Anda di halaman 1dari 4

KISI-KISI FINAL TEST BATUBARA

Batu bara yang diperoleh dari hasil penambangan pasti mengandung bahan pengotor (impurities).
Dikenal dua jenis impurities yaitu :

a. Inherent Impurities : merupakan pengotor bawaaan yg terdapat dalam batu bara. ketika batu bara
dibakar habiss, maka akam menyisahkan abu, pengotor bawaan ini terjadi bersama-sama pada
waktu pada waktu proses pembentukan batu bara. diantara pengotor tersebut ; gypsum
(CaSO42H2O), anhidrit (CaSO4), Pyrit (FeS2), Silika (SiO2)dapat juga berupa tulang binatang
(yg diketahui adanya kualitas Phosfor pada abu). Pengotor bawaan ini tidak dapat dihilangkan
sama sekali tetapi dapat dikurangi dengan pembersihan (teknologo batu bara bersih).
b. External Impurities : Pengotor yg berasal dari luar, terjadi pada saat proses penambangan, antara
lain terbawanya tanah dari hasil penambanganyg berasal dari tanah penutup. Batu bara
merupakan endapan organic yg mutunya sangat ditentukan oleh beberapa faktor: tempat
terdapatnyacekungan, umur, banyaknya pengotor/kontaminasi.

Dalam memperhatikan mutu batu bara perlu diperhatikan 5(lima) hal yaitu :

Heating Value (Calorofic value/nilai kalor) ; dinyatakan dalam Kkal/Kg. banyaknya jumlah kalori yg
dihasilkan oleh batu bara tiap satuan berat (dalam Kg).
Dikenal nilai kalor dalam net (Net calorific value atau low heating calorific value) yaitu nilai kalor dari
hasil pembakaran dimana semua air dihitung dalam keadaan gas. Nilai kalor gross (gross calorific value
atau high heating value)yaitu nilai kalor hasil pembakaran dimana semua air dihitung dalam keadaan ujud
cair. semakin tinggi nilai Heating Value (HV), maka makin lambat jalannya batu bara yg diumpan sebagai
bahan bakar setiap jamnya. oleh karena itu kecepatan umpan batu bara (coal feeder) perlu disesuaikan.

Moisture Content (kandungan lengas) : Jumlah lengas dalam batu bara akan mempengaruhi penggunaan
udara primer. semakin tinggi jumlah lengasnya akan memerlukan lebih banyak udara primer un tuk
mengeringkan batu bara tersebut. Lengas batu bara ditentukan oleh jumlah kandungan air yg terdapat
dalam batu bara. jenis air yg terdapat dalam batu bara :

-Air Internal (air senyawa/unsur) yaitu air yg terikat secara kimiawi. jenis air ini sulat
untukdilepaskan tapi dapat dikurangi dgn cara memperkecil ukuran butir batu bara.

Air external (mekanikal) : air yg menempel pada permukaan batu bara. Satu hal yg
menguntungkan bahwa batu bara memeiliki sifat hydrophobic: apabila batu bara dikeringkan,
maka batu bara tersebut sulit menyerap air, sehingga tidak akan menambah air internal.

Ash Content (Kandungan Abu) Komposisi batu bara bersifat heterogen, terdiri dari unsur organic (berasal
dari tumbuhan) dan senyawa a norganik yang merupakan hasil rombakan batuan yg ada disekitarnya,
bercampur selama proses transportasi, sedimentasi dan proses pembatubaraan (coalification).
Apabila batu bara dibakar senyawa anorganik yg ada diubah menjadi senyawa oksida berukuran butir
halus dalam bentuk abu, Abu hasil batu bara ini dikenal dengan ash content (kandungan abu).
Sulfur Content Kandungan Belerang dalam batu bara dibedakan menjadi 2; dalam bentuk
senyawaanorganik (Mineral pirit (FeS2), markasit (Fes2)) dan senyawa organic yg terbentuk selama
terjadinya proses coalification. Adanya S dalam batu bara akan berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi
dingin (bagian luar) yg terjadi pd element pemanas udara, juga berpengaruh terhadap efektivitas peralatan
penangkap abu (electrostatic presipitator). adanya kandungan S di atmosfir dipicu oleh keberadaan air
hujan yg mengakibatkan terbentuknya air asam (dlm dunia pertambangan batu bara dikenal sbgai air
asam tambng, dgn pH < 7).

Volatille Matter (bahan mudah menguap) : Kandungan VM terkait dgn proses pembatu baraan akibat
adanya overburden pressure, kandungan air dlm batu bara akan berkurang, sebalinya calorific value akan
meningkat. pada saat bersamaan batu bara mengalami proses devolatisation, diman semua sisa oksigen,
hydroge1n, sulfur dan nitrogen berkurang sehingga kandungan VM jg berkurang. Kandungan VM akan
mengurangi kesemournaan pembakaran dan intensitas nyala api. Kesempurnaan nyala api dinyatakan
oleh Fixed carbon.

Ash Fusion Character of Coal: Batu bara apabila dipanaskan bersama-sama terutama material anorganik
impurities akan melebur/meleleh . apabila hal ini sampai terjadi akan berpengaruh pada tingkat pengotor
(fouling) , pembentukan terak (slagging) dan akan terjadi gangguan pd blower.

Dikenal 10 serangkaian faktor yg akan berpengaruh dan akan menentukan terbentuknya batu bara (Hutton
dan Jones, 1995 dalam Sukandarrumidi, 2005) diantaranya :

Posisisi Geoteknik : letak suatu tempat yg merupakan cekungan sedimentasi yg keberadaannya


dipengaruhi oleh tektonik lempeng. Makin dekat cekungan sedimentasi batu bara terbentuk/terakumulasi,
terhadap posisi kegiatan tektonik lempeng, kualitas batu bara yg dihasilkan akan semakin baik

Keadaan topografi daerah : Daerah tempat tumbuhan berkembang baik, merupakan daerah yg relative
tersedia air,yaitu daerah dengan topografi yg relative rendah. Keadaan topografi ini jika dipengaruhi oleh
gaya tektonik, maka akan berpengaruh terhadap luas penyebaran tanaman yg merupakan bahan utama
pembentuk batu bara, hal inilah yg menyebabkan penyebaran terbentuknya batu bara.

Iklim daerah : iklim berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Pada daerah beriklim tropis pada
masa lampau dimungkinkan terbentuk endapan batu bara yg banyak. Sebab pada daerah dgn iklim tropis
hampir semua jenis tumbuhan dapat hidup dan proses pelapukan dapat mudah terjadi.

Proses Penurunan Cekungan Sedimen : cekungan sedimentasi di alam bersifat dinamis (dasar cekungan
dpt mngalami penurunan atau pengankatan), apabila proses penurunan dasar cekungan lebih banyak
terjadi akan menambah luas permukaan tempat tanaman mampu hidup dan berkembang, juga diprediksi
batu bara yg terbentuk akan tebal. dengan proses hal ini terlihat di P. Sumetera dan Kalimantan.

Umur Geologi : Di Indonesia batu bara didapat pada ckungan sedimen yg berumur tersier ( 70 jt tahun
yg lalu), hal ini masih muda jika dibanding dengan jaman karbon, sehingga mempengaruhi tingkat
pembatubaraan/rank batu bara yg terbentuk. Makin tua lapisan batu bara, makin tinggi rank batu bara yg
diperoleh.

Jenis tumbuh-tumbuhan : Jenis kayu yg keras (mis; lamtoro) dan berumur tua akan menghasdilkan mutu
arang yg bagus (dalam proses pembuatan arang) jika dibanding dengan jenis kayu yg agak lunak dan
berumur muda (mis; gliricidae). Di Indonesia khususnya P. Sumatera dan Kalimantan didapatkan jenis
batu bara Bitumina dlm jumlah yg besar, Peat yg dikenal jg sebgai gambut yg banyak terdapat di
Kalimantan dan Sumatera yg terbentuk dri tanaman semak dan rumput.

Proses Dekomposisi : Setelah tanaman mati proses degradasi biokimia lebih berperan, proses
pembusukan akan terjadi akibat kinerja mikrobiologi dalam bentuk bakteri anaerobic (jenis bakteri yg
bekerja tanpa oksigen). Selama proses biokimia berlangsung dalam keadaan kurang oksigen (kondisi
reduksi) mengakibatkan : keluarnya air (H2O) dan unsur-unsur karbon akan hilang dalam bentuk CO2,
CO, dan metana (CH4). akibatnya jumlah unsur karbon (C) relative akan bertambah. kecepatan
pembentukan gambut tergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan proses pembusukannya.
semakin tumbuhan yg telah mati tertutup oleh air dan sedimen berbutir halus dgn cepat maka proses
disintegrasi/ penguraian olh mikrobia anaerobic ini lebih intensif, berbeda dgn tumbuhan yg terlalu lama
berada diudara terbuka.

Sejarah Pengendapan : Makin dekat posisi cekungan sedimentasi dengan posisi geoteknik yg selalu
dinamis, akan mempengaruhi perkembangan batu baradan cekungan letak batu bara, selama itu pula
proses geokimia dan metamorfisme organic akan ikut berperan dalam mengubah gambut menjadi batu
bara. apabila dinamika geoteknik memungkinkan terbentuknya perlipatan pada lapisan batu bara yg
mengandung batu bara dan terjadi pensesaran maka proses ini akan mempercepat terbentuknya batu bara
dgn rank yg lebih tinggi, juga pada daerah cekungan yg dekat dgn intrusi magmatis. proses-proses
tersebut akan mempercepat terjadinya proses coalification/proses permuliaan batu bara. Hasil akhir dari
proses ini akan menghasilkan batu bara dgn kandungan C yg tinggi dan H2O yg relative rendah.

Struktur geologi cekungan : Cekungan sedimen akan mengalami deformasi yg lbh hebat oleh tektonik
apabila berada pada sistem Geantiklin dan geosinklin. apabila terjadi tektonik batu bara bersamaan dgn
bt.sedimen yg merupakan perlapisan diantaranya akn terlipat dan tersesarkan yg akan menghasilkan panas
yg akan mengakibatkan metamorfosis batu bara dan bt.bara akan menjadi lbh keras dan lapisannya
terpatah-patah

Metamorfisme Organik : tingakat kedua dlam proses pembentukan batu bara adalah penimbunan dan
penguburan oleh sedimen baru, apabila penimbunan telah terjadi maka proses biokimia tidak berperan
lagi, tetapi mulai digantikan dengan proses dinamokimia. ini akan menyebabkan perubahan gambut
menjadi bt.bara dlm berbagai mutu. selama proses ini terjadi akan terjadinya pengurangan air lembab,
oksigen, dan senyawa kimia lainnya antara lain : CO, CO2, CH4 dan gas lainnya, disaping itu akan terjadi
peningkatan persentase karbon (C ), belerang (S) dan kandungan abu. peningkatan muu batu bara sangat
ditentukan oleh faktor tekanan dan waktu

Manfaat Batubara

Batu bara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh dunia. Penggunaan yang paling penting
adalah untuk :

1 bahan bakar pembangkit listrik

2 produksi besi dan baja

3 bahan bakar pembuatan semen


4 bahan bakar cair.

5 Penggunaan batu bara yang penting lainnya mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan
industri kimia serta farmasi. Beberapa produk kimia dapat diproduksi dari hasil-hasil sampingan
batubara. Ter batu bara yang dimurnikan digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti minyak
kreosot, naftalen, fenol dan benzene. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas digunakan untuk
membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman. Ribuan produk yang berbeda memiliki
komponen batu bara atau hasil sampingan batu bara:sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan
fiber, seperti rayon dan nylon.

6 Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan produk-produk tertentu:

Karbon teraktivasi digunakan pada saringan air dan pembersih udara serta mesin pencuci darah.

Serat karbon bahan pengeras yang sangat kuat namun ringan yang digunakan pada konstruksi,
sepeda gunung dan raket tenis.

Metal silikon digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada gilirannya digunakan untuk
membuat pelumas, bahan kedap air, resin, kosmetik, shampo dan pasta gigi.

Lingkungan menjadi salah satu elemen yang menerima akibat buruk dari sebuah pertambangan batubara.
Pertambangan batubara yang dilakukan tanpa melihat kondisi dan situasi lingkungan dapat merusak potensi alam,
satwa liar dan menyebabkan bencana. Berikut ini beberapa dampak lingkungan yang dirasakan secara langsung.

1. Proses pembakaran batubara bisa menghasilkan zat polutan sehingga menyebabkan kondisi oksigen bersifat
asam dan tidak baik untuk kesehatan.

2. Proses pengolahan produk yang memakai bahan batubara dan tidak melakukan prosedur kepentingan untuk
lingkungan sering meninggalkan polusi seperti abu, hujan asam dan air tanah yang mengandung racun.

3. Proses pembakaran dari batubara bisa menghasilkan beberapa zat polutan yang merusak kualitas udara sehat
seperti efek gas rumah kaca, udara yang mengandung karbon dioksida, nitrogen oksida dan merkuri. Namunmanfaat
karbon dioksida yang dihasilkan pada proses ini sebenarnya juga dapat dimanfaatkan.

Anda mungkin juga menyukai