Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA TN.

R
DI DESA MULYA KENCANA TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2023

Tugas individu

Disusun Oleh:

NAMA : ANISSA MULIA

NPM : 22340050P

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
Lampiran 1 : Format Askeb Pada Keluarga Binaan

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA Tn “R” di Desa


Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat

PENGKAJIAN DATA

Tanggal Pengkajian :

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Struktur
Nama Kepala Keluarga : Tn. R
Umur : 24 tahun
Nikah/Lamanya : Menikah / 2 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Mulya Kencana RT 006 RW 004
No Hp : 0822 8241 7248
2. Daftar Anggota Keluarga

JK Hubungan
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan
L P Keluarga
1 Tn. R 24 thn √ Suami SMA Wiraswasta
2 Ny. W 22 thn √ Istri SMA IRT

3. Genogram
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis perkawinan

: Keluarga (Serumah)

: Meninggal

4. Sifat Keluarga

a. Anggaota keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan : Suami

b. Hubungan keluarga dengan anggota keluarga : Harmonis

5. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan Makanan
 Jenis Makanan : Nasi, Lauk pauk , sayuran hijau dan buah
 Komposisi Makanannya : karbohidrat, mineral zat besi dan vitamin
 Pola Makanan : 1-2 x/hari
b. Kebiasaan tidur / istirahat
 Kebiasaan tidur / istirahat : Teratur / Tidak Teratur
 Tidur Malam : 8 jam dan Tidur Siang : 2 jam

c. Kebiasaan Rekreasi
Jarang .........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
d. Kebiasaan hidup sehari-hari
Mengerjakan pekerjaan rumah ...................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
e. Kebersihan diri
 Kebiasaan Mandi : 2x/hari
B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
1. Penghasilan dan Pengeluaran
 Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta
 Besar Uang Yang dihasilkan : Rp. 2000.000
 Pemenuhan Kebutuhan : Cukup
 Penentu Keuangan : Istri
2. Suku dan Agama
Jawa / Islam ......................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
3. Peran Anggota Keluarga
 Suami : Kepala Keluarga
 Istri : Ibu rumah tangga
4. Hubungan Keluarga dengan Masyarakat
Baik bersosialisasi dengan tentangga sekitar rumah.........................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah
Bentuk Rumah :
...........................................................................................................................................
Denah Rumah :

Keterangan :
2. Sumber Air Bersih
 Sumber air bersih keluarga berasal : Sumur
3. Tempat Sampah
a. Pembuangan Sampah : Baik
b. Pembuangan air limbah : Baik
c. Lingkungan rumah : Baik sebelah kanan rumah ada masjid
4. Fasilitas Hiburan
 Fasilitas Hiburan Keluarga : TV
5. Fasilitas Sosial Keluarga
 Lingkungan Sosial Keluarga: Baik
 Fasilitas Kesehatan : Bidan

D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga : baik
2. Keluarga Berencana : belum pernah Kb
E. PENGKAJIAN / PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian keluarga 2 anggota
F. PENGKAJIAN / PEMERIKSAAN FISIK (
 Tn. “R” (KK) TD : 110/70 mmhg
N : 82x/m
S : 36, 5 oC
P : 20x/m

 Ny. “W” (Istri)


TD : 110/70
N : 80x/m
S : 36, 5 oC
P : 22 x/m

G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Status emosi
Tingkat emosi anggota keluarga :
2. Pola interaksi/komunikasi
Pola interaksi/komunikasi :
3. Pola pertemanan dalam keluarga :

H. PENGKAJIAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TUMBUH KEMBANG


ATAU KESEHATAN KELUARGA
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
I. HARAPAN KELUARGA TENTANG BIDAN
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
J. ANALISIS MASALAH (contoh kasus)

TINDAK LANJUT
ANALISA sesuai dengan
No DATA EVALUASI
DATA evidence based DAN
RASIONALISASI
1 DS : Ibu Ketidaktahuan Periksa keadaan Keadaan umum
mengatakan ibu tentang umum ibu melakukan ibu baik (cek TTV
tidak tahu cara manfaat ASI hypnotherapy ibu ibu) Psikologi ibu
mengatasi dan tehnik cara menyusui sudah mulai
mual muntah menyusui yang terpengaruh
DO : Ibu tidak benar Melakukan pijat sehingga ibu
dapat oksitosin dan pijat menangis dan
menyebutkan payudara dengan mulai merasa
manfaat ASI teknik acupressure tenang
dan teknik berdasarkan Payudara mulai
cara menyusui jurnal……. dengan kencang dan ASI
kurang tepat judul….. mulai netes dst

K. PRIORITAS MASALAH (contoh kasus)


Berdasarkan hasil perumusan maka urutan prioritas masalah kebidanan kesehatan keluarga,
masalah prioritasnya sebagai berikut :
1. Ketidaktahuan ibu tentang cara mengatasi mual
2. Ketidaktahuan ibu tentang
3. Ketidaktahuan ibu tentang manfaat ASI dan tehnik menyusui yang benar
4. Ketidaktahuan ibu tentang imunisasi pada bayi dan jadwal pemberiannya

L. INTERVENSI (contoh kasus)


DS : 1. Ibu tidak mengetahui tentang manfaat ASI dan tehnik menyusui yang benar
2 Ibu kurang paham tentang imunisasi bayi dan jadwal pemberiannya
DO : 1 Ibu tidak dapat menyebutkan tentang manfaat ASI dan tehnik menyusui
yang benar
2 Ibu tidak dapat menyebutkan imunisasi pada bayi dan jadwal pemberiannya
Tujuan : 1 Ibu mengetahui tentang manfaat ASI dan tehnik cara menyusui yang benar
2 Ibu memahami mengenai imunisasi pada bayi dan jadwal pemberiannya
Kriteria : Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan sehubungan
dengan manfaat ASI dan melakukan tehnik cara menyusui yang benar serta
imunisasi pada bayi dan jadwal pemberiannya.
Intervensi :
1. Beri tahu ibu tentang manfaat ASI
Rasional : Agar ibu mengerti tentang manfaat ASI
2. Ajarkan ibu tehnik cara menyusui yang benar
Rasional : Agar bayi terpenuhi nutrisinya dengan cukup
3. Ajarkan ibu perawatan payudara
Rasional : dengan melakukan perawatan payudara dapat memperlancar keluarnya asi
disamping itu payudara bisa terjaga dan terawatt serta bersih.
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) minimal hiongga
mencapai umur 6 bulan dan maksimak sampai umur 2 tahun (ASI EKSLUSIF)
Rasional :
5. Anjurkan ibu untuk mempertahankan KB suntikan 3 bulannya bila bayinya tidak aktif
menyusui
Rasional :

M. IMOLEMENTASI (contoh kasus)


Tanggal 03 Desember 2014
1. Memberitahu ibu tentang manfaat ASI
 Manfaat bagi ibu :
a. Memberikan asi segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi
Rahim, yang berarti mengurangi resiko pendarahan.
b. Memberi asi juga membantu perkecil ukuran Rahim ke ukuran sebelum hamil.
c. Beberapa ahli mengatakan bahwa terjadinya kangker payudara pada wanita
menyusui sangat rendah.
d. Menambah panjang kembalinya tingkat kesuburan paska melahirkan, sehingga
jarak kehamilan dengan anak yang satu panjang atau menunda kehamilan yang
berikutnya. (dr.suririnah 2009)
 Manfaat bagi bayi
a. Asi adalah makanan alami yang disediakan untuk bayi komposisi nutrisis yang
sesuai untuk perkembangan bayi sehat
b. Asi mudah dicerna bayi
c. Jarang menyebabkan konstipasi
d. Nutrisi yang dikandung oleh asi sangat mudah diserap oleh bayi
e. Asi kaya akan anti bodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu melawan infeksi
dan penyakit lainnya.
f. Asi dapat mencegah karies karena mengandung mineral serium.
g. Dari suatu penelitian didermak menemukan bahwa bayi yang diberikan asi
lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas.
h. Memberi asi juga akan menambah ikatan ibu dan bayi.
2. Mengajarkan ibu tehnik cara menyusui yang benar
3. Mengajarkan cara perawatan payudara
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) minimal
hingga mencapai umur 6 bulan dan maksimal umur 2 tahun (ASI EKSLUSIF)
5. Menganjurkan ibu untuk mempertahankan KB suntikan 3 bulannya bila bayinya tidak
aktif menyusui
6. Memberikan penjelasan mengenai akibat yang mungkin terjadi bila ibu tidak
menggunakan alat kontrasepsi
7. Memberitahu ibu tentang keuntungan, keterbatasan dan efek samping menggunakan
kontrasepsi suntikan 3 bulan
 Keuntungan
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
d. Tidak berpengaruh terhadap ASI
e. Sedikit efek samping
 Efek samping
a. Gangguan pola haid
b. Berat badan yang bertambah
c. Sakit kepala (pusing)
d. Keputihan
8. Memberikan penjelasan mengenai imunisasi pada bayi dan jadwal pemberiannya.

N. EVALUASI (Contoh kasus)


Tanggal 03 Desember 2014
1. Ibu mengerti tentang manfaat ASI dan tehnik menyusui yang benar
2. Ibu mau melakukan perawatan payudara
3. Keluarga mengerti tentang pentingnya pemberian imunisasi pada bayi.
(Contoh)

CATATAN PERKEMBANGAN

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn. “R”


DI DESA MULYA KENCANA KEC. TULANG BAWANG TENGAH KAB. TULANG
BAWANG BARAT

TANGGAL

Kunjungan Subjektif Objektif Diagnosa Perencanaan/Pelaksanaan/Evaluasi


Ke-
1 Keluhan Pemeriksaan Analisa Tindakan diaplikasikan berdasarkan
Tanggal… ibu dan bidan diagnose, evidence based (jurnal) dan
hasil masalah, rasionalisasi
anamnesa kebutuhan
bidan

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu tidak menjadi Akseptor KB


2. JUmlah anak 3 orang
3. Suami sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan
4. Ibu dan keluarganya sudah tahu tentang Diare
5. Ibu dan keluarga kurang mengerti tentang lingkungan

DATA OBJEKTIF (O)

1. Tenaga dan sarana kesehatan tersedia


2. Jarak rumah dan posyandu dapat ditempuh dengan berjalan kaki
3. Tingkat pendidikan rendah
4. Tingkat pengetahuan rendah

ASSESMENT (A)

Ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi karena ketidaktahuan tentang kontrasepsi

PLANNING (P)
1. Memberikan pengertian tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi
Rasionalisasi :
2. Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kontrasepsi
Rasionalisasi :
3. Memberikan penjelasan tentang manfaat dan efek samping alat kontrasepsi
Rasionalisasi :
4. Memberikan penjelasan mengenai akibat yang mungkin terjadi bila ibu tidak menjadi
Akseptor KB,
Rasionalisasi :
5. Memberikan penyuluhan tentang KB
a. Keluarga berencana
b. Kesehatan lingkungan
MATERI

A. Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan

lebih dari 10 kali dalam 24 jam pada wanita hamil sampai

mengganggu pekerjaan sehari hari karena keadaan umumnya menjadi

buruk dan dapat terjadi dehidrasi (Nurarif & Kusuma, 2016).

2. Klasifikasi

Hiperemesis Gravidarum dibagi dalam tiga tingkatan berdasarkan

berat ringannya masalah, menurut (Hutahean, 2013)

a. Tingkatan I

Mual muntah terus menerus yang dapat mempengaruhi keadaan

umum sehingga penderita terlihat lemah, tidak ada nafsu makan,

penurunan berat badan, nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,

tekanan darah menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh,

turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.

b. Tingkatan II

Pada tingkatan ini mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan

umum lebih parah, tingkat kesadaran apatis, turgor kulit tampak

lebih menurun, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, suhu

kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus,

hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium

dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan

dapat pula ditemukan dalam urine.

c. Tingkatan III

Pada tingkat ini keadaan umum sangat jelek, muntah berhenti,

tingkat kesadaran menurun, somnolen sampai koma, dehidrasi

berat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah sangat menurun, serta
suhu meningkat.

3. Etiologi

Penyebab hiperemesisi gravidarum belum diketahui secara pasti.

tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga

tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik

pada

otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan

vitamin

serta zat-zat lain akibat inanisi. Terdapat beberapa faktor predisposisi

dan faktor lain, yaitu

a. Faktor hormonal : peningkatan hormon estrogen, progesteron

dan human chorionic gonadotropin (hCG). Peningkatan hormon

HCG biasanya terjadi pada wanita hamil dengan kondisi

primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda

b. Faktor organik : diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang

masuk dalam peredaran darah ibu dan perubahan metabolik

akibat hamil, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan

kejadian hiperemesis gravidarum

c. Faktor psikologis : keretakan rumah tangga, kehilangan

pekerjaan, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap kehamilan,

takut terhadap persalinan, dan takut terhadap tanggung jawab

sebagai ibu

d. Faktor usia : faktor usia sebagai salah satu faktor pemicu

terjadinya hyperemesis gravidarum. Hal ini berkaitan dengan

stress atau faktor psikologis. Mual dan muntah yang terjadi di

atas usia 35 tahun disebabkan oleh faktor psikologis. Ibu

menginginkan selama proses kehamilannya tidak terjadi

gangguan dan janin lahir dengan selamat Kehamilan pada usia


lebih dari 35 tahun berkaitan dengan adanya kemunduran dan

penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering

menimpa dan penyakit mudah masuk di umur ini. Mual muntah

yang terjadi pada umur 20 tahun disebabkan karena kematangan

fisik belum cukup, mental, dan fungsi sosial dari calon ibu

sehingga dapat menyebabkan keraguan jasmani, kasih sayang,

dan perawatan anak yang akan dilahirkan. (Rofi’ah et al., 2019)

4. Manifestasi klinis

Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi dalam

tiga tingkatan menurut (Amru sofian,2012) :

a. Tingkat 1 (ringan)

Mual muntah terus menerus, keadaan lemah, tidak ada nafsu

makan, berat badan menurun, rasa nyeri pada epigastrium, nadi

sekitar 100 kali permenit, tekanan darah menurun, turgor kulit

menurun, lidah mengering dan mata terlihat cekung.

b. Tingkat 2 (sedang)

Mual dan muntah terjadi secara terus menerus sehingga dapat

menyebabkan kondisi umum pasien mulai memburuk dapat kita

amati penderita mulai merasa lemas, tingkat keasadaran apatis.

turgor kulit semakin menurun, lidah mulai terlihat kering dan

kotor, nadi teraba kecil dan cepat, suhu tubuh meningkat,

dehidrasi, ikterus ringan, berat badan menurun, tensi menurun,

hemokonsentrasi, oliguri, konstipasi dan nafas berbau aseton.

c. Tingkat 3 (berat)

Pada tingkat ini keadaan umum pasien sangat jelek, kesadaran

menurun drastis, tingkat kesadaran somnolen sampai koma, nadi

teraba kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu tubuh

meningkat, tekanan darah sangat menurun, icterus dan dapat


berakibat fatal yaitu nistagmus, diplopia dan perubahan mental.

5. Patofisiologi

Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas. Namun

peningkatan kadar progesterone, estrogen, dan human chorionic

gonadotropin(HCG) dapat menjadi factor pencetus mual dan muntah.

Peningkatan hormone progesterone menyebabkan otot polos pada

system gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas

lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks

esofagus, penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam

hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.

Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan

faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan sosiokultural.

Kekurangan intake dan kehilangan cairan karna muntah

menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma

berkurang. Natrium dan klorida dalam darah menyebabkan urine turun.

Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga

menyebabkan aliran dari darah kejaringan berkurang. Keadaan

dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat

badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit.

Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak

adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk

mempertahankan panas dan energi tubuh (Yustina, 2020).


6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit

hyperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016)

a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia

gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi

abnormalitas janin, melokalisasi plasenta

b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN

c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis

gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara:

d. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan

sebagai suatu proses yang fisiologik.

e. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

muntah gejal yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

hilang setelah kehamilan 4 bulan.

f. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil tetapi sering.

g. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun

dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau

biskuit dengan teh hangat.

h. Sebaiknya hindari Makanan yang berminyak dan berbau

lemak Menghindari kekurangan karbohodrat merupakan faktor

penting, dianjurkan makan yang banyak mengadung gula

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak

mengurang, penanganan hiperemesis gravidarum tingkat II

dan III harus dilakukan rawat inap dirumah sakit dan

dilakukan penaganan menurut (Nurarif & Kusuma, 2016)


yaitu:

a. Medika mentosa

Harus diingat untuk tidak memberikan obat obatan yang bersifat

teratogenik. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya :

1) Suplemen multivitamin: Vitamin yang di anjurkan adalah

vitamin B1 dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6).

Pemberian pyridoxine cukup efektif dalam mengatasi

mual dan muntah.

2) Anti histamin: Anti histamin yang di anjurkan adalah

doxylamine dan dipendyramine. Pemberian anti histamin

bertujuan menghambat secara langusng kerja histamin

pada reseptor h1 dan secara tidak langsung mempengaruhi

sistem vestibular, menurunkan rangsangan di pusat

muntah.

3) Dopamin antagonis: Dopamine antagonis yang dianjurkan

prochlorperazine, promethazine, metocloperamide.

4) Serotonin antagonis : serotonin antagonis yang dianjurkan

adalah ondansentron biasanya diberikan pada pasien

hiperemesis gravidarum yang tdak membaik setelah

diberikan obat obatan lain.

b. Terapi nutrisi

Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi

tergantung pada derajat muntah, berat ringannya deplesi nutrisi

dan peneriamaan penderita terhadap rencana pemberian makanan.


Pada prinsipnya bila memungkinkan saluran cerna harus

digunakan. Bila penderita dapat makan peoral, diet yang

diberikan adalah makanan dalam porsi kecil namun sering, diet

tinggi karbohidrat, rendah protein dan rendah lemak, hindari

suplementasi besi untuk sementara, hindari makanan yang

emetogenik dan berbau sehingga menimbulkan rangsangan

muntah.

c. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan

memiliki peredaran udara yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan

perawat saja yang diperbolehkan untuk keluar masuk kamar

tersebut. Catat cairan yang keluar dan masuk. Pasien tidak

diberikan makan ataupun minum selama 24 jam. Biasanya

dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa

pengobatan.

d. Terapi psikologi

Perlu memberikan penjelasan kepada pasien bahwa

penyakitnya dapat disembuhkan. Bantu hilangkan rasa takut

karena kehamilan dan persalinan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik lainnya yang

melatarbelakangi penyakit ini. Jelaskan juga bahwa mual dan

muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda,

dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan


e. Cairan perenteral

Cairan parenteral Resusitasi cairan merupakan prioritas

utama, untuk mencegah mekanisme kompensasi yaitu

vasokonstriksi dan gangguan perfusi uterus. Selama terjadi

gangguan hemodinamik, uterus termasuk organ non vital

sehingga pasokan darah berkurang. Pada kasus hiperemesis

gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi

karena kehilangan cairan (pure dehidration). Maka tindakan yang

dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti cairan tubuh yang

hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan komposisi

cairan yang tepat untuk keseimbangan asam basa. Pemberian

cairan untuk dehidrasi harus memperhitungkan secara cermat

berdasarkan: berapa jumlah cairan yang diperlukan, defisit

natrium, defisit kalium dan ada tidaknya asidosis.

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat,

dan proteindengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis

sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium

dan vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C, dapat

diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadi

kekurangan protein. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan

yang dikeluarkan.
Urin perlu diperiksa setiap hari terhadap protein, aseton,

klorida, dan bilirubin. Suhu tubuh dan nadi diperiksa setiap 4 jam

dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan

hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan.

Bila dalam 24 jam pasien tidak muntah dan keadaan umum

membaik dapat dicoba untuk memberikan minuman, dan lambat

laun makanan dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.

Dengan penanganan ini, pada umumnya gejala-gejala akan

berkurang dan keadaan aman bertambah baik.

f. Diet

Diet Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pada

karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari

makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan

rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak dalam pemberian

makan dan minum. Diet hiperemesis gravidarum I diberikan pada

hiperemesis gravidarum tingkat III, makanan hanya berupa roti

kering dan buah-buahan. Diet hiperemesis gravidarum II

diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Diet hiperemesis

gravidarum III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis

gravidarum ringan. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk

mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis

secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi

yang cukup. (Hasibuan, 2018)


SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Topik : Anemia Pada Ibu Hamil

Sub Topik : Penanganan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Jus Kurma Dan

Madu

Hari/tanggal : Rabu, 08 Maret 2023

Waktu : 45 menit

Tempat : Balai Tiyuh Mulya Kencana

Penyuluh/Pembicara : Mahasiswa Prodi D IV Kebidanan

Peserta/sasaran : Ibu hamil di tiyuh mulya kencana

Karakteristik : Ibu hamil anemia di tiyuh mulya kencana

Jumlah : 16 orang

Tujuan umum : Setelah di lakukan penyuluhan, di harapkan ibu hamil

mengetahui tentang anemia dan cara penanganannya.

Tujuan Khusus : Pada akhir pertemuan diharapkan peserta dapat:

1. Menjelaskan definisi anemia pada kehamilan


2. Menyebutkan kategori anemia
3. Mengetahui penyebab anemia
4. Mengetahui tanda gejala anemia
5. Mengetahui faktor resiko anemia
6. Mengetahui dampak anemia
7. Mengetahui pencegahan anemia
8. Mengetahui manfaat sari kurma
Materi : Terlampir

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media : Leaflet dan Power Point (Slide)

Kegiatan

NO Tahapan Waktu KEGIATAN


1 Pembukaan 5 Menit 1. Membuka penyuluhan dengan mengucapkan salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan tentang tujuan umum dan tujuan khusus
4. Menyampaikan kontrak waktu yang akan digunakan
dan mendiskusikannya dengan peserta pada pertemuan
kali ini
5. Memberikan sedikit gambaran informasi yang akan
disampaikan

2 Proses 25 Menit Isi materi penyuluhan


1. Definisi Anemia Pada Kehamilan
2. Kategori Anemia
3. Penyebab Anemia
4. Tanda Gejala Anemia
5. Faktor Resiko Anemia
6. Dampak Anemia
7. Pencegahan Anemia
8. Manfaat sari kurma
9. Demonstrasi Pemberian Jus Kurma

3 Evaluasi 10 menit 1. Memberikan soal secara lisan kepada peserta secara


bergantian
2. Peserta mengerti seluruh materi penyuluhan yang
diberikan
3. Mempersilahkan peserta untuk bertanya

4 Penutup 5 Menit 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas semua


perhatian yang diberikan para peserta
2. Mengucap salam dan menutup
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

JUS KURMA
Pengertian Jus kurma adalah kurma yang dihaluskan kemudian diambil
sarinya, berbentuk cair, kental, berwarna hitam dan terasa manis
serta mengandung zat gizi yang lengkap seperti buah kurma
Tujuan Meningkatkan kadar Hb
Indikasi Ibu Hamil Anemia
Prosedur 1. Persiapan Pasien
a. Menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian sari kurma
c. Melakukan informed consent
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Mencuci Tangan
b. Menjelaskan cara melakuka intervensi pemberian jus
kurma
c. Menimbang buah kurma yang akan di konsumsi
sebanyak 100gr
d. Cuci dengan air mengalir
e. Masukan kurma, madu 1 sdm dan air mineral 200 cc
kedalam blender sampai tercampur
f. Matikan blender dan saring jus kurma
g. Sajikan jus kurma
Evaluasi 1. Menanyakan kepada responden tentang seberapa paham dan
mengerti tujuan prosedur jus kurma
2. Menanyakan kepada responden adakah keluhan setelah
mengkonsumsi jus kurma
3. Simpulkan hasil kegiatan
4. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan.
LEAFLET
8
KARTU PEMANTAUAN KONSUMSI JUS KURMA DAN MADU

Nama :
Umur Ibu :
Umur Kehamilan :
Alamat :

Hari Ke- Hari/Tanggal Meminum Jus Kurma Dan Madu Hb


Ya Tidak
1

10
9
10
11
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

Pengertian Jus kurma adalah kurma yang dihaluskan kemudian diambil


sarinya, berbentuk cair, kental, berwarna hitam dan terasa
manis serta mengandung zat gizi yang lengkap seperti buah
kurma
Tujuan Meningkatkan kadar Hb
Indikasi Ibu Hamil Anemia
Prosedur 3. Persiapan Pasien
d. Menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien
e. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian sari
kurma
f. Melakukan informed consent
4. Pelaksanaan Kegiatan
h. Mencuci Tangan
i. Menjelaskan cara melakuka intervensi pemberian jus
kurma
j. Menimbang buah kurma yang akan di konsumsi
sebanyak 100gr
k. Cuci dengan air mengalir
l. Masukan kurma, madu 1 sdm dan air mineral 200 cc
kedalam blender sampai tercampur
m. Matikan blender dan saring jus kurma
n. Sajikan jus kurma
Evaluasi 6. Menanyakan kepada responden tentang seberapa paham
dan mengerti tujuan prosedur jus kurma
7. Menanyakan kepada responden adakah keluhan setelah
mengkonsumsi jus kurma
8. Simpulkan hasil kegiatan
9. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya
10. Akhiri kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai