Baca juga
Animal Testing: 4 Metode Alternatif bagi Pengujian ke Hewan
Sudah sejak lama, hewan digunakan sebagai sarana pengujian bagi berbagai
produk (kosmetik, obat, dll) sebelum digunakan pada manusia.
Meski demikian, pro dan kontra masih tetap timbul menyikapi penggunaan hewan
untuk eksperimen dan pengujian.
Berikut akan disajikan pendapat yang pro (mendukung) eksperimen pada binatang:
1. Pengujian pada hewan telah terbukti bermanfaat untuk mencegah manusia dari
efek racun suatu obat baru atau produk lainnya.
Dalam kasus seperti itu, jika pengujian pada hewan dilarang, manusia akan terpapar
resiko karena menggunakan produk yang belum diuji.
2. Sebagian orang percaya bahwa jika pengujian pada hewan dilakukan sedemikian
rupa sehingga meminimalkan kemungkinan rasa sakit dan kematian, maka hal
tersebut bisa dibenarkan.
Pendapat ini menyatakan, mengurangi resiko pada manusia harus menjadi prioritas
utama, dan jika hewan harus menderita untuk melindungi manusia, itu dapat
diterima.
3. Spesies yang paling dekat dengan manusia adalah simpanse dan monyet, yang
memiliki 99% kesamaan gen.
Dengan demikian, tes yang dilakukan pada spesies tersebut merupakan indikator
penting mengenai efek suatu produk dan obat-obatan pada tubuh manusia.
Tentu tidak etis langsung melakukan tes pada manusia saat terdapat berbagai
spesies hewan yang dapat menggantikan tempat manusia.
2. Beberapa hewan yang digunakan untuk pengujian bahkan secara fisiologi tidak
mirip manusia, seperti kelinci dan tikus.
Hal ini berarti efek obat tertentu yang muncul pada hewan eksperimen belum tentu
menimbulkan efek yang sama pada manusia.
Ini berarti pengujian pada hewan berpotensi menimbulkan resiko buruk baik pada
hewan uji maupun pada manusia.
Selain itu, karena binatang seperti simpanse dan monyet sangat mirip dengan
manusia yang memiliki kecerdasan dan mungkin kesadaran, apakah manusiawi
melakukan percobaan pada binatang seperti itu?
Apakah hal tersebut tidak mirip dengan melakukan percobaan pada manusia
sendiri?
3. Berdasarkan berbagai statistik, ditemukan bahwa perlakuan pada hewan uji bisa
tidak terbayangkan.
4. Sengaja menyuntikkan virus seperti HIV atau obat-obatan lainnya pada hewan
hanya untuk memahami dampaknya benar-benar tidak dapat diterima.