Anda di halaman 1dari 27

BAHAN AJAR

KELAS XI SEMESTER 1

(Kekhasan Atom Karbon, Jenis Atom Karbon, & Pengelompokkan Senyawa

URAIAN MATERI
PERTEMUAN I
A. KEKHASAN ATOM KARBON
Senyawa hidrokarbon yang ada di alam jumlahnya sangat
melimpah. Beragamnya senyawa-senyawa hidrokarbon ini
sebenarnya bersumber dari sifat khas atom karbon itu sendiri.
Sifat khas atom karbon yang tidak dimiliki oleh atom lain adalah
sebagai berikut:
a. Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4
ikatan kovalen.
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus
Lewis yang ditunjukkan di bawah ini.

GAMBAR 1
GAMBAR 2
Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat
ikatan kovalen melalui penggunaan bersama pasangan elektron
dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen
tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul
metana (CH4).
b. Atom karbon mempunyai kemampuan untuk membentuk
rantai karbon.
Antar-atom karbon dapat membentuk rantai karbon. Berdasarkan
bentuk rantai karbonnya, senyawa karbon dibagi menjadi 2, yaitu
senyawa alifatik dan siklik.
1. Senyawa alifatik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya
terbuka, berupa rantai lurus dan rantai bercabang.
2. Senyawa siklik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya tertutup
atau melingkar. Senyawa siklik dibagi menjadi dua, yaitu
senyawa karbosiklik dan heterosiklik.
c. Ikatan di antara atom-atom karbon dapat berupa ikatan
tunggal, ikatan rangkap dua, atau ikatan rangkap tiga.
Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi yang digunakan untuk
membentuk rantai karbon. Rantai karbon yang terbentuk ada yang
berupa ikatan tunggal, rangkap dua, maupun rangkap tiga.

Perbedaan ketiga ikatan tersebut berdasarkan jumlah tangan


ikatan yang digunakan atom karbon untuk berikatan dengan atom
lain. Untuk mengetahui bentuk tiap-tiap ikatan, perhatikan gambar
berikut.

B. KLASIFIKASI ATOM KARBON (Atom C)


Atom karbon memiliki posisi yang berbeda-beda dalam sebuah
rantai karbon. Berdasarkan jumlah atom C yang diikatnya, ada 4
kemungkinan posisi atom karbon dalam rantai karbon, yaitu atom C
primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartener.
a) Atom C Primer (1)

1
atau dapat dituliskan CH3 CH3

|
HC C
diikat oleh atom C yang diberi tanda 1. Atom C tersebut hanya
H
mengikat 1 atom C lainnya, maka dinamakan dengan atom C
|
primer.
b)| Atom C Sekunder (2)
H
H
H H
2
2
HH
2 2
atau ditulis CH CH CH CH
Dari rantai karbon diatas, perhatikanlah jumlah atom C yang

|
|
|
HC CC C
H
|
|
|
| atom C yang diikat oleh atom C yang diberi
Perhatikanlah
jumlah
Ho H H
tanda 2 . Atom C tersebut mengikat 2 atom C lainnya, maka
H
dinamakan dengan atom C sekunder.
c) Atom C Tersier (3)

CH3

CH3 CH2
CH3

|
CH

Perhatikanlah jumlah atom C yang diikat oleh atom C yang diberi


tanda 3o. Atom C tersebut mengikat 3 atom C lainnya, maka
dinamakan dengan atom C tersier.
d) Atom C kuartener (4)
4

CH3
|
C

CH3 CH2
CH3
Perhatikanlah
jumlah atom C yang diikat oleh atom C yang diberi
|
tanda 4o. Atom C tersebut mengikat 4 atom C lainnya, maka
CH3

dinamakan dengan atom C kuarterner.


C. PENGELOMPOKAN SENYAWA HIDROKARBON

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon paling


sederhana yang terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H).
Keberadaan senyawa hidrokarbon sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari hari, contohnya metana dalam gas alam,
propana dalam gas elpiji, butana dalam pemantik rokok, kerosin
dalam kompor atau lampu minyak tanah, dan bensin pada
kendaraan bermotor. Sifat senyawa senyawa hidrokarbon
ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan kovalen antar atom
karbon. Oleh karena itu senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan
sebagai berikut.
1. Berdasarkan bentuk rantainya, senyawa hidrokarbon
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a. Senyawa hidrokarbon alifatik, merupakan senyawa hidrokarbon
yang rantai atom C-nya terbuka.
b. Senyawa hidrokarbon alisiklik (siklik), merupakan senyawa
hidrokarbon yang rantai atom C-nya tertutup atau melingkar.
2. Berdasarkan jenis rantainya, senyawa hidrokarbon dikelompokkan
menjadi 2, yaitu:
a. Senyawa hidrokarbon tak bercabang
b. Senyawa hidrokarbon bercabang
3. Berdasarkan kejenuhan ikatannya, senyawa hidrokarbon
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a. Senyawa hidrokarbon jenuh, merupakan hidrokarbon yang
memiliki ikatan tunggal pada rantai karbonnya
b. Senyawa hidrokarbon tak jenuh, merupakan hidrokarbon yang
memiliki ikatan rangkap dua atau tiga pada rantai karbonnya

Senyawa
Berdasarkan bentuk

Alifatik

Berdasarkan jenis

Tak

Alisiklik

Contoh senyawa hidrokarbon alifatik


CH2 CH2
H3C CH2jenuh
hidrokarbon

3.

H3C CH2

CH2

CH2

CH3

H3C

CH2 CH

CH2

CH2

H3C

CH3

CH2

H2C C

C CH2
H2

CH2
CH2

2.

HC
HC

H
C
C
H

CH2

CH2

CH3

Alkana
CH2

CH3

Contoh senyawa hidrokarbon bercabang


H3C

CH

Contoh senyawa

1.

CH3

hidrokarbon H
tak jenuh

Tak jenuh

H3C CH2

1.
2.

Contoh
H3Csenyawa
CH CHhidrokarbon
CH2 CH3 alisiklik (siklik)
2.

Jenuh

Bercabang

Contoh senyawa hidrokarbon tak bercabang

CH3

1.
2.

Berdasarkan kejenuhan

CH2 CH

1.

CH2

CH2

CH3

H3C

Contoh senyawa
CH

CH

CH2

CH3

1.

CH3

Alkena

CH
3.

H3C

CH

CH

CH
CH3

CH3

2. H3C CH

CH

CH

Alkuna

CH3

PERTEMUAN 2
A. Senyawa Hidrokarbon
1. Alkana
Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana. Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal. Rumus umum
alkana CnH2n+2. Senyawa paling sederhana dari alkana yaitu metana. Metana hanya
memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom H. Tabel berikut menyajikan
data sepuluh alkana rantai lurus pertama.
Tabel Deret Homolog Alkana
Jumlah Karbon
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Struktur
CH4
CH3 CH3
CH3 CH2 CH3
CH3 (CH2)2 CH3
CH3 (CH2)3 CH3
CH3 (CH2)4 CH3
CH3 (CH2)5 CH3
CH3 (CH2)6 CH3
CH3 (CH2)7 CH3
CH3 (CH2)8 CH3

Nama
Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan kesepuluh senyawa di


atas terletak pada jumlah gugus metilena (CH2). Senyawa dengan kondisi demikian
disebut homolog. Susunan senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbedaan
dengan tetangga dekatnya hanya pada jumlah metilena disebut deret homolog.
a. Tata nama alkana
Penamaan alkana mengikuti sistem IUPAC, yaitu sistem tata nama yang didasarkan pada
gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat digunakan untuk menurunkan
namanya dan sebaliknya, bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama.
Dasar sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus.
1

Alkana rantai lurus (tidak bercabang)


Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya sebagaimana
tercantum dalam tabel di atas. Terkadang ditambahkan normal (n) di depan nama
alkana.
Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH3
CH3 CH2 CH3

nbutana/butana
npropana/propane

Alkana siklis (rantai tertutup)


Alkana rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom karbon dalam
cincin, dengan penambahan awalan siklo-.

Contoh:
H2C CH2
|
|
H2C CH2
3

siklobutana

Alkana bercabang (memiliki rantai samping) Senyawa alkana terkadang berikatan


dengan unsur lain pada salah satu atau beberapa atom karbonnya. Unsur lain dalam
rantai alkana tersebut biasa dinamakan substituen. Jenis substituen alkana yang sering
dijumpai yaitu gugus alkil. Gugus alkil adalah alkana yang kehilangan 1 atom H.
Penamaannya sama dengan alkana, hanya akhirannya diubah menjadi -il. Rumus
umumnya CnH2n+1.
Tabel berikut menyajikan deret gugus alkil.
Jumlah
Rumus
Struktur
Nama
Karbon
Molekul
1
CH3
CH3
Metil
2
CH3 CH2
C2H5
Etil
3
CH3 CH2 CH2
C3H7
Propel
4
CH3 (CH2)2 CH2
C4H9
Butil
5
CH3 (CH2)3 CH2
C5H11
Pentil/amil
6
CH3 (CH2)4 CH2
C6H13
Heksil
7
CH3 (CH2)5 CH2
C7H15
Heptil
8
CH3 (CH2)6 CH2
C8H17
Oktil
9
CH3 (CH2)7 CH2
C9H19
Nonil
10
CH3 (CH2)8 CH2
C10H21
Dekil
Jika alkana memiliki rantai samping maka penamaannya mengikuti aturan sebagai
berikut.
1 Rantai terpanjang merupakan rantai utama.
2 Rantai utama diberi nomor mulai dari ujung rantai yang memiliki substituen.
3 Urutan penulisan nama : nomor cabang, nama cabang, nama alkana rantai utama.
4 Jika terdapat gugus metil pada atom C nomor 2, nama alkana diberi awalan iso.

Contoh:
CH3 CH CH2 CH3 rantai terpanjang : butana
|
CH3
C1 C2 C3 C4 penomoran diawali dari ujung yang paling dekat dengan
substituen/cabang.
Jadi, nama senyawa di atas: 2-metil-butana/isobutana.
CH3 CH CH2 CH3
|
CH2
|
CH3
CH3 CH CH2 CH3
3

rantai terpanjang: pentana bukan butana

penomoran

2|

CH2
1|
CH3
Jadi, nama senyawa di atas: 3-metil-pentana.
5

Jika alkana memiliki cabang yang sama lebih dari satu, nama cabang digabung
menjadi satu dan diberi awalan di-(jumlah cabang ada dua), tri-(jumlah cabang ada 3),
tetra-(jumlah cabang ada empat).
Contoh:
CH3
|
H3C C CH2 CH2 CH3 2,2-dimetil-pentana
|
CH3

Jika alkana memiliki cabang yang berbeda, penulisan nama diurutkan berdasarkan
urutan abjad.
Contoh:
Br
|
H3C CH CH2 CH2 CH3 3-bromo, 2-metil-pentana
|
CH3

Kegunaan Alkana
Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut:
1
2

Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin bensin dan solar


Pelarut berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan

3
4
5
6

sebagai pelarut dalam industri


Sumber hidrogen.
Pelumas
Bahan baku untuk senyawa organik lain
Bahan baku industri seperti plastik, deterjen, karet sintetis, minyak rambut dan obat
gosok.

2. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan ikatan rangkap dua
(C=C). Alkena paling sederhana yaitu etena, C2H4. Rumus umum alkena CnH2n.
Tabel berikut menyajikan deret homolog alkena.
Jumlah C Rumus Struktur

Rumus Molekul

Nama kimia

2
3
4
5
6
7
8
9
10

CH3 = CH2
CH3 = CH2 CH2
CH3 = (CH2)2 CH2
CH3 = (CH2)3 CH2
CH3 = (CH2)4 CH2
CH3 = (CH2)5 CH2
CH3 = (CH2)6 CH2
CH3 = (CH2)7 CH2
CH3 = (CH2)8 CH2

C2H4
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
C7H14
C8H16
C9H18
C10H20

Etena
Propena
1-butena
1-pentena
1-heksena
1-heptena
1-oktena
1-nonena
1-dekena

a. Tata nama alkena


1) Alkena rantai lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap ( C = C ) diberi nomor yang menunjukkan ikatan
rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan
rangkap.
Contoh:
5 4
3
2
1
H3C CH2 CH = CH CH3

bukan

1 2
3
4
5
H3C CH2 CH = CH CH3

Sehingga, nama senyawa di atas yaitu 2 pentena.


2) Alkena dengan rantai bercabang
a) Rantai utama yaitu rantai yang terpanjang dan mengandung ikatan rangkap.
b) Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat dengan ikatan rangkap, bukan
cabang yang terdekat.
c) Urutan penulisan nama: nomor cabang, nama cabang, nomor ikatan rangkap, nama
alkena.
Contoh:
a) H3C CH = CH CH2 CH3 2pentena
b) H3C CH = CH CH CH3 4metil 2pentena
|
CH3
3) Alkena dengan lebih dari satu ikatan rangkap Jika alkena memiliki lebih dari satu ikatan
rangkap, namanya diberi tambahan diena (untuk dua ikatan rangkap) atau triena (untuk
tiga
ikatan rangkap).
Contoh:
a) H3C CH = CH CH2 CH = CH2
b) H3C C = CH CH CH = CH2
|
|
CH3
C2H5

3. Alkuna

1,4heksadiena
3-etil 5 metil1,4heksadiena

Alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga ( C C
). Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2. Alkuna paling sederhana yaitu etuna, C2H2.
Deret homolog alkuna sebagai berikut.
Jumlah C
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Rumus Struktur
CH3 CH2
CH3 CH2 CH2
CH3 (CH2)2 CH2
CH3 (CH2)3 CH2
CH3 (CH2)4 CH2
CH3 (CH2)5 CH2
CH3 (CH2)6 CH2
CH3 (CH2)7 CH2
CH3 (CH2)8 CH2

Rumus Molekul
C2H2
C3H4
C4H6
C5H8
C6H10
C7H12
C8H14
C9H16
C10H18

Nama Kimia
Etuna
Propuna
1-butuna
1-pentuna
1-heksuna
1-heptuna
1-oktuna
1-nonuna
1-dekuna

a. Tata nama alkuna


Aturan pemberian nama alkuna sama dengan alkena, hanya diakhiri -una.
Contoh:
HC C CH3
1propuna
H3C C C CH3 2butuna
CH3 C C CH CH2 CH2 CH2 CH3
|
C2H5

4etil3oktuna

Kegunaan Alkena dan Alkuna


Molekul-molekul etena dapat bergabung membentuk polietena, yaitu suatu
polimer yang digunakan untuk membuat peralatan dari plastik. Selain plastik, alkena
alami yang banyak dimanfaatkan yaitu karet dan getah perca. Karet yang digunakan
untuk membuat ban kendaraan, sedangkan getah perca untuk bahan insulasi.
Etuna atau lebih dikenal dengan asetilena merupakan gas yang dihasilkan jika
karbit direaksikan dengan air. (las karbit)

1. Berilah namaLATIHAN
pada senyawa-senyawa berikut ini!
a.
CH3
|
H3C C CH2 CH CH2 CH2 CH3
|
|
CH3
C2H5
b.

CH3
Cl
|
|
CH3 C CH2 CH CH CH2 CH2 CH3
|
|

CH3

Br

c.

CH3 CH CH2 C = CH CH3


|
|
CH3
CH3

d.

CH2 = C CH2 CH CH3


|
|
CH2
CH2
|
|
CH3
CH3

e. CH3 CH2 C C CH2 CH3


d. CH3 C C CH2 CH CH3
|
CH2 CH3

LATIHAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini dengan tepat!
1. Tentukan atom C primer, sekunder, tersier dan kuarterner pada senyawa berikut!
a)
1 b) 2
1 CH23 CH3 CH24 CH3

5
6
7
CH
2
3
CH3 C CH3

4 5
8
CH3

CH2

2. Manakah dari senyawa berikut yang tergolong hidrokarbon alifatik jenuh dan
manakah yang tergolong hidrokarbon alifatik tak jenuh?
a) CH3 C C CH3
c) CH3 CH CH2 CH3
C
b) CH3 C = CH CH3
CH3

d) CH3 CH2 CH2 CH3


CH3
CH
3. Perhatikan beberapa senyawa berikut. 3
(a)
H3C

CH

CH

CH

CH3

CH3

CH2

H2C

CH3

(b) H2C

CH

CH2 CH

(e)

CH3

CH3

H3C

CH2

CH2 CH2 CH
CH3

CH3

H2
C

CH2

C C
H2 H2
H2
CH
2
HC
CH

C C
H H

H2C CH2

(d)

(c)

(f)

Diantara senyawa-senyawa tersebut, yang termasuk hidrokarbon:


a. Alifatik jenuh
b. Alifatik tak jenuh

c. Alisiklik jenuh
d. Alisiklik tak jenuh

PERTEMUAN 3
Isomer adalah dua senyawa hidrokarbon atau lebih yang
mempunyai rumus molekul sama tetapi mempunyai struktur yang
berbeda. Secara garis besar isomer dibagi menjadi dua, yaitu isomer
struktur, dan isomer geometri.
1. Isomer struktur
Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka,
isomer posisi dan isomer gugus fungsi.
a. Isomer rangka adalah senyawa-senyawa hidrokarbon yang
mempunyai rumus molekul sama tetapi kerangkanya berbeda.
Contoh pada alkana, alkena, dan alkuna.

b. Isomer posisi adalah senyawa-senyawa hidrokarbon yang memiliki


rumus molekul sama tetapi posisi/letak ikatan rangkap berbeda.
Isomer posisi terjadi pada senyawa alkena dan alkuna, Contoh pada
alkena dan alkuna.

2. Isomer geometri
Isomer geometri adalah senyawa-senyawa hidrokarbon yang
mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur ruangnya berbeda.
Isomer geometri hanya terjadi pada senyawa alkena, Contoh pada
alkena mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis dan trans.

Senyawa di atas mempunyai keisomeran geometri, karena kedua atom


karbon yang berikatan rangkap mengikat gugus-gugus yang berbeda. Jika
atom karbon yang terikat pada atom karbon nomor 2 dipertukarkan
tempatnya maka berubah bentuk cis menjadi trans.

REAKSI SENYAWA HIDROKARBON


Reaksi senyawa hidrokarbon selalu terjadi disekitar kita.
Secara umum, pada reaksi senyawa hidrokarbon akan terjadi
pemutusan ikatan rantai karbon ata atom ataom lain membentuk
rantai karbon baru. Reaksi senyawa hidrokarbon ada empat yaitu
reaksi oksidasi, reaksi substitusi, reaksi adisi dan reaksi eliminasi.
1. Reaksi Oksidasi
Senyawa hidrokarbon yang dibakar dengan oksigen
menghasilkan C, CO, CO2 dan H2O tergantung kesempurnaan
pembakarannya. Bila senyawa hidrokarbon terbakar sempurna akan
menghasilkan CO2 dan H2O.
Contoh :
CH4(g) + 2O2(g)
CO2(g)
+ 2H2O(g) (alkana )
C2H4(g) + 3O2(g)
2CO2(g) + 2H2O(g) (alkena)
2C2H2(g)
+ 5O2(g)
4CO2(g) + 2H2O(g) (alkuna)
2. Reaksi Substitusi
Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi substitusi
adalah reaksi penggantian suatu atom pada alkana oleh atom dari
senyawa halogen.

Substitusi bromin pada metana menghasilkan bromometana. Contoh


reaksi substitusi yang lain adalah :
H
H
H
H
H C
H
H

FF

C FH C

C H

Etana
Fluor
Fluoroetana
Substitusi flourin pada etana menghasilkan fluoroetana.
3. Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh
dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi. Reaksi
adisi adalah reaksi pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
1) Adisi pada Alkena
a. Reaksi alkena dengan halogen menghasilkan dihaloalkana disebut
halogenasi.
CH3 CH CH2

Br

Br

CH3 CH CH2 Br

Br

CCl4

Reaksi adisi propena dengan bromine menghasilkan 1,2


Dibromopropana
b. Adisi alkena dengan hidrogen menghasilkan alkana disebut
hidrogenasi.

CH3 CH2 CH2 CH3 H H CH3 CH CH CH3


Pt

2 butena

n butena

c.

Adisi alkena dengan hidrogen halida menghasilkan


alkana .
C C
+ HX
I)

(X = F, Cl, Br,

Alkena
Alkil halida
Adisi senyawa alkena dengan hydrogen halida (HX) mengikuti aturan
Markovnikov. Bunyi dari aturan Markovnikov adalah :
Informasi:
Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk
utama reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam
ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H.

Contoh

CH3 CH CH3

CH3 CH CH2

Cl

1 propena

+ HCl

2 - kloropropana

CH3 C CH3
CH3
Atom C berikatan rangkap dan mengandung H lebih
banyak.
CH3 C CH2
CH3

+ HI

2 metilpropena
2 iodo 2 metilpropana
d. Adisi alkena dengan air (H2O) menghasilkan alcohol (R OH)
Sesuai dengan aturan Markovnikov, atom H dari H2O akan masuk pada
atom C yang berikatan rangkap dan paling banyak mengikat atom H.
CH3 CH

CH3

OH

H OH CH3 CH

CH2

H+

Propena

2 propanol

2) Adisi pada Alkuna


Alkuna dapat di adisi dengan H2, halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2),
dan asam halida (HX = HF, HCl, HBr, HI). Alkuna dapat teradisi dua
kali karena jumlah ikatan rangkapnya dengan jumlah pereaksi
berlebih. Untuk mengadisi alkuna menggunakan hidrogen halida
(HX) dibutuhkan HX dalam kondisi berlebih. Alkuna membutuhkan
jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk
jumlah ikatan rangkap yang sama. Jika HX berlebih, maka reaksi
adisi kedua pada alkuna akan mengikuti aturan Markovnikov
sebagaimana pada alkena.
Adisi hidrogen
Contoh:
CH2 CH2
H H CH CH
H H
+
+
CH3 CH3
etuna

etena

CH2 CH CH3 CH C

etana

CH3 CH3 CH2 CH3 H H H H


+
+

propuna
propana

propena

Adisi halogen
F
F
HC

CH3 HC

CH3
F

F CH

CH3
+

F
+

propuna
tetrafloropropana
H
Br
HC
H

1,1,2,2-

CH3

Br
Adisi asam halid

a
HC
C
H

1,2-difloro-1-propena

CH3
H Br H Br CH

Br

CH3
+

Propuna
dibromopropana

2-bromo-1-propena

2,2-

3) Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi pengeluaran dua atom dari dua gugus C
yang berdekatan dan gugus C yang mengeluarkan atom tersebut akan
berikatan rangkap pada hidrokarbon.

contoh :
H

Cl

eliminasi

Kloroetana

etena

H Cl

asam klorida

a. Dehidrohalogenasi (pengambilan atom hidrogen dan halogen dari suatu


molekul)
CH3 CH

CH2 CH

CH3

CH3

Br
KOH dalam alcohol

+ HBr
2 bromo propana

propena

b. Dehidrasi alcohol (pelepasan molekul H2O dari molekul alcohol


membentuk alkena)
H
H
H

OH

CH2 CH2

+ H2O

H2SO4 pekat
o

180 C

Etanol

etena

SIFAT FISIK SENYAWA HIDROKARBON

1. Sifat Fisik Senyawa Alkana


Titik leleh adalah suhu pada saat zat padat berubah wujud menjadi
zat cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh
merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama berada
dalam kesetimbangan.
Titik didih adalah temperature pada saat zat cair mendidih dimana
temperature tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan
tekanan luar.
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur
tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling
sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang
paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk
menentukan kemurnian suatu zat.
a. Sifat fisik alkana seperti titik leleh, titik didih, kerapatan dan
wujudnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Nama
Ru
Mr
Titik
Titik
Kerap
Wu
alkan
m
le
di
at
j
a
u
le
di
an
u
s
h
h
(g/cm
d
0
0
3
Mol
( C)
( C)
)
p
e
a
k

Metana
Etana
Propana
Butana

u
l

d
a

CH4
C2H6
C3H8
C4H1

16
30
44
58

-182
-183
-188
-138

-162
-89
-42
-0. 5

0,423
0,545
0,501
0,573

250
C
Gas
Gas
Gas
Gas

72

-130

36

0,526

Cair

86

-95

69

0,655

Cair

10

-91

99

0,684

Cair

-57

126

0,699

Cair

-54

151

0,718

Cair

-30

174

0,730

Cair

-26

196

0,740

Cair

-9,6

216

0,749

Cair

-5,4

235

0,756

Cair

5,9

254

0,763

Cair

9,9

271

0,769

Cair

18

287

0,773

Cair

22

302

0,778

Cair

Pentana

C5H1

Heksana

C6H1

Heptana

C7H
1

Oktana

C8H1

11
4

Nonana

C9H2

12
8

Dekana

C10H

14
2

2
2

Undekan
a

C11H

Dodekan
a

C12H

Tridekan
a

C13H

Tetradek
ana

C14H

Pentade
kana

C15H

15
6

2
4

17
0

2
6

18
4

2
8

19
8

3
0

21
2

3
2

Heksade
kana

C16H

Heptade
kana

C17H

22
6

3
4

24
0

Oktadek
ana

C18H

25

28

316

0,789

32

330

0,789

37

343

0,789

3
8

Nonadek
ana

C19H

Iikosana

C20H

26
8

4
0

4
2

28
2

pad
a
t
pad
a
t
pad
a
t

Dari tabel di atas dapat dilihat :


Titik leleh dan titik didih alkana
Dari metana sampai ikosana mengalami kenaikan titik leleh dan titik
didih dikarenakan bertambahnya nilai Mr sehingga gaya antar
molekul semakin kuat. Besrrnya gaya antar molekul membutuhkan
energi yang besar untuk mengatasi gaya tersebut.
Kerapatan Alkana
Bertambahnya jumlah atom C, alkana mengalami kenaikan
kerapatan karena bertambahnya nilai Mr yang menyebabkan
besarnya gaya antar molekul. Sehingga molekul-molekul alkana
menjadi semakin rapat. Nilai kerapatan alkana lebih kecil dari air,
sehingga bila dicampur dengan air akan membentuk lapisan yang
saling tidak bercampur dimana alkana berada di atas lapisan air.
Wujud senyawa Alkana
Karena semakin bertambahnya kerapatan alkana seiring dengan
pertambahan jumlah atom C, maka pada suhu kamar alkana rendah
(C1 C4) berwujud gas, yang sedang (C5 C17) berwujud cair dan
yang tinggi (>C17) berupa padat.
b. Kelarutan Alkana
Alkana bersifat non polar sehingga sukar larut dalam pelarut polar
seperti air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik non polar
seperti etanol, dietil eter dan benzena.
Senyawa alkana yang bernilai Mr sama tetapi memiliki struktur
bercabang mempunyai sifat fisik berbeda dengan alkana rantai lurus.
Contohnya nilai titik didih dan titik leleh dari n-butana dan isobutana

yang memiliki rumus molekul C4H10, terlihat pada gambar di bawah.

Hal ini dikarenakan alkana rantai bercabang seperti isobutana


memiliki susunan molekul yang lebih renggang dibandingkan alkana
rantai lurus seperti n-butana. Akibatnya interaksi antar molekul alkana
rantai bercabang akan berkurang sehinngga energi yang dibutuhkan
untuk mengatasi gaya antar molekul tersebut lebih kecil. Akibatnya titik
leleh dan titik didih alkana rantai bercabang lebih rendah dibandingkan
senyawa dengan rantai lururs.
2. Sifat Fisik Senyawa Alkena
a. Sifat fisik alkana seperti titik leleh, titik didih, kerapatan dan
wujudnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Ru
m
Fase
u
Titik
Titik
Kerap
p
s
le
di
at
Nama
a
mol
Mr
le
di
an
alkena
d
e
h
h
(g/Cm
a
k
(oC)
(0C)
3)
0
25 C
u
l
Etena
C2H4
28
-169
-104
0,568
Gas
Propena
C3H6
42
-185
-48
0,614
Gas
1-Butena
C4H8
56
-185
-6
0,630
Gas
1C5H1
70
-165
30
0,643
Cair
Pente
0
na
1C6H1
84
-140
63
0,675
Cair
Hekse
na

1Hepte
na
1-Oktena

C7H1

98

-120

94

0,698

Cair

11

-102

122

0,716

Cair

C8H1

1-Nonesa
C9H1

12

-81

147

0,731

Cair

-66

171

0,743

Cair

-49

193

0,750

Cair

-35

214

0,758

Cair

-23

233

0,760

Cair

-13

251

0,765

Cair

-4

269

0,775

Cair

287

0,783

Cair

10

300

0,785

Cair

17

314

0,790

Padat

1-Dekena
C10H

14
0

2
0

1Undek
ena

C11H

15
4

2
2

1Dodek
ena

C12H

16
8

2
4

1Tridek
ena

C13H

18
2

2
6

1Tetrad
ekena

C14H

19
6

2
8

1Penta
deken
a

C15H

Heksa
deken
a

C16H

Hepta
deken
a

C17H

Oktad
ekena

C18H

21
0

3
0

122
4

3
2

123
8

3
4

13
6

25
2

1Nonad
ekena

C19H

26

23

329

0,791

Padat

26

340

0,792

Padat

3
8

1Iikose
na

C20H

28
0

4
0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :


Titik leleh dan titik didih alkena cenderung mengalami kenaikan
dengan bertambahnya nilai Mr
Kerapatan alkena naik dengan pertambahan nilai Mr. Tetapi nilai
kerapatan senyawa alkena lebih kecil dari air, sehingga bila
dicampur dengan air akan membentuk lapisan yang saling tidak
bercampur dimana alkena berada di atas lapisan air.
Pada suhu kamar, senyawa alkena C2-C4 berwujud gas, alkena C5C17 berwujud cair dan alkena dengan jumlah atom C lebih tinggi (>
C17) berwujud padat.
b. Kelarutan alkena.
Seperti alkana, senyawa alkena bersifat non polar sehingga hanya
bisa larut di dalam pelarut non polar seprti CCl4, benzena dan eter.
Sama halnya dengan alkana, alkena yang memiliki rantai bercabang
memiliki titik leleh dan titik didih lebih tinggi dibandingkan senyawa
alkena rantai lurus.
3. Sifat Fisik Senyawa Alkuna
a. Sifat fisik alkuna seperti titik leleh, titik didih, kerapatan dan
wujudnya juga mirip dengan alkana, dan alkena. Perhatikan tabel
berikut.
Nama
Rum Mr
titik
Titik
Kera
Fase
Alku
u
lel
di
p
p
na
s
eh
di
at
a
0
M
( C
h
a
d
0
o
/1
(
n
a
l
at
C
(g
2
e
m)
)
/c
50
k
m
C
3
u
)
l
Etuna

C2H2

26

-81

-82

Gas

Propun
a

C3H4

40

-103

-23

Gas

1-

C4H6

54

-126

Gas

C5H8

68

-90

40

0,690

Cair

C6H10

82

-13

72

0,716

Cair

C7H12

96

-81

99

0,733

Cair

C8H14

110

-79

126

0,740

Cair

C9H16

124

-50

151

0,766

Cair

C10H1

138

-44

182

0,765

Cair

152

-25

196

0,770

Cair

166

-19

215

0,778

Cair

180

-5

233

0,780

Padat

butu
na
1pent
una
1heks
una
1hept
una
1oktu
na
1non
una
1dek
una
1-

C11H2
und
eku
na

1-

C12H2
dod
eku
na

1-

C13H2
trid
eku
na

1-

C14H2
tetr
ade
kun
a

1-

1-

1-

1-

1-

1-

14

268

0,800

Padat

222

15

284

0,801

Padat

236

22

313

0,802

Padat

250

23

329

0,803

Padat

264

25

339

0,805

Padat

278

27

358

0,807

Padat

C20H3
iikos
una

208

C19H3
non
ade
kun
a

Padat

C18H3
okta
dek
una

0,790

C17H3
hept
ade
kun
a

249

C16H3
heks
ade
kun
a

C15H2
pent
ade
kun
a

194

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :


Titik leleh dan titik didih senyawa alkuna cenderung
mengalami kenaikan seiring bertambahnya nilai Mr.
Kerapatan alkuna mengalami kenaikan dengan bertambahnya
nilai Mr. tetapi kerapatan alkuna lebih kecili air, sehingga bila

dicampur dengan air akan memebentuk dua lapisan yang


saling tidak bercampur dan alkuna berada di atas lapisan air.
Alkuna C2-C4 berupa gas yang tak berwarna dan tak berbau,
alkuna C5-C12 berwujud cair dan alkuna dengan jumlah atom
C tinggi (> C12) berwujud padat.
b. Kelarutan alkuna
Alkuna bersifat non polar dan tidak larut di dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik/non polar seperti etanol.

Anda mungkin juga menyukai