ASMATikus
ASMATikus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Status Asmatikus adalah penyakit asma yang berat
disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap
bermacam macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau
bronkhiolus dan sekresi yang berlebih lebihan dari kelenjar kelenjar di
mukosa
bronchus.
Hal
tersebut
dikarenakan
adanya
faktor
yang
masalah kesehatan di
yang
meningkatkan
nada
bronchomotor,
mengakibatkan
bronkokonstriksi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa Keperawatan A6.1
Universitas Respati yogyakarta dapat mengetahui tentang penyakit asma
tikus dan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyakit asmatikus.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi penyakit asmatikus
dapat
mengetahui
Penatalaksanaan
dan
asuhan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang
dikarakteristikan oleh periode bronkospasme ( kontraksi spasme yang lama
pada jalan nafas ). (Polaski : 1996).
terhadap
usaha
menanggulangi
sumbatan
saluran
pernapasan.
b. Keadaan tersebut harus dicegah dengan memperhatikan faktor-faktor
yang merangsang timbulnya serangan (debu, serbuk, makanan tertentu,
infeksi saluran napas, stress emosi, obat-obatan tertentu seperti aspirin,
dan lain-lain).
3. Cuaca :
Perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban dihubungkan
dengan percepatan.
4. Iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara.
5. Emosional : takut, cemas dan tegang.
6. Aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari.
C. Manifestasi Klinik
1. Wheezing
2. Dyspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot- otot asesori pernapasan
menyebabkan
sukar
bernapas.
Penyebab
yang
umum
adalah
E. Pathway
Telampir.
F. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum pada
penderita asma akan didapati :
a. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
1.
2. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
3. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
4. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
b. Pemeriksaan darah
1. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
2. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
3. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
4. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada
waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
B. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun.
Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat
adalah sebagai berikut:
a.
terjadi
pneumonia
mediastinum,
pneumotoraks,
dan
D. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat
dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi
pada empisema paru yaitu :
a. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis
deviasi dan clock wise rotation.
b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya
RBB (Right bundle branch block).
c. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES,
dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
E. Scanning paru
F. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara
yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon
pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan
sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau
nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak
lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon
aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja
penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai
berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan
tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
G. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan oleh status asmatikus adalah
a. Atelaktasis
b. Hipoksemia
c. Pneumothoraks Ventil
d. Emfisema
e. Gagal napas.
H. Penatalaksanaan Medis
Prinsip-prinsip penatalaksanaan status asmatikus adalah :
1. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan :
Saatnya serangan Obat-obatan yang telah diberikan (macam obatnya dan
dosisnya).
10
11
2.
Penurunan libido
J. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan adanya
bronkhokonstriksi, bronkhospasme, edema mukosa dan dinding bronkus,
serta sekresi mucus yang kental.
2. Resiko tinggi ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan
peningkatan kerja pernapasan, hipoksemia, dan ancaman gagal napas.
3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan serangan asma
menetap.
12
13
14
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
Nn.B 18 thn ,Agama Islam,dan
kerumah sakit pada tanggal 27 april 2011 klien masuk melalui poliklinik
penyakit dalam , dengan keluhan sesak napas , saat dilakukan pemeriksaan,
Nn. B mengeluh sesak pada saat ia bernapas, batuk kering dan nyeri pada
dada dan abdomen. Klien juga mengatakan lemah,lemas dan hanya bias
berbaring saja karena susah bernapas jika beraktifitas, aktivitas sehari hari
klien di bantu oleh keluarganya. Skala nyeri klien adalah 5 . Klien
mengatakan 3 tahun yang lalu pernah, ia pernah dirawat di rumah sakit
dengan sakit yang sama, dan dokter saat itu mengatakan bahwa dia sakit
asma. Nn.B tampak lelah, dan nmengatakan adanya alergi pada debu, dan
sangat rentan kena asma pada udara malam.nn. B Menggunakan otot bantu
pernapasan, tampak adanya pernapasan cuping hidung. Pada saat pengkajian
klien tampak susah bernapas dan ketika ekspirasi terdengar bunyi wheezing.
Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan TD : 120/80, RR : 29 x/mnt ,
Nadi : 113x/mnt, klien tampak lemah dan letih, wajah klien tampak pucat.
Hasil pemeriksaan radiologi paru Nn.B , didapati hiperinflasi pada parunya.
Pengkajian
Nama Perawat
: Perawat Dila
Tanggal Pengkajian
: 28 April 2011
Ruang Perawatan
Jam Pengkajian
Tanggal Masuk
1. Biodata :
16
: 08.00 wib
: 27 April 2011
Klien
Nama
: Nn. B
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
:-
: Jogjakarta
Diagnosa Medis
: Status Asmatikus
Penanggung Jawab
Nama
: Tn. Eko
Agama
: Islam
Pendidikan
: Sarjana Ekonomi
Pekerjaan
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
: Jogjakarta
: Orang tua
2. Keluhan utama :
Klien mengeluh sesak napas.
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
17
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas pada saat ia
bernapas karena klien terlihat lelah dan lemas saat bernapas.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien menderita penyakit asma sejak 3 tahun yang lalu.
4. Basic Promoting physiology of Health
a) Aktivitas dan latihan
Klien sangat lemah sehingga untuk aktivitas yang berat dibantu
keluarga dan aktivitas yang dikerjakan Klien hanya sebatas ringan saja,
seperti membaca buku, dan menonton TV. Tingkat kemandirian skala 1
yaitu sebagian aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
b) Tidur dan istirahat
Untuk istirahat klien mengatakan tidak pernah mengalami
masalah, kecuali pada saat penyakitnya kambuh.
c) Kenyamanan dan nyeri
Klien mengatakan nyeri yang dirasakannya mengganggu. Saat
dilakukan pengkajian nyeri didapatkan :
P : saat terkena debu dan udara malam
Q : nyeri yang dirasakan klien terus menerus
R : pada dada
S : skala nyeri 5
T : sekitar 15 menit
d) Nutrisi
Klien masuk rumah sakit dengan BB 50 kg, sebelum masuk
rumah sakit nafsu makan klien baik. Sejak masuk rumah sakit, klien
mengatakan nafsu makannya kurang.
e) Cairan, elektrolit dan asam
Klien mengatakan dalam sehari minum Klien minum 6 gelas
blimbing, dalam 1 gelas ukurannya 200 cc.
Minum 6 gelas sehari = 6 x 200 = 1200 ml
18
19
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada rambut rontok, muka tampak
pucat, hidung simetris ,dan tidak ada septum deviasi.
Pulmonal /paru
Inpeksi : bentuk tulang dada simetris, tetapi saat bernapas klien
terlihat pengembangan dada yang tidak simetris.
b)
Coroner / jantung
Auskultasi = Terdapat suara bunyi jantung yaitu S1 dan S2
yang berarti tidak ada gannguan pada jantung.
e. Pemeriksaan abdomen
20
B. Diagnosa Keperawatan
a) Analisa Data
No
1.
Data Fokus
DS : klien mengatakan sesak
pada saat ia bernapas,
batuk kering dan nyeri
pada dada dan abdomen.
adanya alergi pada debu.
DO : klien tampak susah
bernapas dan ketika
ekspirasi terdengar bunyi
wheezing. Dari hasil
pemeriksaan fisik klien
didapatkan TD : 120/80,
21
Etiologi
Spasme jalan napas
Problem
Bersihan jalan napas tidak
efektif
RR : 29 x/mnt , Nadi :
113x/mnt
2.
: 120/80.
RR
: 29x/menit.
Nadi : 113x/menit.
22
Penurun
energi/kelelahan.
3.
Kelemahan
Intoleransi Aktivitas
bernapas
saat
beraktivitas.
DO : Terlihat TTV klien :
TD: 120/80, RR : 29
x/menit, dan nadi 113
x/menit. Wajah Klien
tampak pucat. Aktivitas
Sehari
klien
dibantu
oleh kelurga.
b)Diagnosa Prioritas
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhungan dengan Spasme jalan
napas yang ditandai dengan klien mengatakan sesak pada saat ia
bernapas, batuk kering dan nyeri pada dada dan abdomen. adanya
alergi pada debu dan klien tampak susah bernapas dan ketika
ekspirasi terdengar bunyi wheezing. Dari hasil pemeriksaan fisik
klien didapatkan TD : 120/80, RR : 29 x/mnt , Nadi : 113x/mnt.
2. Pola napas tidak efektif berhungan dengan penurunan energi atau
kelelahan ditandai dengan Klien mengatakan sesak pada saat
bernafas,nyeri pada dada dan abdomen, Klien tampak lemah,letih,
dan wajah tampak pucat, Menggunakan otot bantu pernapasan,
23
: 120/80, RR
: 29x/menit dan
Nadi : 113x/menit.
3. Intoleransi aktivitas berhungan dengan kelemahan yang dintai
dengan Klien mengatakan sesak saat bernapas , batuk kering, dan
nyeri pada dada dan abdomen, Klien juga mengatakan lemah,
lemas, dan hanya bisa berbaring saja karena susah bernapas saat
beraktivitas dan Terlihat TTV klien TD: 120/80, RR : 29 x/menit,
dan nadi 113 x/menit. Wajah Klien yang
24
: Nn.B
No. CM
: 12455
Umur
: 18 tahun
Tanggal masuk RS
: 28 april 2011
Ruang
Diagnosa
: Status Asmatikus
No
1
Diagnosa
Bersihan jalan
Intervensi
1. Kaji TTV.
2. Lakukan
pemeriksaan
napas.
auskultasi.
b.1.1.a.i.1.
ditandai
keluhan
sesak
perubahan keadaan
2. Untuk mengetahui
dokter untuk
adanya bunyi
pemberian obat
tambahan,
sesuai dengan
25
3. Kolaborasi dengan
Rasionalisasi
1. Untuk mengetahui
3. Untuk
indikasi
merelaksasikan otot
bronkodilator.
halus dan
4. Kolaborasi dengan
menurunkan spasme
dokter pemberian
TTD
Dila
Nadi : 60 100x/menit.
lamoxilin.
4. Untuk membunuh
pada sputum
lapang paru.
Setelah dilakukan tindakan
efektif
berhubungan
dengan penurunan
energi atau
kelelahan.
26
(staphilococcus).
1. Mengidentifikasi
banyak istirahat.
3. Kolaborasi
dengan
dokter
untuk
kondisi kelelahan
klien.
klien
oksigen klien
untuk
nafas dalam.
5. Kolaborasi dengan ahli
terpenuhi .
4. Agar dapat mengatur
pernapasan klien.
terapi pernapasan
5. Untuk merencanakn
untuk memastikan
terapi oksigen yg
keadekuatan ventilator
mekanis.
klien.
Dila
Intoleransi
1. Observasi KU klien.
aktivitas b.d
kelemahan.
yang dibutuhkan
keaadaan umum
hasil :
klien.
Klien.
3. Libatkan keluarga
1. Dengan
mengobservasi
2. Dengan mendekatkan
dalam memenuhi
alat-alat yang
kebutuhan sehari-
dibutuhkan Klien
hari.
mungkin.
3. Klien dapat melakukan ROM pasif
4. Kolaborasi dengan
ahli gizi.
untuk tidak
bergantung dengan
orang lain.
3. Dengan membantu
klien dalam
memenuhi kebutuhan
sehari-hari akan dapat
mengurangi aktivitas
klien.
4. Untuk memenuhi
kebutuhan klien.
27
Dila
d) Catatan Perkembangan
Nama
: Nn.B
No. CM
: 12455
Umur
: 18 tahun
Tanggal masuk RS
: 28 april 2011
28
Ruang
: Dahlia,Rumah
Sakit Diagnosa
: Status Asmatikus
Respati
HariPertama
Dx
Tanggal
Wakt
Implementasi
Evaluasi
TTD
28/04/2011
Dila
u
1
28/4/2011
1. Mengkaji KU.
07.00
Jam 13.00
S : Klien mengeluh masih terasa
sedikit sesak saat bernapas.
pernapasan wheezing.
2. Melakukan pemeriksaan
auskultasi
07:00
O : RR : 27x/menit
Bunyi napas wheezing.
29
(sanbutamol).
4. Berkolaborasi dengan dokter
pemberian obat antibiotic
amoxiline 500mg.
11:30
2.
28/04/2011
28/04/2011
Jam 13.00
S: Klien mengatakan belum merasa
nyaman dalam bernafas.
30
Dila
pernapasan.
A: Tujuan belum tercapai.
istirahat
S : Klien mau mendengarkan
saran perawat.
O : Klien tampak dengan sungguh
sungguh melakukan saran
perawat.
11:00
3. Mengkolaborasi dengan dokter
untuk pemberian oksigen ( 2-4
liter/menit )
11:30
31
No: 1, 2, 3, 4,dan 5 .
3.
28/04/2011
07.00
28/04/2011
Jam 13.00
dibutuhkan klien.
32
Dila
dibutuhkan.
kebutuhan sehari-hari.
11:00
12.30
33
terbiasa.
5. Mengkolaborasi dengan ahli gisi
dengan dalam pemberian nutrisi.
34
Hari kedua
Tanggal
1
Waktu
29/04/2011
Implementasi
1. Mengkaji KU:
07.00
S: O : RR
Evaluasi
TTD
29/04/2011
Dila
Jam 13.00
: 27 x/menit.
11:00
O : RR : 27 x/menit
Bunyi napas bronkovesikuler
35
29/04/2011
1. Mengkaji KU klien.
07.00
29/04/2011
Dila
Jam 13.00
S: klien mengatakan masih berat dalam
bernafas.
menggunakan
otot
bantu
pernapasan.
istirahat.
S : Klien mau mendengarkan saran P: Intervensi 1,2,3,4,dan 5 dilanjutkan,
perawat.
O: klien tampak dengan sungguh
sungguh melakukan saran
36
perawat
11:00
3. Memantau
aliran
pemberian
12:30
37
29/04/2011
29/04/2011
Dila
07.00
07:30
Jam 13.00
S : Klien mengatakan masih lemah.
dibutuhkan klien.
S : Klien mengatakan dapat
mengambil alat-alat yang
dibutuhkan.
dibutuhkan.
3. Membantu klien dalam
11:00
38
12:30
39