Anda di halaman 1dari 13

0

TUGAS KKS PSIKIATRI

Nama : Alek Febrianka Rachman


NIM : 04054821618037
Semester : IX
Tanggal : 20 Desember 2016
Pembimbing : dr. H. M. Zainie Hassan A.R.,Sp.KJ(K)
Kegiatan : Ujian KKS Jiwa

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT Dr. ERNALDI BAHAR
PROVINSI SUMATERA SELATAN
2016
1

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA Nomor Status : 067323


FAKULTAS KEDOKTERAN Nomor Registrasi :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Tahun : 2016
PALEMBANG Tanggal Masuk : 20 Desember 2016
Tanggal Meninggal :

STATUS PASIEN JIWA

Nama : Haryadhi bin Wahidin Laki-laki/Perempuan


Tanggal Lahir/Umur : 23-7-1989/ 27 Tahun Tempat Lahir : Sungai Pinang.
Status Perkawinan : Belum Menikah Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam Suku Bangsa : Komering
Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar (SD) Pekerjaan : Tidak Bekerja..
Alamat dan nomor telepon keluarga terdekat pasien : Desa II Sungai Pinang II RT 004, Sungai
Pinang. No telpon : 082175736178
Dikirim Oleh :

Nama Mahasiswa : Alek Febrianka Rachman


NIM : 04054821618037
Dokter Supervisor / yang mengobati : dr. H. M. Zainie Hassan A. R., Sp.KJ(K)
Bangsal : Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang

MENGETAHUI
SUPERVISOR

dr. H. M. Zainie Hassan A.R, Sp.KJ(K)


2

RESUME

I. IDENTIFIKASI
Tn. H/ 27 thn/ Laki-laki/ Lahir di Sungai Pinang, 23-7-1989/ Belum Menikah/ Islam/ Tamat
SD/ tidak bekerja/ alamat di desa II Sungai Pinang II, Sungai Pinang

II. STATUS INTERNUS


Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Suhu : 36,3 oC
Nadi : 88x/mnt
RR : 22x/mnt

III.STATUS NEUROLOGIKUS
Tidak ada kelainan

IV. STATUS PSIKIATRIKUS


Sebab Utama : Kejang lalu diikuti dengan mengamuk
Keluhan Utama : -
Riwayat Perjalanan Penyakit : ....................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
.................................
...........................................................................................................................................................
........................................................................................................................ ..................................
- Os mengaku 2 tahun yang lalu 4 hari yang lalu
...........................................................................................................................................................
pernah - Keluarga mulai menyadari perubahan - os tiba-tiiba kejang sampai
mengonsumpsi perilaku. tak sadar dan mulut berbusa
...........................................................................................................................................................
NAPZA dan - cenderung seperti kerasukan, suka - setelah sadar, os tiba-tiba
Alkohol mengoceh sendiri mengamuk dengan
...........................................................................................................................................................
- Rentang lama - mengaku pernah mendengar suara bisikan melontarkan berbagai macam
dan pemakaian - bisikan yang didengar tidak jelas, perkataan yang tidak dapat
...........................................................................................................................................................
tidak diketahui seringkali berupa dengungan dipahami
- os pernah merasa ada yang ingin - sesudah kejadian tersebut, os
...........................................................................................................................................................
mengejar dan menyakiti sering mengoceh sendiri
- os kerapkali melihat bayangan hitam. - os juga pernah keluyuran
...........................................................................................................................................................
Besar, dan tinggi yang membuat os takut sendiri di malam hari
- os akhirnya dibawa ke ustadz untuk -masih mampu melakukan
dirukyah, keluhan dirasa berkurang/hilang. aktivitas harian walau harus
disuruh
3

......................................................................................................................... Riwayat
Perkembangan organobiologik dan penyakit yang pernah diderita
- Riwayat Trauma Kepala (+)
- Riwayat Merokok (+)
- Riwayat NAPZA (+)
- Riwayat Alkohol (+)
- Riwayat Asma (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat Kejang Sebelumnya (-)
- Riwayat alergi obat (-)

Riwayat Premorbid
Bayi : lahir cukup bulan, spontan ditolong bidan
Anak : bergaul, cukup punya banyak teman
Remaja : bergaul, cukup punya banyak teman
Dewasa : menarik diri dan tidak punya teman

Riwayat Keluarga
- Pola asuh cukup adil akan kasih sayang
- Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal
- Hubungan dengan saudara baik
- Hubungan dengan orang tua baik

Riwayat Pendidikan
SD : Tamat, Nilai rata-rata

Riwayat Pekerjaan
Pasien dulu seorang supir, sekarang tidak bekerja lagi

Riwayat Perkawinan
Belum menikah

Keadaan Sosial Ekonomi


4

Menengah ke bawah

Psikopatologi
Keadaan umum:
Sensorium compos mentis terganggu, perhatian inadekuat, sikap kooperatif,
inisiatif kurang, tingkah laku normoaktif, ekspresi wajar verbalisasi kurang jelas, cara
bicara lambat, kontak fisik dan verbal ada. Kontak mata ada, walaupun minimal.
Keadaan spesifik:
- Keadaan khusu afek tumpul, mood eutimik
- Hidup emosi: stabil, terkendali, unecht, sukar dirabarasakan, dangkal,
inadekuat, skala diferensiasi menyempit, dan arus emosi lambat
- Keadaan dan fungsi intelek: daya ingat baik, konsentrasi buruk, orientasi
tempat, waktu, dan personal baik, luas pengetahuan umum dan sekolah sesuai
taraf pendidikan, discriminative insight dan discriminative judgment
terganggu, dugaan taraf intelegensi rata-rata, kemunduran intelektual tidak ada
- Kelainan sensasi dan persepsi: Halusinasi visual (+) halusinasi auditorik (+)
- Keadaan proses berpikir: psikomotilitas lambat, mutu proses piker sulit
dipahami, inkoherensi ada, waham curiga, alienasi ada, bentuk pikiran autistik
- Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: hipobulia (+), vagabondage (+)
- Kecemasan (anxiety) yang terlihat secara nyata (overt) tidak ada.
- Reality Testing Ability (RTA) terganggu dalam pikiran, perasaan dan perilaku.

FORMULASI DIAGNOSTIK
5

Seorang laki-laki berusia 27 tahun, belum menikah, tidak bekerja lagi, pendidikan tamat
SD dan beragama Islam, kepribadian suka menarik diri dan tidak punya banyak teman saat
dewasa dating dengan sebab utama kejang dan mengamuk. Dari anamnesis dan observasi
didapatkan kesadaran Compos Mentis Terganggu, perhatian inadekuat, ekspresi fasial wajar,
verbalisasi kurang jelas, cara bicara lambat, kontak fisik, verbal, dan mata ada walau minimal,
afek tumpul, mood eutimik, emosi stabil, halusinasi visual (+), halusinasi auditorik (+), isi piker
sedikit, waham curiga (+), bentuk pikiran autistik, Hipobulia (+), Vagabondage (+). RTA
terganggu alam pikiran, perasaan, perilaku. Pasien mengaku merupakan seorang pemakai
NAPZA dan peminum alkohol walau tidak diketahui sejak kapan.
Atas dasar rangkaian gejala diatas, maka berdasarkan kriteria DSM V dan PPDGJ-III
gejala klinis yang ditemukan pada pasien mengarah kepada gangguan mental dan perilaku akibat
pengunaan zat. Sehingga Axis I pada pasien ini adalah gangguan mental dan perilaku akibat
pengunaan zat multiple, psikotik residual. Untuk Axis II didapatkan gangguan kepribadian
paranoid.. Axis III dan Axis IV tidak ada. diagnosis Axis V pada pasien ini yaitu GAF SCALE
60-51 yang ditunjukkan dengan beberapa disabilitas moderate (sedang).

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS I : F19.7. gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat multiple, Psikotik
residual
AKSIS II : F.60.0 Gangguan kepribadian paranoid
AKSIS III : Tidak ada diagnosis
AKSIS IV : Tidak ada diagnosis
AKSIS V : GAF Scale saat ini 60-51

DIAGNOSIS DIFERENSIAL
F19.7. gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat multiple, Psikotik residual
F20.1. Schizophrenia Paranoid

TERAPI
Psikofarmaka:
Risperidone tab 2 mg 2x 1
6

THP tab 2 mg 2x 1
Diazepam 5 mg 1x 1/2

Psikoterapi:
Individual: menjalin komunikasi yang baik dengan pasien agar dapat memotivasi
dirinya, meyakinkan dirinya bahwa pengunaan zat-zat adiktif merupakan
sesuatu yang berbahaya dan dapat mengurangi produktifitas dirinya.
Keluarga: memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informative, dan edukatif
tentang penyakit pasien sehigga keluarga dapat menerima dann memahami
keadaan pasien. Serta mendukung proses penyembuhan dengan control dan
minum obat secara teratur dan mendukung keadan psikologis pasien.
.

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
......TUGAS
7

1. Apa perbedaan schizophrenia dan gangguan afektif?


Schizophrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses
berpikir serta disharmoni (perpecahan, keretakan) antara proses berpikir, afek / emosi,
kemauan dan psikomotor disertai dengan distorsi kenyataan sedangkan, gangguan afektif
adalah suatu kelainan fundamental pada perubahan suasana perasaan atau afek yang
biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan
kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami
hubungan dengan perubahan tersebut.

2. Ciri kepribadian apa yang cenderung mengalami schizophrenia?


Ciri kepribadian klaster A (paranoid, schizoid, dan schizotipal) merupakan ciri
kepribadian yang cenderung untuk mengalami schizofrenia. Bahkan dalam beberapa
penelitian, menyatakan bahwa kepribadian schizotipal meruapakan factor premorbid
terjadinya schizophrenia. Hal ini dibuktikan dengan lazimnya ditemukan pada kerabat
biologis pasien dengan skizofrenia adalah ciri kepribadian klaster A

3. Apa saja yang menentukan ciri kepribadian seseorang?


Yang menentukan ciri kepribadian seseorang adalah tumbuh kembang psikologis
seseorang dan lingkungan dimana ia dibesarkan. Freud adalah teoritis pertama yang
memusatkan perhatiannya kepada kepribadian, dan menekankan pentingnya peran masa bayi
dan awal-awal dalam pembetukan karakter seseorang. Freud yakin dasar kepribadian sudah
terbentuk pada usia 5 tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian
besar hanya merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi. Tehnik psikoanalisis
mengeksplorasi jiwa pasien antara lain dengan mengembalikan mereka ke pengalaman masa
kanak-kanak.

Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap infantile
(0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap infantile yang
paling menentukan dalam pembentukan kepribadian, terbagi dalam tiga fase, yakni fase oral,
fase anal, fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan terutama oleh perkembangan
seks, yang terkait dengan perkembangan biologis, sehingga tahap ini disebut juga tahap
seksual infantile. Perkembangan insting seks berarti perubahan katektis seks, dan
perkembangan biologis menyiapkan bagian tubuh untuk dipilih menjadi pusat kepuasan
seksual. Pemberian nama fase-fase perkembangan infantile sesuai dengan bagian tubuh-
8

daerah arogan-yang menjadi kateksis seksual pada fase itu. Tahap perkembangan
psikoseksual itu adalah :[5]

Fase Oral berlangsung dari usia 0 sampai 18 bulan. Titik kenikmatan terletak pada mulut,
dimana aktifitas yang paling utama adalah menghisap dan menggigit.
Tahap Anal yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai 3-4 tahun. Titik kenikmatan di
tahap ini adalah anus. Memegang dan melepaskan sesuatu adalah aktifitas yang paling
dinikmati.
Tahap Phallic berlangsung antara usia 3 sampai 5, 6 atau 7 tahun. Titik kenikmatan di
tahap ini adalah alat kelamin, sementara aktivitas paling nikmatnya adalah masturbasi.
Tahap Laten berlangsung dari usia 5, 6, atau 7 sampai usia pubertas ( sekitar 12 tahun ).
Dalam tahap ini, Freud yakin bahwa rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa
demi proses belajar
Tahap Genital dimulai pada saat usia pubertas, ketika dorongan seksual sangat jelas
terlihat pada diri remaja, khususnya yang tertuju pada kenikmatan hubungan seksual.
Mastrubasi, seks, oral, homo seksual dan kecenderungan-kecenderungan seksual yang kita
anggap biasa saat ini, tidak dianggap Freud sebagai seksualitas yang normal.

4. Mengapa kita perlu memahami ciri kepribadian?


Ciri kepribadian menentukan jenis waham dan halusinasi yang akan muncul pada pasien
psikosis. Sebagai contoh, pasien dengan ciri kepribadian premorbid paranoid akan
mengalami waham kejar, waham curiga, halusinasi auditorik yang menjelek-jelekkan
pasien, dsb. Sebagai contoh lain, waham grandiosa adalah suatu narsisme yang
mengalami reaktivasi saat pasien dengan ciri kepribadian narsistik mengalami suatu
psikosis.

5. Pada schizophrenia dengan waham dan halusinasi, area otak manakah yang terganggu?
Pada schizophrenia, diyakini terjadinya gangguan pada otak. Salah satu area otak yang
mendapatkan paling banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia basalis. Terdapat
penurunan ukuran volume otak di bagian sistem limbik terutama di bagian hipokampus.
Hipokampus berfungsi sebagai tempat mengatur memori, dan fungsinya tumpeng tindih
pada penderita schizophrenia. Penurunan volume hipokampus menyebabkan distorsi
memori sehingga gejala psikosis (waham dan halusinasi) diproduksi sebagai memori
normal.
9

6. Bagaimana mekanisme psikodinamika schizophrenia?


Mekanisme terjadinya skizofrenia pada diri seseorang dari sudut psikodinamik
dapat diterangkan dengan dua buah teori, yait:
1. Teori homeostatik-deskriptif; diuraikan gambaran gejala-gejala (deskripsi) dari suatu
gangguan jiwa yang menjelaskan terjadinya gangguan keseimbangan (balance) atau
homeostatik pada diri seseorang, sebelum dan sesudah terjadinya gangguan jiwa
tersebut.
Misalnya apa yang dikemukakan oleh sigmund freud (1923), yang menyatakan
bahwa gangguan jiwa paranoia merupakan jelmaan dari proyeksi laten dan
pembalikan dari dorongan-dorongan homoseksual.
2. Fasilitatif-etiologik; diuraikan faktor-faktor yang memudahkan (fasilitasi penyebab
(etiologi suatu penyakit itu muncul, bagaimana perjalanan penyakitnya dan
penjelasan mekanisme psikologis dari penyakit yang bersangkutan. Menurut Melanie
klein (1926), bahwa skizofrenia muncul karena terjadi fiksasi pada fase paranoid-
schizoid pada perkembangan awal masa bayi. Teori lain menyatakan bahwa pada
penderita skizofrenia sudah terdapat faktor psikogenetik sebelumnya.
Menurut Freud suatu gangguan jiwa muncul akibat terjadinya konflik internal
pada diri seseorang yang tidak dapat beradaptasi dengan dunia luar. Sebagaimana
diketahui bahwa pada setiap diri terdapat 3 unsur psikologik yaitu yang dinamakan
Id, Ego dan Super Ego. Id merupakan jiwa seseorang berupa dorongan atau nafsu
yang sudah ada sejak manusia lahir, Id sifatnya vital sebagai suatu mekanisme
pertahanan diri, cintoh: nafsu makan, minum, seksual, agresivitas, dan sejenisnya.
Unsur Super Ego sifatnya sebagai badan penyensor, memiliki nilai-nilai moral
etika yang membedakan mana yang boleh mana yang tidak, mana yang baik, mana
yang buruk, mana yang halal mana yang haram dan sejenisnya. Dengan kata lain
merupakan hati nurani manusia. Sedangkan Ego merupakan badan pelaksana
yang menjalankan kebutuhan Id setelah disensor dahulu oleh Super-Ego.

7. Apa perbedaan amfetamin dan metamfetamin?


Pada metamfetamin umumnya terjadi efek samping berupa peningkatan nadi, bicara
yang tidak jelas, konstipasi, mulut kering, susah tidur, dan pusing. Amfetamin diketahui
secara saintifik sebagai methylated phenylethylamine sedangkan metamfetamin adalah
dobel methylated phenyethylamine. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan kedua obat
tersebut. Efek utama metamfetamin lebih kuat dan lebih cepat terjadi daripada amfetamin
walau kedua efek obat ini identic
10

8. Apa penyebab euphoria pada pengguna amfetamin?


Amfetamin dosis tinggi dapat mengubah tindakan dopamin dan noradrenaline di otak. Pada
dosis tinggi, amfetamin meningkatkan konsentrasi dopamin di celah sinaptik dalam 4 cara:
(1) itu dapat mengikat membran pra-sinaptik dari dopaminrgik neurones dan menginduksi
pelepasan dopamin dari ujung saraf; (2) amfetamin dapat berinteraksi dengan dopamin yang
mengandung vesikel, melepaskan dopamin gratis ke saraf terminal;(3) amfetamin dapat
mengikat monoamine oksidase di dopaminrgik neurones dan mencegah degradasi dopamin,
meninggalkan dopamin gratis di saraf terminal; dan (4) amfetamin dapat mengikat dopamin
transporter re-uptake, menyebabkan ia bertindak secara terbalik dan transportasi gratis
dopamin dari ujung saraf. Amfetamin dosis tinggi memiliki efek yang sama pada
noradrenergik neurones; dapat menginduksi pelepasan noradrenaline ke dalam celah synaptic
dan menghambat noradrenaline re-uptake transporter. Peningkatan Dopamin pada Sistem
Saraf Pusat menyebabkan euphoria (rasa senang yang berlebihan).

9. Sediaan dan waktu paruh risperidone?


Sediaan Risperidone terbagi menjadi 3 sediaan, yaitu Tablet (0,25mg;0.5mg;1 mg;2mg;3
mg;4mg), Larutan Oral (1mg/ml), dan bubuk injeksi (12,5mg;25mg;37,5mg;50mg).
Waktu paruh Risperidone dalam tubuh adalah lebih dari 24 Jam, oleh karena itulah
pemberian Risperidone pada dasarnya cukup dengan pemberian 1x perhari.

Sediaan Tablet Sediaan larutan Oral Sediaan Bubuk Injeksi

10. Bagaimana mengatasi pasien dengan kondisi mengamuk?


Pada pasien dengan kondisi mengamuk atau cenderung melakukan tindakan kekerasan,
dapat dilakukan hal sebagai berikut:
1. Lakukan pengikatan pasien oleh staf yang terlatih
11

2. Diberikan farmakoterapi (benzodiazepine atau anti psikotik) tergantung diagnosisnya


untuk menenangkan pasien
3. lakukan evaluasi diagnostik; pemeriksaan fisik dan wawancara psikiatrik
4. Observasi pasien dan bila ada indikasi, rawat pasien.

11. Penentuan prognosis dari apa saja?


Prognosis Baik Prognosis Buruk
Awitan lambat Awitan muda
Ada faktor prepitasi yang jelas Tidak ada faktor presipitasi
Awitan akut Awitan Insidius
Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
premorbid baik premorbid buruk
Gejala gangguan mood (terutama gangguan Perilaku autistik, menarik diri
depresi)
Menikah Lajang, cerai atau menjanda/ duda
Riwayat keluarga dengan gangguan mood Riwayat keluarga dengan skizofrenia
Sistem pendukung baik Sistem pendukung buruk
Gejala positif Gejala negative
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tanpa remisi dalam 3 tahun
Berulang kali relaps
Riwayat melakukan tindakan penyerangan

...........................................................................................................................................................
........................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........
REFERENSI
...............................................................................................................................................
1. Kaplan HI,Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II. Binarupa Aksara.
Tangerang: 2010. 33-46
2. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Comprehensive Textbook of
Physchiatry. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins: 2009
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2001.
12

4. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5.
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2013.
5. Tammingga, Carol A, dkk. 2010. The hippocampal formation in Schizophrenia. (Am J
Psychiatry 2010; 167:11781193
6. Handly Neal. 2016. Amphetamine Intoxications. (diakses pada
http://emedicine.medscape.com/article/812518-overview tanggal 22 desember 2016)
...........................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai