Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL TUGAS PERANCANGAN

PEMANFAATAN KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN BATU


BATERAI YANG RAMAH LINGKUNGAN
Dosen
Ir. Sumiyanto,MT

Di BUAT

Nama : IYAN SUJARYANTO


NIM :14210028

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S-1


FAKULTAS TEKNIK MESIN S1
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu energi yang sangat populer digunakan didunia saat ini adalah
energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan pada saat ini di Indonesia sebagian
besar berasal dari batu bara, sisanya merupakan energi-energi lain seperti energi
air, angin, dan minyak bumi. Energi konvensional seperti energi fosil dan
batubara merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. Semakin lama energi
konvensional semakin berkurang dan harganya yang menanjak sedangkan
kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat. Oleh karena itu perlu adanya
alternatif energi baru yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.
Kulit pisang mengandung natrium, kalium, dan magnesium. Kandungan ini dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari mini project ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat batu baterai yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan
limbah kulit pisang.
2. Apakah tegangan yang dihasilkan dari kulit pisang dapat digunakan untuk
menyalakan peralatan yang menggunakan batu baterai.
3. Berapa lama ketahanan batu baterai untuk menghidupkan peralatan dengan variabel
tetap berupa kuat arus dan voltase alat listrik yang diuji

1.3 Batasan Masalah


a. Bagaimana cara pemanfaatan kulit pisang sebagai batu batrai energi terbarukan?
b. Berapa energi listrik yang di hasilkan dari kulit pisang?

1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan mini project ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat membuat mini project berupa batu baterai dari kulit pisang.
2. Mampu menguji baterai yang telah dibuat dengan peralatan elektronik rumah
tangga.
3. Dapat menjelaskan proses pembuatan dari awal sampai dengan pengujian

1.5 Metode Perancangan.


a. Melalui data-data referensi data-data yang diperoleh melalui studi kepustakaan,
dokumentasi dan arsip-arsip tentang proses perancangan alat tersebut.
b. Menggunakan VDI 2221 untuk menentukan spec product, konsep perancangan.
1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.
Tempat : Institut Sains Dan Teknologi Nasional, Jakarta.
Waktu : 1 Semester
1.7 Sistematika Penulisan.
Untuk memberikan gambaran yang sistematis sehingga dapat memudahkan
pemahaman terhadap isi , maka penulis merasa perlu membuat sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Babini berisikan latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan metode
penulisan yang digunakan, serta tempat dan waktu pelaksanaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian singkat dari produk, tahapan-tahapan proses perancangan dan
metode-metode yang digunakan dalam perancangan.
BAB III METODE PERANCANGAN
Bab ini berisikan tentang Berisi tentang spesifikasi, variant konsep , prinsip solusi dari
cara pembuatan energi listrik dari kulit pisang.
BAB IV RENCANA KERJA DAN RENCANA BIAYA
Bab ini berisikan tentang biaya dalam membuat rancangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisika tentang kesimpulan dari semua materi yang sudah di bahas berikut
serta saran.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang bahan-bahan refrensi yang menjadi panduan penulis dalam menyusun
laporan ini
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pisang


Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata,
M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan
sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari,
yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika
matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau
bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi
(karbohidrat) dan mineral, terutama kalium (Anonim, 2013).

2.2 Tanaman Pisang


Pohon pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yaang tidak mengenal
musim, selalu berkembang setiap waktu. Pohon pisang selalu melakukan regenerasi
melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya.Cara itulah pohon pisang
mempertahankan eksitensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia. Hampir
seluruh bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
mulai dari bonggol, batang, daun, buah, bunga sampai kekulit pisang. Berikut ini
manfaat dari setiap bagian pohon pisang :
a. Bonggol (umbi batang pisang )
Dibeberapa daerah, bonggol batang pisang yang muda dapat dimanfaatkan untuk
sayur dan keripik pisang.
b. Batang
Batang pisang banyak dimanfaatkan masyarakat,terutama pada bagian yang
mengandung serat.Bagian ini dimanfaatkan sebagai pembungkus untuk bibit
tanaman sayur dan apabila dikeringkan dan diolah lebih lanjut dapat digunakan
sebagai tali pda pengolahan tembakau, untuk kompos dan dijadikan bahan baku
pembuat kertas.
c. Daun
Masyarakat pedesaan memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus
makanan,biasanya membungkus kue-kue tradisional dan pembungkus nasi dan
dimanfaatkan juga sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau.
d. Buah
Buah pisang selain dimanfaatkan sebagai sumber vitamin dan mineral juga dapat
dimanfaatkan menjadi produk olahan antara lain pisang sale, tepung pisang, sari
buah, buah dalam sirup, keripik pisang dan berbagai olahan kue moderen dan
tradisional. Buah pisang mengandung vitamin C, B kompleks, B6. Pisang bisa
menjadi pengganti makanan pokok, sehingga mengurangi ketergantungan rakyat
Indonesia terhadap beras.
e. Bunga
Bunga pisang disebut juga jantung pisang, karena bentuknya seperti jantung.
Biasanya dimanfaatkan untuk membuat sayur,karena kandungan protein dan
vitaminnya. Selain dibuat sebagai sayur bunga pisang dapat juga dijadikan
manisan dan acar.
f. Kulit buah
Kulit buah ini biasanya digunakan sebagai bahan pakan ternak, namun seiring
berjalannya waktu limbah kulit pisang ini tidak lagi digunakan sebagai pakan
ternak melainkan sebagai energi listrik yang ramah lingkungan.
Gambar 2.1 : Tanaman pisang (Musa paradisiaca)

Pisang diklasifikasikan sebagai berikut:


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta(menghasilkan biji)
Sub Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus :Musa
Spesies : Musa paradisiac
2.3 Daerah Penyebaran
Menurut ahli sejarah dan botani,bahwa asal mula tanaman pisang adalah Asia
Tenggara yang oleh penyebar agama Islam dsebarkan ke Afrika Barat, Amerika
Selatan, dan Amerika Tengah.Asia Tenggara termasuk Indonesia disebut sebagai
sentral asal tanaman pisang. Selanjutnya pisang menyebar keseluruh dunia, meliputi
daerah teopis dan suptropis.Dimulai dari Asia Tenggara , ke Timur melalui Laut Teduh
sampai ke Hawai. Selain itu juga kebarat melalui Samudera Atlantik, kepulauan kenari
sampai ke benua Amerika. Tanaman pisang kini telah menjadi tanaman dunia karena
terebar keseluruh penjuru dunia.Negara-negara penghasil pisang yang terkenal
diantarnya Brazil, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia,
Meksiko, Venezuela, dan hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor
empat di dunia.

2.4 Prospek Baterai Pisang


Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif, hanya sedikit
yang dibudidayakan secara insentif dan besar-besaran dalam perkebunan monokultur.
Potensi dari tanaman pisang ini terdapat hampir diseluruh bagian tanaman, namun
potensi yang terbesar ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang mempunyai potensi
menjadi bahan dasar pembuatan baterai ramah lingkungan. Setelah melalui proses
panjang, kulit pisang ini akan menghasilkan mineral yang berfungsi sebagi elektrolit
(pengganti pasta pada baterai). Elektrolit inilah yang nantinya akan menghasilkan arus
listrik dalam batu baterai.
Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga
buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007)
menembahkan, bahwa selain buah apel, jeruk buah lain yang dapat menghasilkan
listrik adalah kulit pisang, seperti percobaan yang dilakukan oleh wasis Sucipto, S.Pd
(2007) yang membuktikan bahwa kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber arus
listrik searah.
2.5 Teori Dasar Sel Listrik
Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas elektroda
yang berbeda dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar yang disebut elektrolit.
Masing-masing elektroda memiliki sistem sendiri dan menghasilkan potensial yang
beda. Perbedaan potensial di antara keduanya disebut elektromotive force.
Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik yang
disuplai baterai ketika digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara lengkap
dan efisen dapat dikembalikan ke keadaan asalnya dengan memberkan arus listrik
dengan arah yang berlawanan, tetapi dalam sel primer hal ini tidak mungkin atau
hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai primer yang dapat
diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan slektrolotnya.
Ketika dua terminal sel dihubungkan dengan sirkuit luar dan kabel, arus yang
mengalir proporsional dengan besarnya emf dan berbanding terbalik dengan besarnya
hambatan baterai dan sirkuit luar. Arus mengalir melewati elektrolit oleh partikel
muatan yang disebut ion dan melewati bagian logam dari sirkui oleh elektron. Reaksi
kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana terjadi perubahan dari konduksi
elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.
Material katodik biasanya terbuat dari senyawa kimia seperti, PbO2,
MnO2,NiO2, CuCl, atau AgCl. Mereka adalah agens depolarisasi. Dicirikan dengan
mudahnya menerima elektron, akibatnya tingkat oksidasinya turun. Dilain pihak
magterial anodik, biasanya logam seperti Pb, Fe, Cd, Mg atau Zn. Sifatnya mudah
melepas elektron membentuk ion positif dalam elektrolit. Reaksi ini disebut oksidasi.
Reaksi reduksi dan oksidasi disertai dengan perubahan kimia. Mungkin juga
terdapat perubahan di dalam elektrolit. Perubahan tersebut mengikuti hukum Faraday
tentang elektrosis. Ketika baterai mensuplai arus listrik dikatakan baterai tersebut
sedang di-dicharge. Perubahan dari energi kimia ke energi listrik berlangsung menurut
hukum termodinamika.
Elektrolit yang menyediakan konduksi ionik antar elektroda harus disesuaikan
dengan bahan katoda adan anoda. Dalam elektrolot perlu adanya jumlah asam yang
berlebihan dibandingkan jumlah yang diperlukan secara teoritis, kalau tidak ada dia
akan terlalu lrut dan terlalu risisten terhadap aliran arus listrik. Perubahan yang tidak
diinginkan juga bisa terjadi. Laju reaksi akan sebanding dengan pertukaran elektron
antar elektroda, hal ini tergantung pada difusi, suhu, permukaan efektif, dan kondisi
dari sirkuit listrik.

2.6 Energi Alternatif


Energi alternatif adalah sebuah sumber energi yang dibuat tanpa menggunakan
bahan bakar minyak dan sejenisnya. Ada banyak cara membuat energi alternatif dan
juga bahan yang sangat mudah didapat. Karena kemudahan inilah yang membuat
sebuah sumber energi bisa disebut dengan sumber energi alternatif.
Salah satu bahan yang bisa dijadikan sumber energi alternatif adalah kulit
pisang. Mungkin ini adalah satu hal baru akan tetapi kulit pisang ini sudah diteliti dan
diuji. Dimana kulit pisang ini ternyata mampu untuk menghasilkan elektron yang bisa
menghasilkan tenaga listrik.
Untuk cara membuat energi alternatif menggunakan kulit pisang ini cukup
dengan membuatnya menjadi sebuah baterai kering. Pada sebuah baterai kering
berbahan kulit pisang ini memiliki rataan elektrolit sebesar 1,24 volt. Dan jika
digunakan untuk menghidupkan sebuah jam dinding bisa bertahan selama 135 jam
atau 5 hari 6 jam. Pada dasarnya konstruksi dari baterai berbahan kulit pisang ini sama
dengan baterai lainnya. Perbedaannya pada elektron positifnya uang berupa kalium
pada untuk kutub positif. Sedangkan untuk negatifnya menggunakan klorida.
Pada reaksi yang terjadi antara potassium dengan garam akan membentuk
sebuah kalium klorida. Dimana kalium klorida ini adalah sebuah elektrolit kuat yang
bisa menjadi ion dan menghantarkan sebuah arus listrik. Selain itu, dalam cara
membuat energi alternatif menjadi baterai juga terdapat sebuah kandungan magnesium
dan juga seng.

Magnesium ini juga bisa melakukan reaksi dengan klorida sehingga bisa
menghasilkan sebuah elektrolit yang kuat. Jumlah magnesium dalam kulit pisang
sendiri jumlahnya hanya 14 % dari keseluruhan kandungan pisang. Akan tetapi jumlah
ini sudah cukup untuk menjadikan baterai kulit pisang.
Kandungan seng pada pisang juga masuk dalam elektrolit yang baik. Pada
baterai kulit pisang ini seng berfungsi sebagai elektron positif yang sangat baik. Akan
tetapi kandungan seng pada kulit pisang ini terbilang kecil yang hanya berkisar 2 %.
Jadi pada baterai kulit pisang ini zat yang paling berperan adalah potassium yang
kemudian melakukan reaksi dengan garam. Baterai kulit pisang ini juga terbilang
cukup awet maksimal 6 hari. Hanya beda satu hari dari baterai konvensional biasa.
Tentu tidak terlalu mengecewakan untuk hasilnya.

2.7 Kegunaan
Kegunaan dari batu baterai tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat karena
dapat membantu agar kita tidak perlu membeli batu baterai untuk menggantikan batu
baterai jam dinding ataupun remot tv. Dengan adanya kulit buah pisang kita dapat
menghasilkan energy listrik yang dapat membantu dalam kebutuhan kita sehari-hari,
entah itu untuk menghidupkan peralatan rumah tangga yang menggunakan energy
listrik.

2.8 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah:
Bagi mahasiswa, adalah
a. Merupakan implementasi ilmu yang telah diberikan selama duduk dibangku kuliah
b. Salah satu bekal pengalaman ilmu untuk mahasiswa sebelum terjun ke dunia
industri, sebagai modal persiapan untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
diberikan.
Bagi Lembaga Pendidikan, adalah:
a. Merupakan pengembangan ilmu dan pengetahuan (IPTEK) yang tepat guna dalam
hal menciptakan ide untuk menghasilkan suatu alat yang baru. atau memodifikasi
alat yang sudah ada
b. Merupakan inovasi awal yang dapat dikembangkan kembali dikemudian hari
dengan lebih baik
Bagi Dunia Industri, adalah:
a. Merupakan bentuk kreativitas mahasiswa dengan menciptakan atau memodifikasi
alat / mesin ini diharapkan mampu mempermudah dalam melakukan perkerjaan
serta sebagai teknologi terbaru ketika energi listrik dari PLN sudah tidak ada.
b. Memacu masyarakat untuk berfikir secara dinamis dalam memanfaatkan teknologi
tepat guna dalam kehidupan sehari-hari
.
2.9 Metode Perancangan
Metode perancangan yang sistematis diperlukan dalam proses mendesain suatu
produk agar memenuhi beberapa aspek seperti kenyamanan, kepraktisan dan
kemudahan saat penggunaan, pemeliharaan, perbaikan serta keamanan/keselamatan.
Metode perancangan yang akan dipakai adalah VDI 2221, dimana suatu perancangan
dituntut effisien, sederhana dan sistematik. Perancangan dengan menggunakan metode
VDI 2221 (Verein Deutcher Ingenieure) (Gerhard Pahl dan Wolfgang Beitz dalam
bukunya Engineering Design: A Systematic Approach) merupakan salah satu metode
dengan pendekatan sistematis untuk menyelesaikan permasalahan serta
mengoptimalkan penggunaan material dan teknologi.
Metode perancangan VDI 2221 yang sistematis diharapkan dapat mempermudah
perancang untuk menguasai sistem perancangan tanpa harus menguasai secara detail.
Metode ini membantu mempermudah proses merancang sebuah produk dan
mempermudah proses belajar bagi pemula serta dapat mengoptimalkan produktivitas
perancang untuk mencari pemecahan masalah paling optimal.
Dibawah ini merupakan 4 tahapan Metode VDI 2221:
Tahap I : Klasifikasi Tugas (Clarification of the Task)
Tahap II : Perancangan Konsep Produk (Conceptual Design)
Tahap III : Perancangan Wujud Produk (Embodiment Concept)
Tahap IV : Perancangan Terinci (Detail Design)
a. Tahap I Klasifikasi Tugas (Clarification of the Task)
Tahap ini meliputi pengumpulan informasi atau data tentang syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh rancangan alat tersebut beserta batasan-batasannya. Hasil dari
tahap ini berupa syarat-syarat atau spesifikasi. Untuk membantu memudahkan
dalam penyusunan spesifikasi, digunakan suatu daftar periksa (check list).

b. Tahap II Perancangan Konsep Produk (Conceptual Design)


Tahapan ini berisi tentang pembahasan tentang permasalahan abstraksi,
membuat struktur fungsi, kemudian melakukan pencarian prinsip pemecahan
masalah yang cocok dan kombinasi dari prinsip pemecahan masalah tersebut
(konsep varian). Hasil dari tahap ini berupa pemecahan masalah dasar atau konsep.

c. Tahap III Perancangan wujud Produk (Embodiment Concept)


Sketsa kombinasi prinsip solusi yang telah dibuat merupakan bentuk layout
awal, kemudian dipilih yang memenuhi persyaratan yang sesuai dengan spesifikasi
dan baik menurut kriteria, baik dari aspek teknis maupun ekonomi. Layout awal
yang dipilih akan dikembangkan menjadi layout definitive yang merupakan wujud
perancangan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Layout definitive meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bentuk elemen suatu produk
2. Perhitungan teknik
3. Pemilihan bentuk dan ukuran

d. Tahap IV Perancangan Terinci ( Detail Design)


Tahapan ini merupakan tahap akhir dalam perancangan. Hasil perancangan
detail berupa dokumen yang meliputi gambar mesin, detail gambar mesin, daftar
komponen, spesifikasi bahan, sistem pengoperasian, toleransi dan dokumen lainnya
yang merupakan satu kesatuan. Kemudian dilakukan evaluasi kembali terhadap
produk, apakah benar-benar sudah memenuhi spesifikasi yang diberikan.
Adapun langkah-langkah kerja tahap perencanaan VDI 2221 memiliki empat tahapan
pengerjaan yaitu:
1. Penjabaran Tugas
Tahap pertama ini merupakan pekerjaan menjelaskan dan mendefinisikan tugas
dengan cara mengklasifikasikan tugas tersebut kedalam daftar persyaratan. Dimana
daftar persyaratan ini berisikan suatu batasan-batasan yang harus dipenuhi
(Demands) dan batasan-batasan yang diharapkan dapat dipenuhi (Wishes). Batasan
Demans dan Wishes ini dapat bersifat eksternal maupun internal. Demands dan
Wishes eksternal merupakan Persyaratan-persyaratan yang diminta atau berasal dari
pihak pemesan atau pemakai hasil rancangan sedangkan demands dan wishes
internal berasal dari perancang sendiri.
Batasan persyaratan demands dan whises ini disusun secara kuantitatif dan
kualitatif sesuai dengan aspek-aspek yang mempengaruhi dalam perencanaan yaitu
seperti geometri, kinematika, produksi dan pengendalian mutu,
perakitan,transportasi yang dihasilkan selanjutnya meliputi seluruh tahapan proses
pekerjaan dan merupakan pedoman bagi pelaksanaan tahap-tahap berikutnya.
Batasan-batasan dalam spesifikasi ini dapat berubah setiap saat sesuai dengan
permintaan dan persiapan dalam merencanakan produk yang dibuat.
2. Prinsip Solusi
Standarisasi dan kemajuan industry merupakan sumber informasi tentang
produk atau komponen teknik yang sudah ada sehingga hal ini akan mempermudah
dan membantu kita dalam perencanaan. Jadi dalam mengkombinasikan prinsip
solusi yang dibuat, tidak semua komponen harus dibuat, karena ada komponen
komponen yang menurut standar yang ada dapat digunakan, disampimg
mempercepat pengambilan keputusan dalam merancang juga akan lebih unggul jika
dilihat dari segi ekonomis. Prinsip solusi harus ditentukan untuk variasi dari sub
fungsisub fungsi didalam suatu sistem dan prinsip - prinsip solusi ini kemudian
dikombinasikan sehingga solusi sehingga didapat suatuprinsip solusi yang sesuai
dengan spesifikasi yang telah dibuat.
Solusi yang dibuat harus logis dan secara fisik dapat memenuhi sub fungsi.
Sebagai contoh untuk sub fungsi menyimpan energi, prinsip prinsip solusi yang
memungkinkan antara lain: benda pada ketinggian (menyimpan energi potensial),
roda gila (menyimpan enegi kinetik), baterai (menyimpan energi listrik). Suatu
prinsip solusi harus menggambarkan efek efek fisik yang diperlukan untuk
pemenuhan dari fungsi yang diberikan dan juga bentuk segi desainnya. Dalam
banyak kasus bagaimanapun juga merupakan suatu kebutuhan untuk mencari efek
efek fisik yang khsus, bentuk desain menjadi pemeceahan masalah. Selain itu
mencari suatu solusi, seringkali menemukan kesulitan untuk membuat suatu
perbedaan yang jelas antara efek fisik dan segi bentuk desain.
Pemikiran efek fisik dan segi bentuk desain tersebut biasanya diungkapkan
dalam bentuk diagram atau sketsa bebas dengan tangan. Prinsip solusi dalam bentuk
diagram menampilkan sub fungsi dan prinsip solusi dan bentuk matriksnya sebagai
kombinasinya. Untuk memenuhi solusi setiap sub fungsi maka minimal 1 solusi
untuk setiap sub fungsi. Semakin banyak solusi dari masingmasing sub fungsi.
Untuk memperkecil dan mempermudah pemilihan maka kombinasi prinsip solusi
tersbut harus yang berdaya guna lebih dan sesuai dengan data spesifikasi yaitu
sesuai dengan demands yang telah direncanakan.
3. Struktur Fungsi
Untuk mempermudah dan mengerti proses konstruksi akan sangat bermanfaat
bila perencanaan produk tersebut ditinjau sebagai suatu sistem yang terdapat suatu
masukan/input dan keluaran/output. Sistem tersebut dapat diuraikan menjadi
beberapa sub sistem. Dimana dalam dunia teknik sistem tersebut dapat berupa
mesin atau komponennya, jika mesin dipandang sebagai sistem maka komponennya
sebagai subsystem sedangkan jika komponen mesin dipandang sebagai system
maka yang berfungsi sebagai sub sistem adalah bagian dari bagian komponen mesin
tersebut. Dalam sistem teknik, berdasarkan pertimbangan logika, demands dan
wishes pada spesifikasi ini merupakan penjabaran dari hubungan fisik dari
perpindahan atau proses energi, material dan sinyal.
Ketiga faktor tersebut mengalami suatu perubahan yang diproses melalui
sistem.seperti energi dapat berubah sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh motor
listrik dapat merubah listrik menjadi energi mekanik dan panas, motor bakar dapat
merubah energi kimia menjadi energi mekanik dan sebagainya. Material juga dapat
dirubah/dikonversikan dengan beberapa cara. Material dapat dicampur, dipotong,
dipisahkan, dibungkus, dipindahkan,dan lain-lain. Banyak peralatan teknik/mesin
memproses informasi dalam bentuk simyal dan sinyal ini mengalami juga proses-
proses pada system yang dikirim, dipisahkan, dinaikkan, diturunkan, diputar,
dibandingkan dan lain-lain.
4. Analisa Variant Objektiv Tree
Kombinasikombinasi prinsip solusi yang telah dibuat untuk selanjutnya
diseleksi dengan kriteriakriteria yang telah ditentukan, yang pada dasarnya untuk
lebih menyempurnakan hasil rancangan sperti komponenkomponen hasil
kombinasi tersebut bias berupa komponen hasil rakitan maupun komponen tunggal
harus kompatibel satu sama lain sehingga didapat struktur unit komponen
komponen yang dapat dirakit dan dibongkar, juga apakah komponen komponen
kombinasi tersebut sesuai dengan demands pada spesifikasi, kemudahan realisasi
prinsip solusi, harga diijinkan, alat yang aman, lebih disukai perancang dan
kecukupan informasi.
Dasar pemilihan kombinasi yang dibatasi oleh kriteria-kriteria tersebut adalah
clarity (kejelasan), simplicity (kesederhanaan), dan safety (keamanan). Maksud
kejelasan adalah komponenkomponen kombinasi memliki fungsi yang jelas,
kesederhanaan meliputi keserhanaan perancangan bentuk dan jumlah komponen.
Sedangkan keamanan meliputi kemamana terhadap komponen itu sendiri, operator
dan lingkungan.
Kombinasi-kombinasi prinsip solusi digambarkan berupa sketsa (gambar
layout awal) kemudian di pilih layout awal yang sesuai yaitu yang lebih banyak
memenuhi persyaratan yang terdapat pada spesifikasi dan unggul menurut kriteria-
kriteria teknis dan ekonomis.

2.10 Pembentukan konsep Lay out awal


Kombinasi-kombinasi prinsip solusi digambarkan berupa sketsa (gambar layout awal)
kemudian di pilih layout awal yang sesuai yaitu yang lebih banyak memenuhi
persyaratan yang terdapat pada spesifikasi dan unggul menurut criteria-kriteria teknis
dan ekonomis.
Lay out definitive
Layout awal yang dipilih dikembangkan menjadi layout difinitif. Pada layout
definitive ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
Prosedur perakitan
a. Pemilihan jenis material, finising, dan kekuatan material
b. Pemilihan bentuk, ukuran dan toleransi
c. Estimasi biaya
d. Jumlah komponen standart
Dibawah ini adalah diagram yang menunjukan tahap-tahap dalam metode VDI 2221

TUGA
Menjelaskan dan
1 mendefinisakan tugas

SPESIFIKASI
2danMenentuka fungsi
strukturnya

STRUKTUR
FUNGSI
Mancari prinsip
3solusi dan
kombinasinya
PRINSIP
SOLUSI
Membagi kedalam
4modulmodul yang
dapat diwujudkan
STRUKTUR
MODUL
Membuat lay out
5modul-modul yang
penting
LAY OUT AWAL
Melengkapi lay out
6secara keseluruhan

LAY OUT
DEFINITIF
Menyiapkan
7produksi dan instruksi
operasi
DOKUMEN
PRODUK

Gambar 2.2 . Diagram metode VDI 2221


BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Prosedur Pengambilan Data


Prosedur pengambilan data dalam pengerjaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan data kondisi sekitar, misal: kecepatan angin, rapat massa udara.
b. Menentukan spesifikasi awal turbin angin melalui perhitungan.
c. Menentukan profil sudu (airfoil) turbin angin.
d. Pembuatan turbin angin.
e. Optimasi sudu turbin angin.
f. Melakukan pengujian kinerja turbin angin.
g. Analisis data dari pengujian turbin angin.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua metode dalam pengambilan data pada
penelitian untuk dijadikan acuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
Mencari referensi dari buku-buku, jurnal-jurnal serta peralatan yang berkaitan dan
mendukung penelitian baik saran maupun kritikan yang positif sehingga
mempermudah proses pengerjaan alat sehingga proses penelitian dan pengerjaan alat
berhubungan dengan baik.
2. Observasi
Melakukan pengaatan langsung dilapangan terutama lokasi penelitian yang
menunjukkan kecepatan angin tertentu, pemilihan tempat yang strategis merupakan
salah satu faktor pendukung sehingga turbin angin mampu beroperasi dengan baik.

3.2 Spesifikasi Energy alternatif dari Pemanfaatkan Kulit Pisang


Untuk mempermudah penyusunan spesifikasi, dapat dilakukan dengan meninjau
aspek-aspek tertentu. Dari aspek-aspek tersebut dapat diuraikan syarat-syarat yang
bersangkutan, selanjutnya merumuskan tugas yang harus di hadapi.
KEHENDAK I
Tabel 3.1. Tabel Kehendak I
N D/ NAMA TANGGAL
DAFTAR ITEM
O W KONTRIBUTOR PERUBAHAN
a. Menggunakan energy kulit D
pisang
1 Energi
b. Dapat diganti dengan buah lain
W
a. Mudah dalam pengoprasiannya D
b. Menggunakan material sebagai D
2. Kinematika katoda positive dan negativ
sebagai media penghantar arus
listrik
a. Mudah didapat dan murah D
harga- nya. D
b. Mempunya isi fatmekanis yang D
3. Material baik. D
c. Sesuai standar umum W
d. Umur pemakaian yang panjang.
e. Baikmutunya
a. Panjang 40mm D
b. Diameter 20mm D
4. Geometri
c. Dimensi dapat diubah sesuai D
ukuran yang di kehendaki W
a. Sesuai dengan kebutuhan D
b. Tidak mengeluarkan suara D
5. Ergonomi
c. Mudah dipindahkan D
d. Mudah dalam pembuatannya D
a. Kontruksi harus sesuai standart D
6. Keselamatan
b. Tidak menimbulkan polusi D
a. Dapat di produksi sendiri D
b. Suku cadang murah dan mudah D
7. Produksi di dapat
c. Biaya produksi relative murah W
d. Dapat di kembangkan lagi W
a. Biaya perawatan murah D
8. Perawatan b. Perawatan mudah di lakukan D
c. perawatan secara berkala W
a. Mudah dipindahkan D
9. Transportasi b. Tidak perlu alat khusus untuk D
memindahkan.
KEHENDAK II

Kulit pisang dapat digunakan untuk mengganti serbuk karbon dalam batu
baterai, hal ini karena kulit pisang mengandung natrium, kalium, dan magnesium.
Kandungan ini dapat digunakan sebagai pengganti serbuk karbon pada batu baterai
untuk menghasilkan energi listrik.

KEHENDAK III
Batu baterai dari kulit pisang dapat digunakan untuk mengganti baterai alat-alat
elektronik seperti jam, senter, dan remot televisi. Untuk penggunaan alat elektronik
dengan voltase yang tinggi seperti dinamo listrik, baterai ini belum mampu karna
hanya memiliki tegangan yang kecil. Untuk ketahanan, secara teori baterai dari kulit
pisang memiliki umur yang pendek karena terbuat dari bahan organik tanpa campuran
bahan-bahan lain.
.

3.3 Struktur Fungsi.


Fungsi didefinisikan sebagai hubungan secara umum antara input dan output
dari suatu sistem teknik yang akan menjalankan suatu tugas tertentu. Sedangkan fungsi
keseluruh adalah kegunaan dari alat tersebut. Fungsi keseluruhan ini diuraikan menjadi
struktur fungsi keseluruhan dibuat setelah daftar spesifikasi dan masalah utama
diketahui. Struktur fungsi digambarkan dengan diagram blok antara input dan output
yang berupa aliran energi, material dan sinyal.
Apabila fungsi keseluruhan cukup kompleks, maka fungsi tersebut dapat dibagi menjadi
subfungsi yang mempunyai tingkat kesulitan yang lebih rendah. Jadi sub fungsi
merupakan tugas yang harus dijalankan oleh komponen-komponen yang menyusun alat
tersebut
3.4 Variant Konsep
Apabila kombinasi yang ada terlalu banyak, maka untuk memilih kombinasi
terbaik menjadi lama. Agar tidak terjadi hal tersebut maka apabila memungkinkan
julah kombinasi harus dikurangi. Prosedur yang dilakukan adalah dengan
mengeliminasi dan memilih yang terbaik. Dibawah ini ada beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan diantaranya:
- Kesesuaian dengan fungsi keseluruhan;
- Terpenuhinya demand yang tercantum dalam daftar spesifikasi;
- Dapat dibuat atau diwujudkan;
- Pengetahuan atau informasi tentang konsep yang bersangkutan memadai;
- Kebaikan dalam kinerja dan kemudahan produksi;
- Kemudahan dirakit;
- Kemudahan perawatan;
- Faktor biaya;
- Segi keamanan dan kenyamanan;
- Kemungkinan pengembangan lebih lanjut.
Informasi lebih lanjut sangat diperhatikan untuk pembuatan varian konsep yang akan
dilakukan. Informasi ini dapat diperoleh dari:
1. Gambar atau sketsa untuk melihat kemungkinan keserasian;
2. Perhitungan kasar berdasarkan asumsi yang dipakai;
3. Pengujian awala berupa pengujian model untuk menemukan sifat utama atau
pendekatan kuantitatif untuk persyaratan kualitatif mengenai kinerja dari suatu
produk jadi;
4. Konstruksi model utnuk visualisasi dan analisis;
5. Analogi model dan simulasi yang sering dilakukan dengan bantuan computer
3.5 Abstraksi
Setelah membuat Daftar Kehendak Kemudian Dirangkum Kedalam 5 Abstraksi yaitu:
Abstraksi I : menghilangkan seluruh keinginan (W) pada daftar kehendak.
Abstraksi II : Seluruh keharusan (D) yang tidak penting dihilangkan.
Abstraksi III : Menghilangkan bilangan kwantitatif menjadi kwalitatif.
Abstraksi IV : Seluruh masalah pada abstraksi III diformulasikan menjadi
bentuk yg umum
Abstraksi V : Untuk memecahkan masalah menjadi netral
Fungsi keseluruhan energi alternatif dari batu batrrai yg menggunakan kulit pisang:

Struktur Fungsi (fungsi keseluruhan)

Kulit buah Bekas batu


pisang batrai

solasi

kabel

Output
Jam / remot
Jam menyala dan
dinding / remot dapat di gunakan

Gambar 3.1 Struktur Fungsi


3.6 Gambar batu baterai

Gambar 3.2 Desain baterai dari kulit pisang


BAB IV
RENCANA KERJA DAN RENCANA BIAYA

4.1 Cara Kerja dan Alat/Bahan


Yang di butuhkan dalam membuat energi batu batrai dari kulit pisang.
1. Alat atau bahan yang di gunakan:
a. Tang
b. Voltmeter
c. Jam dinding
d. Stopwatch
e. Sarung tangan
f. Blender
g. Solasi
h. pisau
2. Cara kerja dalam pembuatannya:
a. Kulit pisang diiris tipis-tipis lalu diblender sampai halus.
b. Batu baterai dibuka pada bagian sumbu positifnya lalu dikeluarkan serbuk
karbonya dengan hati-hati agar tidak merusak batang karbon.
c. Kulit pisang yang sudah halus lalu dimasukan kedalam baterai tadi
menggantikan serbuk karbon.
d. Baterai ditutup kembali lalu diberi selotip agar aman.
e. Batu baterai lalu di uji dengan voltmeter dan jam dinding
4.2 Rincian Biaya Balam Pembuatan Energy Alternatif ini

Tabel 4.1 Rincian Biaya

No Nama Barang Jumlah Harga


1 Kulit pisang Rp 44.000
(2kg)
2 Blender 1 Rp 300.000
3 Solasi 1 Rp 7.000
4 Kabel 1 Rp 5.000
5 Jam dinding 1 Rp 63.000
Total Rp419.000
harga

4.3 Hasil Uji Coba

Dari uji coba yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba

Pada batu baterai


pertama dan kedua, jam
dapat menyala karena memiliki tegangan yang cukup untuk menggerakkan jam.
Baterai diukur menggunakan voltmeter dengan ketelitian 0,1 V. Tegangan yang terjadi
tidak selalu setabil, setelah digunakan akan turun, tapi setelah didiamkan beberapa saat
akan naik lagi. Untuk lama waktu baterai dapat digunakan belum dapat diketahui
karena keterbatasan waktu pengujian.
Untuk baterai 3, tidak terdapat tegangan yang terlihat, hal ini dapat disimpulkan bahwa
batu baterai rusak ketika proses pengerjaan karena batang karbon patah.
Pada awalnya penelitian memakai baterai baru yang dibuang pastanya.
Kemudian menggantikan dengan kulit pisang. Namun sepertinya tidak berpengaruh
karena dari hasil voltase yang didapat masih sama seperti yang baru. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pasta (campuranserbuk karbon dan) yang belum bersih seluruhnya,
ataupun pasta yang menempel pada kertas atas dan bawah (insulator). Maka lebih baik
memakai baterai yang telah habis atau telah digunakan terlebih dahulu.
Hasil penelitian ternyata bersesuaian dengan hipotesis, dan terbukti bahwa kulit
pisang dapat menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan karena konstruksi baterai
kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya.
Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit.
Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga
mengandung garam Natrium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit.
Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium
klorida atau KCl.

KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan


arus listrik. Tetapi belum mengetahui secara pasti unsur/kandungan yang terjadi di
katoda baterai dan proses pertukaran elektron di katoda tersebut.
Menurut Nizar Giyan Budiyanto, Aditya Nursantoso (2008) Pisang juga
mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida
dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang
keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif.
jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang
paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang
bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut
berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.
Arus listrik searah adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi
potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus
listrik searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan Elemen Volta) dan panel surya.
Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus
searah mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara.
Walau pun Kandungan antara baterai kering dan kulit pisang hampir sama
tetapi voltase dari kulit pisang yang dihasilkan lebih kecil dari baterai kering baru yang
biasa kita pakai. Perbandingan antara baterai biasa dengan baterai yang telah diganti
dalamnya oleh pisang sangatlah jauh. Baterai baru yang mengandung karbon
mempunyai tegangan 1,5 volt sedangkan baterai yang telah diganti dalamnya oleh
pisang hanya sampai 1,1 volt. Hal ini menyebabkan baterai yang berisi kulit pisang
tidak cukup kuat untuk menyalakan suatu benda dengan maksimal contohnya senter,
lampu bohlam dan lain-lain. Untuk menyalakan dengan maksimal, setidaknya
menopang dengan baterai baru yang berisi karbon.
Oleh sebab itu, menentukan berapa lama baterai tersebut bertahan itu sangatlah
tidak mungkin karena harus ditopang dengan baterai baru. Lebih kecilnya voltase yang
dihasilkan juga mungkin disebabkan baterai yang dipakai yaitu bekas yang bagian dari
baterai tersebut sudah tidak berfungsi dengan baik karena sebagian hancur, sudah lama
tidak dipakai, karatan, alumunium yang sudah rapuh ataupun hancur dan faktor
lainnya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas tentang pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Batu
Baterai maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Batu baterai dapat dibuat dari kulit pisang dengan peralatan yang sederhana dan
dapat dilakukan dengan mudah.
2. Batu baterai dari kulit pisang memiliki tegangan yang cukup untuk menghidupkan
jam dinding dan remot televisi.
3. Dalam pembuatan harus hati-hati, karena jika batang karbon patah maka batu
baterai tidak akan dapat digunakan.
4. Tegangan dalam batu baterai dari kulit pisang tidak setabil, setelah digunakan
beberapa lama maka akan menurun dan harus menunggu lagi sebelum tegangan
naik dan dapat digunakan lagi.

5.2 Saran

Saran yang perlu untuk baterai dari kulit pisang kedepannya adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lagi agar batu baterai dari kulit pisang memiliki tegangan
yang stabil dan tahan dari pembusukan.
2. Perlu dicari solusi agar tegangannya dapat tinggi sehingga dapat menghidupkan
peralatan dengan tegangan tinggi seperti dinamo listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Astuti, Penghantar Teknik Elektro, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011

Abdul kodir, Ariono, konservasi Energi, Bandung 2011

Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 2009

Fitriani, D. (2013). Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Elektrolit Pada Sel

Jauharah,WiraD.(2013). Analisiskelistrikan yang Dihasilkan Limbah Buah dan Sayur


sebagai Energi Alternatif Biobaterai.Skripsi. Jember: Universitas Jember. Tidak
diterbitkan.

Kering.Skripsi. Bandung: UIN Bandung. Tidak diterbitkan.

Nana, Maydia. 2013. Prosedur Pembuatan Baterai dari Kulit Pisang.

Sucipto K, Adi. 2012. Kulit Buah Jadi Sumber Listrik..

Anonim. 2013. Pisang. http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang. (Diakses pada tanggal 19

Januari 2014)

Anda mungkin juga menyukai