Studi Kasus Optimasi Proses Sizing
Studi Kasus Optimasi Proses Sizing
XYZ
Didik Wahjudi
Dosen Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
Center for Quality Improvement
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60293
dwahjudi@peter.petra.ac.id
Andre Rinaldi Cahyono
Alumni Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
Abstrak
Salah satu kendala pada proses produksi kain adalah sering putusnya benang pada saat ditenun. Untuk mengatasi
masalah ini, kekuatan benang perla ditingkatkan. Penulis melakukan penelitian untuk meningkatkan kekuatan benang di P.T.
XYZ dengan menggunakan metode Taguchi. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kekuatan benang adalah kemuluran
benang (draft), temperatur pengeringan, temperatur larutan kanji, dan tekanan squeezing roll.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua faktor memberikan pengaruh yang signifikan. Dengan memakai
kombinasi setting yang optimal, kekuatan benang meningkat sebesar 4% dari 3,266 N menjadi 3,396 N. Hasil uji verifikasi
mengkonfirmasi peningkatan kekuatan tersebut.
Kata kunci: kekuatan benang, metode Taguchi, proses sizing
1. PENDAHULUAN
Cacat yang terjadi pada proses produksi kain
ialah putusnya benang lusi saat ditenun. Untuk
mengurangi putusnya benang maka benang tersebut
terlebih dahulu dilewatkan pada suatu proses, yaitu
proses sizing, untuk meningkatkan kekuatannya.
Pada proses sizing banyak faktor yang
mempengaruhi hasil produksi mulai dari bahan
baku, formula kanji hingga setting mesin yang
digunakan. Melalui penelitian ini diharapkan
diperoleh infromasi yang diperlukan untuk
menghasilkan benang yang mempunyai kekuatan
yang diinginkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh pada
kekuatan benang serta level yang tepat untuk setiap
faktor.
Batasan masalah yang diambil untuk penelitian
ini ialah:
1) Pengujian dan pengambilan data dilakukan
pada produksi kain grey dengan jenis 100%
cotton dengan nomer benang 45s.
2) Proses sizing dilakukan dengan memakai
mesin merk Baba Sangyo tipe C-12 HD 45.
3) Larutan kanji yang dipakai adalah jenis C-1.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode Taguchi dipakai
dalam merancang eksperimennya. Alasan pemilihan
metode ini adalah efisiensinya. Dengan kata lain,
metode Taguchi membutuhkan jumlah percobaan
yang lebih sedikit dibandingkan rancangan
1 n 1
y 2
n
i 1 i
10 log10
1
2
3
1,3 1,4 1,5
100 105 110
88
90
92
800 1000 1200
A
1
1
1
2
2
2
3
3
3
Faktor
B C
1
1
2
2
3
3
1
2
2
3
3
1
1
3
2
1
3
2
D
1
2
3
3
1
2
2
3
1
1
3,56
3,30
3,26
3,07
3,55
3,30
3,41
3,23
3,55
Replikasi
2
3,29
3,44
3,12
3,44
3,01
3,24
3,17
3,48
3,16
3
3,43
3,22
3,22
3,23
3,23
3,04
3,25
3,01
3,11
Rata - rata y
n
3,56 3,29 3,43
y
3,43
3
n
Standar deviasi
( yi y )
i 1
n 1
0,135031
1 n 1
y 2
n
i 1 i
SNR 10 log10
1
1
1
/ 3
10 log
2
2
2
3,29
3,43
3,56
10,684
Hasil perhitungan ini disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata, Standar Deviasi, dan SNR
Order
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
1
1
1
2
2
2
3
3
3
Faktor
y-bar
B C D
1 1 1 3,42
2 2 2 3,32
3 3 3 3,20
1 2 3 3,25
2 3 1 3,26
3 1 2 3,19
1 3 2 3,28
2 1 3 3,24
3 2 1 3,27
SNR
0.135031
0.111355
0.072111
0.185562
0.271539
0.136137
0,122202
0,235160
0,240901
10,684
10,413
10,099
10,201
10,214
10,069
10,297
10,165
10,255
3,317
A
3.317
3.233
3.263
0.084
3
A1
B
3.320
3.273
3.220
0.100
1
B1
C
3.287
3.280
3.247
0.040
4
C1
D
3.320
3.263
3.230
0.090
2
D1
B
10,394
10,264
10,141
0,253
1
B1
C
10,306
10,290
10,203
0,103
4
C1
D
10,384
10,260
10,155
0,229
3
D1
2
xi i
Mean square
MS = SS / df
MSA = SSA / df
= 0,209223 / 2
= 0,1046115
MSe = SSe / df
= 0,007393 / 18
= 0,0004107222
F-ratio
F-ratio = MS / MSe
F-ratio(A) = MSA / MSe
= 0,1046115 / 0,0004107222
= 254,7
n x SS
SS
Persen kontribusi ()
= (SS / SST) * 100%
A = (SSA / SST) * 100%
= (0,209101 / 0,8959) * 100%
= 23,34%
SS
MS
SS
0,209223
0,221661
0,243702
0,213921
0,007393
0,8959
288,7083
2
2
2
2
18
26
1
0,1046115
0,1108305
0,1218500
0,1006961
0,0004107
0,0344577
254,7
269,8
296,7
260,4
0,209101
0,220840
0,242881
0,214000
0,009708
0,8959
23,34
24,65
27,11
23,89
1,01
100
4. UJI VERIFIKASI
Setelah rancangan optimal didapat, maka harus
diketahui pula prediksi respon dari rancangan
optimal tersebut. Setelah itu eksperimen verifikasi
dapat dilakukan untuk dibandingkan dangan hasil
prediksi. Jika prediksi respon eksperimen verifikasi
cukup dekat satu sama lain, maka dapat
disimpulkan bahwa rancangan sudah cukup
memadai dan sebaliknya.
Untuk rancangan usulan (A1, B1, C1, dan D1),
besar prediksi rata-rata proses adalah sebesar:
prediksi A 1 B 1 C 1 D 1 3 y
= 3,317+3,320+3,287+3,320(3*3,27)
= 3,434
Selanjutnya besar rata-rata proses hasil prediksi ini
akan dibandingkan dengan kondisi hasil
eksperimen yang memakai setting awal, seperti
yang tercantum pada Tabel 7.
Adapun uji hipotesa yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
Ho: = 0
H1: 0
di mana adalah rata-rata dengan setting awal, dan
0 adalah rata-rata hasil prediksi. Ho akan ditolak
apabila t0 < -t,.
x 0
s/ n
t0
x 0
s/ n
3,396 3,434
0,045033321/ 3
t0 = 1,462
t0
3,266 3,434
0,0525071423/ 3
t0 = -5,5418
Nilai t0 lebih kecil daripada nilai -t,, yang besarnya
-2,920 (untuk = 5%). Jadi, dapat disimpulkan ada
cukup bukti untuk menolak bahwa = 0. Dengan
Setting Awal
3,319
3,214
3,265
3,266
0,0525071423
Setting Optimal
3,394
3,442
3,352
3,396
0,045033321
4. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini adalah:
Setting yang diusulkan untuk meningkatkan
kekuatan benang adalah:
1.
2.
3.
4.
5.