PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian
pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak
sesungguhnya
manusia
sangatlah
membutuhkan
agama
dan
sangat
8) Apa saja Sarana dan Prasarana yang Dibutuhkan dalam Perawatan Jenazah
menurut Agama Katolik?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap kedudukannya dalam sistem (ZaidinAli , 2002,).
Menurut Gaffar (1995) peran perawat adalah segenap kewenangan
yang dimiliki oleh perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki.
Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman
hidup mereka yang dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas
kesehatan karena petugas ini adalah petugas Kemanusiaan yang sangat mulia.
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk
dibahas, padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini
maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan
agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak
pada mahasiswa.
Hak dan kewajiban perawat dengan pasien
1. Kewajiban petugas keperawatan
a) Melaksanakan tugas sesuai dengan tugas sumpah jabatan
b) Memberikan pelayanan dengan baik
c) Menetapkan tariff yang terjangkau oleh masyarakat
d) Mengusahakan keringanan biaya
e) Melindungi pasien dari sasaran propaganda agama lain
2. Hak petugas keperawatan
a) Mendapatkan gaji dan honor
b) Mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah setempat
c) Mendapatkan perlindungan hukum
d) Melindungi pasien dari ancaman luar kehidupan keselamatan jiwanya
2.2
Tujuan Keperawatan
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas
diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesional.
Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu.
1.
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang
bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2.
Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat
harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan sugnifican dari klien. Perawat
menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan
mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
2.3 Konsep Agama Kristen dalam Keperawatan
Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen
nafas (neshamah) ke dalam bentuk jasmani, dan dengan cara itu manusia menjadi
makhluk hidup (nefesh chayyah). Tetapi bukan berarti manusia menerima jiwa
atau roh ilahi (divine soul or spirit).
Paham immortalitas jiwa tidak dikenal dalam Alkitab. Manusia mengalami
kematian bukan karena Tuhan, tetapi karena kemauan manusia sendiri yang
hendak menjadi sama seperti Allah. Dosa utama ini yang membawa kematian
dalam hidup manusia. Pandangan rohani yang dalam ini berasal dari konflik
antara tradisi Yahwis berhadapan dengan konsepsi dunia Timur kuno. Manusia
yang terdiri dari tubuh, roh dan jiwa disebut sebagai manusia seutuhnya; manusia
sebagai suatu totalitas. Manusia yang utuh ini yang Allah ciptakan dan sekaligus
diselamatkan Allah setelah jatuh dalam dosa. Keselamatan yang Allah berikan
bukanlah keselamatan untuk jiwanya saja, tetapi keselamatan untuk tubuhnya
juga. Kalau manusia mati, ia mati seluruhnya sebagai tubuh dan jiwa. Allah
bersama-sama manusia dalam hidupnya dan Allah juga bersama-sama dengan
manusia pada waktu manusia mati dan sesudah manusia mati. Jelas bahwa
manusia mati sebagai manusia dalam totalitas dirinya. Ia mati sebagai diri yang
rohani dan badani. Maka kematian badani adalah lambang yang tepat yang
menjelaskan lebih mendalam bahwa maut adalah akibat dosa dan tidak terelakkan.
Bila dosa mengakibatkan kematian, maka Kristus telah diutus Allah untuk
menghapuskan dosa manusia sehingga di dalam Kristus manusia didamaikan
dengan Allah. Dengan jalan itu, Allah memberikan kepada manusia kemungkinan
baru untuk hidup sebagai partnerNya.
2.7 Perawatan Jenazah menurut Agama Katolik
Gereja Katolik tidak memiliki aturan khusus bagaimana harus merawat
jenasah. Prinsipnya adalah bahwa setiap jenazah harus diperlakukan secara layak.
Hal-hal umum yang biasa dilakukan adalah memandikan jenazah (siapapun boleh
ikut memandikannya, dan kalau sudah dimandikan tidak akan dimandikan lagi),
memberikan pakaian sama seperti ketika dia masih hidup (bisa pakaian baru atau
pakaian yang paling ia sukai), meriasnya sama seperti kalau ia mau berangkat ke
gereja atau pesta (dengan pertimbangan bahwa ia akan menghadap Tuhan) dan
membaringkannya dalam peti yang sudah dihias dengan rangkaian bunga dan
wangi-wangian. Sekali lagi pangruptilaya atau perawatan jenazah ini pada
umumnya sesuai dengan adat istiadat setempat. Setelah dimandikan dan
dibaringkan dalam peti kemudian didoakan oleh sanak saudara, kerabat dan para
pelayat. Siapapun boleh menyentuh dan ikut mendoakannya. Sebelum
diberangkatkan ke kubur dan ketika dimasukkan ke liang lahat, akan didoakan
sesuai dengan ritus agama Katolik yang sudah ada dipimpin oleh Romo atau
prodiakon (tokoh umat). Khusus untuk kremasi, menurut iman kristiani, abu
jenazah tidak diperkenankan untuk dilarung (ini tradisi iman Hindu & Budha)
atau disimpan di rumah tinggal keluarga. Kalaupun dilarung abu jenazah harus
dimasukkan terlebih dahulu dalam wadah yg kuat-aman, baru kemudian
dibenamkan di laut. Pada prinsip idealnya, Gereja menegaskan bahwa abu jenazah
hendaknya
10
juga sebaliknya.
Lepaskan seluruh pakaian yang melekat dan menutup
Tutup bagian auratnya
Lepaskan logam seperti cincin dan gigi palsu seandainya ada.
Bersihkan kotoran nazisnya dan meremas bagian perutnya hingga kotorannya
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat harus mempunyai pengetahuan khusus mengenai aturan hukum
yang mengatur praktik keperawatan dan perawat dapat memberikan advis kepada
pasien sesuai dengan apa yang disyariatkan. Sehingga pasien mempunyai
kepuasan dan lebih memiliki kompliens yang baik. Pasien terminal biasanya
dihinggapi rasa depresi yang berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan
keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu berada di
samping perawat. Pemenuhan kebutuhan spiritual dapat meningkatkan semangat
hidup klien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat mempersiapkan
diri pasien untuk menghadapi alam yang kekal.
Bimbingan rohani pasien merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan
kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-Psyco-Socio-Spritual yang
komprehensif, karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar
spiritual.
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO
yang menyatakan bahwa aspek agama ( spiritual ) merupakan salah satu unsur
dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibutuhkan
dokter, terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan spritual pasien.
Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu
menerapkan kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan
agama yang dianut keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus
dapat menasihati keluarga dan mengambil tindakan yangs sesuai agar penanganan
13
mahasiswa
dan
mahasiswi
Poltekkes
Denpasar
Jurusan
Keperawatan dapat lebih mengetahui dan memahami Prinsip dan teknik untuk
memberikan bimbingan
perawatan jenazah yang baik dan benar serta dapat mengaplikasikannya dalam
dunia keperawatan sehingga menjadi perawat yang profesional.
14