Anda di halaman 1dari 76

Oleh :

Ns. H. Ezzeddin, S.Kep


Nama :
Ns. H. Ezzeddin, S.Kep
Pendidikan:
1. Akper Depkes RI Jakarta
2. Pendidikan S.1. Unand
3. Pdd. Profesi Ners Unand
Riwayat Pekerjaan :
1. Pengurus PMI Kota Padang.
2. Pelatih Utama/Pusat PMI Bidang PP.
3. Asesor PMI Bidang PP
4. Sekretaris DPW. PPNI Sumatera Barat.
5. Pengajar/Dosen
6. Koorlap. Yankes Gempa Sumbar 2009.
Riwayat Pendidikan/Pelatihan :
1.Pelatihan Asesor PMI di Jokjakarta 2021
2.Refresh Pelatihan Pelatih Nasional/Pelatih Utama (First
Aid) PMI di Bandung 2019.
3.Sekolah Vertical Rescue Indonesia (Satuan Komando) di
Bandung 2018
4.Pelatihan Pelatih /TOT Keperawatan Gawat Darurat/
BTCLS di Jakarta 2017
5.Pelatihan Pelatih Nasional (First Aid) PMI di Semarang
2013
DEFINISI BENCANA

Suatu peristiwa yang menyebabkan kerusakan ekologi,


kerugian manusia serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan Kesehatan sehingga memerlukan bantuan dari
berbagai pihak (Depkes RI)
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau
faktor non alammaupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologi
(UUNo. 24 tahun 2007)
JENIS BENCANA

Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007;


1. Bencana alam
2. Bencana non alam
3. Bencana sosial
DAMPAK DARI BENCANA
Dampak bencana alam dirasakan pada Individu, Keluarga,
atau Komunitas yang mengaloami paparan bencana alam
secara langsung namun juga yang tidak langsung.
INDIVIDU
Merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu
sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok
masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian
yang lebih kecil.
KOMUNITAS
Kelompok sosial yang nyata terdiri dari individu-individu
dengan berbagai latar belakang dan peran yang mempunyai
satu tujuan tertentu
APA PERAN PERAWAT &
KENAPA HARUS PERAWAT

1. Kelompok tenaga Kesehatan terbesar.


2. Mempunyai kepedulian tinggi.
3. Memiliki keterampilan ; Managerial, Tehnis dan
Komunikatif.
4. Fleksibilitas tinggi.
5. Dekat dengan masyarakat.
BAGAIMANA PERAN PERAWAT

1. Sebagai bagian penyusun rencana.


2. Sebagai pendidik.
3. Sebagai pemberi asuhan keperawatan.
4. Sebagai bagian dari Tim Pengkajian dari bencana
SAAT BENCANA

1. Kesiap siagaan individu


Menyelamatkan diri, keluarga dan orang sekitar
2. Persiapan kelengkapan peralatan individu
3. Berkoordinasi dengan Dinas/Instansi terkait
4. Berkoordinasi Internal dan External
❖ BPBD, Dinkes, Dinsos
❖ Apa yang dibutuhkan
FASE BENCANA
1. PRA BENCANA/PRE IMPACT
Tahap awal dari bencana, fase inilah yang sebaiknya
dipersiapkan baik oleh pemerintah, Lembaga dan
masyarakat. (Persiapan kesiapsiagaan, Mitigasi)

2. SAAT BENCANA/ IMPACT


Fase saat manusia harus mulai bisa bertahan hidup/
(Tanggap Darurat)

3. PASCA BENCANA/POST IMPACT


Saat dimulai untuk perbaikan dan pemulihan dari fase
darurat (Pemulihan dan Rekontruksi).
4. Jauh sebelum Bencana
a. Perancangan/Pengembangan
b. Action Plan
c. Simulasi Bencana
d. Pencegahan/Preventif
e. Monitoring dan Evaluasi
PERAN PERAWAT DI FASE BENCANA
PRA BENCANA/PRE IMPACT ;
Tahap awal dari bencana, fase inilah yang sebaiknya
dipersiapkan baik oleh pemerintah, Lembaga dan
masyarakat. (Persiapan kesiapsiagaan, Mitigasi),
AKTIFITAS KEPERAWATAN;
1. Berpartisipasi dalam penyusunan rencana
penanggulangan risiki bencana.
2. Berpartisipasi dalam pengkajian risiko bencana;
a. Analisis bahaya.
b. Pembuatan peta bahaya.
c. Analisis kerentanan.
PERAN PERAWAT DI FASE BENCANA
3. Menginisiasi upaya pencegahan.
4. Melakukan simulasi.
5. Mengidentifikasi kebutuhan Pendidikan dan pelatihan
untuk semua perawat.
6. Pengembangan data base keperawatan bencana.
7. Mengembangkan evaluasi terhadap perwencanaan yang
meliputi semua aspek disaster.
DOMAIN KOMPETENSI PERAWAT DISASTER (ICN, 2009)
1. Pengurangan risiko, pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan
2. Pengembangan kebijakan dan perencaaan
3. Komunikasi dan penyebaran informasi
4. Pendidikan dan kesiapsiagaan
5. Bertindak etik, legal dan tanggung jawab
6. Memberikan pelayanan kepada masyarakat
7. Memberikan pelayanan kepada individu dan keluarga
8. Perawatan psikologis
9. Pelayanan kelompok rentan
10. Pemulihan jangka panjang terhadap individu, keluarga
dan masyarakat
KOMPETENSI : DALAM PENGURANGAN RISIKO DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT

1. Menggunaan data epidemiologi untuk mengevaluasi risiko


dan dampak bencana tertemtu dimasyarakat dan populasi
serta implikasinya bagi perawat
2. Berkoloborasi dengan nakes lain, ormas, pemerintah dan
tokoh masyarakat untuk mengembangkan tindakan
pengurangan risko untuk mengurangi kerentanan
penduduk
3. Berpartisipasi dalam perencanaan dalam pemenuhan
yankes pada saat bencana
KOMPETENSI : DALAM PENGURANGAN RISIKO DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT
4. Mengisentifikasi hambatan/tantangan dalam sistem
yankes dan melakukan mitigasi ternhadap tantangan
tersebut dengan multidisplin
5. Mengidentifrikasi kelompok rentan dan mengkoordinir
kegiatan untuk pengurangan risko
6. Memahami prinsip dan proses isolasi, karantina,
dekomtaminasi pewadahan dan membantu
pengembangan rencana Implementasi di masyaarakat
7. Berkolaborasi dengan organiasai dan pemerintah utnuk
membangun kapasitas masyarakat untuk kesiapsiagaan
dan respon terhadap suatu bencana
PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAAN PRIMER

1. Mengenali / mengidentifikasi ancaman bahaya bencana


2. Mengidentifiiaksi kebutuhan pada fase emergency
nantinya
3. Melatih dan update ilmu tentang penanggulangan bencana
4. Berkoordinasi dengan tim baik pemerintah /lembaga
penanggulangan bencana dan warga
LIMA LANGKAH KETIKA BENCANA
1. Mencatat Nomor Telepon Penting
a. Kepolisian: 110
b. Nomor Tunggal Kedaruratan di Indonesia: 112
c. Pemadam kebakaran: 113
d. SAR: 115
e. Informasi dan perbaikan kerusakan dan gangguan telepon
(Telkom): 117
f. Ambulan Gawat Darurat: 118 dan 119
g. Layanan kereta api: 121
h. Posko Kewaspadaan Nasional: 122
i. Informasi dan perbaikan kerusakan dan gangguan listrik (PLN):
123
j. Posko bencana alam: 129
k. Palang Merah Indonesia (PMI): 021-4207051
LIMA LANGKAH KETIKA BENCANA
2. Siapkan Perbekalan untuk 3 Hari (Tas Siap Bencana)
a. Makanan dan minuman
b. Kotak P3K dan peralatan kebersihan
c. Pengisi daya (Charge)/power bank ponsel dan alat
bantu penerangan seperti senter
3. Amankan dokumen penting dan barang berharga
4. Bentuk komunitas Tangguh bencana
5. Lapor ke kelurahan/Kecamatan/BPBD.
PERAN PERAWAT DALAM KEADAAN DARURAT

Perawat harus dapat melakukan pengkajian secara


cepat dalam memberikan pertolongan pertama, hal
ini dilakukan dengan metode TRIASE yakni dengan
mengkategorikan korban sesuai kegawatdarutan nya
TRIAGE

Oleh :
Ns. H. Ezzeddin, S.Kep
T.R.I.A.G.E.
AA

PERANCIS → PEMILAHAN
❖ Tindakan pemilahan penderita untuk menentukan
prioritas pertolongan.
❖ Penolong Profesional akan menggunakan Teknik Triage
untuk menyeleksi Korban.
❖ Teknik Triage awal yang dilakukan dilokasi yang
terkena bencana untuk membantu tim penolong
professional yang akan melakukan seleksi Kembali saat
tim tersebut datang
TRIASE
TUJUAN :
Mengidentifikasi korban yang perlu segera dikirim ke RS
dan yang dapat ditunda kemudian.

TRIASE LAPANGAN DILAKUKAN UNTUK TIGA


TUJUAN:
1. Triase kasus
2. Penempatan
3. Evakuasi
T.R.I.A.G.E.
AA

Triage:
Variasi triage banyak yang paling mudah :

START
Simple Triage And Rapid Treatment
TIM TRIAGE
AA

1. Setiap tim terdiri satu dokter & satu perawat.

2. Di TKP mungkin saja terdapat lebih dari satu tim triage.


Jumlahnya tergantung dari kebutuhan, ketersediaan
dan luas TKP

3. Tugas utama adalah untuk menentukan skala prioritas


yang ada hubungannya dengan triage.
PERALATAN TRIAGE
AA

Peralatan yang dibutuhkan :

❖ Triage Tags

❖ Pens

❖ 1 box verban

❖ Oropharyngeal or nasopharyngeal airways

❖ Tandu dan selimut


LABEL TRIAGE
AA

1. Hasil Pemilahan pasien harus diketahui tim medis yang


lain; dari situlah, labeling diperlukan.
2. Label Triage :
a. Mudah dilihat
b. Standard
c. Mudah dan cukup aman
d. Mudah dirubah dengan perbaikan/perburukan
kondisi pasien
e. Dapat dipakai untuk catatan medis
AA
KLASIFIKASI TRIAGE
AA

Prioritas :
MERAH Prioritas Utama
KUNING Prioritas 2
HIJAU Walking Wounded
HITAM Meninggal
MERAH
AA

Korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera


(Gangguan ABCD).

Korban dengan :
1. Syok oleh berbagai kausa.
2. Gangguan pernafasan
3. Trauma kepala dengan pupil anisokor
4. Perdarahan eksternal masif
TRIASE
Prio Warna Ko Kategori Kondisi
ritas de Penyakit/Luka
1 Merah I Prioritas utama Memerlukan
pengobatan pengobatan dengan
segera karena dalam
kondisi yang sangat
kritis yaitu
tersumbatnya jalan
nafas, dyspnea,
perdarahan, syok,
hilang kesadaran.
KUNING
AA

Korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi


perawatan dapat ditunda sementara.

Termasuk :
1. Korban dengan resiko syok.
2. Fraktur multipel
3. Fraktur Femur/ pelvis.
4. Luka bakar luas
5. Gangguan kesadaran/ trauma kepala
6. Korban dengan status tidak jelas.
TRIASE
Prio Warna Ko Kategori Kondisi
ritas de Penyakit/Luka
2 Kuning II Bisa menunggu Pengobatan mereka
pengobatan dapat ditunda untuk
beberapa jam dan
tidak akan
berpengaruh terhadap
nyawa nya. Tanda-
tanda vital stabil
HIJAU
AA

Kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan


atau pemberian pengobatan dapat ditunda.

Seperti :

1. Fraktur minor

2. Luka minor
TRIASE
Prio Warna Ko Kategori Kondisi
ritas de Penyakit/Luka
3 Hijau III Ringan Mayoritas korban luka
yang dapat berjalan
sendiri, mereka dapat
melakukan rawat jalan
4 Hitam 0 Meninggal Korban sudah
dunia atau meninggal dunia
tidak dapat ataupun tanda-tanda
diselamatkan kehidupannya terus
menghilang
HITAM
AA

Korban yang telah meninggal dunia

Gempa Bumi & Tsunami di NAD, Desember 2004


LANGKAH-LANGKAH TRIAGE
AA

1. Amankan lokasi kejadian


2. Amankan diri dengan menggunakan APD
3. Tentukan tempat untuk berkumpulnya “Hijau”;
“Merah”; “Kuning” ; “Hitam”
4. Buat Seruan awal, dan panggil korban yang dapat
berjalan, lalu beri tanda Hijau → Hitung
5. Evakuasi mereka didaerah Hijau
Lanjutan : langkah-langkah TRIAGE
AA

6. Tugaskan sisa tim lainnya untuk memberikan tanda


“Merah”; “Kuning” ; “Hitam” pada korban → Hitung

8. Koordinator melakukan pengumpulan jumlah korban


dari anggota timnya

9. Evakuasi korban sesuai dengan prioritasnya kelokasi


sesuai dengan tandanya/Labelnya
Langkah Triage 1AA

Kumpulkan semua korban yang mampu berjalan

HIJAU
Langkah Triage 2
AA

Periksa pernapasan

> 30 x/menit

MERAH
< 30 x/m
Periksa pengisian kapiler (langkah 4)
Langkah Triage 3
AA

Periksa pernapasan

Tidak bernapas
→ buka dan bersihkan jalan napas

Tidak ada napas : HITAM


Ada napas spontan : MERAH
Langkah Triage 4
AA

Pengisian kapiler

> 2 detik : MERAH


Kurang dari 2 detik langkah 5
Langkah triage 5
AA

Periksa status mental :


→ PERINTAH SEDERHANA

Tidak mampu : MERAH


Mampu : KUNING
KASUS YANG PALING
SERING TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
KASUS – KASUS YANG TERJADI
TEKNIK
EVAKUASI DAN TRANSPORTASI PADA
SITUASI BENCANA
Bencana Tsunami Aceh 26-12-2004

Tinggi tsunami 35 m, puluhan ribu rumah hancur


280.000 korban meninggal
MEKANIKA TUBUH
PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP
Pengertian :
Menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik &
benar

Tujuan :
Pemindahkan korban bencana dengan cepat tapi
aman

Prinsip :
Menghindari cidera pada penolong
“ Do Not Further Harm “
YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMINDAHAN KORBAN
1. Lakukan penilaian
2. Rencanakan pergerakan
3. Gunakan tenaga otot tungkai dan
hindari penggunaan otot punggung
4. Posisi punggung tegak lurus
5. Angkat secara bertahab
6. Pemindahan yang benar dapat
mencegah cidera pada korban dan
penolong
Catatan : Bila pengangkutan lebih dari satu orang
lakukan koordinasi dan terus berkomunikasi
PERLENGKAPAN UNTUK
PEMINDAHAN KORBAN

1. Brankar
2. Tandu
3. Short Spine Board
4. Long spine board
PERLENGKAPAN UNTUK
PEMINDAHAN KORBAN
Brankar
1. Selalu pakai selimut
2. Jelaskan tujuan dan arah
3. Lakukan fiksasi
4. Posisi : Kepala di depan bila naik ambulan
dan naik tangga
5. Jangan tinggalkan korban
6. Bawa korban dengan hati-hati
PERLENGKAPAN UNTUK
PEMINDAHAN KORBAN
1. Tandu
a. 4 petugas
b. Long spine board untuk cedera servikalis
c. Short spine board untuk ektrikasi

2. Tandu
a. Tandu Basket
b. Tandu Spint
c. Tandu Skop
d. Tandu Folding
PENGANGKATAN & PEMINDAHAN KORBAN

1. Butuh cara dan teknik tertentu


2. Pengangkatan dengan tenaga
3. Kekuatan pada paha bukan pada punggung
4. Otot fleksor > kuat dari ekstensor
5. Tangan menghadap kedepan
6. Kaki menjadi tumpuan utama saat mengangkat
7. Jarak kaki selebar bahu
8. Kenali kemampuan sendiri
PANDUAN DALAM MENGANGKAT KORBAN

1. Kenali kemampuan dan nilai beban yang akan diangkat


2. Jarak kaki selebar bahu salah satunya didepan
3. Berjongkok, jangan membungkuk
4. Punggung harus lurus
5. Tangan yang memegang menghadap ke depan
6. Tubuh sedekat mungkin ke arah beban
7. Jangan memutar tubuh saat mengangkat
PEDOMAN MEMPOSISIKAN KORBAN

1. Pasien gangguan nafas posisikan duduk/setengah


duduk
2. Nyeri perut, posisikan tidur satu sisi dengan tungkai
di tekuk
3. Muntah, posisikan yang nyaman dan awasi jalan
nafas
4. Trauma, stabilkan dengan papan spinal
5. Penderita tidak respon, posisikan miring stabil
6. Posisikan yang nyaman menurut pasien
MACAM - MACAM
PEMINDAHAN KORBAN

A. Pemindahan Darurat/Emergensi :
✓ Ada bahaya langsung terhadap korban. Ada
api, ledakan, benda jatuh dan atau ingin
melakukan RJP.
✓ Untuk mengakses korban lain. Bila tidak
memungkinkan memberikan pertolongan.
Bahaya terbesar dalam pemindahan darurat adalah
terjadinya CIDERA SPINAL,
Usahakan Kepala, Leher dan Punggung berada pada
SATU GARIS LURUS
PEMINDAHAN DARURAT
1. Memapah 1 Penolong 2. Memapah 2 Penolong
3. Tarikan Lengan
4. Tarikan Bahu/Shoulder Drag 5. Tarikan Baju/Shirt Drag
6. Tarikan Selimut/Blanket Drag 7. Membopong/Mengendong

8. Menggendong di Punggung
9. Menggendong 2 Penolong
10. Menjulang
B. Pemindahan Tidak Darurat/Non Emergensi
1. Penilaian awal sudah lengkap dilakukan.
2. Denyut nadi dan nafas stabil/normal.
3. Tidak ada perdarahan luar yang tidak terkendali.
4. Mutlak tidak ada cidera spinal atau leher.
5. Semua patah tulang sudah diimmobilisasi.
6. Ketika telah siap dievakuasi → Yaitu dengan
melakukan stabilisasi dan perawatan penderita.
7. Cegah cedera lebih lanjut serta hindari sesuatu yang
menyebabkan ketidaknyamanan atau nyeri pada
penderita.
8. Pengangkatan dan pemindahan korban secara
langsung.

Anda mungkin juga menyukai