Metoda Ultrasonik
Metoda Ultrasonik
UMUM :
Uji tanpa Rusak UTR
UTR : Metoda fisis untuk menentukan kondisibahan tanpa merusak bahan.
Pengujian karakteristik bahan dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui
karakteristik yang dapat dihubungkan dengan kondisi yang sebenarnya.
KEUNTUNGAN UTR :
Tidak merusak bahan
Dilakukan dilapangan (dilokasi alat / bahan)
Dapat dilakukan pada bahan sebanyak yang diinginkan, disesuaikan dengan
kondisi dengan bahan yang akan diuji.
METODA ULTRASONIK
rambatan
letaknya agak jauh dari permukaan akan lebih mudah dideteksi, sedangkan yang
sangat dekat dengan permukaan lebih sukar diperiksa. Untuk mendeteksi cacat
lebih akurat dibuatkan probe sudut yang arah rambatannya membuat sudut tertentu.
METODA ULTRASONIK
HIGH FREKUENSI
GENERATOR
WITH VARIABLE F
CRT
SWEEP VOLTAGE
GENERATOR
Probe
BENDA
UJI
METODA ULTRASONIK
RECEIVING
PROBE
Standar
uji
High Frekuensi
Generator
50
AMPLIFIER
0
100
100 % Intensity
50
AMPLIFIER
100
CACAT
40 % Intensity
Benda Uji
METODA ULTRASONIK
10
10
4.5
10
Tebal bahan, lokasi dan besarnya cacat dapat diketahui dari waktu rambat
dan amplitudo gelombang yang diterima oleh probe.
GELOMBANG ULTRASONIK.
Di alam ini dikenal bermacam-macam gelombang, misal :
Gelombang Elektromagnetik (gel radio, cahaya, sinar x, dsb)
Gelombang listrik (arus listrik).
Gelombang Mekanik (suara, musik)
Gelombang UT adalah gelombang Mekanik seperti suara yang frekuensinya
> 20k.Hz, gelombang ini mempunyai besaran- besaran fisis seperti :
Panjang gelombang (), Kecepatan rambat (V), waktu gatar (T), Amplitudo (A).
Frekuensi (F), Soun Path = (S), Koefisien Refleksi material = ( r ), Intensitas
gelombang = ( I ), Factor atenuasi material = () dsb.
Formula yang berlaku bagi gelombang suara berlaku pula bagi gelombang UT,
missal:
V
F
S=v.t
(Sinellius)
I1 / I2 = r22 / r12 . ..
It = I0 . e-.t
(Attenuation)
Hukum seperti :
METODA ULTRASONIK
Force
atom
pegas
METODA ULTRASONIK
MODE / GELOMBANG
Dari cara bergetar dan perambatanya, gelombang Ultrasonik dapat menjalar
didalam bahan dengan berbagai mode.
MODE LONGITUDINAL :
Mode longitudinal terjadi bila gelombang Ultrasonik merambat pada suatu
arah sejajar gerakan atom yang digetarkan. Gelombang long (longitudinal /
pressure wave), dapat merambat pada semua bahan (gas, cair, padat)
MODE TRANSVERSAL .
Mode transversal terjadi bila gelombang UT merambat pada arah tegak lurus
pada arah gerakan atom yang digetarkan.
Gelombang transversal / Shear wave hanya dapat merambat pada benda padat.
VT
METODA ULTRASONIK
V
7
MODE PERMUKAAN.
Mode permukaan terjadi bila gel UT transversal merambat pada permukaan,
gerakan atom berbentuk ELLIPS (Surface Releigh wave).
Hanya merambat pada permukaan bahan benda padat pada kedalaman max 1 .
particle
Medium Surface
Direction of propagation
Particle motion
Tranducer
Discontinuity
(Crack)
Test specimen
MODE PELAT .
Mode pelat terjadi bila gel Longitudinal merambat pada bahan plat tipis
yang tebalnya kurang dari . gerakan atom yang bergetar berbentuk ELLIPS.
Gel plat / lamb wave merambat pada seluruh benda uji plat tipis, berbentuk
D
simetris atau asimetris.
I
R
E
C
T
I
O
N
D
I
R
E
C
T
I
O
N
O
F
O
F
P
R
O
P
A
G
A
R
METODA ULTRASONIK
O
P
A
G
A
O
N
O
N
SYMETRICAL
ASYMETRICAL
PLATE WAVES
PERUBAHAN MODE.
Gelombang UT yang merambat dalam suatu bahan, dapat berubah mode,
dari satu mode ke mode lain. perubahan ini terjadi misalnya karena : PANTULAN
atau PEMBIASAN. Mode berubah kecepatan rambat berubah, sedangkan F tetap
akibatnya berubah.
KEMAMPUAN DETEKSI.
Cacat terkecil yang dapat dideteksi oleh gelombang ultrasonik adalah :
min = 1/2
KECEPATAN RAMBAT DAN PANJANG GELOMBANG.
Kecepatan rambat (v) gelombang Ultrasonik dalam suatu bahan tergantung
pada jenis bahan yang dilalui oleh mode gelombang tersebut.
Gelombang Longitudinal (VL) :
VL =
1-
(1+ ) (1-2)
1
2 (1+ )
= Rasio Posion
METODA ULTRASONIK
VL dan VT, sudah dihitung / tersedia pada tabel untuk berbagai jenis material.
Untuk mode pelat kecepatan rambat tidak hanya tergantung pada jenis bahan.
Tetapi tergantung pula pada tebal bahan & frekuensinya untuk itu sulit
dirumuskan.
Missal bila F diketahui maka dapat dihitung.
TRANSMISI & PANTULAN PADA PERMUKAAN YANG TEGAK LURUS
PADA ARAH RAMBATAN.
Bila gelombang ultrasonik menjalar dari bahan I ke bahan II tegak lurus pada
permukaan batas ke II bahan tersebut, maka sebagian gelombang akan diteruskan
sedangkan sebagian lagi dipantulkan.
Intensitas yang diteruskan / dipantulkan tergantung pada koefisien transmisi /
refleksinya.
2
R=
W2 W1
W1 + W2
W1 =
1 . V1
D=IR.
W2 = 2 . V2
= Massa Jenis
V = Kecepatan Rambat
Besarnya impendansi akustik dan kecepatan rambat tidak usah dihitung tinggal
lihat ditabel.
METODA ULTRASONIK
10
Misal :
W = 1,5 . 10 kg / m2s
Bahan 1 Oli
46,5 1,5
46,5 + 1,5
22
45
= 48
= 0, 88 atau 88%
It = I0 . e t
I0
It
Dimana :
Io = Intensitas mula-mula
It = Intensitas setelah melalui tebal t
METODA ULTRASONIK
11
= Koefisien atenuasi
Pengurangan amplitudo sebagai akibat atenuasi untuk berbagai harga dapat
ditunjukan dalam tabel. Harga untuk baja dan Al bila frekuensi gelombang 2
MHz adalah 10 x 10-3 dB/mm sedangkan untuk besi 100 x 10-3 dB/mm.
dB (decibel) adalah satuan tingkat kekuatan gelombang dan didefinisikan sbb :
dB = -20 log
Oleh karena itu besi tuang lebih banyak mengatenuasi gel ultrasonic dibanding
dengan baja ( Al ), terutama bila digunakan F yang lebih tinggi. Karena ukuran
butiranya lebih besar, ukuran butir yang lebih besar akan banyak menghamburkan
gelombang kearah lain.
PANTULAN DAN PEMBIASAN.
Gelombang ultrasonik yang datang pada permukaan batas akan dipantulkan &
dibiaskan mengikuti hukum snellius.
Material 1 = V1
Material 12 == V2
Material
V1
L
METODA ULTRASONIK
L
T
12
Misal : Gelombang datang dari perspeks dengan sudut datang 10 0, masuk kedalam
baja.
Perspeks = V1 L = 2,73 x 103 m/s, V1 T = 1,43 x 103 m/s
Baja
= 1 L = = 100
Gel Transv
Sin T =
. Sin 100
. 0,174 = 0,0909
= 5,220
Gel Transv
METODA ULTRASONIK
L=
L = 22, 090
. 0,174 = 0,376
Sin T =
. 0,174 = 0,20
. Sin 100
= 11,880 = 120
13
Bila sudut datang diperbesar maka pada suatu posisi tertentu akan menyebabkan
L = membentuk sudut 900
T
L
k1
V1
V1
L
V2
Sudut kritis I.
k2
METODA ULTRASONIK
V2
14
PENGARUH KUPLAN.
Fungsi Kuplan yaitu untuk memudahkan merambatnya gelombang dari
probe kedalam benda uji, karena apabila antara probe dan benda uji terdapat
udara maka hampir 100 % gelombang akan dipantulkan kembali kedalam probe.
Pada teknik kontak langsung, bila permukaan halus lapisan kuplan sangat tipis
tidak mempengaruhi arah rambatan tapi mempengaruhi amplitudo dari indikasi
yang timbul pada layar, maka dari itu untuk pengukuran besarnya cacat tekanan
yang diberikan ke dalam probe diusahakan konstan.
Oli adalah kuplan yang cukup baik, tetapi ada yang lebih baik daripada oli yaitu
Gliserin, selain itu juga ada yang dapat digunakan sebagai kuplan diantarnya :
elmulsi air, air, stempet, kanji dan lain sebagainya. Dalam aflikasinya kuplan
disesuaikan dengan benda uji.
0
50
100
150
Surface
Roughness
( m) 200
10
Glycerine 100 %
glycerine 50% + water
glycerine 25% + water
Signal Amplitude
Steel
30
water
Oil
METODA ULTRASONIK
15
Amplitudo Transmitted
(db)
-10
F = 5 M.H.Z
size 10 x10
-20
Beam Spread
Beam Spread
HBS
Transfer Loss
Scattering
HS
(B)
HB2
Attenuation by
Scattering
METODA ULTRASONIK
0
Attenuation by
beam spread
2T
Reflection Loss
16
METODA ULTRASONIK
m v.
17
Bila kristal ditempatkan pada benda lain maka getaran akan diteruskan dan
merambat kedalam benda uji. makin tinggi tegangan yang diberikan pada kristal
amplitude getaran makin besar. Frekuensi getaran tergantung pada dimensi kristal
piezoelectric, makin tipis ( tebal kristal ) maka frekuensi yang timbul makin
BESAR. Sebagai contoh : tebal kristal 1mm untuk barium titanate dapat
menghasilkan gelombang ultrasonic 2,2 MHz. Kristal piezoelectric dengan kontak
listriknya diberi wadah keseluruhanya disebut probe.
PROBE :
Kristal tunggal
Probe tunggal
Kristal ganda
Bila bidang permukaan Kristal sejajar dengan bidang permukaa probe disebut
probe NORMAL, gelombang yang keluar adalah gelombang LONGITUDINAL &
arah rambatannya tegak lurus terhadap permukaan probe.
Bila bidang permukaan tidak sejajar antara kristal dengan permukaan probe.
disebut probe SUDUT gelombang yang masuk kebenda uji adalah
gelombang TRANSVERSAL dan membentuk sudut tertentu misalnya sudut 45 0,
sudut 600, Sudut, 700.
jadi ada 4 macam probe :
Probe Normal tunggal
Probe Normal kembar (TR).
Probe sudut tuggal
Probe sudut kembar
METODA ULTRASONIK
18
kristal
kristal
couplant
couplant
Benda Uji
Benda Uji
EPEK MAKNETOSTRIKTIF.
Beberapa macam bahan seperti : Baja, ferrit, nikel dan paduaanya dapat
berubah dimensainya bila berada dalam magnet yang kuat. Bahan ini mempunyai
sifat effek maknetostriktif, medan magnet yang timbul dari kumparan yang dilalui
arus listrik.
Bahan ini akan berubah dimensinya bila arus listrik dihentikan dan kembali
ke semula dan bergetar, menimbulkan getaran UT. Juga sebaliknya gel UT datang
pada bahan. Dalam bahan akan terjadi medan magnet, menginduksi kumparan
sehingga terjadi tegangan listrik.
Medan magnet ini menginduksi kumparan sehingga terjadi tegangan listrik
yang selanjutrnya diperkuat untuk penditeksian.
METODA ULTRASONIK
19
Untuk mengurangi panas sebagai akibat arus yang timbul pada bahan
maknetostriktif, bahan ini dibuat berlapis-lapis seperti inti transformator. Bahan
maknetostriktif juga mempunyai sipat reversible.
GEOMETRI GELOMBANG.
Seperti pada gelombang suara , gelombang UT yang keluar dari probe dan
merambat pada benda uji , membentuk pola penyebaran 3 dimensi ke semua arah.
Intensitas maximum terjadi pada arah sumbu kristal piezoeleotrik (central beam).
Meskipun menyebar ke semua arah, dalam akustik di tetapkan batas-batas
intensitas dimana gelombang masih dapat dimanfaatkan untuk pengukuran yaitu
10% (-20 dB), terhadap intensitas maximum (central beam) pada setiap penampang
lintang.
Dead zone
10% ~ -20 dB
Central beam
100% ~ 0 dB
F
10 % ~ -20 dB
Didaerah medan dekat N gel merambat secara silindris (tidak menyebar), arah dan
intensitas gel tidak teratur, daerah ini pengukuran tidak teliti.
Didaerah medan jauh (F), gel menyebar secara konis, arah dan intensitas gel
teratur, pengukuran lebih teliti.
METODA ULTRASONIK
20
Sudut penyebaran ()
.
N = D2 F / 4V
Sin = V / D.F
Formula lain
Sin = 1,22
Dimana :
= Medan dekat
= frekuensi
= kecepatan rambat
= panjang gelombang
Jadi terlihat
N makin besar bila D dan f besar, dan sebaliknya
makin besar bila D dan f kecil, dan sebaliknya
Hal ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengukuran.
Pengukuran bahan tipis dapat dilakukan dengan probe yang diameternya kecil
sehingga N kecil atau dengan probe kembar / ganda.
METODA ULTRASONIK
21
PESAWAT ULTRASONIK.
Prinsip pesawat UT tergantung pada tehnik yang digunakan. peralatan untuk tehnik
resonansi berbeda dengan. Peralatan untuk tehnik gema / transmisi.
Diagram dibawah ini rangkaian yang biasa digunakan untuk tehnik gema.
Timer
Sweep
CRT
Acceiver
Trans
mitter
Amplipier
Probe
S=V.t
Test piece
METODA ULTRASONIK
22
Pesawat ini pengukuran yang dilakukan berdasarkan pada pengukuran waktu dan
tegangan.
Pengukuran waktu yang dilakukan melalui skala horizontal diterjemahkan untuk
pengukuran jarak (s) sedangkan pengukuran tegangan untuk skala vertikal adalah
untuk mengetahui besarnya cacat skala horizontal dan vertical ini harus linier, agar
hasil pemeriksaan menjadi akurat / teliti.
METODA ULTRASONIK
23
METODA ULTRASONIK
24
METODA ULTRASONIK
25
METODA ULTRASONIK
26
& B dan apabila lempeng B lebih positip bintik nyala akan berpindah ke titik 2,
demikian pula dengan lempeng C dan D.
Bila lempeng C dan B diberi tegangan tertentu maka bintik nyala akan
berpindah ke skala 0, dalam keadaan ini bila lempeng D diberi tegangan secara
bertahap maka bintik nyala akan bergerak kearah skala 10 dan bila tegangan D
dihilangkan maka bintik nyala kembali ke O.
.
.
.
Tabung hampa
t2
t1
2t2
3t2
CRT
2t1
10
t3
27
METODA ULTRASONIK
28
Bila scan A digabungkan dengan posisi probe diseluruh permukaan benda uji
maka diperoleh lokasi cacat dilihat dari permukaan atas presentasi ini disebut
SCAN-C.
Display digital dilakukan dengan mengambil dasar seperti pada SCAN-A,
hanya jarak yang dapat Dipersentasikan misalnya Thicknees meter.
10
5
Jarak
SCAN - A
Scan -C
tc
tc
t
METODA ULTRASONIK
29
Scan - B
FUNGSI TOMBOL.
Fungsi tombol pada umumnya sama meskipun berbeda pembuatnya.
Fungsi tombol yang penting adalah :
1. Tombol nyala / mati.
2. Tombol gain.
Tombol gain kasar perubahan 20 dB.
Tombol gain halus perubahan 2 dB (< 2 dB).
3. Tombol supresi untuk membatasi atau menghilangkan gangguan (noise).
4. Tombol fungsi untuk memilih jenis probe
5. Tombol range ( daerah ukur / time base ).
6. Tombol penggeser pulsa ( delay line ).
7. Tombol pulsa monitor untuk memunculkan atau menghilangkan pulsa
monitor pada layar / dari layar.
8. Tombol pengatur lebar atau lokasi pulsa monitor.
9. Tombol pengatur focus, untuk mempertajam garis / titik nyala.
10.Tombol pengatur batas daerah ukur yang diperiksa untuk analisa cacat.
METODA ULTRASONIK
30
METODA ULTRASONIK
31
KLIBRASI.
KALIBRASI JARAK PROBE NORMAL TUNGGAL
R
t std
Indikasi
100
25
= 4 Indikasi pulsa
25
R
Skala layar
25
100
10 = 2,5
I =
=
R = 100
II =
2 x 25
100
10 = 5
III =
3 x 25
100
10 = 7.5
METODA ULTRASONIK
32
IV =
V1
4 x 25
100
10 = 10
25
0
Block Standar
4
3
10
Check kalibrasi.
23
1
V1
Lucite
t Lucite = 23 = 50 steel
I.
50
100
10 = 5
Check ke
100
100
2 x 50
100
10
10 = 10
t = 100
10 = 10
V1
80
mm
II.
100
0
40
Mengukur
Tebal Benda Uji
m
m
METODA ULTRASONIK
10
tBu = x 100 = 80 mm
33
mmmm
60
mm
0
10
tc = 4 / 10 . 100 = 40 mm
tBu2 = x 100 = 60 mm
10
RANGE (mm)
50
100
125
150
200
250
300
II
III
IV
5
2.5
2
1.66
1.25
1
10
5
4
3.33
2.5
2
7.5
6
5
3.75
3
10
8
6.6
5
4
VI
10
8.3 10
6.25 7.5
5
6
VII
VIII
IX
8.75
7
10
8
10
5
10
4
8
3.3 6.6
2.5 5
2
4
10
7.5
6
10
8
10
34
Indikasi :
10
x 10 = 8
METODA ULTRASONIK
10
35
Indikasi :
x 10 = 5
Kalibrasi OK
10
R>S
S=
S
S = 2 . 20 / cos 60 = 80
METODA ULTRASONIK
36
10
Indikasi :
1.
x 10 = 2.5
2.
x 10 = 10
25
50
Bila perlu chek lagi kearah radius 100 mm. di layar akan muncul pada skala
(100 / 100) x 10 = 10
Kalibrasi jarak missal R = 250
100
METODA ULTRASONIK
37
10
10
Indikasi :
I =
x Skala layar
x 10 = 4
II =
x 10 = 8
Setelah melakukan kalibrasi jarak tempuh sesuai dengan jarak jangkau yang
dikehendaki pada layar dan sudah yakin benar. Untuk selanjutnya melakukan
pemeriksaan cacat pada benda uji missal sambungan las.
KALIBRASI JARAK DENGAN PROBE SUDUT
TEST
PROBE
RANGE (MM)
DIARAHKAN KE
SKALA
II
Radius 25
2.5
10
Radius 50
Radius 25
5
2
Radius 50
10
Radius 100
Radius 25
5
1.66
6.66
Radius 50
3.33
8.33
Radius 100
Radius 25
6.66
1.42
5.71
Radius 50
2.85
7.1
Radius 100
Radius 25
5.71
1.25
5.0
Radius 50
2.5
6.25
Radius 100
10
100
125
150
175
200
METODA ULTRASONIK
III
IV
38
300
Radius 100
3.33
6.66
10
400
Radius 100
2.5
7.5
10
500
Radius 100
10
Indikasi:
V1
25
METODA ULTRASONIK
0
39
10
91
85
60% FSH
100
0
30% FSH
X dB
I%
II %
10
10 %
Ratio
5%
I/II
2,05
X+4
X+2
X=30
60
30
X-2
X-4
1,95
X-6
1,95
1,9
METODA ULTRASONIK
X-8
X-10
1,9
1,8
1,9
40
2,1
2,2
% FSH
-6Db
100
V1
40 %
Amplitudo
Perubahan
Amplitudo
Amplitudo
Awal (%)
80
Gain (dB)
-6
Actual
-
Akhir (%)
32 - 48
80
-12
16 - 24
40
+6
64 - 96
20
+12
64 - 96
10
10
Keterangan
PEMERIKSAAN RESOLUSI.
91
85
100
V1
METODA ULTRASONIK
41
RESOLUSI
KURANG
KURAN
G
BAIK
10
KURANG
METODA ULTRASONIK
10
BAIK
10
10
42
MAX
V1
Titik Index
Lama
10
Titik Index
Baru
METODA ULTRASONIK
43
40
60
50
MAX
V1
Titk indek
40
50
Sudut probe
60
Titik
Indek
probe
10
MAX
Y=15
=15
METODA ULTRASONIK
44
10
IMERSION TEHNIK
Biasanya sistim imersion (rendam) ini digunakan untuk pengukuran secara
otomatis, dimana sistim scan A digabungkan dengan gerakan probe terhadap
permukaan BU dalam sistem terpadu sehingga menghasilkan Scan B dan Scan C.
mengingat jarak permukaan BU jauh maka harus ditentukan jarak minimum yang
tidak akan mengganggu pengukuran.
VL air
Jarak air
d air
VL baja
Tebal baja
Waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat dari probe ke permukaan
BU adalah :
Karena Vbj = 4 Vair, maka : dbj < 4 dair atau dair > dbj.
Jadi jarak probe permukaan I harus lebih besar dari d bj (tebal BU). Untuk dapat
membaca skala lebih teliti range dapat diperkecil dan indikasi permukaan I dapat
digeser ke skala 0.
METODA ULTRASONIK
45
R 200
0
1
1I
d Air
tc
dair
tc
tBU
10
METODA ULTRASONIK
46
10
R 50
100 %
TBU
8
10
4
6
3 catat G = ..dB + 6
Kalibrasi gain sensitivity, buat indikasi menjadi 100% FSH
2
100 %
2
6 dB
1
2
11
22
4
tc
50 %
10 00
0
8,2
4
Ujung cacat
2
tc = (4 / 10) x 50 = 20
METODA ULTRASONIK
47
10
0
TEKNIK EKUALISASI
2
100 %
11
22
tc
2
Equel
10 00
8,2
Ujung cacat
2
Tc = (4 / 10) x 50 = 20
BU
?
?
tBU
METODA ULTRASONIK
48
10
Mengukur t BU t = .. missal t = 20
2.
3.
t
cos
2t
, cos
= 40 R = 100
o
V1
100% FSH
1,5
Max
G = dB + 6 dB
Gop = ..dB
10
analisa cacat
Cacat
Leg 1 = Sc < t/cos
t
Leg 2
Leg 1
METODA ULTRASONIK
49
50 %
100
%
R 100%
Max
50 %
Px
Pc
2,5
10
- 100 %
- 6 dB
tc
- 50 %
2,5
tc = Sc . cos
leg 2
tc = 2t Sc cos
Hasil Pengukuran
?
METODA ULTRASONIK
tBU
50
R = 100
o
V1
1,5
Max
G = dB
+ 6 dB
Gop = .dB
10
P = 2 .t. tg
HAZ
P = 2 .t. tg
METODA ULTRASONIK
51
Px
Pc
Sc
Max
Leg 2
Leg 1
10
tc
Max
50 %
L
x
100 %
100 %
-6dB
50 %
50 %
0
METODA ULTRASONIK
10
10
6
52
12
20
SCAN - B
0
40
140
30
40
4
25
SCAN - C
METODA ULTRASONIK
53
10
METODA ULTRASONIK
54
Bila indikasi yang terjadi jumlahnya cukup banyak maka indikasi harusl dianalisa
satu persatu dimulai dari pulsa pertama.
Misal pada layar dikalibrasi dengan Range 200 dilayar muncul pulsa sebagai
berikut :
5
3
7
6
10
METODA ULTRASONIK
55
Max
10
Untuk mendapatkan indikasi maximal probe harus digerakan maju mundur kekiri
dan kekanan
METODA ULTRASONIK
56
METODA ULTRASONIK
57
KALIBRASI JARAK
Kalibrasi jarak menggunakan probe sudut berbeda dengan probe normal,
pengukuran dengan probe sudut memungkinkan 3 macam jarak, yang bias
ditampilkan pada layar.
Jarak tempuh (S)
Jarak proyeksi diukur dari titik indeks, diukur dari ujung probe (a)
Jarak tempuh kearah tebal (a)
P
Pc
a
t1
t2
Bila salah satu jarak telah diketahui maka jarak yang lain dapat ditentukan.
Sin = P / S
Cos = 2t / S
P = 2t tg = S Sin
t1 = Sc . Cos
S = 2t / cos P / sin
t2 = 2t Sc Cos
METODA ULTRASONIK
58
R 200
3,5
7,1
10
P1
P2
Dengan menempatkan indikasi pada skala 3,5 dan 7,1 diperoleh range 200 mm
jarak proyeksi dari titik indeks probe.
METODA ULTRASONIK
59
METODA ULTRASONIK
Size: G
60
1/4
2/4
T
3/4
B CB
R = 10/4 T
100% DAC
50% DAC
Size = 8 x 9 mm
Frekuensi = 4 Mhz
20% DAC
10
Kurva DAC
Setelah kurva DAC diperoleh amplitudo dari indikasi cacat dibandingkan dengan
kurva DAC dan dapat dihitung persentase perbandingan antara amplitude kurva
DAC untuk jarak yang sama dan ukuran cacat referensi yang sama.
METODA ULTRASONIK
61