Anda di halaman 1dari 2

Andre Hendrajaya

H1A010051
Lilly, L. 2007. Pathophysiology of Heart Disease : Mechanism of Cardiac Aritmia.
Philadelphia : Lippincot William.
Penatalaksanaan Syok Kardiogenik
Langkah 1. Tindakan resusitasi Segera
-

Tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan organ, mempertahankan tekanan arteri

rata-rata untuk mencegah sekuele neurologi dan ginjal.


Memberikan aliran oksigen, intubasi atau ventilasi harus dilakukan segera jika

ditemukan abnormalitas difusi oksigen.


Dopamin dan noradrenalin (norepinefrin) untuk meningkatkan tekanan arteri rata-rata

dengan hipotensi
Dobutamin dan dopamin dalam dosis sedang untuk keadaan low output tanpa

hipotensi yang nyata.


Intra-aortic ballon counterpulsation (IABP) dikerjakan jika tersedia sebelum

transportasi.
Memonitor gas darah dan memberi tekanan udara positif berkelanjutan jika ada

indikasi.
Memonitor EKG dan mempersiapkan alat defribilator, obat antiaritmia seperti

amiodaron dan lidokain


Terapi fibrinolitik harus dimulai pada pasien dengan elevasi ST jika diantisipasi

keterlambatan angiografi lebih dari 2 jam.


Pada infark miokard dengan elevasi non ST yang menunggu kateterisasi, diberikan
inhibitor glikoprotein IIb/IIIa

Langkah 2. Menentukan secara dini Anatomi Koroner


Hal ini merupakan langkah penting dalam tatalaksana syok kardiogenik yang berasal dari
kegagalan pompa (pump failure) iskemik yang perdominan. Hipotensi diatasi segera dengan
IABP. Syok mempunyai ciri penyakit 2 pembuluh darah.
Langkah 3. Melakukan revaskularisasi
Trial SHOCK merekomendasikan CABG emergensi pada pasien left main atau 3 pembuluh
darah besar

Terapi Atrial Flutter :


1. Pada pasien simtomatis dengan atrial flutter yang baru, terapinya kardioversi elektrik
untuk mengembalikan irama sinus.
2. Flutter dapat diterminasi dengan stimulasi atrial dengan menggunakan pacemaker
sementara atau permanen. Prosedur ini digunakan setelah pemasangan kabel
pacemaker pada tindakan operasi. Selain itu, beberapa jenis pacemaker dan implantasi
defibrilator dapat diprogram jika terjadi atrial flutter.
3. Pasien yang tidak memerlukan tindakan kardioversi segera dapat memulai terapi
farmakologis. Pertama, kecepatan ventrikular diperlambat dengan obat AV block (beta
blocker, CCB, atau digoxin). Setelah efektif diperlambat, dapat diberi obat yang
memperlambat atau memperpanjang periode refraktori (class IA, IC, III).
4. Untuk terapi kronik dapat ditangani dengan ablasi kateter. Pada metode ini, elektroda
kateter dimasukkan melalui vena femoralis, melewati inferior vena cava, dan
melakukan lokalisasi dan ablasi pada bagian reentran untuk menghentikan secara
permanen.

Anda mungkin juga menyukai