Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masa Pra Sejarah hakekatnya adalah nilai-nilai
Pancasila itu sendiri, yaitu :
Nilai Religi
Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saat itu misalnya penghargaan terhadap hakekat
kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun sudah
meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhaap sesama manusia, yang pada
hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai kemanusiaan. Mereka tidak hidup terbatasdi
wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok pedalaman dengan pantai dan
persebaran kapak. Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia, sehingga muncul
kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori perbandingan bahasa
menurut H.Kern dan benda- benda kebudayaan Pra Sejarah Von Heine Gildern. Kecakapan
berlayar karena menguasai pengetahuan tentang laut, musim, perahu, dan astronomi,
menyebabkan adanya kesamaan karakteristik kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika lautan juga merupakan tempat tinggal selain daratan. Itulah sebabnya mereka
menyebut negerinya dengan istilah Tanah Air.
Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah memiliki aturan
untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat sosial.
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh
seorang kepala suku yang dipilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang
pertama diantara yang sama).
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti masyarakat pada saat
itu telah berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering menuju ke pola hidup foodproducing.
Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan kesejahteraan dan
kemakmuran bersama sudah ada.