Anda di halaman 1dari 4

ACARA IV

INDUKSI MORFOGENESIS DARI EKSPLAN DAUN

TUJUAN
Menginduksi terbentuknya tunas atau akar dari eksplan daun dengan medium MS dan
berbagai macam zat pengatur tumbuh.
DASAR TEORI
Pada prinsipnya metode kultur jaringan untuk tujuan propagasi (perbanyakan) dibagi menjadi
dua metode, yaitu:
1.Metode perbanyakan dari pucuk atau meristem
2.Metode pembentukan pucuk adventif atau embrio somatik
metode ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. direct morphogenesis ( morfogenesis langsung)
Sebagian jaringan atau organ (eksplan) diambil dari tanaman induk, kemudian di
kulturkan dan langsung tumbuh menjadi planlet.
b.indirect morphogenesis ( morfogenesis tidak langsung)
Eksplan tumbuh menjadi kalus atau suspensi sel dari kalus, kemudian kalus atau kultur
suspensi sel tumbuh menjadi embrio somatik yang apabila ditumbuhkan pada media
tertentu akan menjadi planlet.
Dalam praktek sebagian besar tanaman untuk tujuan perbanyakan secara in vitro dilakukan
dengan metode I,dan hanya beberapa spesies dikerjakan dengan metode 2. terbentuknya tunas dan
atau planlet tidak selalu berasal dari metode tunggal. Sebagai contoh, dalam kultur tunas,
terbentuknya tunas baru dapat didahului oleh pembentukan daun atau batang, tapi juga dapat
didahului oleh terbentuknya kalus.
Dilihat dari macam media tanaman yang digunakan, metode kultur jaringan dilaksanakan
dengan dua macam metode, yaitu:
1.Metode padat (solid methode)
Metode padat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kalus ( induksi kalus) atau induksi
tunas dan atau akar. Media padat adalah media yang mengandung semua kimia yang dibutuhkan
oleh tanaman dan dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat (agar-agar).
2.Metode cair (liquid methode)

Metode cair juga disebut suspensi sel. Pengertian suspensi sel adalah kultur dari sel-sel bebas di
dalam medium cair. Salah satu tujuan suspensi sel adalah untuk memecah kalus menjadi single
cell. Suspensi sel dapat menghasilkan dua macam tipe sel, yaitu sel tunggal dan kelompok sel atau
gumpalan sel. Sel tunggal mempunyai kemampuan untuk mengubah dan membelah diri dengan
lebih baik daripada kelompok sel.
Penggunaan metode cair lebih diletakkan untuk menumbuhkan plb (protocorm like bodies) ,
kemudian dari plb ini nantinya dapat di induksi menjadi planlet apabila dipindahkan ke dalam
media padat yang sesuai.

ALAT DAN BAHAN

pinset steril
scalpel steril
gelas ukur
erlenmeyer steril
petridish steril yang telah berisi kertas saring
Laminar Air Flow
Medium MS
Daun tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.)
Clorox (bayclean)
Akuades steril

CARA KERJA
1. Siapkan alat-alat (pinset, scalpel, gelas ukur, petridish, Erlenmeyer) yang telah steril dan
medium MS, kemudian masukkan ke dalam Laminar Air Flow (LAF). Sebelum dimasukkan
ke dalam LAF, semprot dahulu semua alat dan medium dengan alkohol 70%
2. Nyalakan lampu UV dalam LAF dan biarkan selama 15-20 menit
3. Ambil daun tapak dara urutan kedua dan ketiga dari pucuk, kemudian cuci menggunakan
deterjen dan bilas dengan air mengalir.
4. Setelah 15 menit, matikan lampu UV dan nyalakan lampu neon, kemudian masukkan eksplan
daun taapak dara, Clorox, akuades steril, gelas ukur dan erlenmeyer steril
5. Sterilkan permukaan daun tapak dara dengan cara merendam daun pada larutan Clorox 10 ml
(tambahkan larutan clorox 10 ml ke dalam gelas ukur kemudian tamnbahkan akuades hingga
volume 100ml) dan digoyang-goyangkan selama 7 menit.
6. Buang larutan Clorox dan bilas dengan akuades steril sebanyak 3 kali
7. Letakkan daun tapak dara ke dalam petri dish yang telah dialasi kertas saring
8. Potong daun dengan ukuran kurang lebih 1cm2 dan tanam pada medium MS dengan berbagai
macam konsentrasi zat pengatur tumbuh

9. Tutup botol kultur rapat-rapat (bila perlu beri karet), kemudian letakkan di dalam ruang
incubator dengan suhu 250C dengan cahaya neon 20 watt secara terus menerus.
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Data pengamatan pertumbuhan eksplan

Jenis
daun
eksplan

Nicotiana
tabacum
L.

Perkembangan eksplan
Minggu ke(tanggal)

Jumla
h
botol
steril

Jumlah
botol
kontam

% eksplan
yang
tumbuh

1
(6 Desember
2012)

13
botol

4 botol

76,47 %

2
(13 Desember
2012)

13
botol

4 botol

76,47 %

3
(20 desember
2012)

12
botol

5 botol

70,58 %

Keterangan

13 eksplan steril menunjukkan


adanya kalus (indirect
morphogenesis) dengan tepi
eksplan yang menggulung keluar
Sama dengan minggu
sebelumnya
3 eksplan menunjukkan ada
tumbuh tunas, masing-masing
eksplan terdapat 3 tunas (total 9
tunas)

PEMBAHASAN
Induksi morfogenesis eksplan daun Nicotiana tabaccum pada media yang diberi zat
pengatur tumbuh IAA + kinetin 1 ppm menunjukkan morfogenesis secara tidak langsung
(indirect morphogenesis) yang ditandai dengan munculnya kalus pada eksplan paun
tembakau. Pada minngu ketiga pengamatan kalus yang tumbuh menampakkan adanya tunas
yang tumbuh.
Kalus merupakan massa sel yang tak teroganisir akibat pembelahan sel yang terusmenerus tidak terkendali. Kandungan ZPT IAA dan kinetin pada media mampu menginduksi
terbentuknya kalus sebagaimana hasil yang sama diperoleh pada penelitian yang dilakukan
oleh Handayani et al. (2005) dimana penambahan variasi NAA dan BAP mampu
menginduksi terbentuknya kalus dari eksplan daun tembakau.
Auksin merupakan ZPT yang secara in vitro berperan dalam pembentukan akar. NAA
0,3 mg/L dapat memacu pembentukan akar, selanjutnya ditambah dengan BAP 0,1 mg/L
mampu mengimbangi adanya sitokinin endogen dalam eksplan sehingga merangsang
pembentukan tunas dan planlet. Kadar auksin dan sitokinin yang

tinggi menyebabkan

terbentuknya kalus (Handayani et al., 2005).


Hal lain yang nampak pada hasil praktikum ini adalah menggulungnya tepi eksplan
ke arah luar. Penggulungan ini dapat disebabkan pertumbuhan yang cepat dari eksplan
sebagai respon terhadap adanya ZPT yang diberikan, namun tidak didukung dengan tempat

pertumbuhan yang luas untuk tumbuhnya kalus. Hasil ini juga diungkapkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Karjadi dan Buchory (2007) dimana eksplan mengalami abnormalitas
berupa daun bawang putih menggulung yang diakibatkan sempitnya ruang tumbuh bagi
eksplan tanaman ini.
KESIMPULAN
1. Eksplan daun Nicotiana tabccum mengalami indirect morphogenesis yang ditandai
dengan terbentuknya kalus.
2. Minggu ketiga 3 eksplan tumbuh tunas masing-masing sebanyak 3 tunas.
DAFTAR PUSTAKA
Karjadi, A.K., dan Buchory, A., 2007, Pengaruh penambahan auksin dan sitokinin terhadap
pertumbuhan tunas bawang putih, J. Hort. 17(4): 14-32
Handayani, A.A., Rineksane, I.A., Fitriyah, N.A., 2004, Multiplikasi, induksi planlet dan
seleksi tembakau hasil transformasi gen coat protein smv secara kultur in vitro,
Bioteknologi, 1(2): 31-36

Anda mungkin juga menyukai