Pembangunan-Sda-Dan-Lha5-Versi-Cetak 20090202215531 1765 8
Pembangunan-Sda-Dan-Lha5-Versi-Cetak 20090202215531 1765 8
A.
IX - 4
1.
Ha; Taman Buru sebanyak 14 unit dengan luas 239,39 ribu Ha; dan
Hutan Lindung sebanyak 692 unit dengan luas 34,31 juta Ha.
Dalam rangka pengamanan kawasan konservasi lahan
basah, selama tahun 2000 telah dilakukan sosialisasi penataan batas
Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang berada pada wilayah
administratif Kabupaten Manokwari. Demikian pula upaya
pelestarian keanekaragaman hayati darat dan laut, perlindungan
ekosistem yang rentan terhadap kerusakan, dan pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati terus dikembangkan. Untuk
mendukung strategi tersebut beberapa propinsi telah menyusun
strategi pengelolaan keanekaragaman hayati untuk wilayahnya.
Selanjutnya, beberapa langkah strategis juga telah dilakukan
dalam rangka menanggulangi penebangan kayu ilegal dalam tahun
2000, yaitu melakukan operasi intelijen terhadap kegiatan
penebangan kayu ilegal dan melaksanakan operasi represif di
wilayah rawan penebangan dan peredaran hasil hutan ilegal secara
terpadu, sampai dengan bulan Agustus 2001 telah ditangani 516
kasus dengan 360 tersangka, dan ditemukannya barang bukti yaitu
sitaan 54,28 ribu meter kubik kayu olahan dan bulat serta temuan
26,86 ribu meter kubik kayu olahan dan bulat. Selanjutnya juga
dilaksanakan Inpres Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Penebangan Kayu Ilegal dan Peredaran Hasil Hutan Ilegal di
Kawasan Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Tanjung Puting
Demikian pula dalam penyelenggaraan Ministerial
Conference on Forest Law Enforcement and Governance di Bali
tanggal 1113 September 2001, pertemuan tersebut
telah
mengeluarkan deklarasi dan komitmen untuk memberantas
penebangan liar, perdagangan kayu liar dan kejahatan kehutanan
lainnya.
Disamping itu, juga telah dilakukan langkah preventif
melalui pendekatan sosial budaya kepada masyarakat di sekitar
hutan, dengan berbagai kegiatan seperti program hutan
kemasyarakatan, padat karya, hutan rakyat, HPH bina desa,
penempatan pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan Indonesia
Malaysia, dan patroli bersama secara rutin oleh aparat keamanan
IX - 8
ribu Ha), HTI Trans sebanyak 68 unit (820,23 Ha) dan HTI
campuran/perkebunan sebanyak 33 unit (450,69 Ha).
Selanjutnya, kegiatan penghijauan yang pelaksanaannya
oleh Pemerintah Daerah Tingkat II, dalam tahun 2000 dilakukan di
25 propinsi yang mencakup 220 Dati II. Hasil yang dilakukan
meliputi penanaman input langsung 42,43 ribu Ha, pemeliharaan
pertama 12,38 ribu Ha, penghijauan areal dampak 445,71 Ha, dan
penghijauan swadaya 23,47 ribu Ha. Dalam rangka kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan kritis tersebut juga telah dilakukan
rehabilitasi hutan bakau yang rusak yang mencakup areal seluas
3,12 ribu Ha, dan bantuan bibit untuk areal dampak sebanyak 898
ribu batang; serta penyelenggaraan Kredit Usaha Tani Konservasi
(KUK DAS). Dalam rangka pembangunan hutan kemasyarakatan
telah dikeluarkan izin bagi kelompok masyarakat yang tergabung
dalam wadah koperasi, sebanyak 19 koperasi dengan areal seluas
58,87 ribu Ha.
Untuk mendukung penyediaan pangan lokal dan
pemanfaatan lahan-lahan kosong, telah dikembangkan hutan
cadangan pangan di beberapa daerah. Dalam tahun 2000
pengembangan usaha hutan cadangan pangan dan tanaman obat
dilakukan melalui penyediaan bibit siap tanam sebanyak 6,84 juta
batang di 26 propinsi; pelaksanaan kegiatan pemanfaatan lahan
dibawah tegakan hutan melalui usaha tani wanafarma seluas 4.950
Ha di 16 propinsi; dan pelaksanaan pelatihan kepada petani dibidang
hutan cadangan pangan dan tanaman obat sebanyak 780 orang di 26
propinsi.
Selanjutnya, kegiatan yang telah dilakukan berkaitan dengan
keanekaragaman dan keamanan hayati di antaranya adalah
penyiapan berbagai perangkat kebijakan dalam hal akses dan
pembagian keuntungan yang adil dari pemanfaatan sumber daya
genetik, tindak lanjut protokol keamanan hayati (Cartagena
Protocol) serta pengendalian invasi jenis asing ke Indonesia. Sejalan
dengan itu, dalam tahun 2000 telah dilakukan penyusunan sejumlah
peraturan, seperti: (1) Pedoman Teknis Pengendalian Pemanfaatan
Spesies Hasil Rekayasa Genetik; (2) Pedoman Teknis Pengendalian
dan Pemulihan Kerusakan Ekosistem Strategis; (3) Pedoman Teknis
IX - 10
Program
Pencegahan
dan
Pengendalian
Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup
IX - 11
IX - 13
IX - 14
IX - 15
sumber daya alam tanpa izin, dan perusakan sumber daya alam
lainnya.
Sementara itu, peningkatan peranan dan pelibatan
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
lingkungan hidup harus terus ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan akan diarahkan kepada upaya: peningkatan dan
pengakuan atas peran dan kepemilikan masyarakat adat dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; penyusunan
pedoman mekanisme konsultasi publik dalam penetapan kebijakan
dan peraturan dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup; pengembangan pola kemitraan dengan
masyarakat lokal dalam pengawasan pengelolaan sumber daya alam
dan pengendalian kualitas lingkungan hidup.
IX - 20