LP Isolasi Sosial MENARIK DIRI
LP Isolasi Sosial MENARIK DIRI
Oleh:
Ni Putu Sriasih
14.321.2046
A8-B
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan
negative atau mengancam (Nanda-I, 2012).
R. Maladaptif
a. Menyendiri
b. Otonomi
c. Bekerjasama
(mutualisme)
d. Saling tergantung
(interdependent)
a. Manipulasi
b. Curiga
c. Ketergantungan
(dependent)
d. Menarik diri
e. Narcissisme
Keterangan :
1.
Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih bisa diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat dimana
individu dalam menjelaskan masalahnya dalam batas normal.
a.
Solitude
(menyendiri)
adalah
respon
yang
dibutuhkan
c.
d.
Saling
ketergantungan
(interdependency)
adalah
saling
Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu dalam
menyelesaikan masalahnya menyimpang dari norma-norma social dan
kebudayaan suatu tempat.
a. Manipulasi adalah individu menganggap orang lain sebagai objek untuk
mencapai kebutuhannya, tidak dapat membina hubungan social secara
mendalam.
b. Curiga terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa saling percaya
dengan orang lain. kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan
tanda-tanda cemburu, iri hati dan berhati-hati. Perasaan individu ditandai
dengan humor yang kurang dan inndividu merasa bangga dengan sikapnya
yang dingin dan tanpa emosi.
Kurang spontan.
2.
3.
4.
Afek tumpul.
5.
6.
7.
8.
9.
masa
tumbuh
kembang
individu
mempunyai
tugas
e. Stressor psikologik
Adanya kecemasan berat dengan terbatasnya kemampuan menyelasaikan
kecemasan tersebut.
3. Tanda dan gejala
Gejala subjektif:
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau di tolak oleh orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Respons verbal kurang dan sangat singkat
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
e. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
g. Klien merasa tidak berguna
h. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
i. Klien merasa ditolak
Gejala objektif:
a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara
b. Tidak mengikuti kegiatan
c. Banyak berdiam diri dikamar
d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
e. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
f. Kontak mata kurang
g. Kurang spontan
h. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
i. Ekspresi wajah kurang berseri
j. Tidak merawat diri dari dan tidak memperhatikan kebersihan diri
k. Mengisolasi diri
l. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
m. Masukan makanan dan minuman terganggu
n. Retensi urin dan fases
o. Aktivitas menurun
p. Kurang energy (tenaga)
q. Rendah diri
r. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur)
F. Mekanisme koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan
koping yang sering digunakan adalah regrasi, represi dan isolasi. Sedangkan
contoh sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam
hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan
peliharaan, menggunakan keriatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal
seperti keseniaan music atau tulisan. (stuart and sundeen,199)
G. Penatalaksanaan
a. Therapy farmakologi
b. Electrinconvulsive therapy
Electro
kelompok
merupakan
suatu
psikotherapy
yang
dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdikusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa.
Therapy ini bertujuan memberi stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal.
d. Therapy lingkungan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan
harus mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan
memelihara kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus
psikologi seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan, karena
Preokupasi
dengan
bagian
tubuh
yang
hilang
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua, putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat ,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
3) Hubungan sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka
melamun,dan berdiam diri.
4) Spiritual
Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran keinginan
beraktivitas.
5) Status mental
a) Penampilan diri
Pasien terlihat lesu, tidak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju
tidak tepat, resleting tak terkunci,baju tak dikancing,baju terbalik
sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien .
b) Pembicaraan
Nada suara rendah,lambat,kurang bicara,apatis.
c) Aktivitas motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif,
kecenderungan
I. Pohon Masalah
Resiko
Akibat
Perubahan
sensori
persepsi
Halusinasi
Kerusakan
Core Problem
interaksi
Deficit perawatan
diri
Etiologi
Masalah keperawatan
a) Kerusakan interaksi sosial: menarik diri.
b) Harga diri rendah
c) Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d) Resiko perilaku kekerasan
e) Defisit perawatan diri
Data yang perlu dikaji:
Data objektif: klien hanya mengatakan ya dan tidak
Data objektif:
- Gangguan pola makan: tidak ada nafsu makan/minum berlebihan.
- Berat badan menurun/meningkat drastis
- Kemunduran kesehatan fisik
- Tidur berlebihan
- Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
- Banyak tidur siang, kurang bergairah, tidak memperdulikan lingkungan.
- Aktivitas menurun, mondar-mandir/ sikap mematung, mekakukan gerakan
-
K. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan interaksi social
b. Gangguan konsep diri
c. Perubahan sensori persepsi
L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
Hari/Tgl
Diagnosa
Perencanaan
keperawatan
Isolasi sosial
Tujuan
Kriteria evaluasi
menit
klien klien
mampu
saling
membina
saling
percaya (BHSP)
Rasional
membina
percaya
dapat
mengungkapkan
Intervensi
perasaan
dengan percaya
verbal
komunikasi terapeutik
a. Sapa
klien
ramah,
mau
berjabat
tangan
c. Mau
pertanyaan
baik
awal
diri
nama
untuk
menentukan
verbal selanjutnya
dengan sopan
c. Tanyakan
merupakan
dengan keberhasilan
maupun norverbal
b. Perkenalkan
menjawab
saling
rencana
lengkap
mau
duduk
berdampingan
dengan
perawat
dan
nama
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan tepati janji
f. Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
g. Beri
perhatian
pada
Klien
Klien
sosial
kebutuhan klien
menyebutkan 1. Berikan
kesempatan Dengan mengungkapkan
menyebutkan
penyebab
dapat
isolasi
berasal dari:
kepada
klien
untuk perasaan,
a. Diri sendiri
b. Orang lain
c. Lingkungan
bisa
penyebab
klien
mengungkapkan
TUK 3 klien dapat Klien
dapat
menyebutkan
menyebutkan
keuntungan
keuntungan
keuntungan
berhubungan
manfaat
berhubungan
perasaannya
1. Kaji
pengetahuan Reinforment
klien
kesempatan
berhubungan
mengungkapkan
perasaannya
tentang
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain
3. Diskusikan
bersama
dapat
4. Kaji
pengetahuan
tidak
berhubungan dengan
orang lain
a. Beri
kesempatan
klien
untuk
mengungkapk
an
perasaan
tentang
kerugian
bila
tidak
berhubungan
dengan orang
lain
b. Diskusikan
bersama klien
tentang
kerugian tidak
berhubungan
dengan orang
lain
c. Beri
reinforCment
positif
terhadap
kemampuan
mengungkapk
an
perasaan
tentang
kerugian tidak
berhubungan
dengan orang
TUK 4 klien dapat Klien
melaksanakan
hubungan
dapat
menyebutkan
secara bertahap
1. Kaji
lain
kemampuan Mengetahui sejauh mana
klien
hubungan
membina pengetahuan
denga tentang
orang lain
Dorong dan bantu klien
klien
berhubungan
untuk
berhubungan
dengan
orang
lain
melalui:
a). Klien-perawat
b).Klien-perawatperawat lain
c).Klien-perawat-perawat
lain-
klien lain
d).Klien-kelompok kecil
2. Bantu
klien
mengevaluasi manfaat
berhubungan dengan
orang lain
3. Diskusikan
jadwal
harian
dapat
yang
dilakukan
bersama
mengikuti
kegiatan
terapi
aktivitas
kelompok sosialisasi
5.
Beri reinforcement
atas
kegiatan
dalam
klien
kegiatan
ruangan
TUK 5 klien dapat Klien
dapat
mengungkapkan
mendemonstrasikan hubungan
mengungkapkan
perasaannya
perasaannya
setelah
a. klien-perawat
berhubungan
b. klien-perawat-perawat lain
orang lain
2. 5.2
Diskusikan tentang
kerugian
3. Beri
reinforCment
positif
atas
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaan
manfaat
bila
berhubungan
klien
berhubungan dengan
TUK
orang lain
Klien Klien dapat mengungkapkan 1. BHSP dengan keluarga
dapat
memberdayakan
a. Salam,
diri
berhubungan
sistem pendukung
a. Diri sendiri
b. Sampaikan tujuan
atahu
keluarga
b. Orang lain
c. Membuat kontrak
atahu
keluarga
mampu
mengembangkan
kemampuan klien
untuk
d. Explorasi
Keluarga dapat:
b. Menjelaskan
orang lain.
pengetahuan
perasaannya
keluarga tentang:
cara
berhubungan
diri
tentang
hubungan
perilaku Klien
menarik diri
c. Mendemonstrasikan
dengan
keluarga
a. Menjelaskan
c. Cara
mungkin
mengoobati
dapat
perasaan
menghadapi
menarik diri
d. Berpartisipasi
perawatan
menarik diri.
dalam
diri.
klien karena
lain.
memulai
memberikan meningkatkan
dapat
dengan
berkomunikasi Dengan
keluarga,
dukungan
klien
akan
M. Implementasi Keperawatan
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan isolasi social: menarik diri
Isolasi social
Sp 1 pasien
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi social
Sp 1 keluarga
1.Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien.
harian
N. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilaksanakan terus menerus pada
respon pasien terhadap tindakan keperawatan. Evaluasi dilakukan perdiagnosa
keperawatan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai pola pikir
( Keliat, 2006).
Evaluasi yang ingin dicapai diantaranya :
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
2. Pasien dapat memulai interaksi dengan kelompoknya.
3. Pasien mulai dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
4. Pasien mengerjakan aktifitas sehari hari dan aktifitas yang
disenangi.
5. Pasien dapat berinteraksi di dalam kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna.1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 1.Jakarta : EGC
Stuart & Sundeen.1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta : EGC
Townsend, Mary C.1998.Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri.
Jakarta : EGC
Rencana tindakan keperawatan jiwa sumber : Ruang Sakit Jiwa Propinsi Bali 2009