Anda di halaman 1dari 6

MULTIDISCIPLINARY TEAMWORK DARI SUDUT PANDANG

KEDOKTERAN

A. Pendahuluan.
Seiring dengan berkembangnya pelayanan kepada masyarakat, terjadi
perubahan fundamental dalam hal persepsi pengguna pelayanan. Mereka mulai
ingin terlihat dalam konteks keluarga mereka, pekerjaan dan kesenangan mereka,
sebagai anggota tetangga dan komunitas secara lebih luas. Hal ini menjadi
pertimbangan pentingnya pembentukan suatu aliansi kerja. Untuk dapat
mencapai hal tersebut diperlukan berbagai keahlian dan pelibatan berbagai
profesi dalam suatu pelayanan tim kesehatan.
Kerjasama tim merupakan salah satu faktor yang paling fundamental
dalam rehabilitasi pengobatan. Profesi-profesi, pengkajian-pengkajian, dan
evaluasi-evaluasi

yang

berbeda

dilakukan

secara

bersama-sama

untuk

memperoleh suatu pandangan yang holistic tentang masalah-masalah pasien. Hal


ini membuat tindakan-tindakan rehabilitasi dilakukan secara objektif untuk
mencapai hasil sebaik mungkin(Norefalk, 2003).
B. Pengertian Multidisciplinary Teamwork.
Istilah multidisciplinary team telah diberikan definisi berikut ini:
hal ini mengacu pada aktifitas-aktifitas yang melibatkan usaha-usaha individualindividual dari sejumlah disiplin keilmuan. Usaha-usaha ini berorientasi
disipliner dan walaupun mereka dapat memberi pengaruh pada pasien dan
aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan disiplin keilmuan lain, penerapannya

terutama sekali melalui masing-masing disiplin terkait dengan aktifitasnya


sendiri.
Dengan mempertimbangkan definisi tersebut, suatu

multidisciplinary

team dapat berupa suatu kelompok dokter spesialis (konsultan) dari berbagai
dokter spesialis seperti anaesthesiology, neurology, rheumatology, orthopaedics,
psychiatry, orofacial specialists, geriatrics, neurosurgery, oncology, paediatrics,
pharmacology dan rehabilitation medicine. Kelompok ini merupakan kelompok
yang memiliki kualifikasi yang tinggi yang bertemu untuk berdiskusi, misalnya
tentang cara mengatasi nyeri pada pasien yang mengalami nyeri berat.
Anggota masing-masing disiplin ilmu akan bekerja menurut tujuannya
untuk pasien dan secara umum akan ada sedikit tumpang-tindih tugas antara
anggota-anggota tim.

Akan tetapi, istilah multidisciplinary team

juga

digunakan untuk menggambarkan suatu tim yang terdiri dari berbagai profesi
yang berbeda yang bekerja pada kedokteran rehabilitasi. Sebagai tambahan bagi
seorang dokter spesialis di kedokteran rehabilitasi, tim seperti ini dapat
melibatkan disiplin ilmu lain seperti physiotherapists, occupational therapists,
psychologists, social counsellors (social workers), nurses, speech therapists dan
medical secretaries ( Norrefalk, 2003).
Multidisciplinary team working digambarkan oleh Jefferies & Chan dalam
Mental Health Commission (2006) sebagai mekanisme utama untuk memastikan
perawatan holistik yang sebenarnya untuk pasien dan pelayanan yang dekat
kepada pasien sepanjang perjalanan penyakitnya dan melalui batasan-batasan
pelayanan primer, sekunder, dan tertier.

C. Manfaat Multidisciplinary Teamwork.


Multidisciplinary teams membawa banyak manfaat pengguna pelayanan
dan tenaga kesehatan yang bekerja dalam tim, seperti kontinuitas pelayanan,
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna pelayanan secara holistic dan
komprehensif, ketersediaan berbagai jenis keahlian, dan dukungan yang
muatualis dan pendidikan. Menurut Moss dalam

Mental Health Commission

(2006), multidisciplinary teamwork di komunitas memungkinkan tiga fungsi


kunci tersedia untuk melayani para pengguna pelayanan untuk :
1. Keberlajutan pelayanan yang proaktif dengan masalah kesehatan yang serius.
2. Akses 24 jam terhadap informasi dan dukungan, intervensi dan pengobatan
sebelum dan selam krisis, dan
3. Respon terhadap permintaan pelayanan primer.
Selain itu dari penelitian Krause, et all (2006) tentang the impact of a
multidisciplinary, integrated approach on improving the health and quality of
care for individuals dealing with multiple chronic conditions, didapatkan hasil
yang

mengidikasikan

bahwa

persepsi

partisipan

tentang

fungsi

fisik,

kesejahteraan fisik, kendali, self-efficacy, dan kepuasan hidup meningkat.


Partisipan menyatakan bahwa pelayanan perawatan kesehatan yang diberikan
dengan penerapan multidisciplinary teamwork menjadi lebih efektif dari
sebelumnya.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Multidisciplinary Teamwork.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi keefektifan multidisciplinary


teamwork, yaitu:
1. Struktur manajemen
Ada rekomendasi yang mengatakan bahwa suatu model manajemen
tim bersama dapat dikatakan sebagai faktor yang meningkatkan kekohesian
tim (Hannigan dalam Mental Health Commission (2006), kebijakan
operasional yang komprehensif mungkin butuh untuk digambarkan sebagai
sumber daya basis bagi tim dalam bekerja.
2. Keseimbangan antara kontrak pekerjaan anggota tim dengan kebijakan
pekerjaan yang lebih terbuka.
Keefektifan tim terbatas kecuali kalau mereka punya peran dan posisi
dalam organisasi yang jelas dalam struktur pelayanan. Struktur organisasi
harus merefleksikan

tim multidisiplin sebagai unit pemberi pelayanan.

Struktur managemen rumah sakit tampaknya akan lebih mudah ditunjukkan di


setting komunitas dimana mereka melakukan mitigasi terhadap fungsi tim
multidisiplin.

3. Keseimbangan generic versus peran profesional yang spesifik


Suatu faktor yang penting adalah apakah perasaan professional
individu dinilai sebagai keahlian yang unik dan komitmen yang mereka bawa
ke dalam tim, sebagai tambahan, tenaga ahli kesehatan membagi keahlian

mereka dengan anggota tim kesehatan lainnya. Untuk memfasilitasi


keberlanjutan pelayanan, anggota tim mungkin mempersepsikan suatu
tekanan yang membuat mereka tegang untuk memberikan aspek pelayanan
yang melebihi deskripsi pekerjaan mereka, sehingga mereka tidak ada anggota
tim yang terlalu banyak terlibat dengan setiap pengguna pelayanan.
4. Kelompok klien tim
Fungsi Tim multidisiplin yang baik membutuhkan konsensus
berdasarkan kelompok klien. Kemampuan tim untuk memfokuskan pada
perawatan dan pengobatan pada kelompok khusus dengan menggunakan
kriteria kelayakan yang disetujui bersama dan mudah dimengerti.
5. Penyelesaian konflik
Ketegangan yang kreatif antara disiplin mudah timbul menjadi konflik
antar anggota tim. Anggota tim ditempatkan pada berbagai tingkatan
berdasarkan elemen biopsikososial. Hal ini mebutuhkan mekanisme
penyelesaian konflik yang jelas.
6. Pelatihan dan persiapan untuk bekerja dalam tim multidisiplin.
Suatu faktor yang signifikan dalam fungsi tim dapat memperlihatkan
anggota-anggota tim yang mempunyai komitmen yang jelas.
7. Saling tukar informasi dan komunikasi.
Sementara komunikasi verbal merupakan aspek sentral dari semua
aspek dari fungsi multidisiplin. Pertemuan yang dilakukan secara regular dan
terstruktur catatan yang terkini yang dapat memfasilitasi fungsi tim.

8. Kecukupan sumber daya dalam tim.


Sebagian tim mengatakan bahwa mereka adalah tim multidisiplin
secara organisasi. Agar hal indapat tercapai diperlukan suatu solusi yang baik
yang berupa kombinasi tindakan termasuk latihan pengembangan tim,
pembuatan kebijakan operasional dan sistim manajeman yang terintegrasi
yang menjelaskan bagaimana sebuah tim harus bekerja.

E. Penutup
Agar sutu tim multidisiplin dapat berhasil dengan baik, maka dibutuhkan suatu
komitmen dan komunikasi antar sesame anggota tim. Disamping itu setiap
anggota tim harus merumuskan tujuan dan kebijakan yang digunakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien sebagai pengguna pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai