Tugas Obgyn
Tugas Obgyn
1.1
buruk terhadap keadaan ibu atau sebaliknya, penyakit ibu dapat berpengaruh buruk pada janinnya,
atau keduanya ini saling berpengaruh. Kehamilan risiko tinggi (high risk pregnancy) merupakan
ancaman (Saefudin, 2003).
1.1.3
dan perlu di bawa ketempat pelayanan kesehatan sehingga risikonya dapat di kendalikan (manuaba,
1998).
Faktor risiko pada ibu hamil menurut Depkes RI (2010) sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan
berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
e.
f.
Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
g.
h.
Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung, ginjal,
hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes melitus, Sistemik lupus Eritematosus,dll), tumor dan
keganasan.
i.
Riwayat kehamilan buruk : keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa,
ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital.
j.
Riwayat
persalinan
dengan
komplikasi
persalinan
dengan
seksio
sesarea,
ekstraksi
vakum/forseps.
k.
Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post
partum (post partum blues).
l.
Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
o.
Kelainan letak dan posisi janin : lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32
minggu.
1.1.4
a.
b.
Perdarahan pervaginam :
Perdarahan pada ante partum yaitu keguguran, placenta previa, solutio placenta.
c.
Hipertensi dalam kehamilan (HDK): tekanan darah tinggi (sistolik >140 mmHg, diastolik > 90
mmHg), dengan atau tanpa edema pretibial.
d.
e.
f.
1.1.5
Komplikasi dan dampak dari kehamilan berisiko pada janin, menurut Depkes RI (2010), yaitu :
a.
b.
Prematuritas dan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram).
c.
Asfiksia.
d.
Infeksi bakteri.
1.1.6
e.
Kejang.
f.
Ikterus.
g.
Diare.
h.
Hipotermia.
i.
Tetanus neonatorum.
j.
k.
a). Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat-akibat tertentu) sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan.
b). Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim misalnya dalam tuba, ovarium,
rongga perut, serviks, partsinterstisialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim. Kehamilan
ektopik dikatakan terganggu apabila berakhir dengan abortus atau rupture tuba, kebanyakan
kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba.
c). Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio.
Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan di perberat oleh kehamilan ( Pantiawati dan
Saryono, 2010).
b. Tanda bahaya pada kehamilan lanjut
1). Perdarahan pervaginam
a) Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian /seluruh
ostiumuteri internum.
b) Solutio plasenta ( Abruptio placenta ) adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya.
c) Gangguan pembekuan darah
2). Sakit kepala yang berat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang jika dibawa istirahat.
3). Penglihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.
Masalah penglihatan yang mengindikasikan
persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar komplikasi agar segera dapat dideteksi dan
ditangani.
Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan maka
diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pelayanan obstetri
emergensi secara berjenjang mulai dari bidan, puskesmas mampu Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) sampai Rumah sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) yang siap selama 24 jam (Depkes RI, 2009).
1.1.8
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di puskesmas mampu PONED adalah pelayan Obstetrinya
yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Penanganan abortus.
f.
1.1.9
a.
b.
c.