OLEH:
KELOMPOK III
KALUS
PARAMITHA SARI
H411 12 2
H411 12 287
NUR SEHANG
H411 12 288
Fase stationer,
dimana jumlah dan
ukuran sel tetap.
Fase eksponensial,
dimana laju
pembelahan sel
berada pada
puncaknya.
Fase linear, dimana
pembelahan sel
mengalami
perlambatan tetapi laju
ekspansi sel meningkat.
Cara Kerja
1. Persiapan eksplan
Umbi akar wortel dicuci bersih dengan
cara disikat permukaannya dengan
menggunakan sikat gigi dan detergent.
Umbi kemudian dipotong melintang
pada bagian tengah setebal kira-kira 1
cm. Masukkan segera 5-8 potong umbi
kedalam beker glass, kemudian segera
dibawa kedalam Laminar air flow.
2. Sterilisasi eksplan
Bersihkan permukaan meja kerja dengan
menyemprotkan alcohol 70% dan melapnya
dengan kertas tissue. Sterilisasi eksplan
dilakukan dengan Clorox 10%. Masukkan
potongan-potongan umbi kedalam beker glass
steril, tuangkan 100 ml clorox kedalam beker
glass yang berisi potongan eksplan, biarkan
kira-kira 10 menit, sesekali beker glass
digoyang-goyang.
Dengan pipet steril, pindahkan potonganpotongan eksplan dari larutan Clorox kedalam
beker glass kosong yang steril. Bilaslah eksplan
dengan akuades steril dua kali masing-masing
selama 10 menit.
3. Pemotongan eksplan
Pindahkan potongan umbi kedalam petridish yang
berisi kertas saring steril, dengan menggunakan
skalpel yang tajam, potongan umbi ditipiskan
ukurannya menjadi setebal kira-kira 0,5 cm
Buatlah potongan umbi menjadi kubus dengan
ukuran kira-kira 0,5 x 0,5 cm
4. Penanaman dan inkubasi
Dengan pinset steril, masukkan 3 potong eksplan
untuk tiap botol kultur yang berisi medium MS + 2,4D 1 mg/l
Botol kultur yang telah berisi eksplan segera ditutup,
bed label yang menunjukkan : jenis tanaman,
medium yang digunakan dan tanggal penanaman
Bawa segera keruang incubator, inkubasi dilakukan
pada suhu 25C ditempat terang.
Gambar 2.
Contoh
Kultur
Kalus pada
Umbi Akar
Wortel
Sumber :
elisa.ugm.a
c.id
Metodologi Penelitian
Daun dicuci sampai bersih dengan menggunakan
detergen cair dan larutan fungisida. Daun yang
sudah bersih disterilisasi di dalam laminar air flow
dengan menggunakan alkohol, HgCl2 dan bayclin
dan terakhir dibilas dengan aquades steril.
Kemudian daun dipotong-potong dengan ukuran 1 x
1 cm, lalu ditanam di dalam perlakuan media yang
sudah disiapkan. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap
kegiatan yaitu :
1. induksi dan perbanyakan kalus
2. induksi kalus friabel
3. induksi kalus embriogenik
Induksi kalus
Tahap awal dari penelitian ini adalah induksi kalus. Induksi kalus
diawali dengan penebalan eksplan pada bagian potongan dan di
daerah yang mengalami pelukaan. Penebalan tersebut merupakan
interaksi eksplan dengan media tumbuh, zat pengatur tumbuh dan
lingkungan tumbuh sehingga eksplan bertambah besar. Ukuran
eksplan bertambah menjadi empat kali lebih besar setelah dikulturkan
selama 2 minggu pada tanaman saw palmetto. Induksi kalus
dipengaruhi oleh konsentrasi 2,4-D yang digunakan. Semakin tinggi
konsentrasi 2,4-D yang digunakan induksi kalus semakin cepat
terjadi. Walaupun demikian tidak semua eksplan yang dikulturkan
dapat membentuk kalus. Pada perlakuan 2,4-D dengan konsentrasi
yang lebih rendah eksplan hanya memperlihatkan penebalan dan tidak
berkembang menjadi kalus walaupun dikulturkan dalam jangka waktu
yang lama. Konsentrasi zat pengatur tumbuh yang berbeda
memberikan respon yang berbeda terhadap induksi kalus.
Perbanyakan kalus
Kalus kompak yang diperoleh pada tahap induksi
dijadikan sebagai eksplan pada tahap induksi kalus
friabel. Jumlah kalus yang dihasilkan pada tahap
induksi masih terbatas karena tidak semua bagian
eksplan membentuk kalus maka dilakukan tahap
perbanyakan kalus. Selain untuk perbanyakan,
tahapan ini juga bertujuan untuk mendapatkan
kalus friabel dan noduler yang diharapkan
berkembang menjadi kalus embriogenik. Kalus
friabel dapat dihasilkan melalui subkultur berulang
pada perlakuan yang sama maupun perlakuan
berbeda.
B
A
A
B
C
D
THA
NK