A. Makna ideologi
Ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata idea dan logos. Idea
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita, sedangkan logos berarti ilmu.
Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antonie Destutt de Tracy (1754-
1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide.
Dalam pengertian sehari-hari idea disamakan artinya dengan gagasan dan atau cita-cita.
Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang bersifat tetap yang cenderung
mendorong orang untuk mencapainya, sehingga cita-cita itu sekaligus menjaddi
merupakan dasar, pandangan atau paham, dari seseorang untuk melakukan perbuatan.
Jika suatu negara memiliki suatu gagasan yang hendak diwujudkan atau suatu cita-cita
yang ingin dicapai maka pada dasarnya Negara tersebut memiliki ideologi.
Beberapa tokoh juga memberikan pengertian tentang ideologi, yaitu sebagai
berikut:
a. Karl Marx (Winarno,2012:6). Menurutnya Ideologi merupakan alat untuk
mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
b. A.S. Homby (Damayanti,2011:8). Menurutnya, ideologi adalah seperangkat
gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik yang dipegang
oleh seseorang atau sekelompok orang.
c. Mamur (Afandi,2012:81) ideologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran ttenatng pengertian dasar.
Sedangkan
d. Darmodiharjo (Afandi dkk,2012:82). Menurutnya ideologi juga dapat
diartikan suatu gagasan yang berdasarkan ide tertentu.
e. Mubyarto (Afandi,2012:82) mendefinisikan bahwa ideologi sejumlah doktrin,
kepercayaan, dan symbol symbol masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi
pegangan atau pedoman kerja untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa
itu.
f. Osman dan Alfian (Afandi,2012:82) memaknai bahwa ideologi berintikan
serangkai nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan
mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa
sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui sistem nilai dasar ini
mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik dalam bersikap dan
bertingkah laku untuk mempertahankan dan membangun kehidupan duniawi
bersama dengan berbagai dimensinya.
g. Paspowardojo (Afandi,2012:83) mengemukakan bahwa ideologi dipahami
sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin
diwujudkan secara konkrit dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
h. Ramlan Surbakti (winarno,2012:3) menyatakan ideologi adalah suatu
pandangan atau suatu sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang
tujuan yang hendak dicapai oleh suatu masyarakat dan mengenai cara-cara
yang dianggap baik untuk mencapai tujuannnya. Menurutnya ideologi dalam
suatu masyarakat memiliki dua fungsi. Yang pertama,sebagai tujuan atau cita-
cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat. Yang
kedua,sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur
penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat.
2. Liberalisme
Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu dari kata liberalis yang berarti bebas,
merdeka, tak terikat dan tak tergantung. Lahirnya liberalisme untuk pertama kalinya
dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhada
kepincangan yang telah berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa
lampau di Prancis yang memisahkan dan membedakan hak dan kewajiban antar
golongan. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (life, liberty and property).
Ideologi ini mementingkan kebebasan perseorangan. Dalam ajaran liberalisme
manusia pada hakikatnya adalah mahluk individu yang bebas, pribadi yang utuh dan
lengkap serta terlepas dari manusia lainnya sehingga keberadaan individu lebih
penting dari masyarakat.
Lebih lanjut, Schapiro (Damayanti,,2011:24) menjelaskan serangkaian prinsip
dari Liberalisme, yaitu:
1. Keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan
yang diharapkan.
2. Semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang
dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil.
3. Tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan,
persamaan, dan keaman dari semua warga Negara.
4. Adanya kebebasan berpikir dan berekspresi.
5. Liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang obyektif, bisa ditemukan
melalui kegiatan berpikir menurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi
6. Agama merupakan hal yang harus ditoleransi.
7. Liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia.
8. Kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui
praktek-praktek yang dipertimbangkan.
3. Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul sebagai reaksi dari
kapitalisme. Komunisme adalah paham yang mendahulukan individu pemilik dan
mengesampingkan kaum buruh. Paham komunis juga menyatakan semua hal dan
sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.
Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh
Karl Marx dan Friedrich Engles, sebuah manifesto politik yang pertama kali
diterbitkan pada 21 Febuari 1848. Karl Marx (Simamora,1986:114) berpendapat
bahwa negara adalah alat yang berkausa,berjouis, dan digunakan untuk menekan, bila
perlu dengan kekerasan,setiap usaha yang dilakukan kaum proleter untuk
memperbaiki diri sendiri. Selama Negara berjuis menjadi kelas yang berkuasa,
pemerintah akan menjadi alatnya dan tidak akan bersedia mendengarkan kebutuhan
kelas lainnya. Dengan kata lain pemerintah dalam suatu Negara sebagai golongan
yang berkuasa digunakan untuk menindas golongan yang lainnya yanglebih rendah.
Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continous revolution (revolusi
terus-menerus). Kounisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang
makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju
ke sana, ada fase diktator proletariat yaitu membersihkan kelas-kelas lawan
komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan
sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Ideologi komunisme menurut Darmodharjo (Afandi,2012:86) memiliki beberapa
ciri khusus, seperti:
a. Ateisme, artinya penganut ini tidak percaya adanya Tuhan dalam arti bahwa
kehidupan manusia berdasarkan atas evolusi. Kehidupan ini dibentuk oleh
hukum-hukum kehidupan tertentu. Agama dianggap sebagai penghalang
kemajuan. Agama memelihara kekolotan . bahkan penganut ideologi ini
diajurkan untuk bersikap anti agama.
b. Dogmatisme, tidak mempercayai pikiran orang lain, artinya ajaran-ajaran
yang baku berdasarkan atas pikiran Marx-Engel harus diterima begitu saja.
c. Otoritas, pelaksanaan politik berdasarkan kekerasan.
d. Pengkhianatan terhadap HAM, artinya tidak mengakui adanya hak-hak asasi
manusia.
e. Dictator, kekuasaan pemerintah dipegang oleh partai komunis, dan golongan
lain dilenyapkan.
f. Interprestasi ekonomi, sistem ekonomi diatur secara sentralistik, artinya
pengaturan dan penguasaan ekonomi dipegang oleh pusat.
Gelombang komunisme sekarang ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran partai
Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme yang tumbuh sampai sekarang ini
bisa dikatakan merupakan perkembangan dari partai Bolshenvik yang didirikan oleh
lenin.
Ideologi komunis ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan.
a. Keunggulan ideologi Komunis :
1. Karena pereknomian sepenuhnya dipegang pleh pemerintah, maka pemrintah
lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi
lainnya.
2. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan
sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancar.
3. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh
pemerintah.
5. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat masalahnya
dan berupaya meninggikan derajat bangsa. Dalam Wikipedia (2013) mengartikan
bahwa Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Menurut Marsa (2011),
nasionalisme merupakan suatu gerakan ideologi untuk mencapai dan
mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang
anggotanya bertekad untuk membentuk suatu bangsa yang berpotensi. Sasaran umum
nasionalisme yaitu otonomi nasional, kesatuan nasional, dan identitas nasional.
Doktrin nasionalisme dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dunia di bagi menjadi bangsa-bangsa, masing-masing dengan karakter,
sejarah, dan takdir tersendiri.
2. Bangsa adalah satu-satunya sumber kekuasaan politik.
3. Kesetiaan kepada bangsa mengalahkan semua kesetiaan lain.
4. Agar menjadi bebas, setiap individu harus menjadi bagian dari suatu bangsa.
5. Setiap bangsa menuntut ekspresi diri dan otonom seutuhnya.
6. Perdamaian dan keadilan global menuntut adanya suatu dunia yang terdiri
dari bangsa-bangsa otonom.
Mulanya sejumlah nasionalisme menjadi sebab akibat lahirnya dua perang dunia.
Tapi, dari perang itulah memicu lahirnya berbagai nasionalisme baru. Maka dapat
dikatakan bahwa nasionalisme mempunyai kapasitas untuk berkembang di setiap
benua dan di bawah rezim apapun. Oleh karena itu, selama masih ada bangsa dengan
sejarah dan karakteristiknya, maka selama itu pula nasionalisme tetap ada. Begitu
juga dengan identitas nasional yang akan menjadi salah satu landasan dasar bagi
tatanan dunia kontemporer.
6. Sosialisme
Sosialisme secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu sosial yang berarti
kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar tahun
1830. Sosialisme adalah paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur
bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain sosialisme adalah
paham yang menghendaki kemakmuran bersama. Menurut W. Surya Indra
(Winarno,2012:22) sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup)
tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil
produksi secara merata.
Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak
mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat
produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang
atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-
mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut menurut Mudhofir
(Winarno,2012:23) ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme:
1. sosial demokrat,
2. komunisme,
3. anarkhisme,
4. sinkalisme
Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum
berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit
bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu seakan-akan sebagai faktor
yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.Paham sosialis
berkeyakinan bahwa perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara
damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan
perbaikan nasib buruh secara bertahap. Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan
kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan
perbaikan nasib. Selain itu sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan
kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan segala aspek
kehidupan bersama manusia. Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus
dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi
tercapainya tujuan negara.
Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan
yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-
citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi,
persuasi, dan tanpa kekerasan.Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan
yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri. Adanya
kemiskinan, kemelaratan, kebodohan kaum buruh, maka sosialisme berjuang untuk
mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Menurut Michael Newmann (Simamora,1986:120) Sosialisme adalah ideologi yang
di tandai oleh:
1. Komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang egalitarian (sama).
2. Seperangkat kepercayaan bahwa orang biasa membangun sistem egalitarian
alternative yang didasarka pada nilai-nilai solidaritas dan kerjasama.
3. Pandangan yang optimistic yang memandang manusia dan kemampuannya
dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Dan
4. Keyakinan bahwa adalah mungkin untuk membuat perubahan secara nayata
di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang sadar.
Sosialisme sama seperti Kapitalisme, memiliki pecahan. Sosialisme sendiri
adalah konsep induk dari ideologi ideologi yang muncul kemudian, dimana satu
sama lain kerap bertolak belakang dalam kegiatannya. Ideologi ideologi tersebut
adalah Sosialisme Utopia, Sosialisme Marxisme, Sosialisme Komunise, Anarkisme,
Sosial Demokrasi, dan sejenisnya.
7. Konservatisme
Konservatisme adalah paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan
stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan
setapak demi setapak, serta menentang perubahan yang radikal, atau secara
singkatnya konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservre, melestarikan;
"menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai
yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai
tujuan yang berbeda-beda pula.
Pada masa Revolusi Perancis pada 1789 konservatisme mulai muncul sebagai
suatu sikap atau alur pemikiran yang khas. Banyak orang yang mengusulkan bahwa
bangkitnya kecenderungan konservatif sudah terjadi lebih awal, pada masa-masa awal
Reformasi.
Ciri-ciri ideologi Konservatisme
a. Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja
b. Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi
dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.
c. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara
semuanya dianggap suci.Konservatisme juga menentang radikalisme dan
skeptisisme.
8. Kapitalisme
Kapitalisme berasal dari kata kapital, yang artinya modal. Kapitalisme merupakan
suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal dapat melaksanakan usahanya
yang meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Kapitalisme mulai muncul pertama
kali di Eropa, pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Pada masa itu, dunia
perekonomian di Eropa dalam masa perkembangan. Kondisi saat itu memperlihatkan
bahwa sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan
tertentu.
Kapitalisme merupakan salah satu cara pandang manusia dalam menjalani
kegiatan ekonominya. Kapitalisme dianggap paham bagi pemilik modal yang
mengagungkan persaingan bebas atau kompetisi untuk sebanyak-banyaknya
menumpuk modal melalui produksi barang dan penemuan-penemuan teknologi
dengan tidak memperdulikan kenyataan perusahaan yang ada disekitarnya, sehingga
keberadaan kapitalis dianggap sebagai wujud penindasan terhadap masyarakat dengan
kondisi ekonomi lemah. Akibatnya, paham kapitalisme mendapat kritikan dari banyak
pihak, bahkan ada yang ingin melenyapkannya.
Ciri-ciri ideologi kapitalisme:
1. Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-
terangan dilarang negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan
semacamnya.
2. Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar
tiap orang mengerahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk
meningkatkan kekayaan dan memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya.
Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yg cocok utk meningkatkan dan
melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan
ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh peraturan
umum dalam rangka mengokohkan keamanan.
3. Kompetisi sempurna.
4. Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak untuk
menekuni dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemauannya.
9. Anarkisme
Anarkisme sebenarnya berasal dari kata Yunani anarchy, yang secara harfiah
berarti tidak mempunyai pemerintahan. Ideologi anarikisme ini berkaitan dengan
Mikail Bakunin, yang percaya bahwa kebebasan individu yang sepenuhnya hanya
bisa diwujudkan setelah negara dan lembaga - lembaga pendukungnya dihancurkan.
(Wijianto,2004:47).
Paham anarkisme ini mengajarkan bahwa satu-satunya wewenang yang
mempunyai kekuatan moral dan keabsahan adalah wewenang oleh setiap individu
diberikan kepada dirinya. Tak seorang pun bisa dipaksa untuk melakukan suatu
tindakan kecuali tindakan yang berasal dari dirinya sendiri. Pembuatan peraturan dan
kebijakan adalah hak istimewa setiap individu, karena merekalah yang mempunyai
kepentingan dan kebutuhan.
Sejauh masih ada organisasi, anarkisme akan terus mendesak asosiasi - asosiasi
warga negara yang bebas dan spontan. Dengan demikian menurut kaum anarkisme
tatanan sosial yang paling tinggi dan yang paling bermoral, sesungguhnya berasal dari
setiap orang yang mempunyai pengertian yang besar ke saling ketergantungan kepada
orang-orang lain. Dan kebebasan serta keleluasaan dalam saling ketergantungan
merupakan satu-satunya sumber wewenang yang sah bagi diri individu. Bisa
dikatakan selain memiliki kebebasan individu, kaum anarkisme juga menganut
kebersamaan dan kesetaraan seperti sosialisme.
Pada dasarnya penekanan dalam pemikiran kaum anarkis tidak pada kekerasan
dan tindakan langsung melainkan pada pendidikan dan kesadaran umum akan sifat
nyata manusia. Namun, dalam sejarahnya, para anarkis sering kali menggunakan
kekerasan sebagai cara yang ampuh untuk memperjuangkan ide-idenya.
10. Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri
dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut
sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Istilah demokrasi berasal dari
Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara
tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan
hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan
waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem demokrasi di banyak negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam
suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme
sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut.
Inu Kencana Syafiie (Damayanti,2012:34) merinci prinsip-prinsip demokrasi
sebagai berikut, yaitu adanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas,
manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak
minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai
politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang
pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungan hak asasi,
pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya mekanisme politik,
kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah yang mengutamakan
musyawarah.
1. Macam-Macam Demokrasi
a. Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas :
Demokrasi Langsung
Demokrasi Formal
Demokrasi Material
Demokrasi Campur
11. Marxisme
Ideologi ini dikembangkan oleh Karl Marx. Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie
S.H (Wijianto,2004: 56) ideologi Marxisme-Leninisme ini berisi sistem berpikir
mulai dari tataran nilai dan prinsip dasar yang kemudian dikembangkan hingga
praktis operasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ideologi Marxisme ini meliputi ajaran dan paham tentang
a. hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme
b. ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis
c. norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang
bagaimana individu harus hidup
d. legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum
proletar.
12. Feminisme
Paham feminisme adalah sebuah paham yang menuntut emansipasi atau
kesamaan dan keadilan hak perempuan dengan pria. Ketika terjadi Revolusi Prancis
terjadilah pendeklarasian Hak-Hak Asasi Manusia, tapi perempuan tidak termasuk di
dalamnya karena dalam pandangan mereka perempuan tidaklah dipandang sebagai
manusia utuh. Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun
bawah, tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan,
berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan. Oleh karena itulah, kedudukan perempuan
tidaklah sama dengan laki-laki dihadapan hukum. Deklarasikan Hak-hak Asasi
Perempuan baru dibuat pada tahun 1791.
Ideologi feminisme bukanlah ideologi yang berasal dari Barat melainkan berasal
dari kemanusian. Ideologi yang hendak mendudukkan perempuan sebagai seorang
manusia yang utuh yang setara hak-haknya dengan kaum pria. Ada beberapa aliran
dari kaum feminis yang berkembang sampai saat ini:
a. Feminis Liberal
Feminisme Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang
memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Feminis Liberal memilki
pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak antara
kepentingan kelompok yang berbeda yang berasal dari teori pluralisme
negara.
b. Feminis Radikal
Aliran ini muncul sebagai tanggapan atas kultur seksisme atau dominasi sosial
berdasar jenis kelamin
c. Feminis Post Modern
Aliran ini menganut ide yang anti absolut dan anti otoritas, berpendapat
bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial.
d. Feminis Anarkis
Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang
mencita-citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan sistem
patriaki-dominasi lelaki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin
harus dihancurkan.
e. Feminis Marxis
Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme.
Kaum Marxis berpendapat bahwa negara memiliki kemampuan untuk
memelihara kesejahteraan, namun disisi lain, negara bersifat kapitalisme yang
menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja.
f. Feminis Sosialis
Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem kepemilikan.
Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan
pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan
suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender. Feminisme sosialis
menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan
perempuan.
g. Feminis Postkolonial
Fokus utama feminisme poskolonial pada intinya menggugat penjajahan, baik
fisik, pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang, maupun mentalitas masyarakat.
Dilihat dari keragaman istilah setiap aliran, pada dasarnya tujuan utama
dibuatnya paham feminism utamanya yaitu tidak menggerakkan kaum perempuan
supaya bekerja tapi menggerakkan pekerja perempuan supaya sadar dan
memperjuangkan hak-hak mereka.
13. Leninisme
Leninisme adalah versi Rusia dari marxisme. Leninisme merupakan pemikiran
Vladimir Lenin yang didasarkan pada pemahamannya mengenai Marxisme.
Leninisme mengandung beberapa konsep penting, salah satunya adalah mengenai
peran partai revolusioner. Partai ini merupakan tipe yang unik dari partai politik, ia
terdiri dari anggota yang berdedikasi, disiplin, teruji, dan terlatih dengan baik dalam
hal memahami komunisme. Elit partai dijalankan dalam organisasi yang sentralistis,
sebuah bagian yang substansial dalam partai komunis. Partai komunis kebanyakan
menggunakan teori sentralisme demokrasi Lenin, di mana hanya ada segilintir orang
yang mengendalikan partai (atau organisasi) yang memiliki pemahaman yang paling
baik di antara anggota lainnya (sentralis), meski begitu penentuan siapa saja yang bisa
duduk dalam kepemimpinan tetap ditentukan melalui pemilihan (demokrasi).
Untuk mewujudkan sebuah negara berdasarkan Marxisme setidaknya dibutuhkan
dua tahap dalam pandangan Leninisme, diantaranya, hak milik pribadi atas alat-alat
produksi diganti menjadi milik sosial, di mana sarana-sarana produktif seperti pabrik,
toko, bengkel, dan tanah pertanian menjadi milik negara atau koperasi. Perbedaan
dalam kebutuhan dan kemampuan bekerja orang belum bisa di perhitungkan,
sehingga pada permulaan masih akan ada ketidaksamaan material dan banyak
kekurangan. Untuk mengatur keadaan tersebut diperlukan negara sebagai pengatur,
sehingga menurut Leninisme negara adalah alat, bukan tujuan.
14. Trotskyisme
Trotskyisme berasal dari nama pendirinya, Leon Trotsky (1879-1940). Ia
memiliki ajaran mengenai revolusi abadi. Isinya berupa pernyataan bahwa revolusi
dapat berhasil dan mendukung keinginan sosialnya bila revolusi itu meluas di luar
batas Rusia. Menurutnya, meluasnya revolusi sosialisme akan dapat mengatasi
kekuatan kapitalisme Eropa.
Trotsky tidak mendukung kebijakan ekonomi baru kapitalis semu. Kebijakan ini
telah dilaksanakan oleh Stalin pada tahun 1921 dan dicetuskan kembali pada tahun
1928 oleh Stalin. Menurut Trotsky, kegagalan kebijakan ekonomi tersebut untuk
mempersatukan petani dan menganjurkan semangat borjuis di antara pengusaha kecil.
Hal ini merupakan cermin kemunduran dalam perkembangan sosialisme di Rusia.
Selanjutnya, Trotsky mencetuskan kembali teori produksi dan distribusi secara
kebersamaan, yang diprakarsai oleh negara.
15. Stalinisme
Stalinisme berasal dari nama Stalin (1879-1953). Ia adalah tokoh sosialis Soviet
yang menguasai negara pada tahun 1903-an. Menurut Stalin, sosialisme harus berada
di satu negara, yaitu Soviet. Bagi Stalin, Soviet harus menjadi benteng sosialisme,
yang merupakan model pembangunan sosialisme yang akan mengilhami kaum
sosialis di seluruh dunia. Tentu saja hal ini bertentangan dengan ide Trotsky, yang
menginginkan sosialisme meluas ke luar Rusia.
Selanjutnya, pada tahun 1928 Stalin membuat program produksi pertanian secara
kebersamaan dan program pembangunan lima tahun pertama di Uni Soviet. Ditambah
dengan serangkaian program perkembangan lainnya, Stalin ingin menjadikan Uni
Soviet sebagai negara berkekuatan industri sekaligus militer. Akibatnya, jutaan petani
menjadi korban program pembangunan Stalin ini.
16. Maoisme
Maoisme berasal dari nama Mao Zedong. Ia adalah pemimpin Partai Komunis
Cina (PKC). Maoisme merupakan ideologi komunis di Tiongkok. Berbeda dengan
komunisme di negara-negara lain, Maoisme lebih mementingkan peran petani
daripada buruh. Karena kondisi Tiongkok menempatkan kaum buruh sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari kapitalisme. Mao Zedong membentuk tentara petani dan
menjalankan hal-hal berikut :
a. Pendistribusian kembali tanah, tujuannya untuk memberi keuntungan bagi para
petani miskin.
b. Membatasi eksploitasi petani oleh tuan tanah dan para lintah darat.
c. Melembagakan pajak dan program kesejahteraan.
d. Memperkuat organisasi politik dan militer komunis.
17. Neoliberalisme
Pada perkembangannya, ideologi Liberalisme terpecah. Suatu lebih mendekati
Sosialisme, dan lainnya mendekati Kapitalisme (ekonomi). Neoliberalisme adalah
pecahan pecahan ideologi Liberaisme yang mendekati Kapitalisme. Sementara yang
mendekati Sosialisme disebut sebagai New Liberalism (Liberalisme Baru). ideologi
Neoiberalisme ini di tuding menunggangi aksi militer AS dan sekutunya di timur
tengah dan Asia selatan.
Neoliberalisme adalah cara pandang kebijakan yang menekan pada kebutuhan
untuk adanya kompetisi pasar yang bebas (free market competition). Liberalism
sekaligus merupakan ideologi (seperangkat gagasan yang terorganisir) dan praktek
(seperangkat kebijakan).
Pinsip-prinsip Neoliberalisme adalah:
a. Keyakinan bahwa perkembangan ekonomi yang berkelanjutan adalah penting
untuk mencapai kemajuan umat manusia.
b. Kepercayaan diri bahwa pasar bebas adalah tempat alokasi sumber daya yang
paling efektif.
c. Penekanannya pada peran minimal intevensi Negara dalam hubungan social dan
ekonomi.
d. Komitmennya pada kemerdekaan perdagangan dan permodalan.
Tokoh-tokoh ideologi neoliberalisme
Milton Friedman bersama Friedrich August Hayek (ekonom dari Austria)
menjadi peletak dasar bangunan Neoliberalisme.
Penganut ideologi Islam percaya jika sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah
SWT, saat kehidupan bertujuan untuk mendapatkan ridha-Nya, dan setelah meninggal
kembali kepada-Nya dengan pertanggungjawaban. Ideologi Islam mulai dijelmakan
dalam sistem pemerintahan islam sejak tahun 622 masehi di Madinah oleh Rasulullah
SAW. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini mampu memberikan solusi dan
kemakmuran bagi masyarakatnya.
http://aishkhuw.blogspot.com/2008/12/ideologi-islam.html
http://cari-disini-aja.blogspot.com/2008/12/ideologi-marxisme.html
http://farhinindri.wordpress.com/?s=ideologi
http://farhinindri.wordpress.com/2012/08/29/ideologi-dunia/
http://id.harunyahya.com/id/Buku/3204/fasisme-ideologi-berdarah-darwinisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme
http://imamgakure.blogspot.com/2012/07/komunisme-komunisme-adalah-paham-yang.html
http://pena98gerakan.wordpress.com/2010/12/07/ideologi-besar-dunia/
http://zakkiakhiyo.blogspot.com/2012/03/ideologi-yang-berkembang-didunia.html