Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITAN

KONTRIBUSI PROGRAM BANTUAN BERAS MISKIN


TERHADAP MASYARAKAT DI DESA PULAU TAMBAK
KECAMATAN AMUNTAI SELATAN

DI SUSUN OLEH

OLEH

HARTINA
NPM : 14.16.03881

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


STIA AMUNTAI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada


Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini
dengan judul: Kontribusi Program Bantuan Beras Miskin Terhadap
Masyarakat di Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan.
Terimakasih

kepada

semua

pihak

yang

berperan

dalam

penyusunan proposal ini. Harapan penulis atas terlaksananya penelitian


ini adalah mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sehingga mampu
menganalisis dan memberikan hasil penelitian yang objektif yang berguna
bagi aparat Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
proposal ini dikarenakan segala keterbatasan penulis. Penulis berharap
kritik dan saran membangun dari semua pihak yang berkenan membaca
proposal ini.
Akhirnya

penulis

berharap

semoga

proposal ini

dapat

disetujui, berguna dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, pihak-pihak


pengambil kebijakan, pembaca, dan bagi penulis sendiri.
Amuntai, November 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................
A. Latar Belakang...........................................................
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah..................................................
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................
E. Manfaat Penelitian......................................................

i
ii
1
1
3
3
5
6

BAB II LANDASAN TEORI............................................................


A. Pengertian Kontribusi..................................................
B. Pengertian Program ................................................
C. Program Raskin...............................................
D. Deskripsi Program Raskin..........................................
E. Program Pengentasan Kemiskinan...........................
F. Pengertian Kemiskinan..............................................
G. Penyebab Kemiskinan.........................
H. Indikator Kemiskinan...........................

8
9
10
13
14
16
19
19
20

BAB III METODOLOGI..............................................................


A. Lokasi Penelitian....
B. Metode Penelitian..
C. Populasi dan Sampel..................................................
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................
E. Analisis Data........................................................

22
22
22
23
23
24

JADWAL PENELITIAN.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang hakiki dan harus
dipenuhi. Bahkan pangan merupakan hak azasi setiap manusia. Begitu
pentingnya sehingga dapat dikatakan bahwa pangan merupakan tonggak
kehidupan dalam suatu wilayah, begitupun di suatu negara. Pemenuhan
kebutuhan

rakyat merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah.

Khususnya di Indonesia, yang memiliki wilayah luas dan jumlah penduduk yang
besar, sangat rawan terjadinya krisis pangan.
Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai
makanan pokok. Pemerintah perlu menyediakan persediaan beras yang
mencukupi untuk konsumsi sehari-hari rakyatnya dengan kualitas yang baik
dan sesuai dengan daya beli masyarakat. Namun masih ada permasalahan
yang harus diselesaikan oleh pemerintah, karena ternyata jumlah masyarakat
Indonesia yang mampu membeli beras dengan harga pasar normal masih
sangat terbatas. Hal ini dikarenakan masih terdapat banyak masyarakat yang
berpenghasilan rendah sehingga berpengaruh pada daya beli mereka terhadap
kebutuhan pangan.
Saat ini Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan
kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan
masyarakat. Masalah kemiskinan ini seakan tidak pernah berhenti dibahas dan
diperhatikan banyak cendekiawan, politisi, bahkan pemuka agama. Kemiskinan
manusia tidak hanya dilihat dari tingkat pendapatan yang rendah, juga harus
dikaitkan dengan tingkat pendidikan dan kesehatan, atau hidup dalam

lingkungan yang tidak aman sehingga berkurangnya kesempatan untuk


memperluas kemampuan dan potensinya.
Dengan

adanya

Instruksi

Presiden

Nomor

Tahun

2008

tentang Kebijakan Perberasan, yang menjelaskan bahwa dalam rangka


stabilitas ekonomi nasional, meningkatkan pendapatan petani, peningkatan
ketahanan pangan, dan pengembangan ekonomi pedesaan, dipandang perlu
untuk menetapkan kebijakan perberasan nasional. Berdasarkan hal tersebut,
Presiden menginstruksikan Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non
Departemen tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota
untuk

melakukan

upaya

seluruh

Indonesia

peningkatan ketahanan pangan dan stabilitas

ekonomi nasional. Dan, Pemerintah secara khusus menginstruksikan Perum


BULOG untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok
masyarakat miskin dan rawan pangan, yang penyediaannya mengutamakan
pengadaan beras dari gabah petani dalam negeri yang selanjutnya disebut
sebagai Program Raskin.
Program Raskin merupakan subsidi pangan sebagai upaya dari
Pemerintah

untuk

meningkatkan

ketahanan

pangan

dan

memberikan

perlindungan pada keluarga miskin melalui pendistribusian beras yang


diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin dimana masing-masing
keluarga akan menerima beras minimal 10 Kg/KK per bulan dan maksimal 20
Kg/KK per bulan netto dengan harga netto Rp 1.000 per kg di titik
distribusi.
Untuk mengefektifkan Program Raskin Tahun 2009, maka dibentuk Tim
Koordinasi

Raskin

mulai

dari

tingkat

Pusat,

Provinsi,

Kabupaten/Kota

hingga tingkat pemerintahan yang paling kecil yaitu Desa/Kelurahan. Tim


Koordinasi Raskin ini merupakan bagian dari Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan yang melaksanakan program perlindungan dan bantuan sosial

seperti Jamkesmas, Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga harapan


(PKH), Bantuan Operasional Siswa (BOS) dan Program Raskin itu sendiri.
Program ini terus berjalan sampai dengan saat ini dengan mengikuti
kemampuan subsidi yang dapat diberikan pemerintah kepada keluarga miskin
dan perkembangan data keluarga miskin yang terus dilakukan penyempurnaan.
Program

Raskin

telah mengalami

beberapa

kali

penyesuaian,

namun

efektivitasnya masih diperdebatkan. Meskipun demikian, penilaian keberhasilan


program tidak dapat dilakukan secara parsial karena Program Raskin
merupakan sebuah kesatuan program untuk menyampaikan beras bersubsidi
kepada Rumah. Tangga Sasaran.
Dengan

banyaknya

jumlah

Rumah

Tangga

Sasaran

di Desa

Pulau Tambak, tentunya tidak lepas dari hambatan dalam program penyaluran
beras bersubsidi. Penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji
efektivitas Program Raskin dan memetik pelajaran dalam rangka perbaikan
program ini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai
pendistribusian beras Raskin di wilayah Kecamatan tersebut, terkait dengan
tujuannya untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin melalui
pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok berupa beras. Diharapkan
dengan Program Raskin yang efektif, maka kebutuhan pangan masyarakat
miskin dapat terpenuhi dengan baik.

B.

Identifikasi Masalah
Seiring dengan perubahan paradigma dalam pembangunan ekonomi
yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi saja namun juga
pada penanggulangan masalah kemiskinan, maka sudah sepantasnya apabila
pemerintah dituntut untuk dapat mengentaskan masalah kemiskinan tersebut
dengan pengadaan paket-paket kebijakan yang memberikan perlindungan pada

penduduk miskin melalui program-program pengentasan kemiskinan yang


diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin yang secara pada
akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk yang merata.
Dari data yang diperoleh, Desa Pulau Tambak merupakan salah satu
Desa yang memiliki jumlah rumah tangga miskin yang cukup besar. Hal ini
dikarenakan kondisi sosial-ekonomi beberapa masyarakat di daerah tersebut
yang masih kurang mapan. Selain itu, saat ini masih banyak masyarakat di Desa
Pulau Tambak terutama dari Rumah Tangga Sasaran yang mengandalkan
Program Raskin didasarkan pada fakta bahwa harga beras Raskin yang jauh
lebih terjangkau dibandingkan dengan harga beras di pasaran yang terbilang
mahal. Hal ini secara signifikan mampu mengurangi beban pengeluaran hidup
mereka. Sehingga dalam hal ini, perlu adanya koordinasi yang terpadu
antara

pemerintah

setempat

dengan

pihak

yang

bersangkutan

dalam

pelaksanaan Program Raskin di Desa ini. Untuk itu, diharapkan distribusi beras
untuk keluarga miskin ini dapat menjangkau jumlah keseluruhan rumah tangga
miskin di Desa Pulau Tambak Amuntai Selatan.
Maka penulis memilih judul kontribusi program raskin bagi masyarakat
Desa Pulau Tambak karena penulis sangat tertarik dengan masalah program
bantuan pangan yang dilaksanakan oleh pemerintah di lingkup Kecamatan
Amuntai Selatan. Tentunya perlu dilakukan pendataan keluarga miskin yang
layak menerima manfaat dari Program Raskin ini secara baik dan benar agar
program beras berubsidi ini dapat tepat sasaran dan memberikan kontribusi
yang nyata bagi masyarakat.

C. Rumusan Masalah
Pemerintah telah menggulirkan kebijakan penanggulangan kemiskinan
melalui program-program anti kemiskinan. Program-program anti kemiskinan
tersebut diantaranya adalah Program Raskin. Program Raskin

tersebut

diharapkan dapat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar


pangan melalui penyediaan beras dengan harga jual yang rendah yang
dimaksudkan agar dapat dijangkau oleh masyarakat lapisan bawah, terutama
masyarakat miskin. Ketertarikan penulis pada masalah kemiskinan telah
menjadikan Program Raskin sebagai obyek penelitian ini.
Berdasarkan ilustrasi di atas, terdapat lima pertanyaan yang relevan
yang Akan menjadi fokus dari penelitian ini :
1. Seberapa besar tingkat validitas data Rumah Tangga Miskin penerima
bantuan Program Raskin di Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai
Selatan?
2. Sudah tepatkah sasaran Program Raskin di Desa Pulau Tambak
Kecamatan Amuntai Selatan?
3. Sudah efektifkah Program Raskin terhadap pengentasan kemiskinan di
Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan?
4. Seberapa besar kontribusi Program Raskin terhadap masyarakat di Desa
Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan?
5. Apa

sajakah

kendala

yang

dihadapi

dalam

pelaksanaan

Program Raskin di Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui validitas data rumah tangga miskin penerima bantuan


Program Raskin di Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan.
2. Untuk mengetahui ketepatan sasaran Program raskin dalam upaya
pengentasan kemiskinan di Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai
Selatan.
3. Untuk mengetahui efektifitas Program Raskin yang dilaksanakan
pemerintah selama ini dalam upaya pengentasan masalah kemiskinan di
Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan.
4. Untuk

mengetahui

besaran

kontribusi

Program

Raskin terhadap

pengentasan kemiskinan Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai


Selatan.
5. Untuk

mengetahui

kendala

yang

dihadapi

dalam

pelaksanaan

Program Raskin Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan.

E.

Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi
Sebagai salah satu bahan kajian dalam menambah khasanah
ilmu pengetahuan di bidang social ekonomi, khususnya mengenai
pembangunan

social

ekonomi

yang

berbasis

pada

peningkatan

kesejahteraan masyarakat.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Sebagai

salah

satu

bahan

pertimbangan

dalam

hal

pengambilan kebijakan yang menyangkut peningkatan peran pemerintah


dalam membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat mengetahui secara jelas tujuan, manfaat dan
fungsi masyarakat melalui keikut-sertaannya dalam mensukseskan
program- program penanggulangan kemiskinan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kontribusi
Bagi masyarakat awam mungkin kurang begitu memahami apa
pengertian kontribusi secara teoritis. Masyarakat awam mengartikan kontribusi
sebagai sumbangsih atau peran, atau keikutsertaan seseorang dalam suatu
kegiatan tertentu. Ada banyak definisi kontribusi dari berbagai ahli. Mereka
mengartikan kontribusi menurut sudut pandangnya masing-masing. Mungkin
sebagian dari anda pernah mendengar penggalan kalimat seperti ini dalam
melakukan pembangunan di daerah masyarakat harus ikut berkontirbusi dalam
pembangunan desa kata kontribusi disini diartikan sebagai adanya ikut campur
masyarakat baik dalam bentuk tenaga, fikiran dan kepedulian terhadap suatu
program atau kegiatan yang dilakukan pihak tertentu.
Kontribusi tidak bisa diartikan hanya sebagai keikutsertaan seseorang
secara formalitas saja, melainkan harus ada bukti nyata atau aksi nyata bahwa
orang atau kelompok tersebut ikut membantu ikut turun ke lapangan untuk
mengsukseskan suatu kegiatan tertentu. Bentuk kontribusi yang bisa diberikan
oleh masyarakat harus sesuai dengan kapasitas atau kemampuan masingmasing orang tersebut. Individu atau kelompok bisa menyumbangkan pikirannya,
tenaganya, dan materinya demi mengsukseskan kegiatan yang direncanakan
demi untuk mencapai tujuan bersama. Itulah pengertian kontribusi secara umum.
Definisi kontribusi menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mengartikan mengartikan kontibusi sebagai bentuk iuran uang atau dana pada
suatu forum, perkumpulan dan lain sebagainya. Kontribusi sebagai sokongan
berupa uang atau sokongan malah dalam pengertian tersebut mengartikan
kontribusi ke dalam ruang lingkup yang jauh lebih sempit lagi yaitu kontribusi

sebagai bentuk bantuan yang dikeluarkan oleh individu atau kelompok dalam
bentuk uang saja atau sokongan dana.
Jadi bisa disimpulkan berdasarkan pengertian diatas bahwa kontribusi
merupakan bentuk bantuan nyata berupa uang terhadap suatu kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
Namun, kiranya kontribusi tidak boleh hanya diartikan sebagai bentuk
bantuan uang atau materi saja. hal ini akan membatasi bentuk kontribusi itu
sendiri. Maksudnya, hanya orang-orang yang memiliki uang saja yang bisa
melakukan kontribusi, sedangkan kontribusi disini diartikan sebagai keikutsertaan
atau kepedulian individu atau kelompok terhadap suatu kegiatan.

B. Pengertian Program
Ada dua pengertian untuk istilah program, yaitu pengertian secara
khusus dan umum. Menurut pengertian secara umum, program dapat diartikan
sebagai rencana. Apabila program langsung dikaitkan dengan evaluasi program
maka program didefinisikan dari suatu unit atau kesatuan kegiatan yang
merupakan realisasi atau implimentasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam
proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang
melibatkan sekelompok orang.
Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan
program, yaitu (1) realisasi atau implimentasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam
waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, dan
(3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan
dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan berkesinambungan karena
melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat
berlangsung dalam kurung waktu relatif lama. Pengertian program adalah suatu

unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu
rangkaian

kegiatan

yang

dilakukan

bukan

hanya

satu

kali

tetapi

berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu terjadi di dalam sebuah


organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang. Pengertian program
yang dikemukakan di atas adalah pengertian secara umum.

C. Program Raskin
Program Raskin merupakan salah satu program pemerintah dari 3
kluster upaya penanggulangan kemiskinan, yaitu Kluster I (Bantuan dan
Perlindungan Sosial), Kluster II (PNPM Mandiri), dan Kluster III (Kredit Usaha
Rakyat). Program Raskin masuk di dalam Kluster I bersama program
perlindungan dan bantuan sosial lainnya seperti Jamkesmas, Bantuan Langsung
Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Operasional
Siswa (BOS). Sepuluh tahun lebih Program Raskin telah dilaksanakan
pemerintah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan
telah dirasakan manfaatnya untuk membantu meringankan beban pengeluaran
masyarakat. Karena itu pemerintah tetap mengalokasikan anggaran untuk
Program Raskin. Namun sebelum mengetahui lebih jelas mengenai Program
Beras untuk Keluarga Miskin ini, maka kita perlu mengetahui pengertian
kemiskinan terlebih dahulu.
Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai
standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang
disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty
threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan
setiap

individu

untuk

dapat

membayar

oleh

kebutuhan makanan setara 2100

kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non- makanan yang terdiri dari
perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang

dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002). Menurut Riant Nugroho Dwidjowijoto,
kriteria

kemiskinan

yang

menggunakan

pendekatan

gabungan

antara

konsep kebutuhan dasar dan rumah tangga menghasilkan empat asumsi dasar,
yaitu (1) unit masyarakat paling kecil adalah keluarga sehingga status
kemiskinan seseorang/individu sangat terkait dengan status kemiskinan
keluarga/rumah tangga; (2) setiap rumah tangga miskin selalu beranggotakan
individu miskin sehingga keberhasilan menentukan sebuah rumah tangga miskin
berarti menunjukkan keberhasilan menentukan individu-individu miskin dalam
sebuah rumah tangga; (3) kebutuhan dasar lebih mudah diformulasikan dalam
unit rumah tangga dibandingkan dalam unit individu; (4) tidak setiap individu
miskin mampu mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan tidak setiap individu
miskin yang mempunyai/memiliki pekerjaan dan penghasilan itu mampu
memenuhi standar minimal konsumsi untuk dirinya sendiri (Riant Nugroho
Dwidjowijoto, 2007 : 152).
Perlu disadari bahwa kemiskinan bukan hanya sederetan angka, tetapi
menyangkut nyawa jutaan rakyat miskin, terutama masyarakat yang tinggal di
pedesaan, kawasan pesisir, dan kawasan tertinggal. Sehingga masalah
kemiskinan menyentuh langsung nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan dan
keadilan. Masalah kemiskinan ini berkaitan erat dengan tidak terpenuhinya hakhak dasar masyarakat miskin dalam mempertahankan dan mengembangkan
kehidupannya

secara

bermartabat.

Untuk

bisa

bermartabat

dalam

kehidupannya, masyarakat perlu ditopang oleh kemampuan mereka dalam


memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak. Banyak hal yang mempengaruhi
seseorang dikatakan miskin bila keadaannya memang tidak mampu berdiri
sederajat dengan lingkungan masyarakat secara memadai (Aep Rusmana,
08

Februari

mempunyai

2006). Kemiskinan tersebut dapat membuat seseorang tidak


kemampuan

untuk

mengakses

kebutuhan

pokok

bagi

keberlangsungan hidupnya. Dan, salah satu kebutuhan pokok yang harus


dipenuhi setiap harinya

adalah

kebutuhan

pangan.

Kebutuhan

pangan

pokok yang dimaksud adalah beras.


Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan pokok berupa beras,
khususnya untuk rumah tangga miskin, maka Pemerintah melaksanakan
Program

Raskin

untuk

memberikan

akses

kepada

mereka

dalam

memenuhi kebutuhan pangan dengan harga yang terjangkau. Program Raskin


merupakan sebuah program beras bersubsidi bagi keluarga miskin yang
menyediakan 15 kg beras per rumah tangga miskin dengan harga Rp.1.600 per
kg. Program ini adalah program nasional yang bertujuan membantu akses
rumah tangga miskin untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mengurangi
beban finansial melalui penyediaan beras bersubsidi. Program ini merupakan
kelanjutan Program Operasi Pasar Khusus (OPK) yang diluncurkan pada Juli
1998. Melalui Program Raskin, rumah tangga miskin diringankan beban
pengeluarannya sehingga dapat mengalokasikan sisa pendapatannya untuk
kebutuhan lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan Efektivitas Program Raskin adalah merupakan tingkat keberhasilan
yang menunjukkan tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dalam
rancangan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk membantu Rumah
Tangga Miskin dalam memenuhi kecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi
beban finansial melalui penyediaan beras bersubsidi.

D. Deskripsi Program Raskin


Dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan yang menjadi hak setiap
warga negara, sejak tahun 1998 pemerintah menetapkan kebijakan penyediaan
dan

penyaluran

beras

bersubsidi

bagi

kelompok

masyarakat

miskin.

Penyaluran beras bersubsidi ini telah membantu sebagian besar masyarakat


miskin sehingga beban pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan
dapat dikurangi.
Program Raskin merupakan salah satu program pemerintah pusat yang
bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, khususnya untuk mengurangi
beban pengeluaran keluarga miskin yang terdaftar sebagai Rumah Tangga
Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk
beras.
1. Sosialisasi dan Sasaran
Sosialisasi Program Raskin adalah kegiatan penunjang program untuk
memberikan informasi yang lengkap sekaligus pemahaman yang sama dan
benar kepada seluruh pemangku kepentingan terutama kepada pelaksana,
masyarakat umum, dan khususnya kepada Rumah Tangga Sasaran penerima
manfaat. Informasi dan pemahaman yang sama dan benar dimaksud meliputi
latar

belakang,

kebijakan

pemerintah,

tujuan,

sasaran,

pengelolaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan pelaporan serta hak-hak kewajibannya


masing-masing.
Adapun sasarannya adalah keluarga miskin yang terdaftar sebagai
Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan 14 kriteria Rumah Tangga Miskin
yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang biasanya digunakan
dalam program penanggulangan kemiskinan.

2. Bentuk Bantuan
Program Raskin ini memberikan bantuan kepada Rumah Tangga
Sasaran berupa penjualan beras murah yang disubsidi oleh pemerintah. Pihak
kelurahan setiap awal bulan akan menerima kiriman beras dari Perum
BULOG. Jumlah kiriman beras adalah sesuai dengan kuota alokasi yang telah
ditentukan untuk tiap kelurahan. Beras bersubsidi tersebut dikirim dalam bentuk
karungan, dan setiap karung beratnya adalah 20 kg. Beras tersebut akan dijual
kepada kelompok sasaran, yaitu keluarga miskin yang termasuk dalam kriteria
Rumah Tangga Sasaran

yang tercatat dalam Daftar

Penerima

Manfaat

Beras Raskin yang telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Jangka waktu yang diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran untuk
membeli beras Raskin adalah selama enam hingga sepuluh hari. Hal ini juga
disesuaikan dengan keadaan Rumah Tangga Miskin yang membutuhkan waktu
untuk mempersiapkan uang pembelian beras tersebut.
3. Penyetoran Dana
Setelah pelaksana distribusi di kelurahan menyelesaikan penjualan
beras bersubsidi, pelaksana distribusi tersebut wajib menyetorkan uang hasil
penjualan beras ke petugas kecamatan. Petugas yang berhak menerima dana
pembayaran beras Raskin di kecamatan adalah Sekretaris Camat atau pegawai
kecamatan yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan.
Setelah itu petugas penerima dana tersebut harus menyetorkan uang hasil
penjualan beras Raskin dari tiap kelurahan ke rekening BULOG di bank yang
telah ditunjuk yaitu BRI.
4. Pelaporan
Pelaporan hasil pelaksanaan program dilakukan setiap bulan oleh
pihak BULOG Subdivre.

E.

Program Pengentasan Kemiskinan


RASKIN merupakan salah satu program andalan pemerintah yang sudah
lama hingga saat ini masih digulirkan. Adapun tujuan Program RASKIN, sasaran
Program RASKIN, kriteria Program RASKIN, bentuk Program RASKIN, indikator
keberhasilan Program RASKIN adalah sebagai berikut :

Tujuan, Sasaran,
No. Kriteria, Bentuk,
Indikator
Keberhasilan
1.

Tujuan

PROGRAM
RASKIN

Mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin


melalui pemberian bantuan sebagian
kebutuhan pangan dalam bentuk beras.

2.

Sasaran

Rumah tangga miskin (RTM) di


Desa/Kelurahan yang berhak menerima beras

RASKIN, sebagai hasil seleksi Musyawarah


Desa/Kelurahan yang terdaftar dalam
Daftar Penerima Manfaat (DPM), ditetapkan
oleh Kepala Desa/Kelurahan dan disahkan
oleh Camat.
3.

Kriteria

RASKIN hanya diberikan kepada Rumah


Tangga Miskin Penerima Manfaat RASKIN
hasil Musyawarah Desa yang terdaftar dalam
Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) dan diberi
identitas (kartu RASKIN atau bentuk lain).

4.

Bentuk Program

Pembagian beras kepada Rumah Tangga Miskin


Penerima Manfaat RASKIN hasil Musyawarah
Desa yang terdaftar dalam Daftar Penerima
Manfaat (DPM-1)

F.

Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan
absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk
golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis
kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan,
sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin
relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di
bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan
erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain
yang membantunya.

Kemiskinan telah berdampak pada jatuhnya kualitas hidup manusia


secara total ditandai dengan sempitnya nalar, egoisme atau mau menang
sendiri. Setiap masalah kemasyarakatan cenderung diselesaikan dengan adu
otot, kekerasan, dan mengerahkan massa (Asyarie, 2001).
Kemiskinan

juga dapat

diartikan sebagai akibat dari ketiadaan

demokrasi, yang mencerminkan hubungan kekuasaan yang menghilangkan


kemampuan warga suatu negara untuk memutuskan masalah yang menjadi
perhatian mereka.sendiri, sehingga mayoritas penduduk kurang memperoleh
alat-alat produksi (lahan dan teknologi) dan sumberdaya (pendidikan, kredit,
dan akses pasar). Selain itu kurangnya mekanisme yang memadai untuk
akumulasi dan distribusi (Basri, 2002).
Menurut Adelman, di daerah perkotaan, mayoritas kaum miskin adalah
pekerja-pekerja tidak terlatih di sektor jasa-jasa. Para pekerja di sektor
manufaktur (industri pengolahan), apakah mereka itu terlatih atau tidak,
merupakan bagian 20-40 persen penduduk yang paling kaya. Jadi tenaga kerja
tidak terlatih merupakan milik utama kaum miskin dan yang menentukan arah
kemiskinan adalah adanya permintaan akan, produktivitas daripada tenaga kerja
mereka itu (Goudzwaard dan Lange, 1995).
Menurut BPS pengertian kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi
dimana seseorang hanya dapat memenuhi kebutuhan makannya kurang dari
2.100 kalori per kapita per hari. Sedangkan kemiskinan menurut definisi BKKBN
adalah keluarga Pra Sejahtera,yaitu keluargakeluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti
kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.

G.

Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni
kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain
akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan
bencana alam.
Kemiskinan "buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di
masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai
sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka
tetap miskin. Perlu disadari bahwa lembaga-lembaga dalam pasaran faktor dan
produk

merupakan

penentu-penentu

penting

mengenai

bagaimana

pembangunan mempengaruhi kaum miskin. Perubahan struktural yang bertalian


dengan

pembangunan

menimbulkan

proses-proses

yang

sekaligus

meningkatkan penyerapan sebagian tenaga kerja dan faktor lain, serta


menimbulkan relokasi-relokasi geografis dan sektoral bagi digunakannya tenaga
kerja dan faktor lain. Bagaimana proses-proses penyerapan, penggantian dan
redistribusi angkatam kerja hasil bersihnya berpengaruh pada kaum miskin,
tergantung pada struktur kelembagaan daripada pasaran- pasaran faktor dan
produk (Lewis dan Kallab,1987). Itulah sebabnya para pakar ekonomi sering
mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan
ketimbang pemerataan.
Kebijakan

yang

terfokus

pada

pertumbuhan

tersebut

akhirnya

mengabaikan pemerataan pendapatan yang menciptakan ketimpangan antara


penduduk miskin dan penduduk kaya. Seperti dalam Paradok Kemiskinan,
bahwa kemiskinan meningkat tajam ditengah masyarakat yang kaya
(Goudzwaard

dan

Lange,

1995 :

14).

Kemiskinan

mengejutkan tepat ditengah masyarakat yang kaya.

meningkat secara

Penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan


kemiskinan

(vicious

circle

of

poverty).

Adanya

keterbelakangan,

ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya


produktivitas.

Rendahnya

produktivitas

mengakibatkan

mengakibatkan

rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan


berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi
berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya.

H. Indikator Kemiskinan
Suatu objek dalam penelitian mempunyai ciri atau sifat. Jika kita
mengukur suatu objek dalam penelitian, yang diukur sebenarnya bukan
objek tersebut, bukan pula sifatnya, tetapi yang diukur adalah indikan dari ciri
atau sifat objek tersebut. Maka dalam kajian penelitian dengan objek
kemiskinan, akan ditentukan indikan dari ciri atau sifat kemiskinan.
BPS

memberikan

14

kriteria

yang

dijadikan

sebagai

indikator

keluarga miskin sebagai berikut:


1. Luas lantai bangunan tempat kurang dari 8 m2 per orang
2. Jenis

lantai

bangunan

tempat

tinggal

terbuat

dari

tanah/bambu/kayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar / bersama-sama dengan rumah
tangga lain
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik
6. Sumber

air

minum

terlindung/sungai/air hujan

berasal

dari

sumur/mata

air

tidak

7. Bahan

bakar

untuk

memasak

sehari-hari

adalah

kayu bakar/arang/minyak tanah


8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu
9. Hanya membeli satu stel pakaian dalam setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari
11. Tidak

sanggup

membayar

biaya

pengobatan

di

puskesmas

atau poliklinik
12. Sumber penghasilan kepala rumahtangga adalah: petani dengan
luas lahan

0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh

perkebunan, atau pekerja lainnya dengan pendapatan dibawah


Rp.600.000 per bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat
SD/hanya SD
14. Tidak

memiliki

tabungan/barang

yang

mudah

dijual

dengan

nilai Rp.500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non-kredit), emas,


ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya. (www.depsos.go.id)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah pada Desa Pulau Tambak Kecamatan Amuntai
Selatan. Pemilihan lokasi penelitian karena lokasi penelitian tidak jauh dari
tempat tinggal peneliti. Peneliti tertarik untuk meneliti kontribusi program raskin di
desa ini.

B. Metode Penelitian
Tipe penelitian yang dipergunakan dalam penelitian pada Desa Pulau
Tambak Kecamatan Amuntai Selatan adalah tipe penelitian semi deskriftif, yaitu
penelitian yang sifatnya menggambarkan secara umum penelitian yang
dilakukan. Hanya bagian-bagian tertentu saja yang diuraikan pada laporan
penelitian ini, yaitu berkaitan dengan kontribusi program raskin terhadap
masyarakat.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang dilakukan untuk
kepentingan analisis dan pembahasan hasil penelitian dibedakan ke dalam dua
bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
sumbernya langsung, diantaranya kepala desa, dan masyarakat penerima raskin
dan masyarakat bukan penerima raskin. Sedangkan data sekunder di dapat dari
penelitian, penglihatan peneliti langsung.
Dengan metode pendekatan tersebut diharapkan upaya pemahaman
kontribusi program raskin terhadap masyarakat dapat dilketahui secara lebih
komprehensif dan nyata.

C. Populasi dan Sample


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001:90).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat penerima raskin
dan masyarakat bukan penerima raskin, sehingga jumlah populasi dalam
penelitian ini :
1. Kepala Desa

1 Orang

2. Aparat Desa

10 Orang

3. Penerima Raskin

50 Orang

4. Bukan Penerima

39 Orang

Jumlah

100 Orang

Karena jumlah populasi tepat 100, maka sampel penelitian ini akan
dilakukan terhadap semua jumlah populasi yaitu 100 orang.

D. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk mengumpulkan
bahan

dan

keterangan

atau

kenyataan

yang

benar

sehingga

dapat

dipertanggung jawabkan (Sudjana, 2002:8). Metode pengumpulan data yang


digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Metode Angket atau Kuesioner
Metode angket yang digunakan yaitu meminta jawaban kepada sampel
atas sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui.

2. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda, dan sebagainya, yang berkaitan dengan tema penelitian.
3. Metode Wawancara
Metode Wawancara yang digunakan yaitu dengan cara percakapan
antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara sampel dan pewawancara,
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara
melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh sampel secara langsung.

E. Metode Analisis Data


Analisis data adalah cara mengumpulkan data dengan cara-cara
mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan
interprestasi dalam pengelolaan. Data ini digunakan untuk menjawab masalah
yang telah dirumuskan (Suharsimi Arikunto 2002 : 209).

n = Nilai yang diperoleh


N = Jumlah skor nilai

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad.1992. Statistika Penelitian. Yogyakarta: BPFE

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur


Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Penelitian

Suatu

Pendekatan

Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia Tantangan dan Harapan


Bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Erlangga
BPS. Statistik Indonesia 2005/2005
BKKBN. Informasi Data Pendataan, 2005
BKKBN. Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga di Kota Semarang Tahun 1994
- 2005
Goudzwaard, B dan Lange. 1998. Di Balik Kemiskinan dan Kemakmuran.
Yogyakarta: Kanisius
INPRES No. 25 Tahun 2005 Tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai
Kepada Rumah Tangga Miskin
Karjoredjo, Sardi. 1991. Desentralisasi Pembangunan Daerah di Indonesia.
Kuncoro,
Mudrajad.1997.
Ekonomi
Pembangunan
Teori,
Masalah,
dan Kebijakan. Yogyakarta: UNIT PENERBIT DAN
PERCETAKAN AKADEMI MANAJEMEN PERUSAHAAN YKPN
Lewis, J dan Kallab. 1987. Mengkaji Ulang Strategi-Strategi Pembangunan.
Jakarta: UI-PRESS
Muhammad, Marie. 2007. Stabilitas Harga Beras. (www.transparansi.or.id)
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pangestu, M dan Setiati. 1997. Mencari Paradigma Baru Pembangunan
Indonesia. Jakarta:Center for Stategic and International Studies
Rusmana, Aep. Kajian Indek BPS Tentang Kemiskinan. (www.depsos.go.id)
Siegel, Sidney. 1985. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama
Suharto, Edi. 2002. Pendekatan Pekerjaan Sosial Dalam Menangani Kemiskinan
di Tanah Air. (www.ekonomirakyat.org)

Tarmudji, Tarsis. 1988. Statistik Dunia Usaha. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta


-----------------.Problematika
Kemiskinan
dan
Alternatif
Kebijakan Penanggulangannya, Nuansa Persada, Vol. VII/41/desembar
2006

JADWAL PENELITIAN

No.

Kegiatan

Persiapan
a. Mengurus Perizinan
b.
c. Menentukan
responden
d. Menyusun Instumen
Penelitian
Pelaksanaan

September
1
2
3
4

a. Pengumpulan Data

b. Klasifikasi
Tabulasi
c. Penarikan
Kesimpulan
Penyelesaian

dan

a. Penyusunan
Laporan Penelitian
b. Cetak
Laporan/Perbanyak

Bulan
Oktober
2
3

November
1
2
3
4

X
X
X

X
X
X

X
X

Anda mungkin juga menyukai