Anda di halaman 1dari 14

MERGER DAN AKUISISI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan


Oleh :

1) Bambang Widjanarko S

16.51.03.0001

2) M. Jailani

16.51.03.0002

3) Apsarida Mila Puspa

16.51.03.0003

4) Milawati

16.51.03.0006

Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK)


UNISBANK SEMARANG
2016

1.

TIGA BENTUK DASAR AKUISISI

1.1.

MERGER ATAU KONSOLIDASI


Merger adalah penggabungan satu perusahaan ke perusahaan lain. Perusahaan yang
mengambil alih (acquiring firm) tetap beroperasi seperti biasa sedangkan perusahaan
yang diambil alih (acquired firm) ditutup dan berhenti beroperasi. Perusahaan yang
mengambil alih memperoleh seluruh asset dan liabilities dari perusahaan yang diambil
alih.
Contoh merjer adalah Hewlett-Packard yang melakukan merger dengan Compaq di
tahun 2002. Compaq dibubarkan dan Hewlett-Packard tetap beroperasi.

1.2.

KONSOLIDASI
Konsolidasi adalah proses pendirian perusahaan baru yang merupakan hasil dari
penggabungan dua perusahaan atau lebih. Perusahaan-perusahaan yang tergabung
ditutup dan berhenti beroperasi. Segala asset dan utang dari perusahaan-perusahaan
yang bergabung dipindahkan ke perusahaan yang baru didirikan.
Contoh konsolidasi adalah penggabungan empat bank BUMN (Bank Ekspor-Impor,
Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bapindo) pada tanggal 2 Oktober 1998,
yang melebur menjadi satu dengan nama baru, Bank Mandiri. Seluruh asset dan
liabilitas keempat bank tersebut diambil alih oleh Bank Mandiri.

1.3.

AKUISISI
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan tersebut, tetapi perusahaan yang dibeli tetap ada.

1.1.1. AKUISISI SAHAM


Cara berikutnya mengakuisisi perusahaan lain adalah melalui pembelian saham
perusahaan lain secara tunai, melalui pertukaran saham, atau pertukaran sekuritas
lainnya.
Penawaran pembelian saham perusahaan lain, dapat dilakukan dengan cara :
1) Manajemen perusahaan langsung menawarkan kepada manajemen perusahaan
target/yang sahamnya hendak dibeli (private offer).
2) Manajemen perusahaan menawarkan pemegang saham perusahaan target (tender
offer).

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan antara akuisisi saham
atau merger :
1) Dalam akuisisi saham, pertemuan pemegang saham tidak diperlukan dan voting
tidak dipersyaratkan.
2) Dalam akuisisi saham, perusahaan yang melakukan penawaran langsung
berhubungan dengan pemegang saham perusahaan target lewat tender offer.
Manajemen perusahaan target tidak diperdulikan.
3) Manajemen perusahaan yang dijadikan target akuisisi saham sering bersikap
resisten terhadap akuisisi saham yang menyebabkan biaya akuisisi menjadi lebih
mahal dibandingkan dengan merjer.
4) Seringkali pemegang saham minoritas tidak dilibatkan dalam proses akuisisi
saham ssehingga saham perusahaan target tidak dapat dibeli seluruhnya (100%).
5) Pembelian saham 100% oleh suatu perusahaan mensyaratkan adanya merjer.

1.1.2. AKUISISI ASET


Perusahaan dapat memperoleh perusahaan lainnya dengan cara membeli seluruh aset
perusahaan tersebut.
1) Akuisisi aset memerlukan voting di antara pemegang saham perusahaan target.
2) Akuisisi aset mengharuskan adanya pemindahan hak kepemilikan aset yang bisa
sangat mahal.

Secara garis besar perbedaan antara merjer, konsolidasi dan akuisisi adalah sebagai berikut :
Keterangan
Status perusahaan

Merjer
Perusahaan
yang
menerima
penggabungan tetap
eksis,
sedangkan
perusahaan
yang
menggabungkan diri
bubar
tanpa
likuidasi.

Konsolidasi
Perusahaan
yang
meleburkan
diri
bubar
tanpa
likuidasi.
Perusahaan
baru
hasil
peleburan
harus mendapatkan
status badan hukum
yang
baru
dari
menhukham.

Akuisisi
Akuisisi
bisa
dilakukan
terhadap saham atau asset
milik
perusahaan
target.
Perusahaan pengakuisisi dan
perusahaan yang diakuisisi
sama-sama
tetap
hidup.
Namun, ada pula akuisisi
yang diikuti dengan merger
sehingga perusahaan yang
diakuisisi digabungkan dan
kemudian
bubar
tanpa
likuidasi.

Rancangan
Konsep

dan Rancangan merger


dan konsep akta
merger
harus
disetujui
RUPS.
Konsep akta merger
yang telah disetujui
RUPS
dituangkan
dalam akta merger

Aktiva dan Pasiva

Aktiva dan Pasiva


perusahaan
yang
menggabungkan diri
akan beralih ke
dalam
perusahaan
hasil
merger
berdasarkan
titel
umum.

Rancangan
konsolidasi
dan
konsep
akta
konsolidasi
wajib
disetujui RUPS di
masing-masing
perseroan. Konsep
akta
konsolidasi
yang telah disetujui
RUPS
dituangkan
dalam
akta
konsolidasi
yang
dibuat di hadapan
notaris

Pihak pengakuisisi berbentuk


perseroan terbatas sebelum
melakukan akuisisi harus
lebih
dahulu
mendapat
persetujuan
dari
RUPS
perusahaan
pengakuisisi.
Akuisisi terhadap saham
perusahaan perbankan harus
mendapat persetujuan Bank
Indonesia, sedangkan akuisisi
terhadap saham perusahaan
terbuka
harus
mendapat
persetujuan Bapepam-LK.

Aktiva dan pasiva


perusahaan
yang
meleburkan
diri
akan beralih ke
dalam
perusahaan
baru
hasil
konsolidasi
berdasarkan
titel
umum.

Akuisisi
saham
berbeda
dengan pembelian saham
biasa karena dalam akuisisi
saham jumlah saham yang
dibeli
relative
banyak
sehingga dapat mengubah
posisi
pemegang
saham
moyoritas atau pemegang
saham pengendali.

Sedangkan perbedaan antara akuisisi saham dan asset adalah sebagai berikut :
Keterangan
Status
Perusahaan
Akuisisi
Keterlibatan
pemegang
saham

Suara
pemegang
saham
minoritas

Persetujuan
manajemen
dan komisaris
perusahaan

Akuisisi Saham
hanya
dapat
dilakukan
terhadap
perusahaan target berbentuk PT sebab
kepemilikannya diwujudkan dalam bentuk
saham.
Pertemuan pemegang saham tidak
diperlukan.
Voting tidak dipersyaratkan.
Perusahaan
yang
melakukan
penawaran langsung berhubungan
dengan perusahaan pemegan saham
perusahaan target lewat tender offer.
Jika cukup banyak pemegang saham
minoritas
yang
tidak
menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi
akan batal. Pada umumnya anggaran dasar
perusahaan menentukan paling sedikit dua
per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada
akuisisi agar akuisisi terjadi.
Tidak
memerlukan
persetujuan
manajemen dan komisaris perusahaan.

Akuisisi Aset
dapat dilakukan terhadap perusahaan
perseorangan
(UD
dan
PD),
persekutuan (CV dan firma), badan
hukum (PT dan Koperasi)
Memerlukan
voting
diantara
pemegang saham perusahaan target.

Akuisisi Aset memerlukan suara


pemegang
saham
tetapi
tidak
memerlukan
mayoritas
suara
pemegang saham seperti pada akuisisi
saham sehingga tidak ada halangan
dari pemegang saham minoritas jika
mereka tidak menyetujui akuisisi.
Memerlukan persetujuan manajemen
dan komisaris perusahaan karena
pembelian setiap aset dalam akuisisi
aset harus secara hukum dibalik nama.
4

2.

VARIASI PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN


Menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002 hanya ada tiga cara untuk melakukan
akuisisi yang dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

2.1.

SINERGI
Sinergi muncul dalam penggabungan dua perusahaan apabila nilai dari gabungan
kedua perusahaan tersebut lebih tinggi dari pada nilai perusahaan masing-masing
apabila mereka beroperasi sendiri.
Sinergi yang dihasilkan akuisisi ada dua jenis yaitu
1) Operasional sinergi
Operasional sinergi adalah sinergi yang dinikmati perusahaan karena kombinasi
dari beberapa operasi, sehingga dapat menekan biaya atau menaikkan
penghasilan.
2) Sinergi keuangan.
Sinergi keuangan berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang
berasal dari sumber pendanaan (financing).

Formula dari sinergi adalah :


Synergy = VAB (VA + VB)
VAB

: adalah nilai dari perusahaan A dan B setelah bergabung menjadi perusahaan


AB

VA

: adalah nilai dari perusahaan A jika beroperasi secara independen

VB

: adalah nilai dari perusahaan B jika beroperasi secara independen

Kenaikan arus kas akan meningkatkan nilai perusahaan. Perubahan arus kas adalah
selisih antara arus kas pada tanggal penggabungan perusahaan dengan penjumlahan
arus kas dari perusahaan-perusahaan yang tergabung. Formula perubahan arus kas
dari penggabungan perusahaan adalah sebagai berikut :
CFt = Revt - Costst - Taxest - Capital Requirementst
CFt

= selisih antara arus kas pada tanggal penggabungan


perusahaan dengan jumlah arus kas dari dua perusahaan
jika tidak bergabung

Revt

= kenaikan pendapatan dari akuisisi

Costst

= kenaikan biaya dari akuisisi

Taxest

= kenaikan pajak dari akuisisi

Capital Requirementst = kenaaikan investasi baru dalam aset tetap dan modal kerja
2.2.

SUMBER SINERGI

1)

Peningkatan pendapatan
Perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri mungkin akan memperoleh
pendapatan yang lebih besar karena adanya posisi pasar yang baik dan manfaat
stratejik lainnya.

2)

Pengurangan biaya
a. Penggantian manajer-manajer

yang tidak pernah mencapai target dengan

manajer baru yang dianggap mampu mencapai target yang dibebankan


perusahaan.
b. Perolehan skala ekonomis dan lingkungan ekonomis (Economy of Scale or
Scape). Skala ekonomis terjadi ketika jumlah produknya meningkat dengan
biaya tetap yang sama. Biaya tetap menyebar ke lebih banyak produk sehingga
biaya tetap per unitnya turun. Turunnya biaya tetap per unit akan menurunkan
total biaya per unit.
c. Efisiensi dan integrasi vertical
Integrasi vertical membuat perusahaan mengakuisisi pemasok dan pengecer
sehingga menghasilkan koordinasi antara sector hulu dan hilir yang dapat
meningkatkan efisiensi.
d. Transfer teknologi

Transfer teknologi dari suatu perusahaan ke perusahaan lain dapat membuat


system operasi perusahaan lebh efisien.
3)

Keuntungan dari sisi pajak


a. Net operating losses
Misalnya PT A memiliki laba bersih yang besar sehingga harus membayar pajak
yang lebih besar. Di pihak lain, PT B memperoleh rugi bersih yang besar. Jika
PT A mengakuisisi PT B maka lebih besar PT A akan berkurang karena
kerugian yang diperoleh PT B sehingga pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
gabungan AB akan menjadi lebih kecil.
b. Adanya kapasitas uang yang belum terpakai
Penambahan utang dapat menyebabkan turunnya pajak yang harus dibayarkan
perusahaan karena beban bunga mengurangi pajak.
c. Kenaikan kapasitas berkurang
Penggabungan perusahaan dapat mengakibatkan turunnya rasio utang terhadap
asset yang membuat perusahaan dapat meminjam uang lebih banyak untuk
mendanai proyek-proyek potensial yang dimiliki. Penggunaan utang akan
menurunkan biaya modal dan pajak perusahaan.

4)

Berkurangnya persyaratan modal


Ketika dua perusahaan bergabung maka akan dapat ditemukan terjadinya duplikasi
dalam hal fasilitas misalnya memiliki dua kantor pusat. Merjer memungkinkan
perusahaan yang bergabung hanya menggunakan satu kantor pusat saja dan kantor
pusat yang tidak digunakan dapat dijual atau disewakan.

3.

EFEK SAMPING KEUANGAN DARI AKUISISI

3.1.

PERTUMBUHAN KEUNTUNGAN
Pertumbuhan keuntungan dari perusahaan yang menggabungkan diri kemungkinan
akan mengalami penurunan apabila perusahaan dengan pertumbuhan keuntungan
yang tinggi mengakuisisi perusahaan lain dengan pertumbuhan keuntungan yang
rendah.

3.2.

DIVERSIFIKASI
Diversifikasi sering disebut sebagai salah sau manfaat yang diperoleh dari akuisisi
suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Variabilitas tingkat pengembalian dapat
dipisahkan menjadi dua bagian:
7

1) Unsystematic, yang unik untuk setiap peusahaan. Diversifikasi melalui merjer


dapat menghilangkan unsystematic.
2) Systematic karena mempengaruhi seluruh perusahaan dan tidak bisa dihilangkan
dengan melakukan merjer.
Investor tidak perlu untuk membeli saham perusahaan yang terdiversifikasi untuk
mengurangi unsystematic risk tapi cukup dengan membeli saham-saham dari
perusahaan-perusahaan yang industrinya berbeda.
Diversifikasi dapat menghasilkan keuntungan untuk perusahaan pengakuisisi hanya
apabila:
1) Diversifikasi menurunkan risiko sistematis dengan biaya yang lebih rendah,
sesuatu yang sulit untuk diperoleh.
2) Diversifikasi mengurangi risiko dan oleh karenanya meningkatkan kapasitas
berutang perusahaan gabungan.

4.

BIAYA UNTUK PEMEGANG SAHAN DARI PENGURANGAN RESIKO


Diversifikasi yang ditempuh dengan melakukan merjer dapat memiliki dampak yang
buruk untuk pemegang saham. Pemegang obligasi (kreditor) kemungkinan besar akan
memperoleh keuntungan dari merjer karena kerditur dijamin oleh dua perusahaan
yang bergabung. Keuntungan untuk kreditor adalah kerugian untuk pemegang saham.
Pemegang saham dapat mengurangi kerugian yang diperoleh karena adanya merjer
dengan dua cara yaitu :
1) Perusahaan melunasi utang lamanya sebelum merjer. Penerbitan surat utang baru
akan dilakukan setelah merjer.
2) Menerbitkan utang lebih besar adalah merjer karena merjer meningkatkan
kapasitas berutang perusahaan.

5.

NET PRESENT VALUE (NPV) DARI MERGER


Perusahaan umumnya menggunakan analisis NPV ketika melakukan akuisisi.
Perhitungan NPV merjer dapat dilakukan ketika akuisisi dilakukan dengan
pengeluaran kas oleh perusahaan pengakuisisi atau melalui pertukaran saham.
NPV merjer = sinergi premium
Misalnya PT A dan PT B sebelum merjer memiliki nilai (value) sebesar $500 dan
$100. Setelah merjer nilai gabungan kedua perusahaan tersebut dalah $700. PT B

ingin diakuisisi oleh PT A dapat mengakusisi PT B apabila PT A membayar sebesar


$150 kepada pemegang saham PT B.

6.

Nilai perusahaan A setelah Akuisisi = nilai setelah akuisisi kas yang dibayarkan

Nilai perusahaan A setelah akuisisi = $700 - $150 = 550

NPV untuk pemegang saham A = $550 $500 = $50

Synergi = nilai AB (nilai A + nilai B)

Synergi = $700 ($500 + $100) = $100

Premium = kas yang dibayarkan nilai perusahaan yang diakuisisis

Premium = $150 - $100 = $50

NPV Merjer ke A = Synergi premium

NPV merjer ke A = $100 - $50 = $50

PENGAMBILALIHAN

PERUSAHAAN

(FRIENDLY

VERSUS

HOSTILE

TAKEOVER)
Apabila perusahaan yang menjadi target pengembilalihan menerima dengan baik
proposal pengambialihan maka proses merjer dikatakan bersahabat (friendly).
Tidak Seluruh Proses Pengambilan Terjadi secara Bersahabat
Toehold adalah keadaan di mana perusahaan akan membeli saham perusahaan target
secara rahasia yang di karenakan perusahaan sedang menghadapi keengganan
manajemen perusahaan target.
Kemudian perusahaan akan melakukan Tender Offer (tawaran secara langsung
kepada pemegang saham perusahaan target untuk membeli saham mereka dengan
harga yang lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku).
Street Sweep adalah cara lain di mana perusahaan dapat terus memberli saham
perusahaan target di pasar terbuka untuk memperoleh pengendalian atas perusahaan
target.
Proxy Fight (prosedur yang melibatkan corporate voting) adalah cara lain untuk
memperoleh pengendalian.

7.

DEFENSIVE TACTICS

Aksi untuk menggagalkan pengambil alihan mungkin bermanfaat untuk pemegang


saham perusahaan target jika perusahaan yang akan mengambil alih menaikan harga
penawarannya atau ada perusahaan lain yang akan melakukan penawaran.

7.1.

MENCEGAH PENGAMBILALIHAN SEBELUM PROSES PENGAMBILALIHAN


TERJADI
Corporate charter mengacu kepada aturan tata kelola perusahaan. Perusahaan
umumnya mengamandemen corporate charter untuk membuat akuisisi menjadi lebih
sulit.
Classified board. Dalam unclassified board of director, pemegang saham memilih
seluruh komisaris dan direksi setiap tahunnya sedangkan dalam classified board hanya
sebagian komisaris dan direksi yang dipilih setiap tahunnya. Classified board
meningkatkan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan yang akan mengambil alih
untuk memperoleh kursi komisaris dan direksi secara mayoritas sehingga tidak dapat
mengganti manajemen perusahaan target secara cepat.
Supermajority Provision. Corporate charter menentukan jumlah persentase voting
shares yang diperlukan untuk menyetujui transaksi-transaksi perusahaan yang penting
misalnya merjer, umumnya dua pertiga harus setuju. Provisi ini membuat akuisisi
menjadi sulit.
Golden parachute. Istilah ini mengacu kepada paket remunasi yang sangat luar biasa
besar yang diberikan kepada manajemen apabila terjadi pengambilalihan perusahaan.
Golden parachute akan mencegah terjadinya pengambilalihan karena meningkatkan
biaya akuisisi.
Poison pills adalah taktik defensif yang modern yang dikembangkan oleh Martin
Lipton di awal tahun 1980-an. Tidak ada definisi tunggal terkait dengan poison pills.
Poison pills menyebabkan persentase kepemilikan perusahaan yang akan mengambil
alih turun secara drastis di perusahaan target.

7.2.

MENCEGAH PENGAMBILALIHAN KETIKA PROSES SUDAH BERJALAN

7.2.1. GREENMAIL DAN STANDSTILL AGREEMENT

10

Dalam greenmail, manajemen dapat mengatur pembelian kembali yang ditargetkan


untuk mencegah terjadinya pengambilalihan. Dalam pembelian kembali yang
ditergetkan, perusahaan membeli kembali sahamnya dari penawar potensial, biasanya
pada harga yang lebih tinggi dengan provisi bahwa penjual tidak akan mengakuisisi
selama periode waktu tertentu.
Standstill agreement terjadi ketika perusahaan yang akan mengambil alih, dengan
memperoleh komisi, setuju untuk membatasi kepemilikannya dalam perusahaan
target.

7.2.2. WHITE KNIGHT DAN WHITE SQUIRE


Perusahaan yang menghadapi pengambilalihan yang tidak bersahabat dapat mengatur
untuk diambil alih oleh perusahaan yang lebih bersahabat yang umumnya disebut
dengan white knight.
White knight lebih disukai karena memberikan harga penawaran yang lebih tinggi,
berjanji tidak memecat karyawan dan manajemen, atau menjual suatu divisi.
Manajemen mungkin ingin menghindari akuisisi secara total dengan mengundang
pihak ketiga yang disebut white squire untuk berinvestasi secara signifikan di
perusahaan, dengan syarat pihak ketiga tersebut berpihak kepada manajemen dan
tidak membeli saham tambahan.

7.2.3. REKAPITALISASI DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM


Manajemen perusahaan target sering menerbitkan utang untuk membayar dividen
yang disebut dengan leveraged recapitalization. Dalam pembelian kembali saham,
dana yang digunakan juga berasal dari penerbitan instrumen utang.
Kedua transaksi di atas mencegah pengambilalihan dengan beberapa cara:
a. Harga saham mungkin naik karena terbitnya utang baru. Utang meningkatkan tax
shield. Naiknya harga saham menjadikan perusahaan target tidak menarik untuk
diakuisisi.
b. Dalam hal rekapitalisasi, perusahaan target akan menerbitkan saham baru yang
memungkinkan manajemen untuk memperoleh pengendalian yang lebih besar
sebelum dilakukannya rekapitalisasi. Peningkatan pengendalian akan mempersulit
pengambilalihan.

7.2.4. EXCLUSIONARY SELF-TENDERS


11

Perusahaan membuat tender offer untuk sejumlah sahamnya sendiri yang dimiliki
tanpa melibatkan pemegang saham yang menjadi target.

7.2.5. RESTRUKTURISASI ASET


Untuk mencegah pengambilalihan, perusahaan dapat menjual aset yang ada atau
membeli yang baru. Perusahaan target umumnya menjual atau mendivestasikan
asetnya karena dua alasan:
a. Dengan menjual aset yang tidak menguntungkan dan fokus kepada unit-unit usaha
yang prospektif maka harga saham diharapkan akan naik dan mengurangi daya
tarik perusahaan untuk diambil alih.
b. Perusahaan yang ingin mengambil alih mungkin tertarik hanya kepada divisi
tertentu saja sehingga apabila divisi tersebut dijual maka daya tarik perusahaan
target akan berkurang.

8.

APAKAH MERGER MENAMBAH NILAI?


Merger menambah nilai perusahaan yang bergabung menjadi lebih besar daripada
penjumlahan nilai setiap perusahaan secara mandiri. Cara mengukurnya event studies
untuk deteksi abnormal return saat adanya pengumuman merger.

9.

DAMPAK PERPAJAKAN DARI AKUISISI


Jika satu perusahaan membeli perusahaan yang lain, transaksinya dapat dikenakan
pajak atau tidak dikenakan pajak. Akuisisi dikenakan pajak, jika pemegang saham
perusahaan yang diakusisi dianggap telah menjual saham yang dimiliki dan capital
gain atau capital loss yang sudah terealisasi dikenakan pajak. Dalam transaksi yang
dikenakan pajak, nilai asset dari perusahaan yang dijual akan di revaluasi.
Akuisisi tidak dikenakan pajak, jika pemegang saham perusahaan yang diakusisi
dianggap hanya menukar saham lama mereka dengan saham baru yang nilainya sama
sehingga tidak ada capital gain atau capital loss.

10.

AKUNTANSI UNTUK KEGIATAN AKUISISI

12

Metode pembelian mengharuskan asset dari perusahaan yang diakusisi dilaporkan


pada nilai pasar yang wajar pada laporan keuangan perusahaan yang mengakusisi,
supaya perusahaan pengakusisi dapat menetapkan basis harga perolehan baru dari
asset yang diakusisi. Metode pembelian akan menghasilkan akun goldwill yang
merupakan selisih antara harga beli dengan total nilai wajar dari asset dari asset bersih
yang diperoleh.

11.

GOING PRIVATE DAN LEVERAGE BUYOUTS


Going Private : Perusahaan terbuka yang membeli saham perusahaan dengan menarik
semua saham ( delisting) dan para pemegang saham publik. Untuk melakukan going
private dibutuhkan Dana cash dengan cara LBO (Leverage Buyouts) dengan
penerbitan utang ( obligasi )
1) Tambahan Hutang akan mengurangi pajak ( pendapatan-hutang)
2) LBO menghasilkan perusahaan harus lebih efisiensi supaya dapat melunasi hutang
dan membayar bunganya.

12.

DIVESTASI
Divestasi terjadi dengan berbagai cara :
1) Penjualan
Penjualan 1 divisi unit bisnis, segmen atau sekelompok asset ke perusahaan lain
meskipun tidak selalu dibayar tunai
Alasan penjualan asset :
a. Memberikan dana tunai untuk perusahaan yang menjual
b. Pertahanan terhadap pengambil alihan yang tidak bersahabat
2) Spin off
Perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas terpisah dan
membagikan saham entitas tersebut kepada pemegang saham perusahaan induk

Spin off berbeda dengan penjualan penjualan karena :


a. Tidak ada dana cash dari spin off
b. Pemegang saham awal dari divisi yang di spin off = pemegang saham induk
3) Curve-Out

13

Perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas terpisah dan kemudian
menjual saham entitas tersebut kepada masyarakat. Umumnya pemegang saham
perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di entitas tersebut.
4) Tracking stock
Perusahaan induk menerbitkan tracking stock untuk menelusuri kinerja divisi
tertentu dalam perusahaan. Misalnya jika tracking stock membagikan dividen
maka jumlah dividennya akan bergantung pada kinerja divisi bersangkutan. Divisi
yang memliki tracking stock tetap menjadi bagian dari perusahaan induk
meskipun sahammnya diperdagangkan terpisah dengan perusahaan induknya.

14

Anda mungkin juga menyukai