Laporan Mekflu 5
Laporan Mekflu 5
(Hydraulic Gradient)
Oleh :
Nama
: Nur Oktavia B.
NPM
: 240110120046
: 1. Andy Pratama
2. Caesar Artha Graha
3. Fahmi K. Alamsyah
4. M. Hanifan Ginggi
5. Yofa Sugara
6. Zaitun Firdausiyah
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
I
II
III
IV
V
Pendahuluan
1 Latar Belakang 1
2 Tujuan Praktikum.......
1
Tinjauan Pustaka
2
1 Aliran Fluida .....
2
2 Hukum Bernoulli ..
3
3 Debit Air ................................................................................
4
4 Penerapan Hukum Bernoulli..
4
Metode Praktikum
6
1 Alat.
6
2 Bahan.. 6
3 Prosedur Pelaksanaan.
6
Hasil dan Pembahasan
8
1 Hasil 8
2 Pembahasan 15
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan fluida yang tidak dapat dimampatkan (incompressible). Air
merupakan unsur yang sangat utama untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Semua makhluk hidup memerlukan air. Diperlukan berbagai cara untuk
memindahkan air dari sumber-sumber mata air atau dari satu tempat ke tempat
yang lain. Salah satu cara yang efisien adalah dengan mengalirkannya melalui
2
pipa-pipa. Air tidak hanya dialirkan begitu saja melalui pipa-pipa tersebut, tetapi
digunakan pula ilmu-ilmu dan penerapan dari prinsip-prinsip mekanika fluida.
Dalam hal ini, salah satu yang digunakan adalah prinsip Hukum Bernoulli.
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per
satuan volume dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama
pada setiap titik di sepanjang suatu garis lurus. Lebih detail lagi, hukum Bernoulli
menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida bahwa peningkatan kecepatan
pada suatu aliran zat cair atau gas akan mengakibatkan penurunan tekanan pada
zat cair atau gas tersebut.
Untuk membuktikan kebenaran dari teori hukum Bernoulli tersebut, maka
dilakukanlah praktikum ini.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Hydraulic Gradient kali ini adalah
1. Menghitung tekanan air, kecepatan aliran air, dan sudut elevasi
2. Mengetahui hubungan antara tekanan air dan kecepatan aliran air terhadap
perubahan elevasi
3. Membuktikan teori hukum Bernoulli
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aliran Fluida
Aliran fluida adalah pergerakkan massa atau partikel-partikel fluida. Aliran
fluida memiliki tipe, yaitu:
1. Aliran Tetap (Steady)
Aliran dimana pada suatu titik tertentu besarnya tekanan dan kecepatan tidak
berubah dengan waktu.
2. Aliran Tidak Tetap (Unsteady)
Aliran dimana pada suatu titik tertentu dan kecepatan berubah setiap saat.
3. Aliran Seragam (Uniform)
Aliran dimana kecepatan pada arah tertentu dari titik adalah konstan.
4. Aliran Tidak Seragam (Non Uniform)
Aliran dimana sifat aliran berubah dari titik ke titik sepanjang lintasan.
5. Aliran Laminar
Aliran dimana setiap partikel menempuh jalan tertentu yang tidak berpotongan
satu sama lain.
6. Aliran Turbulen
Aliran dimana lintasan partikel tidak mempunyai lintasan tertentu atau dengan
lintasan yang saling berpotongan.
7. Aliran Mampu Mampat (Compressible Flow)
Aliran yang kerapatannya berubah-ubah sepanjang aliran.
8. Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible Flow)
Aliran yang kerapatannya tetap sepanjang aliran.
9. Aliran Berdimensi
a. Aliran Berdimensi 1 (1D)
Aliran dimana garis arus hanya mempunyai satu arah. Pada aliran 1D
biasanya tidak terdapat variasi tekanan, kecepatan, dan lain-lain.
b. Aliran Berdimensi 2 (2D)
Aliran yang bergerak pada dua bidang dengan pola garis arus yang sama
pada masing-masing bidang, komponen kecepatan aliran mempnyai 2
dimensi.
c. Aliran Berdimensi 3 (3D)
Aliran dengan komponen kecepatan tiga dimensi.
2.2 Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida bahwa
peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas akan mengakibatkan
penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Artinya, akan terdapat
penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut. Hukum Bernoulli ke II
dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
2
2
v
v
Z 1 + 1 + 1 =Z 2 + 2 + 2 =C
2g
2g
. (1)
Dimana:
Z : elevasi
: densitas fluida
v : kecepatan aliran fluida
Konsep dasar hukum Bernoulli ini berlaku pada fluida aliran termampatkan
(compressible flow) dan juga pada fluida dengan aliran tak termampatkan
(incompressible flow). Hukum Bernoulli sebenarnya dapat dikatakan sebagai
bentuk khusus dari konsep dari mekanika fluida secara umum, yang dikenal
dengan persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu
aliran fluida yang tertutup, banyaknya energi suatu fluida di suatu titik sama
dengan banyaknya energi di titik lain.
Suatu fluida dengan aliran termampatkan merupakan suatu aliran fluida yang
mempunyai karakteristik khusus adanya perubahan kerapatan massa (densitas)
pada sepanjang aliranya. Adapun fluida dikatakan mempunyai aliran tak
termampatkan adalah fluida yang mempunyai karakteristik tidak terdapat
perubahan kerapatan massa (densitas) pada sepanjang aliran fluida tersebut.
Q=
V
t
atau
Q= A v
di mana:
Q = debit air (m3/s atau l/s)
V = volume air (m3 atau liter)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)
Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada
gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik
dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi.
2.4 Penerapan Hukum Bernoulli
1. Tabung Venturi
Tabung Venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang
menyempit .Dua contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan
venturimeter.
-Karburator, Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan
bakar dengan udara,kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silindersilinder mesin untuk tujuanpembakaran.
- Venturimeter Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat
yang dipasang didalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan.
2. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kelajuan gas.
3. Penyemprot Parfum
Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli.
Ketika Anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola
karet termampatkan melalui lubang sempit diatas tabung silinder yang
memanjang ke bawah sehingga memasuki cairanparfum.Semburan udara
yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung,
dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa
cairan naik keatas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup
cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut
halus.
4. Penyemprot Racun Serangga
Penyemprot racun serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan
penyemprot parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol,
maka pada penyemprot racun serangga Anda menekan masuk batang
penghisap.
5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
(datum)
4. Membuka stop kran pada bak konstan
5. Mengukur dan mencatat ketinggian air (P1, V1, P2, dan V2) pada
manometer
6. Merubah posisi pipa lurus sehingga diperoleh ketinggian pipa yang
berbeda (h1 dan h2)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Data hasil pengukuran debit, elevasi, dan tinggi
Bukaan
Debit
ke
(L/s)
Debit
Rata-rata
Posisi ke
P1
V1
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
(m)
0,1
0,103
0,048
0,03
0,05
0,005
0,11
0,125
0,13
(m)
0,11
0,113
0,06
0,05
0,07
0,025
0,115
0,135
0,14
(L/s)
0,196
1
0,173
0,165
0,14
2
0,15
0,153
0,09
3
0,093
0,1
Keterangan:
0,178
0,126
0,094
Data Pengukuran
P2
V2
Alas
(m)
0,083
0,088
0,035
0,015
0,025
0,001
0.09
0,11
0,125
(m)
0,089
0,094
0,041
0,035
0,04
0,01
0,095
0,116
0,133
(m)
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
Tinggi
(m)
0
0,199
0,149
0
0,06
0,08
0
0,05
0,1
h1 = 0,94 m h1 = 0,92 m
h2 = 1 m
h2 = 1,06 m h2 = 1,08 m
Bukaan 3 h1 = 1,1 m
h2 = 1,1 m
h1 = 1,05 m h1 = 1 m
h2 = 1,15 m h2 = 1,2 m
Debit
ke
(L/s)
0,196
0,173
Debit
Rata-rata
(L/s)
0,178
Posisi ke
P1
h1-h2
h1-h2
(KPa)
0,981
1,01043
Data Perhitungan
V1
P2
V2
(m/s)
0,4429
0,4429
(KPa)
0,81423
0,86328
(m/s)
0,3431
0,3431
Sudut
(0)
0
12,46
0,165
0,14
0,15
0,153
0,09
0,093
0,1
2
3
0,126
0,094
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
h1-h2
0,47088
0,2943
0,4905
0,04905
1,0791
1,22625
1,2753
0,4852
0,3924
0,3924
0,3924
0,313
0,443
0,443
0,34355
0,14715
0,24525
0,00981
0,8829
1,0791
1,22625
Perhitungan
P= . h
Tekanan
Kecepatan
: v =2 gh
Nilai sudut
g=9,81
tan =
m
s2
; h : nilai P pengukuran
; h : selisih P dan V
tinggi
tinggi
; =arc . tan .
alas
alas
=9,81
KN
m3
Bukaan 1
P1= .h=9,81 0,1=0,981 Pa
a.
v 1= 2 gh= 2 9,81 0,01=0,4429
m
s2
b.
m
2
s
tinggi
alas
0
=arc . tan 0=0
0,9
m
s2
10
m
2
s
0,3431
0,6264
0,5425
0,4202
0,313
0,343
0,396
9,4
0
3,814
5,08
0
3,18
6,34
c.
tinggi
alas
0,199
=arc . tan 0,221=12,46
0,9
m
2
s
m
s2
tinggi
alas
0,149
=arc . tan 0,165=9,4
0,9
Bukaan 2
P1= .h=9,81 0,03=0,2943 Pa
a.
v 1= 2 gh= 2 9,81 0,02=0,3924
m
s2
b.
tinggi
alas
0
=arc . tan 0=0
0,9
11
m
s2
m
s2
c.
m
2
s
tinggi
alas
0,06
=arc . tan 0,067=3,814
0,9
m
s2
m
2
s
tinggi
alas
0,08
=arc . tan 0,089=5,08
0,9
Bukaan 3
P1= .h=9,81 0,11=1,0791 Pa
a.
v 1= 2 gh= 2 9,81 0,005=0,313
m
s2
tinggi
alas
0
=arc . tan 0=0
0,9
12
m
2
s
b.
m
s2
c.
m
s2
tinggi
alas
0,05
=arc . tan 0,056=3,18
0,9
m
2
s
m
s2
tinggi
alas
0,1
=arc . tan 0,11=6,34
0,9
13
P1 (KPa) 0.6
0.4
0.2
0
0.44 0.45 0.45 0.46 0.46 0.47 0.47 0.48 0.48 0.49 0.49
V1 (m/s)
14
0.35
0.4
0.45
0.5
0.55
0.6
0.65
V2 (m/s)
15
0.7
0.1
0
0.35
0.4
0.45
0.5
0.55
0.6
0.65
0.7
0.75
0.8
V1 (m/s)
0.4
0.2
0
0.4
0.45
0.5
0.55
0.6
V2 (m/s)
16
0.65
P1 (KPa) 0.6
0.4
0.2
0
0.3
0.32
0.34
0.36
0.38
0.4
0.42
0.44
0.46
V1 (m/s)
P2 (KPa) 0.6
0.4
0.2
0
0.3
0.32
0.34
0.36
0.38
0.4
V2 (m/s)
17
0.42
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah untuk membuktikan teori hukum Bernoulli. Yang
pertama-tama dilakukan adalah mengukur elevasi, alas, dan tinggi kemudian
mengukur ketinggian air yang terbaca pada manometer dan dicatat sebagai P1, V1,
P2, V2. Selain itu dilakukan pula pengukuran debit air. Pengukuran ini dilakukan
untuk tiga instrumen.
Setelah dilakukan pengukuran, selanjutnya dilakukan perhitungan tekanan
(P1, P2), kecepatan (V1, V2) dan sudut. Tekanan diperoleh dengan mengalikan
dengan h. Dimana nilai sebesar 9,81 KN/m3 dan h merupakan nilai P pada
pengukuran. Kecepatan diperoleh dari hasil akar dari perkalian antara gravitasi
dikali 2 dengan nilai h, dimana h disini merupakan selisih dari nilai P dan V pada
pengukuran. Sedangkan sudut diperoleh dari arc.tan hasil pembagian tinggi
dengan alas. Tinggi diperoleh dari h2 atau h2 dikurangi dengan h2 yang datanya
didapatkan dari hasil pengukuran.
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur
aliran yang sama. Peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Untuk membuktikan teori tersebut,
dilakukan lagi suatu perhitungan dengan menggunakan rumus persamaan
Bernoulli dimana jumlah tekanan, kecepatan dan elevasi pada titik satu harus
sama dengan jumlah tekanan, kecepatan, dan elevasi pada titik dua. Dengan kata
lain, jika dimasukkan ke dalam persamaan (1) pada tinjauan pustaka, jumlah nilai
yang diperoleh pada ruas kiri harus sama dengan jumlah nilai pada ruas kanan.
Dimana pada pembuktian ini P merupakan P data hasil perhitungan, v diperoleh
dari hasil akar perkalian gravitasi dikali 2 dengan h, dimana h disini merupakan v
data hasil pengukuran. Sedangkan Z diperoleh dari perbedaan ketinggian pipa
terhadap lantai (datum) dikali dengan tangen hasil perkalian sudut dengan alas.
Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan, pada praktikum ini ternyata
praktikan tidak mendapatkan hasil yang sama persis antara nilai ruas kiri dengan
18
ruas kanan pada persamaan. Namun, selisih perbedaan kedua ruas tidak terlalu
jauh yaitu hanya sekitar 0,01 sampai 0,06. Selain itu berdasarkan teori, jika
terdapat penurunan tekanan dari titik satu ke titik lain, maka akan terjadi
peningkatan kecepatan dari titik satu ke titik lain begitupun sebaliknya. Namun,
pada praktikum ini hanya bukaan dua saja yang mengalami kondisi seperti itu.
Dan jika dilihat dari grafik, grafik yang praktikan peroleh tidak sesuai dengan
bentuk grafik yang seharusnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pada praktikum
yang dilakukan oleh praktikan kali ini terdapat suatu kesalahan, diantaranya
adalah alat-alat praktikum yang sudah tidak berfungsi dengan baik, kesalahan
dalam melakukan pengukuran seperti kesalahan ketika mengukur posisi
ketinggian pipa, ketidaktelitian ketika membaca ketinggian air pada manometer,
ketidaktelitian menghitung debit, maupun kesalahan dan ketidaktelitian ketika
melakukan perhitungan.
BAB V
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Sistanto, Bambang
UNPAD.
Aris,Ir.,Dipl.IE.2003.Mekanika
Fluida.Teknotan-Faperta
20
LAMPIRAN
Gambar 1. Instrumen
21
Gambar 3. Manometer
22