Tugas KKS Jiwa Alek Febrianka Rachman
Tugas KKS Jiwa Alek Febrianka Rachman
MENGETAHUI
SUPERVISOR
RESUME
I. IDENTIFIKASI
Tn. H/ 27 thn/ Laki-laki/ Lahir di Sungai Pinang, 23-7-1989/ Belum Menikah/ Islam/ Tamat
SD/ tidak bekerja/ alamat di desa II Sungai Pinang II, Sungai Pinang
III.STATUS NEUROLOGIKUS
Tidak ada kelainan
......................................................................................................................... Riwayat
Perkembangan organobiologik dan penyakit yang pernah diderita
- Riwayat Trauma Kepala (+)
- Riwayat Merokok (+)
- Riwayat NAPZA (+)
- Riwayat Alkohol (+)
- Riwayat Asma (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat Kejang Sebelumnya (-)
- Riwayat alergi obat (-)
Riwayat Premorbid
Bayi : lahir cukup bulan, spontan ditolong bidan
Anak : bergaul, cukup punya banyak teman
Remaja : bergaul, cukup punya banyak teman
Dewasa : menarik diri dan tidak punya teman
Riwayat Keluarga
- Pola asuh cukup adil akan kasih sayang
- Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal
- Hubungan dengan saudara baik
- Hubungan dengan orang tua baik
Riwayat Pendidikan
SD : Tamat, Nilai rata-rata
Riwayat Pekerjaan
Pasien dulu seorang supir, sekarang tidak bekerja lagi
Riwayat Perkawinan
Belum menikah
Menengah ke bawah
Psikopatologi
Keadaan umum:
Sensorium compos mentis terganggu, perhatian inadekuat, sikap kooperatif,
inisiatif kurang, tingkah laku normoaktif, ekspresi wajar verbalisasi kurang jelas, cara
bicara lambat, kontak fisik dan verbal ada. Kontak mata ada, walaupun minimal.
Keadaan spesifik:
- Keadaan khusu afek tumpul, mood eutimik
- Hidup emosi: stabil, terkendali, unecht, sukar dirabarasakan, dangkal,
inadekuat, skala diferensiasi menyempit, dan arus emosi lambat
- Keadaan dan fungsi intelek: daya ingat baik, konsentrasi buruk, orientasi
tempat, waktu, dan personal baik, luas pengetahuan umum dan sekolah sesuai
taraf pendidikan, discriminative insight dan discriminative judgment
terganggu, dugaan taraf intelegensi rata-rata, kemunduran intelektual tidak ada
- Kelainan sensasi dan persepsi: Halusinasi visual (+) halusinasi auditorik (+)
- Keadaan proses berpikir: psikomotilitas lambat, mutu proses piker sulit
dipahami, inkoherensi ada, waham curiga, alienasi ada, bentuk pikiran autistik
- Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: hipobulia (+), vagabondage (+)
- Kecemasan (anxiety) yang terlihat secara nyata (overt) tidak ada.
- Reality Testing Ability (RTA) terganggu dalam pikiran, perasaan dan perilaku.
FORMULASI DIAGNOSTIK
5
Seorang laki-laki berusia 27 tahun, belum menikah, tidak bekerja lagi, pendidikan tamat
SD dan beragama Islam, kepribadian suka menarik diri dan tidak punya banyak teman saat
dewasa dating dengan sebab utama kejang dan mengamuk. Dari anamnesis dan observasi
didapatkan kesadaran Compos Mentis Terganggu, perhatian inadekuat, ekspresi fasial wajar,
verbalisasi kurang jelas, cara bicara lambat, kontak fisik, verbal, dan mata ada walau minimal,
afek tumpul, mood eutimik, emosi stabil, halusinasi visual (+), halusinasi auditorik (+), isi piker
sedikit, waham curiga (+), bentuk pikiran autistik, Hipobulia (+), Vagabondage (+). RTA
terganggu alam pikiran, perasaan, perilaku. Pasien mengaku merupakan seorang pemakai
NAPZA dan peminum alkohol walau tidak diketahui sejak kapan.
Atas dasar rangkaian gejala diatas, maka berdasarkan kriteria DSM V dan PPDGJ-III
gejala klinis yang ditemukan pada pasien mengarah kepada gangguan mental dan perilaku akibat
pengunaan zat. Sehingga Axis I pada pasien ini adalah gangguan mental dan perilaku akibat
pengunaan zat multiple, psikotik residual. Untuk Axis II didapatkan gangguan kepribadian
paranoid.. Axis III dan Axis IV tidak ada. diagnosis Axis V pada pasien ini yaitu GAF SCALE
60-51 yang ditunjukkan dengan beberapa disabilitas moderate (sedang).
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F19.7. gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat multiple, Psikotik
residual
AKSIS II : F.60.0 Gangguan kepribadian paranoid
AKSIS III : Tidak ada diagnosis
AKSIS IV : Tidak ada diagnosis
AKSIS V : GAF Scale saat ini 60-51
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
F19.7. gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat multiple, Psikotik residual
F20.1. Schizophrenia Paranoid
TERAPI
Psikofarmaka:
Risperidone tab 2 mg 2x 1
6
THP tab 2 mg 2x 1
Diazepam 5 mg 1x 1/2
Psikoterapi:
Individual: menjalin komunikasi yang baik dengan pasien agar dapat memotivasi
dirinya, meyakinkan dirinya bahwa pengunaan zat-zat adiktif merupakan
sesuatu yang berbahaya dan dapat mengurangi produktifitas dirinya.
Keluarga: memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informative, dan edukatif
tentang penyakit pasien sehigga keluarga dapat menerima dann memahami
keadaan pasien. Serta mendukung proses penyembuhan dengan control dan
minum obat secara teratur dan mendukung keadan psikologis pasien.
.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
......TUGAS
7
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap infantile
(0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap infantile yang
paling menentukan dalam pembentukan kepribadian, terbagi dalam tiga fase, yakni fase oral,
fase anal, fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan terutama oleh perkembangan
seks, yang terkait dengan perkembangan biologis, sehingga tahap ini disebut juga tahap
seksual infantile. Perkembangan insting seks berarti perubahan katektis seks, dan
perkembangan biologis menyiapkan bagian tubuh untuk dipilih menjadi pusat kepuasan
seksual. Pemberian nama fase-fase perkembangan infantile sesuai dengan bagian tubuh-
8
daerah arogan-yang menjadi kateksis seksual pada fase itu. Tahap perkembangan
psikoseksual itu adalah :[5]
Fase Oral berlangsung dari usia 0 sampai 18 bulan. Titik kenikmatan terletak pada mulut,
dimana aktifitas yang paling utama adalah menghisap dan menggigit.
Tahap Anal yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai 3-4 tahun. Titik kenikmatan di
tahap ini adalah anus. Memegang dan melepaskan sesuatu adalah aktifitas yang paling
dinikmati.
Tahap Phallic berlangsung antara usia 3 sampai 5, 6 atau 7 tahun. Titik kenikmatan di
tahap ini adalah alat kelamin, sementara aktivitas paling nikmatnya adalah masturbasi.
Tahap Laten berlangsung dari usia 5, 6, atau 7 sampai usia pubertas ( sekitar 12 tahun ).
Dalam tahap ini, Freud yakin bahwa rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa
demi proses belajar
Tahap Genital dimulai pada saat usia pubertas, ketika dorongan seksual sangat jelas
terlihat pada diri remaja, khususnya yang tertuju pada kenikmatan hubungan seksual.
Mastrubasi, seks, oral, homo seksual dan kecenderungan-kecenderungan seksual yang kita
anggap biasa saat ini, tidak dianggap Freud sebagai seksualitas yang normal.
5. Pada schizophrenia dengan waham dan halusinasi, area otak manakah yang terganggu?
Pada schizophrenia, diyakini terjadinya gangguan pada otak. Salah satu area otak yang
mendapatkan paling banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia basalis. Terdapat
penurunan ukuran volume otak di bagian sistem limbik terutama di bagian hipokampus.
Hipokampus berfungsi sebagai tempat mengatur memori, dan fungsinya tumpeng tindih
pada penderita schizophrenia. Penurunan volume hipokampus menyebabkan distorsi
memori sehingga gejala psikosis (waham dan halusinasi) diproduksi sebagai memori
normal.
9
...........................................................................................................................................................
........................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........
REFERENSI
...............................................................................................................................................
1. Kaplan HI,Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II. Binarupa Aksara.
Tangerang: 2010. 33-46
2. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Comprehensive Textbook of
Physchiatry. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins: 2009
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2001.
12
4. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5.
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2013.
5. Tammingga, Carol A, dkk. 2010. The hippocampal formation in Schizophrenia. (Am J
Psychiatry 2010; 167:11781193
6. Handly Neal. 2016. Amphetamine Intoxications. (diakses pada
http://emedicine.medscape.com/article/812518-overview tanggal 22 desember 2016)
...........................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................