EPIDURAL HEMATOM
Oleh :
Suci Soraya Sinaga
110100182
Pembimbing :
dr. Iskandar Nst., Sp.S, FINS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Epidural Hematom. Makalah ini
disusun sebagai rangkaian tugas kepanitraan klinik di departemen Neurologi
RSUP Haji Adam Malik Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.
Iskandar Nst., Sp.S, FINS, selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
dalam penyelesaian makalah ini. Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Kata Pengantar......................................................................................
ii
Daftar Isi................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
3
3
3
4
4
5
7
9
11
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan
lalu lintas. Cedera traumatik pada kepala menyebabkan lebih dari seperempat
kematian akibat kecelakaan. Pada mereka yang selamat dari cedera kepala, sampai
20% menderita cacat jangka panjang yang berat, dan hampir 5% kasus
menyebabkan keadaan vegetatif permanen. Sebagian besar cedera kepala yang
fatal atau menyebabkan cacat disebabkan oleh trauma tumpul yang berkaitan
dengan kecelakaan lalu lintas, jatuh dan serangan kriminal dengan subset
penyebab penting lainnya adalah penetrating missile wounds (luka tembak).
Faktor yang meningkatkan resiko
trauma
kepala
adalah
penyalahgunaan
Definisi
Epidural hematom (EDH) adalah terdapatnya akumulasi darah di antara
duramater dan periosteum6 atau adanya kumpulan darah di ruang epidural yaitu
ruang potensial antara tabula interna tulang tengkorak dan duramater2.
2.2.
Epidemiologi
2.3.
Etiologi
Epidural hematom umumnya disebabkan oleh laserasi traumatik pada
disebabkan oleh putusnya arteri meningeal media di antara tabula interna dan
duramater. Perdarahan lain dapat disebabkan oleh pecahnya vena meningeal
media atau sinus dural. Penyebab lain adalah fraktur tulang yang menyebabkan
perdarahan dari diploeica. Predileksi epidural hematom antara lain di hemisfer sisi
lateral (70 %) dan regio frontal, oksipital dan fossa posterior (5-10%).2
2.4.
Patofisiologi4
Epidural hematom paling sering terjadi di daerah parietotempral akibat
robekan arteri arteria meningea media. Robekan ini sering terjadi akibat adanya
fraktur tulang tengkorak di daerah bersangkutan. Hematom dapat pula terjadi di
daerah frontal atau oksipital namun sering tidak memberikan tanda-tanda yang
jelas.
Arteri meningea media yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen
spinosum dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale.
Perdarahan yang terjadi menimbulkan hematoma epidural, desakan oleh
hematoma akan memisahkan durameter lebih lanjut dari tulang kepala sehingga
hematom bertambah besar.
Hematoma yang meluas di daerah temporal menyebabkan tertekannya
lobus temporalis otak ke arah bawah dan dalam. Tekanan ini menyebabkan bagian
medial lobus (unkus dan sebaian girus hipokampus) mengalami herniasi di bawah
pinggiran
tentorium.
Keadaan
ini
menyebabkan
timbulnya
tanda-tanda
neurologik.
Tekanan herniasi unkus pada sirkulasi arteria ke formatio retikularis di
medulla oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran. Di tempat ini terdapat
nuclei saraf kranial ketiga (okulomotorius). Tekanan pada saraf ini mengakibatkan
dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata. Tekanan pada jaras kortikospinalis
asendens pada area ini menyebabkan kelemahan respons motorik kontralateral,
refleks hiperaktif atau sangat cepat, dan tanda babinski positif.
Dengan semakin meluasnya hematoma, maka seluruh isi otak akan
terdorong kearah yang berlawanan, menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
intrakranial. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial antara lain kekakuan
deserebrasi, gangguan tanda-tanda vital dan fungsi pernafasan.
Karena perdarahan ini berasal dari arteri, maka darah akan terpompa terus
keluar hingga makin lama makin besar. Ketika kepala terbanting atau terbentur
mungkin penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. Dalam waktu
beberapa jam, penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat,
kemudian kesadaran berangsur menurun.
Manifestasi klinis
Berhubung perdarahan kebanyak massif (elibatkan arteri) maka lucid
interval cepat antara beberapa menit, beberapa jam, sampai 2-3 hari. Volume
darah biasa mencapai 75 cc dan melepaskan duramater dari ikatannya dengan
periosteum baru menimbulkan adanya gejala yang nyata yaitu penurunan
kesadaran. Tanda-tanda epidural hematom:7
- Adanya lucid interval yang pendek
- Kesadaran semakin menurun secara progresif
- Hemiparese yang terlambat kontralateral lesi
- Pupil anisokor. Unilateral midriasis karena lesi N.III pada sisi lesi akibat
penekanan daripada herniasi uncus gyrus hipokampus lobus temporalis
-
Sering juga keluar cairan dari hisung atau telinga. Adanya respon chusing yang
menetap dapat timbul sejalan dengan peningkatan tekanan intrakranial, berupa:4
- Hipertensi
- Bradikardi
- Bradipnea
2.6. Diagnosis
a. Anamnesis
Anamnesis gejala klinis seperti yang telah dijelaskan akan membantu
mendiagnosis epidural hematom lebih cepatdan tepat (sekitar 80%).
b. Pemriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda epidural hematom,
seperti pemeriksaan neurologis untuk melihat adanya defisit neurologis
seperti lesi di N.III akan didapatkan anisokor pada mata (unilateral midriasis).
c. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium5
Pemeriksaan darah lengkap untuk memonitor keadaan infeksi, penilaian
hematokrik dan platelet terhadap resiko perdarahan lainnya. Tes
hemostasis
berguna
untuk
melihat
waktu
perdarahan
apakah
Gambar 2.1. Gambaran CT-Scan pasien cedera kepala tertutup. (A). Epidural
hematom regio temporalis. (B). Subdural hematom8
-
MRI2,4
Penatalaksanaan2
2.7.
Tujuan
sehingga
dilakukan
operasi
adalah
untuk
menghilangkan
bekuan
darah
Terapi medikamentosa
-
Elevasi kepala 300 dari tempat tidur setelah memastikan tidak ada cedera
spinal atau gunakan posisi trendelenburg terbalik untuk mengurangi tekanan
untuk
penggunaan
jangka
panjang
dapat
dilanjutkan
dengan
karbamazepin.
Tri-hidroksimetil-amino-metana (THAM) merupakan suatu buffer yang dapat
masuk ke susunan saraf pusat dan secara teoritis lebih superior dari natrium
Terapi Operatif
Operasi dilakukan bila terdapat :
-
Indikasi operasi di bidang bedah saraf adalah untuk life saving dan untuk
fungsional saving.
Indikasi untuk life saving adalah jika lesi desak ruang bervolume :
-
Sedangakan indikasi evakuasi life saving adalah efek masa yang signifikan :
-
Penurunan klinis
Efek massa dengan volume > 20 cc dengan midline shift > 5 mm dengan
10
2.8.
Prognosis8
Prognosis tergantung pada :
Besarnya
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena
kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar antara
7-15% dan kecacatan pada 5-10% kasus. Prognosis sangat buruk pada pasien yang
mengalami koma sebelum operasi.
11
BAB III
KESIMPULAN
Epidural hematom (EDH) adalah terdapatnya akumulasi darah di antara
duramater dan periosteum. Sekitar 85%, epidural hematom disebabkan oleh
putusnya arteri meningeal media di antara tabula interna dan duramater. Tandatanda epidural hematom: Adanya lucid interval yang pendek, Kesadaran semakin
menurun secara progresif, hemiparese yang terlambat kontralateral lesi, pupil
anisokor. unilateral midriasis karena lesi N.iii pada sisi lesi akibat penekanan
daripada herniasi uncus gyrus hipokampus lobus temporalis sehingga n.iii terjerat,
babinsky unilateral kontralateral lesi (bisa juga bilateral), fraktur kranii yang
menyilang, kejang, dan bradikardi. Tatalaksana EDH dibagi menjadi 2, yaitu
tatalaksana medikamentosa dan operatif. Prognosis akan lebih baik jika ditangani
lebih cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Robbins, Dkk. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC. 2007.
2. Sadewo, Wismaji. Sinopsis Ilmu Bedah Saraf Cetakan Pertama. Jakarta:
Sagung Seto. 2011.
3. Kasan, Umar. 2002. Cedera Otak.
http://images.neurosurg.multiply.multiplycontent.com/journal/item/9
4. Price, Sylvia. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed-6.
EGC: Jakarta. 2006
5. Libeskind,
D.S.
Epidural
Hematoma.
http://reference.medscape.com/article
6. Baehr, M., Frotscher, M. Diagnosis topik neurologi DUUS Anatomi,
Fisiologi, Tanda, Gejala. Ed. 4. Jakarta: EGC. 2012.
7. Sjahrir, Hasan. Ilmu Penyakit Syaraf: Neurologi Khusus. Medan: USU
PRESS. 1994.
8. Acosta, Jose. Sabiston
Textbook
of
An
Imprint of Elsevier.
9. Brunicardi, charles. Dkk. Schwartz's Principles of Surgery 8 th edition. The
McGraw-Hill Companies. United States of America. 2004.