan
masih banyak sekali. Salah satu aksesoris rajut yang dapat dikembangkan adalah
pembuatan bros. Bros merupakan aksesoris yang banyak diminati dari berbagai
kalangan khususnya wanita, dari mulai anak-anak, dewasa sampai pada ibu-ibu juga
suka menggunakan bros. Oleh karena itu, bisnis Kreasi Bros Rajut Gita ini memiliki
prospek yang sangat menjanjikan dan sangat bagus untuk dikembangkan.
B. Kepemilikan Usaha
Usaha Kreasi Bros Rajut Gita ini adalah bentuk usaha perorangan yang dikelola
bersama dengan beberapa tenaga kerja (personil) yang mengerjakannya.

BAB II
ASPEK PEMASARAN
A. Analisis SWOT
1. Strength ( Kekuatan )
Keunikan dari tiap rajutan yang saling terkait dalam produk rajut dapat memberikan
untung yang cukup besar. Kualitas yang tidak perlu diragukan karena rajutan lebih

awet dibanding produk plastik. Disamping itu, untuk memulai bisnis rajut tidak
dibutuhkan peralatan dan bahan baku yang harganya mahal. Sehingga modal biaya
yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar, namun modal utama dari bisnis ini adalah
keterampilan, ketekunan dan ketelitian dalam menghasilkan kerajinan rajutan.
2. Weakness ( Kelemahan )
Kendala yang sering dihadapi adalah proses pengerjaan membutuhkan waktu relatif
lama, karena pengerjaannya dilakukan secara manual. Selain itu, untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, diperlukan ketelitian dan keterampilan
merajut. Padahal masih banyak masyarakat yang belum ahli merajut, sehingga
terkadang kualitas produk yang dihasilkan satu dengan yang lain terkadang berbeda
meski bentuknya sama. Belum banyak anggota masyarakat yang mengerti nilai seni
sebuah hasil rajutan sehingga enggan membeli jika harganya agak di luar jangkauan.
3. Opportunities ( Peluang )
Besarnya minat para konsumen akan kerajinan, mampu menjadi salah satu peluang
usaha kerajinan rajut untuk menduduki pasar. Tidak banyak toko ataupun pasar yang
menjajakan produk rajutan. Populasi wanita yang lebih banyak membuka jalan bagi
produk kami untuk dilahap karena wanita cenderung suka melihat hal-hal baru, unik
dan apalagi telah menjadi tren di pasaran.
4. Threath ( Ancaman )
Persaingan dengan produk plastik yang banyak dijajakan oleh toko-toko lain bisa
menjadi ancaman karena mereka biasanya menjual dengan harga yang lebih murah.
Produk plastik memang dalam produksinya tidak selama dan serumit kerajinan
rajut, sehingga memungkinkan harga yang ditawarkan juga bisa lebih murah.
Apalagi posisi toko yang berada di antara toko-toko yang terus menjamur membuat
persaingan semakin ketat. Pasokan bahan baku yang cukup sulit didapat karena seni
rajut kurang diminati disebabkan prosesnya yang rumit sehingga cukup langka
menemukan toko atau pabrik yang menjual bahan dan perlengkapan merajut.
B. Strategi Pemasaran
1. Strategi Pemasaran
Strategi pemasarannya adalah melalui online maupun offline. Strategi pemasaran
secara online akan dilakukan melalui media sosial yaitu, instagram dan facebook.
Sedangkan strategi pemasaran secara offline yaitu, membagikan brosur di sekolah,
universitas dan langsung tertuju kepada calon pelanggan di tempat umum. Dengan
demikian pemasaran bisa cepat terdengar di seluruh lapisan masyarakat. Target pasar
untuk usaha ini yaitu wanita baik anak-anak, remaja, ibu-ibu rumah tangga dan
kalangan masyarakat umum.
2. Strategi Posisi Pasar

Posisi pasar pertama yang nantinya menjadi target pemasaran produk adalah di
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang kalangan mahasiswa, dosen dan
staf. Apabila usaha pasar berjalan lancar maka promosi akan dilakukan di beberapa
jurusan lain di Poltekkes Kemenkes Palembang, Yayasan Nurul Iman, Yayasan
Trisula, Yayasan IBA dan di kawasan Kambang Iwak Park pada hari Minggu.

BAB III
ASPEK TEKNIK DAN PRODUKSI
A. Lokasi Usaha
Produksi usaha Kreasi Bros Rajut Gita akan dijalankan di daerah Bendungan,
Lorong Rawa Laut, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Kemuning, Palembang. Alasan
pemilihan daerah ini yaitu ingin memanfaatkan rumah kost yang memiliki ruangan
yang cukup luas sebagai tempat usaha. Selain itu daerah ini merupakan salah satu
daerah yang strategis untuk pemasaran produk karena berdekatan dengan kampus
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Palembang.
B. Pengadaan Pasokan Bahan Baku

Bahan baku bros rajut dapat diperoleh di Pasar 16 Ilir Kota Palembang.
Khususnya di toko penjual aksesoris.
C. Rencana Produksi
1. Luas Tempat Usaha
Luas tempat usaha berkisar 5x5 m2.
2. Peralatan dan Perlengkapan
a. Peralatan yang dibutuhkan
1) Hakpen tulip gold 2/3
2) Gunting
3) Meteran
4) Penggaris
5) Jarum jahit sharp
6) Glue gun ( alat lem tembak )
b. Perlengkapan yang dibutuhkan
1) Benang rajut woll
2) Benang jahit
3) Lem uhu 60 ml
4) Lem tembak 15 mm
5) Peniti bros
3. Biaya Modal
Modal usaha awal yang diberikan untuk usaha ini adalah Rp. 5.000.000,D. Tenaga Kerja
Tenaga kerja (personil) yang direncanakan dalam usaha ini berjumlah 5 orang dan
1 orang pemilik usaha yang juga ikut membantu dalam pembuatan bros rajut ini.
Tenaga kerja (personil) berasal dari mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Palembang yang memiliki keterampilan merajut, ketelitan serta kreatifitas yang tinggi.
Dibawah ini adalah data tenaga kerja (personil) :
A. Pemilik Usaha
1. Gita Mayleni
B. Tenaga kerja
1. Fety Puspita Sari
2. Qurrota Ayun
3. Pipit Parwati
4. Setiani Febri Astuti
5. Siti Awwaliah Alafyhane

BAB IV
ASPEK KEUANGAN
A. Biaya Operasional

Nama Barang
1. Peralatan
( Satu kali )
a. Hakpen tulip gold
b.
c.
d.
e.
f.

2/3
Gunting
Meteran
Penggaris
Jarum jahit sharp
Glue gun (alat

Satuan

Harga Satuan

Jumlah Harga

4 buah

Rp. 25.000,00-

Rp. 100.000,00-

3 buah
1 buah
2 buah
1 bungkus
1 buah

Rp. 10.000,Rp. 5.000,Rp. 2.000,Rp. 4.000,Rp. 20.000,-

Rp. 30.000,00Rp. 5.000,00Rp. 4.000,00Rp. 4.000,00Rp. 20.000,00-

lem tembak)
Sub Total Biaya Peralatan
2. Perlengkapan
( 3 bulan sekali )
a. Benang rajut woll
5 roll
Rp. 12.000,00warna-warni
b. Benang
jahit
warna-warni
c. Lem uhu 60 ml
d. Lem tembak 15

tenaga

kerja
c. Biaya Promosi
d. Biaya tak terduga

Rp. 60.000,00-

10 roll

Rp. 1.500,00-

Rp. 15.000,00-

2 buah
4 buah

Rp. 16.000,00Rp. 2.500,00-

Rp. 32.000,00Rp. 10.000,00-

500 buah
Rp. 500,00mm
e. Peniti bros
Sub Total Biaya Perlengkapan
3. Biaya lain-lain
( 1 bulan sekali )
a. Biaya perawatan
peralatan
b. Biaya

Rp. 163.000,00-

5 orang

Rp. 250.000,00Rp. 367.000,00Rp. 100.000,00-

Rp. 200.000,00-

Rp. 1.000.000,00-

Rp. 100.000,00-

Rp. 100.000,00Rp. 100.000,00-

Sub Total Biaya lain-lain


Total Biaya

Rp. 1.300.000,00Rp. 1.830.000,00-

B. Biaya Tetap ( Fix Cost / FC )


Biaya Tetap ( Fix Cost / FC ) dalam satu periode ( satu bulan ) adalah sebesar Rp.
1.300.000,00-.
C. Biaya Variabel ( Variable Cost / VC )
Biaya Variabel ( Variable Cost / VC ) dalam tiga periode ( tiga bulan ) adalah sebesar
Rp. 367.000,00-. Jadi, dalam satu periode biaya variabel yang dibutuhkan adalah Rp.
122.333,00-. Dengan biaya Rp. 367.000,00- dapat menghasilkan bros rajut berjumlah
500 buah. Jadi, satu buah bros rajut memiliki nilai biaya variabel sebesar Rp.
734,00-/unit.
D. Harga Jual
Harga jual satu buah bros rajut senilai Rp. 5.000,00-/unit.
E. Perhitungan BEP
BEP

FC

P
VC

unit unit

1.300 .000
5.000734

304,73 unit 305 unit

Jadi, BEP ( Break Event Point ) atau titik impas pada usaha Kreasi Bros Rajut Gita
adalah pada penjualan 305 buah bros. Maksudnya adalah modal akan kembali apabila
penjualan bros rajut ini telah mencapai 305 unit. Semakin banyak penjualan maka laba
akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila penjualan bros rajut masih berada dibawah
angka BEP maka usaha ini dapat dikatakan rugi. Dibawah ini adalah perhitungan titik
impas dalam rupiah antara biaya pengeluaran dengan biaya pemasukan berdasarkan
BEP yang telah dihitung :
TR

= BEP

x P/unit

= 304,73 unit x Rp. 5.000/unit


= Rp. 1.523.650,00-

Rp. 1.523.700,00TC

= ( BEP

x VC/unit )

+ FC

= ( 304,73 unitx Rp. 734/unit )


= Rp. 223.671,00-

+ Rp. 1.300.00,00-

+ Rp. 1.300.000,00-

= Rp. 1.523.671,00 Rp. 1.523.700,00-

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreasi Bros Rajut Gita adalah merek sekaligus usaha yang

terfokus pada

pembuatan bros hasil rajutan tangan. Dengan minat, bakat, peluang dan usaha keras

kami berharap Kreasi Bros Rajut Gita akan ramai dan gemilang di pasaran. Kualitas
bahan, kreatifitas dan nilai seni yang menjadi kebanggaan di harapkan akan lestari dan
meningkat sesuai dengan perkembangan mode. Demikianlah proposal usaha Kreasi
Bros Rajut Gita ini saya buat sebaik-baiknya dengan harapan agar proposal ini dapat
terealisasi dan semua pihak dapat mendukung kegiatan usaha ini. Atas kerja samanya,
saya ucapkan terima kasih.
B. Saran
Diharapkan usaha Kreasi Bros Rajut Gita ini dapat diwujudkan dengan faktor
dukungan finansial dan penambahan jumlah tenaga kerja (personil) agar program
wirausaha ini dapat berjalan dengan maksimal.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai