KP Tkimia Dep. Prod. 2b Upn
KP Tkimia Dep. Prod. 2b Upn
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Disusun Oleh :
1. Farid Robitho Jolanda (NIM. 121110005)
2. Wisnu Darma Setiawan (NIM. 121110020)
1
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Menyetujui,
2
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktek kerja di PT Petrokimia Gresik yang berlangsung pada periode 01 30
September 2015. Kerja praktek ini dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan
mata kuliah praktek kerja Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta.
Penyusunan laporan praktek kerja ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil
pengamatan lapangan yang dilakukan di Departemen Produksi IIB PT Petrokimia
Gresik, khususnya di pabrik Phonska IV. Banyak manfaat yang didapatkan oleh
penyusun selama melakukan praktek kerja ini, seperti dapat diterapkannya ilmu
yang telah didapat pada bangku kuliah serta didapatkannya berbagai pengetahuan
baru.
Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penyusun dapat
melaksanakan dan menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu,
penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Tutik Muji Setyoningrum, MT. selaku Ketua Jurusan Tenik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Abdullah Kunto-Arsa, M.T. dan Ibuk Ir. Tutik Muji Setyoningrum,
MT.. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek.
3. Bapak Fathori, ST. selaku pembimbing kerja praktek yang telah membimbing,
mendidik, mengarahkan, dan membantu kami dalam melaksanakan praktek
kerja.
4. Seluruh karyawan PT Petrokimia Gresik yang telah memberikan bantuan
moril maupun materiil kepada penyusun dalam melaksanakan Praktek Kerja.
5. Teman- teman praktek kerja di PT Petrokimia Gresik.
6. Dan semua pihak yang telah membantu penyusun hingga terselesainya laporan
ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
3
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Penyusun
4
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................ iv
Daftar Tabel ........................................................................................................ viii
Daftar Gambar ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
I.1 Sejarah Singkat Perusahaan ....................................................................1
I.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Petrokimia Gresik ...........................1
I.1.2 Latar Belakang Pendirian Pabrik ..........................................3
I.1.3 Perluasan Perusahaan ............................................................4
I.1.4 Logo Perusahaan dan Arti .....................................................6
I.2 Lokasi Pabrik ..........................................................................................7
I.2.1 Dasar Pemilihan Lokasi Kawasan Industri ...........................7
I.3 Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan ..............................................8
I.4 Struktur Organisasi ...............................................................................10
I.4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ..........................................10
I.4.2 Bentuk Perusahaan ..............................................................12
I.4.3 Fungsi Sosial dan Ekonomi Perusahaan .............................12
I.4.4 Visi, Misi, dan Nilai Dasar PT Petrokimia Gresik ..............12
I.4.5 Ketenagakerjaan ..................................................................13
I.4.6 Tri Dharma Karyawan .........................................................15
I.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja .......................................................15
I.5.1 Filosofi Dasar Penerapan K3 ..............................................15
I.5.2 Kebijakan K3 (Safety Policy) .............................................16
I.5.3 Organisasi K3 .......................................................................17
I.5.4 Program Kecelakaan Nihil ..................................................18
I.5.5 Alat Pelindung Diri (APD) ..................................................19
I.6 Unit Prasarana .......................................................................................21
I.6.1 Dermaga Khusus .................................................................21
I.6.2 Unit Penjernihan Air .......................................................21
I.6.3 Sarana Distribusi .................................................................21
I.6.4 Pembangkit Tenaga Listrik .................................................22
I.6.5 Kebun Percobaan (Buncob) ............................................... 22
I.6.6 Unit Pengolahan Limbah ....................................................23
I.6.7 Laboratorium .......................................................................23
I.7 Anak Perusahaan....................................................................................23
I.8 Perusahaan Patungan .............................................................................24
I.9 Yayasan PT Petrokimia Gresik ..............................................................25
I.10 K3PG (Koperasi Keluarga Karyawan Petrokimia Gresik) ............26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................27
II.1 Definisi Pupuk ......................................................................................27
II.2 Jenis dan Kegunaan Unsur Hara...........................................................27
5
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
6
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
7
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Bahan Baku, Produk, dan Kapasitas Masing-masing Unit Produksi .......8
Tabel V.1 Kesadahan Air ......................................................................................70
Tabel V.2 Sistem Pengamanan untuk Over Pressure ...........................................76
Tabel V.3 Sistem Pengamanan untuk Under Pressure .........................................77
Tabel V.4 Spesifikasi Air Boiler ...........................................................................82
Tabel VI.1 Analisis Produk Pabrik Phonska IV ...................................................88
Tabel VII.1 Pengelolaan Limbah .........................................................................100
Tabel VII.2 Peneglolaan Limbah B3 ..................................................................104
8
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
DAFTAR GAMBAR
9
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB I
PENDAHULUAN
10
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
- Tahun 1964
Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No.
01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No. 225 tanggal 4
November 1964. Pelaksanaan pembangunan ini dilaksanakan oleh Cosindit
Spa dari Italia yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.
- Tahun 1968
Pada masa ini kegiatan berhenti dikarenakan krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Dampak dari krisis tersbut menyebabkan perusahaan
mengalami krisis. Biaya opersai yang tinggi (impor) yang tidak sesuai
dengan penjualan menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Oleh
karena itu, perusahaan membutuhkan suntikan dana dari kantor pusat.
- Tahun 1971
Status badan usaha dari Projek Petrokimia Surabaja diubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 tahun
1971.
- Tahun 1972
Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972.
Selanjutnya tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi PT Petrokimia
Gresik.
- Tahun 1975
Bentuk badan usaha diubah menjadi perseroan yaitu PT Petrokimia Gresik
(Persero) berdasarkan Peraturan Peerintah No.14 tahun 1975.
- Tahun 1997
PT Petrokimia Gresik menjadi anggota holding dibawah koordinasi PT
Pupuk Sriwijaya (Persero) Palembang berdasrkan Peraturan Pemerintah No.
28 tahun 1977.
- Tahun 2000
Berdirinya pabrik pupuk NPK.
- Tahun 2005
11
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
12
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
13
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
14
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
b. Arti Logo
- Warna kuning emas melambangkan keagungan.
- Daun hijau berujung lima, mempunyai arti:
Daun hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.
Berujung lima melambangkan kelima sila dari Pancasila.
- Huruf PG merupakan singkatan dari Petrokimia Gresik.
- Warna putih melambangkan kesucian.
c. Arti Keseluruhan Logo
Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima sila Pancasila, PT
Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat adil dan makmur
untuk menuju keagungan bangsa
15
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
16
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
6. Dekat dengan sumber air dari aliran sungai Brantas dan sungai Bengawan
Solo.
7. Dekat dengan laut sebagai sarana transportasi.
17
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
18
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
19
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
20
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
21
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
22
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
- Ir. Sidharta
1977 1983 Presiden Direktur
- Drs. Sjafaroeddin Sabar
1984 1990 Presiden Direktur
- Ir. Endarto
1990 1995 Presiden Direktur
- Ir. Rauf Purnama
1995 2000 Presiden Direktur
- Ir. Arifin Tasrif
2000 2010 Presiden Direktur
- Ir. Hidayat Nyakman
2010 sekarang Presiden Direktur
d. Jumlah Karyawan
Jumlah tenaga kerja di PT Petrokimia Gresik berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Tenaga Kerja PT Petrokimia Gresik 24 Februari 2014
berjumlah 3.348, yaitu:
- Jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan:
- Pasca Sarjana : 107 orang
- Sarjana : 510 orang
- D-III : 77 orang
- SMA : 2.471 orang
- SMP : 182 orang
- SD : 1 orang
- Total : 3.348 orang
- Jumlah karyawan berdasarkan tingkat jabatan
- Direksi : 5 orang
- General Manager & setingkat : 28 orang
- Manager Departemen & setingkat : 64 orang
- Kepala Bagian & setingkat : 213 orang
- Kepala Seksi & setingkat : 599 orang
23
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
24
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
25
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
26
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
27
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
28
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
mana terdapat bahan atau bahan kimia berbahaya, termasuk asam atau
alkali, pengelasan.
3. Alat pelindung telinga
Pelindung telinga berfungsi untuk melindungi terhadap kebisingan
di mana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya
pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Ada dua jenis pelindung
telinga:
a. Ear plug yang digunakan untuk daerah dengan tingkat kebisingan
sampai dengan 95 dB.
b. Ear muff yang digunakan untuk daerah dengan tingkat kebisingan
lebih besar dari 95 dB
4. Pelindung pernafasan
Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk melindungi mulut dan
hidung dari berbagai gangguan yang dapat membahayakan karyawan.
Terdiri dari masker kain dan masker dengan filter untuk debu dan gas.
5. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia,
dan listrik.
6. Sepatu Pengaman(Safety shoes)
Untuk melindungi kaki dari terhadap gangguan yang
membahayakan
karyawan di tempat kerja.
7. Baju Pelindung
Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai
gangguan
yang dapat membahayakan karyawan.
29
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
30
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
31
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
I.6.7 Laboratorium
Laboratorium Produksi, Laboratorium Kalibrasi, Laboratorium Uji Kimia,
Laboratorium Uji Mekanik, Laboratorium Kelistrikan, Uji Valve, Uji
Permeabilitas Udara, dll
32
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
2. PT Petronika
Perusahaan patungan antara PKG dengan saham 20% dan
Mitsubishi dengan saham 80%.Perusahaan ini berdiri pada tahun 1985.
Produk yang dihasilkan berupa DOP (Diocthyl Phthalate) dengan
kapasitas produksi 30.000 ton/ tahun.
3. PT Petrocentral
Perusahaan yang berdiri pada tahun 1990 ini mempunyai hasil
produksi berupa STPP (SodiumTripolPhosphate) dengan kapasitas
produksi 40.000 ton/tahun.
Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan yang anggotanya
antara lain : PT Petrokimia, PT Unggul Indah Cahaya Tbk., PT Fosfindo
12,7 %, PT Salim Chemicals Corpora, PT Supra Veritas, dan PT Kodel
dengan saham masing- masing : 61,7 %, 12,7 %, 6,4 %, 6,4 %, dan 3%.
4. PT Petrowidada
Kepemilikan PT Petrokimia Gresik terhadap saham perusahaan ini
adalah sebesar 1,47% sedangkan sisanya oleh PT. Eterindo
Wahanatama. Perusahaan yang beridiri pada tahun 1988 ini
menghasilkan produk berupa:
- Phthalic anhydride, kapasitas produksi 30.000 ton/tahun
- Maleic anhydride, kapasitas produksi 1200 ton/tahun.
5. PT Petro Jordan Abadi
Perusahaan ini merupakan joint venture antara PT Petrokimia
Gresik dengan Jordan Phosphate Mines Co, dengan presentase saham
masing-masing 50%. Pembangunan dimulai tahun 2012 dengan target
pertengahan 2014 sudah bisa beroperasi, adapun produk yang dihasilkan
adalah : Asam Fosfat, Asam Sulfat dan Gypsum
33
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
34
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
35
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
36
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
mula daun menguning dan mengering, lalu rontok. Daun yang menguning
diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.
2. Fosfor ( P )
Manfaat unsur fosfor adalah membentu pertumbuhan protein dan mineral yang
sangat tinggi bagi tanaman. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian
tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat
membungaan dan pembuahan tanaman, serta mempercepat pemasakan biji
dan buah.Gejala tumbuhan yang membutuhkan pupuk ini diantaranya daun
bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan,
kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok, tepi daun, cabang, dan
batang berwarna merah keunguan, batang kerdil dan tidak menghasilkan
bunga dan buah, jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek, dan
lekas matang.
3.Potasium ( K )
Manfaat unsur potasium adalah membantu pembentukan protein,
karbohidrat dan gula, membantu pengankutan gula dari daun ke buah,
memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit.Gejala tanaman yang membutuhkan pupuk ini diantaranya daun
mengkerut atau keriting, timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering
dan mati, perkembangan akar lambat, buah tumbuh tidak sempurna, kecil,
jelek, dan tidak tahan lama.
4. Kalsium ( Ca )
Manfaat unsur kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar
dan biji serta menguatkan batang, membantu keberhasilan penyerbukan,
membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim
pertumbuhan, serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang
merugikan.Gejala tanaman yang membutuhkan pupuk ini diantaranya tepi
daun muda mengalami krorosil, lalu menjalar ke tulang daun, kuncup
tanaman muda tidak berkembang dan mati, terdapat bintik hitam pada serat
daun, akar pendek, buah pecah dan bermutu rendah.
37
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
5. Magnesium ( Mg )
Manfaat unsur magnesium adalah membantu pembentukan klorofil, asama
amino, vitamin, lemak dan gula, berperan dalam transportasi fosfat dalam
tanaman.Gejala tanaman yang membutuhkan pupuk ini diantaranya daun tua
mengalami krorosis, menguning dan bercak kecoklatan hingga akhirnya
rontok. Pada tanaman yang menghasilkan biji akan menghasilkan biji yang
lemah.
6. Belerang ( S )
Manfaatunsurbelerang adalah membantu pembentukan asam amino, protein
dan vitamin, membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas
baru. Gejala tanaman yang membutuhkan pupuk ini diantaranya daun muda
berwarna hijau muda, mengilap, tetapi agak pucat keputihan, lalu berubah
jadi kuning dan hijau, tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek
dan kurus.
7. Boron ( Bo )
Manfaat unsurboron adalah membawa kabohidrat keseluruh jaringan
tanaman, mempercepat penyerapan unsur kalium, merangsang tanaman
berbunga dan membantu proses penyerbukan, meningkatkan kualitas
produksi sayuran dan buah-buahan.Gejala tanaman yang membutuhkan
pupuk ini diantaranya tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul
tunas amping tapi tidak lama kemudian akan mati, daun mengalami klorosis
dimulai dari bagian bawah daun lalu mengering, daun yang baru muncul
kerdil dan akhirnya mati, daun tuanya berbentuk kecil, tebal dan rapuh, serta
pertumbuhan batang lambat dengan ruas-ruas cabang yang pendek.
8. Tembaga ( Cu )
Manfaat unsur tembaga adalah membantu pembentukan klorofil dan sebagai
komponen dalam pembentukan enzim tanaman.Gejala tanaman yang
membutuhkan pupuk ini diantaranya daun muda berwarna kuning layu dan
tidak berkembang, pertumbuhan dan kesuburan tanaman terhambat secara
keseluruhan.
38
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
9. Klor ( CI )
Manfaatunsur klor adalahberperan dalam pembentukan hormon tanaman,
meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
Gejala tanaman yang membutuhkan pupuk ini diantaranya tanaman
gampang layu, daun pucat ,keriput, dan sebagian mengering, serta
produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.
10. Besi ( Fe )
Manfaatunsur besi adalahberperan pada proses-proses fisiologis tanaman,
seperti proses pernapasan, pembentukan klorofil dan fotosintesis.Gejala
tanaman yang membutuhkan pupuk ini diantaranya daun muda berawrna
putih pucat lalu kekuningan, dan akhirnya rontok, serta tanaman perlahan-
lahan mati dimulai dari puncak.
11. Mangan ( Mn )
Manfaat unsur mangan adalah membantu proses fotosintesis, dan berperan
dalam pembentukan enzim-enzim tanaman.Gejala tanaman yang
membutuhkan pupuk ini diantaranyapertumbuhan tanaman kerdil, daun
berwarna kekuningan atau merah dan sering rontok. Pembentukan biji tidak
sempurna.
12. Molibdenum ( Mo )
Manfaatunsur molibdenumadalah sebagai pengikat nitrogen bebas udara
untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada
bakteri bintil akar tanaman leguminose.Gejala tanaman yang membutuhkan
pupuk ini diantaranya daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti
mangkuk, muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun, dan akhirnya
mati, serta pertumbuhan tanaman terhenti.
13. Seng ( Zn )
Manfaatunsur seng adalah membantu pembentukan auksin, klorofil, dan
karbohidrat.Gejala tanaman yang membutuhkan pupuk ini diantarnya daun
berwarna kuning pucat atau kemerahan, muncul bercak-bercak putih di
39
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
40
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB III
DISKRIPSI PROSES
41
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
42
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Gambar III.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk Phonska di Pabrik Phonska
IV
43
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
44
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
room. Bahan baku padat selanjutnya diangkut oleh bucket elevator untuk
diumpankan menuju granulator.
b. Penyiapan Slurry
Pada proses penyiapan slurry dilakukan di dalam Pre-Neutralizer
Tank. Bahan cair yang digunakan yaitu asam fosfat, asam sulfat, dan
amoniak serta steam dan liquor hasil pencucian di scrubber. Steam
digunakan untuk menaikkan suhu reaksi. Selain itu, steam juga dapat
digunakan untuk flushing pipa amoniak saat akan dilakukan shutdown.
Pada pre neutralizer ini akan terjadi reaksi sebagai berikut:
1. Reaksi pembentukan Ammonium Sulfat
NH3(l) + H2SO4(l) (NH4)2SO4(l) H = -1.500 kcal/kg NH3
2. Reaksi pembentukan Monoammonium Phospat (MAP)
NH3(l) + H3PO4(l) NH4H2PO4(l) H = -1.300 kcal/kg NH3
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi netralisasi dan bersifat
eksotermis. Rasio antara mol N dan mol P2O5 dinamakan rasio N/P.
Produk keluaran proses pre neutralizer ini memiliki spesifikasi antara lain
rasio N/P antara 0,6-0,8. Temperatur slurry yang masuk ke dalam
granulator adalah 115oC sedangkan kadar air dalam slurry mencapai 8-17
%. Kadar yang lebih rendah dapat tercapai apabila terdapat asam fosfat
konsentrasi tinggi.
Pre-Neutralizer memiliki pengontrol laju alir fosfat dan amoniak
cair. Asam fosfat yang diumpankan ke dalam Pre-Neutralizer berasal dari
unit scrubbing. Asam ini dicampurkan dengan asam fosfat konsentrasi
tinggi yang diumpankan ke dalam Pre-Neutralizer. Air proses kadang-
kadang juga ditambahkan ke dalam Pre-Neutralizer untuk mengencerkan
asam fosfat tersebut. Amoniak yang digunakan adalah amoniak cair agar
volum pipa yang digunakan lebih kecil. Amoniak dan asam sulfat
diumpankan ke dalam tangki melalui dinding bagian bawah tangki,
sedangkan asam fosfat diumpankan melalui bagian atas tangki.
45
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
c. Proses Granulasi
Untuk membuat pupuk phonska, semua bahan baku slurry dari PN
tank, recycle berasal dari produk yang berbentuk butiran halus, produk
oversize, produk undersize, dan sebagian produk komersil untuk menjaga
keseimbangan air dan panas yang digunakan. Recycle rasio berada pada
rentang 3-4 tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.
Pada semua grade, asam sulfat dapat langsung ditambahkan ke
dalam granulator yang selanjutnya akan bereaksi dengan amoniak yang
dimasukkan melalui ploughshare. Reaksi asam sulfat ini terjadi pada
permukaan granul menyebabkan granul tetap kering (yang merupakan
suatu keuntungan jika digunakan urea dengan kelarutan tinggi), keadaan
ini juga dapat membuat granul menjadi keras sehingga lebih mudah dalam
hal penyimpanan dan penanganannya.
Proses granulasi antara bahan baku padat da slurry membentuk
granul phonska akibat terjadinya reaksi kimia dan fisis. Reaksi yang terjadi
di dalam granulator adalah sebagai berikut:
1. Reaksi pembentukan Diammonium Phospat (DAP)
NH3(l) + NH4H2PO4(l) (NH4)2HPO4(s) H = -1.300 kcal/kg NH3
2. Reaksi pembentukan Ammonium Sulfat (ZA/Zwavelzour
Ammonium)
NH3(l) + H2SO4(l) (NH4)2SO4(l) H = -1.500 kcal/kg NH3
Terkadang air dapat ditambahkan secara langsung ke dalam
granulator agar granul yang dihasilkan lebih seragam, akan tetapi hal ini
tidak umum dilakukan. Urea yang digunakan akan sangat menyatu dengan
granul akibat panas yang dihasilkan dalam Pre-Neutralizer.
Granulator dilengkapi dengan flexing rubber panels untuk
menghindari scalling atau penumpukan produk. Granulator juga
dilengkapi dengan lump kicker agar tidak ada gumpalan yang tersisa di
dalam drum yang dapat mengganggu aliran padatan dan menjaga agar
gumpalan tersebut tidak terbawa ke dalam dryer. Lump Kicker akan
46
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
47
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
48
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
49
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
e. Pendinginan (Cooler)
Produk dengan ukuran onsize yang keluar dari conveyor
diumpankan ke dalam polishing screen untuk menghilangkan butiran halus
yang selanjutnya akan digabungkan dengan aliran recycle. Jenis penyaring
ini mirip dengan penyaring yang telah dijelaskan di atas. Penyaring ini
dilengkapi dengan screen feeder. Dari penyaring ini, produk komersil akan
dialirkan secara gravitasi ke cooler drum yang akan menurunkan
temperatur menggunakan 1 tahap pendinginan menggunakan udara kering
pendingin yang berasal dari exchanger yang digunakan untuk memanaskan
amoniak.
Beberapa grade NPK mempunyai kelembaban relatif kritis
(CRH) sekitar 55 % pada 30 0C (makin rendah pada temperatur yang
lebih tinggi) dan dapat menahan kadar air. Jika kondisi udara lingkungan
memiliki kadar air yang relatif tinggi. Pemanas udara akan meningkatkan
temperatur udara dan akibatnya kelembaban relatif udara akan berkurang.
Partikel yang terbawa udara saat keluar dari pendingin diambil
kembali di dalam cyclone dan dikumpulkan di dalam hopper. Dari hopper
ini partikulat akan dikembalikan ke recycle conveyor. Seperti halnya
cyclone pada dryer, cyclone ini dilengkapi dengan vibrator kecil dan flat
type discharge valve.
Udara bersih keluaran cyclone akan dikirim ke final tail gas
scrubber untuk dicuci melewati fan. Untuk meningkatkan efisiensi energi,
sebagian dari udara hangat yang sudah bersih dimasukkan ke dalam drum
sebagai udara pengencer melalui fan. Produk dingin dimasukkan ke final
product elevator, yang kemudian akan dikirim ke coating rotary drum.
50
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
51
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
52
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
53
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
54
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
55
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
56
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
b. Bagging
Dari Silo 13.TK104 A/B , produk K2SO4 dikantongi dengan
kantong terbuat dari Lining Poly Etilene ( PE) . Mesin pengantongan di
unit produksi pabrik ZK didisain semi otomatis artinya Operator hanya
meletakan kantong dibawah timbangan dan menangani kantong selama
dijahit. Nama akan dicetak di kantong Poly Propilene( PP).
57
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Ada 2 ( dua ) macam HCl hasil penyerapan yaitu HCl grade A dan
HCL grade B. HCl grade A berwarna bening dengan produksi HCl 2/3
dari total. HCl grade B berwarna kekuning-kuningan dengan produksi HCl
1/3 dari total.
III.3 Pabrik Pupuk NPK Granulasi
Di dalam Kompartemen Produksi II B terdapat 4 Pabrik NPK, yaitu Pabrik
Pupuk NPK Granulasi I, II, III dan IV.
58
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
59
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
60
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
61
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Clay
Clay atau tanah liat Berfungsi sebagai
perekat antara bahan dan juga sebagai
filler (bahan isian). Clay berbentuk
bubuk dengan warna putih
kecoklatan.
Gambar III.14 Clay
62
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
63
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
4) Pengeringan ( Dryer )
Untuk mengeringkan NPK granul di dalam dryer digunakan
udara panas dari furnace. Gas panas hasil pembakaran di dalam
furnace diencerkan dengan udara dari furnace fan. Temperatur
udara panas inlet dryer berkisar antara 180 230 oC tergantung
dari formula NPK granul yang akan dikeringkan. Kadar air yang
keluar dari granul maksimal 1% dan temperatur gas panas outlet
dryer dijaga sekitar 57 oC 65oC.
Gas panas dari dalam dryer dibawa ke Scrubber Unit setelah
sebelumnya dipisahkan dari debu yang terbawa oleh dryer yang
dihisap oleh blower. Debu dari dryer akan dikembalikan ke Raw
Material Conveyor untuk digunakan kembali sebagai bahan baku.
ini akan mengeringkan padatan keluaran Granulator hingga kadar
airnya mencapai 1% - 1,5 % menggunakan udara pengering dengan
arah co-current.
64
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
5) Pendinginan (Cooler)
NPK Granul kering keluar dari dryer dibawa Product Dryer
Conveyor ke Cooler untuk didinginkan. Pendinginan dilakukan
dengan mengalirkan udara (suhu kamar) ke dalam cooler dengan
sistem I menggunakan cooler fan. Udara yang dialirkan adalh
udara kering yang memiliki RH (Humiditas) rendah. Pada proses
pendinginan juga berfungsi menurunkan kadar air menjadi 1 %.
Suhu keluar dari cooler sekirat 35oC. Debu yang terbawa di dalam
udara pendingin dari Dedusting System dipisahkan dan
dikembalikan ke Raw Material Conveyor.
6) Proses Pengayakan ( Screening )
NPK Granul yang sudah dingin dibawa oleh Bucket Elevator
ke Over Vibrating Screen untuk diayak. Hasil atas diterima oleh
Oversize Conveyor untuk kemudian di haluskan di Oversize
Crusher dan hasilnya masuk ke Raw Material Conveyor untuk
digranulasi kembali. Hasil bawah masuk ke Undersize Vibrating
Screen untuk dipisahkan menjadi produk onsize dan undersize.
Product onsize masuk ke Bucket Elevator menuju coater,
sedangkan undersize masuk ke Raw Material Conveyor untuk di
granulasi kembali.
65
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
7) Pelapisan (Coater)
Pelapisan diperlukan terutama pada formulasi yang
menggunakan urea, karena sifat higroskopis bahan baku yang
dapat mempercepat proses caking, terutama jika terdapat variasi
temperatur udara dan kadar air. Coating agent terbuat dari silica
powder atau dolomit dan Coating Oil, spesifik sesuai keinginan.
Coating Oil diumpankan ke dalam Coater Drum menggunakan
Metering Pump. Padatan diumpankan ke dalam coater melalui
screw dosing feeder.
Coating Oil disimpan di dalam tangki Coating Oil, diisikan
langsung dari truk atau barrel dengan pompa portabel. Coating
powder + pigment dicampur dengan rasio 1:3 / 1:4, kemudian
diumpankan ke coater melalui screw feeder. Untuk menambah
sifat anti-caking, salah satu coating agent ditambahkan senyawa
teraminasi sehingga dapat memberikan daya tahan ekstra terhadap
penyerapan air. Pada proses ini juga mikronutrien ditambahkan
pada pupuk NKP Kebomas. Khusus untuk NPK Kebomas tidak
diberi zat pewarna.
8) Bagging System
Produk NPK dari Final product bucket elevator masuk ke
product hopper yang dilengkapi dengan level indicator. Produk
NPK di dalam product hopper dikantongi dengan menggunakan
bagging machine dan dijahit menggunakan sewing machine. NPK
dalam kantong kemudian diterima oleh bagging product Conveyor
kemudian dibawa forklift menuju gudang penyimpanan sementara.
66
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
67
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB IV
SPESIFIKASI ALAT
68
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
69
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
70
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
1) Interlock
Interlock adalah suatu proses dimana semua peralatan berjalan secara
berurutan atau seri.
2) Unlock
Unlock adalah suatu proses dimana masing-masing peralatan berjalan
tanpa ada keterkaitan satu sama lain.
3) Control Valve
Untuk mengendalikan flow dari fluida.
4) Ampere indikator
Untuk mengontrol load dari motor, yaitu untuk mengindari overload
atau kelebihan kapasitas.
5) Temperatur indikator
Untuk mengontrol suhu di alat-alat produksi tertentu yang harus dijaga
keseimbangan suhunya.
6) Weigher
Untuk mengukur berat dari material.
7) Flow indikator
Untuk mengotrol jumlah aliran dari fluida.
8) Level indicator
Untuk mengetahui tingkatan level dari setiap peralatan.
9) Pressure indikator
Untuk mengetahui tekanan dari sebuah alat produksi.
10) Pull Cable
Merupakan pengaman yang terdapat pada conveyor yang berupa tali
yang terdapat di kanan-kiri conveyor. Pull Cable digunakan pada
keadaan darurat.
11) Belt Outlying
Untuk mengamankan coveyor pada saat kondisi unsafe.
71
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
RTD merupakan alat sensor putaran conveyor. Alat ini berfungsi jika
putaran conveyor melambat maka secara otomatis conveyor akan mati.
13) Emergency Stop
Emergency stop adalah sebuah tombol yang digunakan dalan keadaan
emergency, misalnya terjadi kecelakaan ataupun kondisi unsafe.
Apabila tombol tersebut ditekan maka secara otomatis pabrik akan mati.
72
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB V
UTILITAS
73
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
74
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Reaksinya :
75
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Tawas merupakan bahan penggumpal yang paling praktis karena harganya relatif
murah, tetapi sebaliknya dengan adanya ion sulfat SO42- dapat menimbulkan
kesadahan tetap. Karena itu jumlah penggunaannya harus diamati dengan teliti.
Polielektrolit juga dapat digunakan sebagai larutan pengencer. Bahan-
bahan lain yang sering digunakan adalah copperas (FeSO4.7H2O), feri sulfat
(Fe2(SO4)3), feri klorida (FeCl3) dan soda (Na2CO3).
Reaksinya :
Pada umumya air dengan kesadahan kurang dari 50 ppm (sebagai CaCO3)
bersifat korosif. Sebaliknya air dengan kesadahan lebih tinggi dari 80 ppm akan
banyak memerlukan sabun bila digunakan untuk mencuci. Karena itu kesadahan
air yang dianggap baik bila nilai kesadahan antara 50-80 ppm.
76
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
77
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Dari bagian bawah degasifier, air dipompa melalui nozzle ke bagian atas
anionic exchanger kemudian air dialirkan ke mixed exchanger. Air produk dari
mixed exchanger sebagian besar langsung dipakai sebagai air umpan di tangki,
sebagian ditampung untuk air proses di unit ZA II dan ZA III.
78
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
79
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
80
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Amonia disimpan pada suhu -33C dan tekanan dijaga kurang lebih 40
g/cm2. Amonia yang dikirim dari kapal dan amonia plant (pabrik I) ketika masuk
ke tangki akan mengalami ekspansi sehingga akan terbentuk amonia vapor yang
membuat pressure di tangki cenderung naik untuk mengendalikan pressure di
tangki, dilengkapi dengan 6 kompressor pengaman (11 C 810 A/B/C dan 06 C
81
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
801 A/B/C). Hal yang sangat mempengaruhi terjadinya vapor yang cukup tinggi
adalah bila ada aktifitas unloading NH3 dari kapal dan dari NH3 plant pabrik I
disamping itu juga karena pengaruh panas lingkungan.
Untuk menjaga keselamatan dan keamanan tangki maka dilengkapi
dengan alat pengaman baik untuk over pressure maupun under pressure. Untuk
membuat kondisi tangki 11 TK 801 dan 06 TK 801 bekerja dalam suatu sistem
kaseimbangan tekanan, maka dibuat interkoneksi vapor dan interkoneksi liquid.
Sistem pengaman tangki diharapkan menjaga tekanan terutama pada saat:
Unloading dari kapal maupun dari pabrik.
Cooling down line unloading.
Distribusi ke pabrik lain (ZA II, SP-501, Phonska, RFO).
Sirkulasi.
82
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Pressure
Sistem Pengamanan
(g/cm2)
25 Low pressure alarm (PIAH-859 yang diambil dari PT-860)
22-18 Refrigerator baru stop
Pressure 15 g/cm2stop untuk compressor ketiga
Pressure 15 g/cm2stop untuk compressor kedua
Pressure 15 g/cm2stop untuk compressor pertama
15 Control valve ke amonia evaporizer (259 kg/h) akan membuka
(PCV-861)
Pressure 15 g/cm2, PVC-861 akan mulai membuka
Pressure 10 g/cm2, PVC-861 akan membuka max 20%
10 Amoniak liquid dari amonia heater akan masuk ke tangki
Pressure 10 g/cm2, XV-853 akan membuka dan XV-852 akan
menutup
Pressure 15 g/cm2, XV-853 akan membuka dan XV-852 akan
menutup
5 Low pressure alarm (PIALL-859 yang diambil dari PT-860)
-2 Vacuum breaker VB-872 A/B open
83
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
84
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Deskripsi Proses
Air umpan boiler dipompakan ke dalam boiler. Sebelum dioperasikan
secara terus-menerus perlu dipersiapkan antara lain:
Memeriksa air dalam drum boiler harus memenuhi syarat air pengisi ketel.
Drying out dengan maksud untuk mengeringkan batu-batu tahan api.
Boiling out untuk membersihkan pipa dan drumbagian dalam dari kotoran.
Pengecekan instrumentasi.
Air umpan boiler merupakan air demin yang telah diinjeksikan hydrazine
(N2H4) untuk menghilangkan O2. Selanjutnya ditambahkan PO4 dan NaOH untuk
melunakkan kerak dalam tube dan menghindari korosi.
Udara dari luar dihisap oleh FD fan dan dilewatkan pada air preheater dan
ditingkatkan suhunya dari 30C menjadi 500C dengan bantuan LP steam, lalu
dipanaskan pada lyungstrum hingga temperaturnya menjadi 280-300C dengan
85
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
memanfaatkan panas gas buang. Udara panas ini sebagai udara pembakaran dan
dikontakkan dengan natural gas yang dispraykan ke furnace untuk memanaskan
buluh-buluh air.
Pada saat start up dilakukan pemanasan pendahuluan menggunakan
natural gas sebagai bahan bakar dengan mengganti tipburnernya secara bertahap
sesuai dengan kenaikan dan temperatur dengan urutan sebagai berikut:
1. Very small tip (diameter 1,5 mm) dengan temperatur 30C/jam.
2. Small tip (diameter 1,8 mm) dengan kenaikan temperatur 50C/jam.
3. Big tip (diameter 2,25 mm) dengan kenaikan temperatur 50C/jam.
Air pada drum bawah melalui buluh-buluh air yang dipanaskan mengalir
ke drum atas, di drum atas air terbentuk melalui 2 tahap screen (primary dan
secondary) sehingga butiran air tertahan. Butiran air ini bersama dengan air yang
tidak menguap tersirkulasi kembali ke drum bawah. Produk uap air (steam)
kemudian mengalami 2 tingkat pemanasan, yaitu pada LTS dan HTS, untuk
menghasilkan HP steam dengan tekanan 62 kg/cm2 dan temperatur 445C.
Sebagian HP steam diubah menjadi MP steam (35 kg/cm2, 410C) dan LP
steam (10 kg/cm2, 360C) dengan reducing pressure valve. Desuperheater steam
(DSH) diperoleh dengan menginjeksikan Boiler Feed Water (BFW) pada LP
steam sehingga temperatur turun menjadi 200C tanpa mengubah tekanan.
86
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
HARD
WATER SOFTENER
KONDENSAT
WATER WATER 60%
9-D-911
UNIT
DEAERATOR
T-3
09-D-912
POMPA
SAMPLING
CHEMICAL
DOSING BLOWDOWN
STEAM
UUBB
SAMPLING
GAS HOLDING
09-D-913
GAS
TANK
BLOWDOWN
87
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
88
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Tenaga listrik yang dipenuhi oleh Gas Turbin Generator (GTG) dari
service unit dengan kapasitas operasi normal 8 MW). Pada operasi normal GTG
menggunakan bahan bakar gas alam yang berasal dari Kangean Madura.
Utilitas juga dilengkapi 2 buah diesel generator, sifatnya sebagai
emergency apabila power dari PLN dan GTG mengalami gangguan. Spesifikasi
dari diesel generator adalah sebagai berikut:
Kapasitas : 1475 Kva
Tegangan : 6 Kv
Arus : 930 A
Frekuensi : 50 Hz
Putaran : 1000 rpm
Jumlah cylinder :8
Cos Q : 0,85
Sistem Pendingin : sirkulasi tertutup
Merk : CREPELLE DE LACIOTET 8 SN 2
89
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
90
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
91
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
92
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
93
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
P 1 x 4 jam 15% 1%
K 1 x 4 jam 15% 1%
pH 1 x 4 jam 6 min
94
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
95
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
96
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Standarisasi (faktor)
Timbang contoh + 2 gram standart Asam Oksalat dengan tabung
penimbang, masukkan ke dalam larutan yang telah netral, tutup rapat-rapat,
kemudian jalankan pengaduk dan titar dengan KF B sampai TAT, baca jumlah
mL KF B yang digunakan.
Penetapan Contoh
Timbang contoh + 0,2 gram masukkan ke dalam mangkok reaksi contoh
(yang sebelumnya sudah berisi KF A netral) tutup rapat-rapat, jalankan pengaduk
kemudian titar dengan KF B sampai TAT. Baca jumlah mL KF B yang
digunakan.
97
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
b. Standarisasi (faktor)
Timbang contoh + 2 gram standart Asam Oksalat dengan tabung
penimbang, masukkan ke dalam larutan yang telah netral, tutup rapat-rapat,
98
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
kemudian jalankan pengaduk dan titar dengan KF B sampai TAT, baca jumlah ml
KF B yang digunakan.
c. Penetapan Contoh
Timbang contoh + 0,2 gram masukkan ke dalam mangkok reaksi contoh
(yang sebelumnya sudah berisi KF A netral), tutup rapat-rapat, jalankan pengaduk
kemudian titar dengan KF B sampai TAT. Baca jumlah ml KF B yang digunakan.
99
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
g. Tiupkan udara bebas NH3 pelan-pelan lewat corong dan panaskan Kjedahl
hingga kondensat yang didapatkan 100 mL.
h. Ambil erlenmeyer hasil sulingan dan titar kelebihan H2SO4 dengan NaOH
0,5 N sampai TAT.
100
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
a. P2O5 Jumlah
Timbang dengan teliti 1 gram contoh yang sudah ditumbuk masukkan ke
dalam gelas piala 250 mL, larutkan dengan 10 mL HClO4 dan 6 mL HNO3,
panaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit, dinginkan, masukkan ke
dalam labu ukur 500 mL, impitkan hingga tanda tera. Kocok sampai homogen,
saring dengan kertas saring, filtrat untuk penetapan P2O5 dan ZnSO4.
b. P2O5 Terlarut
Timbang 1 gram contoh masukkan dalam mortar kemudian tambahkan 10
mL asam sitrat 20% dan air suling secukupnya kemudian digerus dengan hati-hati.
Bagian yang jernih dituangkan ke dalam labu ukur 500 mL. Tambahkan lagi 10
mL asam sitrat 20% dan air suling dan lakukan penggerusan dan penuangan
seperti di atas.
Lakukan seperti di atas sampai jumlah asam sitrat yang digunakan 50 mL
dan contoh dalam mortar habis dan kemudian dibilas dengan air suling. Larutan
diencerkan dengan air suling sampai tanda batas, dikocok dan disaring.
c. P2O5 Larut Air
Pengerjaannya sama dengan P2O5 terlarut tetapi tidak menggunakan Asam
Sitrat pelarutnya cukup memakai air suling.
Penetapan
Pipet 5 mL larutan masukkan ke dalam labu 100 mL untuk standart, pipet
larutan standart 10 dan 20 ml masukkan ke dalam labu 100 mL untuk blanco
aquadest tambahkan 5 mL larutan Ammonium Vanadium Molybdat pada masing-
masing blanko contoh dan standart. Impitkan hingga tanda tera. Biarkan
pengembangan warna selama 10 menit, lalu baca spektrofotometer pada panjang
gelombang 400 m. Lalu catat pembacaan absorbansinya.
101
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
102
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
103
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB VII
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah Domestik
Sumber
Limbah Gas
Limbah Padat
Karakteristik
Limbah B3
Limbah Non B3
104
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
105
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
menuju equalizer untuk diproses lebih lanjut. Di Petrokimia Gresik sendiri air
limbah yang dialirkan ke laut memiliki pH di atas 5.
Sistem injeksi kapur di aqualizer pabrik II dan pabrik III diperuntukkan
sebagai proses pembuatan lime kapur. Selanjutnya lime kapur tersebut
diinjeksikan ke dalam tangki penampungan buangan cairan yang menuju ke
kolam aqualizer sebelum buangan cairan tersebut dibuang ke laut.
Narasi
Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menetralkan buangan di aqualizer
yang selama ini dilakukan secara manual (tenaga manusia) menjadi automatis.
Tujuan
1. Mengendalikan pH air limbah sebelum masuk kolam aqualizer.
2. pH point L dapat dikendalikan 24 jam
3. memudahkan handling pembuatan larutan kapur sehingga mengurangi
pemakaian tenaga kerja dalam proses pembuatan larutan kapur.
4. Sarana netralisasi kapur ini juga membantu pengendapan F- dan PO42-.
Uraian proses
Kapur dari truk dibantu pneumatic blower diumpankan ke dalam slaked
lime, selanjutnya kapur dengan screw conveyor dikirim menuju grit separator
untuk diubah menjadi lime milk dengan menambahkan air dan diaduk
menggunakan agitator. Selanjutnya lime milk yang terbentuk ditampung pada
lime milk tank, kemudian diinjeksikan pada pH adjusting tank dengan
menggunakan cara gravitasi. Sedangkan sisa/ kotoran yang berupa pasir
dibuang melalui line blow down grit separator. Air yang telah lolos dari pH
adjusting tank, akan di cek pH-nya dengan pH meter sebelum dibuang ke laut.
Baku mutu sesuai standard pengendalian (SK. Gub. No.45 Tahun 2002), yaitu:
Ph = 6,0 9,0.
Fluor Maks. = 50 ppm.
Minyak & lemak Maks. = 20 ppm.
106
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
107
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
VII.I.4 Limbah B3
1. Alur Identifikasi Limbah B3
LIMBAH NON B3
(<50 mb/kg BB)
Chronic Test
TCLP test
Flammable
Acute Test
Corrosive
Reactive
Infection
No No No No No No No
Irritant
LIMBAH B3
2. Pengelolaan Limbah B3
Tabel. Pengelolaan Limbah B3
Jenis Pengelolaan
1. Dari sumber spesifik
Katalis (punya nilai jual) Re-exsport (via YPG)
Katalis (tidak punya nilai jual) PPLI
108
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB VIII
PENUTUP
VIII.1 Kesimpulan
1. PT. Petrokimia Gresik merupakan sebuah BUMN yang bergerak dalam
bidang produksi pupuk, bahan kimia, jasa engineering dan jasa - jasa
lain.
2. PT. Petrokimia Gresik mempunyai lokasi strategis, lahan yang luas dan
didukung oleh sarana transportasi yang memadai sehingga
memungkinkan pengembangan industri dimasa depan.
3. Pabrik Phonska IV merupakan pabrik penghasil pupuk majemuk yang
yang sebagia besar kandunganya ialah : N (nitrogen), P (fosfor), dan K
(potasium) dengan persentase 15% 1 %.
4. Kebutuhan utilitas yang digunakan meliputi unit penyediaan air yang
disuplai oleh dua sumber air, yaitu dari Sungai Brantas dan Sungai
Bengawan Solo.Kebutuhan tenaga listrik disuplai dari Gas Turbine
Generator, Perusahaan Listrik Negara, dan UUBB (Unit Utilitas Batu
Bara). Kebutuhan steam oleh boiler dan UUBB, penyediaan bahan
bakar berupa solar, gas alam, dan batubara, untuk penyediaan udara
instrument menggunakan kompresor.
5. Secara umum kualitas pengolahan limbah gas, cair, dan padat sebagai
dampak dari proses di PT Petrokimia Gresik telah memenuhi ketentuan
yang ada dan tidak mencemari lingkungan sekitar pabrik karena sudah
memenuhi baku mutu lingkungan dari dinas terkait.
6. PT Petrokimia Gresik memiliki beberapa laboratorium yang lengkap
sebagai sarana untuk menganalisa kualitas bahan baku maupun produk.
109
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
VIII.2 Saran
1. Mengingat bahwa kota Gresik adalah sebuah kota industri dengan
segala kompleksitas yang dihadapi, hendaknya PT. Petrokimia Gresik
ikut memberi andil dalam usaha pelestarian lingkungan daerah Gresik
dan sekitarnya serta memberikan program - program yang bersifat
produktif..
2. Memperbaiki sistem pemeliharaan peralatan pabrik agar dapat
berfungsi dengan baik. Peralatan yang kurang efisien diganti atau
dimodifikasi ulang sehingga didapatkan hasil yang maksimal.
3. Menekankan pentingnya pemakaian alat pelindung diri selama bekerja
kepada karyawan agar keamanan dan keselamatan karyawan terjaga
serta menerapkan budaya K-3 setiap saat.
4. Kebersihan pabrik di departemen produksi IIB sebaiknya lebih
ditingkatkan.
5. Lebih menindak tegas bagi pelaku yang melanggar peraturan yang
sudah dibuat.
110
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA
111
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
LAMPIRAN
112
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Disusun Oleh :
Farid Robitho Jolanda (NIM. 121110005)
113
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Rotary Dryer (02-M-362) merupakan alat proses yang mempunyai peranan
penting dalam proses pembuatan pupuk NPK Phonska. Di dalam Rotary Dryer
(02-M-362) terjadi proses pengeringan produk yaitu pengurangan kadar air dari
kadar maksimal 3% sampai kadar yang diinginkan yaitu maksimal 1,5% .
Umpan yang berasal dari granulator berupa butiran granul basah dengan kadar
3% dimasukkan ke dalam Rotary Dryer (02-M-362). Hasil keluaran dari
Rotary Dryer (02-M-362) berupa granul kering yang selanjutnya dipisahkan
ukurannya dalam Screening Unit agar mendapatkan ukuran yang diharapkan.
Produk NPK Phonska harus memiliki spesifikasi yang telah ditetapkan
oleh perusahaaan, salah satunya adalah spesifikasi kadar air dalam produk,
karena jika produk terlalu kering, maka produk akan retak dan mudah pecah.
Namun jika produk masih basah, maka akan terjadi sumbat di proses screening
unit, yang akan mengurangi efisiensi alat yang digunakan. Oleh sebab itu,
perlunya menghitung efisiensi alat Rotary Dryer untuk mengetahui unjuk kerja
dan efektivitas Rotary Dryer selama proses pengeringan. Dan juga menjadi
acuan apakah dryer yang digunakan saat ini masih berfungsi dengan baik atau
tidak.
I.2. Rumusan Masalah
Kinerja dari rotary dryer dievaluasi dengan mendasarkan pada perhitungan
neraca massa dan neraca panas masing-masing arus yang masuk dan keluar
rotary dryer M-362. Dalam hal ini untuk membatasi permasalahan kinerja
rotary dryer M-362 hanya akan dievaluasi efisiensi thermal () sehingga dari
evaluasi ini dapat diketahui apakah alat tersebut masih dapat bekerja dengan
baik atau tidak.
I.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui
kinerja alat rotary dryer M-362 dengan menghitung efisiensi thermal
114
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
1.4. Manfaat
Manfaat dari tugas khusus ini adalah dapat mengetahui kinerja dari rotary
dryer M-362, sehingga dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk melakukan
pemeliharaan maupun pergantian rotary dryer M-362 untuk mengoptimalkan
kinerja dari alat tersebut agar produk phonska yang dihasilkan dapat memenuhi
spesifikasi kadar air yang telah ditentukan.
115
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengeringan
Menurut Mujumdar (2004), pengeringan adalah proses pengubahan bahan
padat, semi padat, ataupun cair menjadi produk padat melalui penguapan cairan
menjadi fase uap dengan menggunakan panas. Mekanisme pengeringan dapat
diterangkan dengan teori kesetimbangan massa, yaitu peristiwa perpindahan
molekul uap air dari permukaan tergantung dari bentuk permukaan dan luas
permukaan. Apabila suatu udara pengering dialirkan di atas bahan basah
permukaan datar maka akan menarik molekul-molekul air dari permukaan
tersebut (Coulson dan Richardson, 1985).
Operasi pengeringan dilakukan dengan menghembuskan udara panas yang
tidak jenuh pada bahan yang akan dikeringkan. Udara panas tersebut disebut
media pengering yang menyediakan panas untuk penguapan air dan sekaligus
membawa uap air keluar. Berbeda dengan evaporasi dimana pada proses ini air
yang teruapkan dari bahan memiliki jumlah yang relatif besar. Dalam
evaporasi, air teruapkan pada titik didihnya, sementara dalam operasi
pengeringan, air yang terambil berada dalam keadaan uap.
Operasi pengeringan bertujuan untuk :
- Mengurangi biaya transportasi
- Memudahkan penanganan bahan selanjutnya
- Meningkatkan nilai guna suatu bahan agar dapat memberikan hasil yang
baik pada
suatu penggunaan (mengawetkan bahan)
- Mengurangi bahaya korosi
Untuk mempelajari proses pengeringan padatan sangat tergantung pada
mekanisme internal aliran cairan atau kondisi luar, yaitu:
- Temperatur
- Humidity
116
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
- Aliran udara
- Keadaan tiap partikel
- Keseragaman tiap partikel
- Kontak antar permukaan padatan basah
Menurut Perry (2008), efisiensi thermal rotary dryer merupakan fungsi
kadar air akhir dan persen resirkulasi udara, biasanya berkisar antara 60-80 %.
117
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
118
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
1
3
Rotary Dryer
2
4
hy = Cs (T-T00C) + H
Cs = 1,005 + 1,88H
Panas laten campuran uap air udara () = 2308,42 sehingga:
hy = (1,005 + 1,88H) (T-T00C) + 2308,42H
(Geankoplis,1977)
Enthalpi campuran padat-cair dihitung dengan persamaan:
hs = Cps (Ts-T0) + X.Cpl (Ts-T0)
(Geankoplis,1977)
Dimana:
hy : Enthalpi udara (kJ/kg)
hs : Enthalpi campuran padat-cair (kJ/kg)
119
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
H : Kelembaban udara
T : Suhu udara panas (0C)
Cps : Panas jenis Phonska (kJ/kg.0C)
Cpl : Panas jenis air (kJ/kg.0C)
Ts : Suhu campuran (0C)
T0 : Suhu referensi (0C)
X : fraksi cair di dalam padatan
Q loss
Q G1 Q G2
Rotary Dryer
Q Q L2
120
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
121
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH
122
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
123
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Neraca Panas
Panas Masuk kJ/jam Panas Keluar kJ/jam
QG1 24.880.714,75 QG2 20.797.987,17
QL2 9.007.977,79
QL1 8.699.317,58
Q Lost 3.774.067,37
Total 33.580.032,33 Total 33.580.032,33
Perhitungan Efisiensi Panas = 100%
(2 +2 )
Efisiensi Panas = 100%
(1 +1 )
(21.937.487,75+9.007.977,79)
= (24.880.714,75+8.699.317,58)
100%
= 88,76%
124
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
IV.2. Pembahasan
Evaluasi Rotary Dryer dilakukan dengan menghitung efisiensi
thermal rotary dryer yang layak berkisar 60-80%. Ini berarti Rotary Dryer
125
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada Rotary Dryer
M-362 pabrik Phonska IV Produksi II B, PT Petrokimia Gresik,
didapatkan data efisiensi thermal pada kondisi aktualnya sebesar
88,76 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini masihberfungsi
dengan baik.
V.2 Saran
126
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
LAMPIRAN
PERHITUNGAN NERACA MASSA, NERACA PANAS DAN EFISIENSI
PADA ROTARY DRYER M-362
127
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
= 31876,817 kg/jam
Laju massa uap H2O dalam udara masuk
= laju massa udara masuk laju massa udara kering masuk
= 37359,63 kg/jam 31876,817 kg/jam
= 5482,813 kg/jam
128
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
129
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
(2501)(0,172)]
= 24.880.714,75 kJ/kg
0,226)]
QL1 = 77600 kg/jam [(1,33 kJ/kg.oC x (77- 0) oC) + ((3%) (4,1968) (77-0)oC
130
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
QL2 = 77600 kg/jam [(1,33 kJ/kg.oC x (85 - 0) oC) + ((3%) (4,1968) (85-0)oC
Neraca panas :
Qmasuk = Qkeluar
QG1 + QL1 = QG2 + QL2 + Qlost
Qlost = QG1 + QL1 QG2 QL2
= [(24.880.714,75 + 8.699.317,58 ) (20.797.987,17 +
9.007.977,79)] kg/jam
= [33.580.032,33 29.805.964,96] kg/jam
Qlost = 3.774.067,37 kJ/jam
NERACA PANAS
Panas Masuk kJ/jam Panas Keluar kJ/jam
QG1 24.880.714,75 QG2 20.797.987,17
QL2 9.007.977,79
QL1 8.699.317,58
Q Lost 3.774.067,37
Total 33.580.032,33 Total 33.580.032,33
Efisiensi Panas Rotary Dryer
Perhitungan Efisiensi Panas = 100%
(2 +2 )
Efisiensi Panas = 100%
(1 +1 )
(21.937.487,75+9.007.977,79)
= 100%
(24.880.714,75+8.699.317,58)
= 88,76%
131
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Disusun Oleh :
Wisnu Darma Setiawan (NIM. 121110020)
132
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Suatu pabrik dalam pengoperasian produksi memerlukan alat utama
sebagai terjadinya reaksi, alat tersebut yaitu reaktor. Pada unit ZK digunakan
reaktor furnace untuk meraksikan asam sulfat (H2SO4) dan kalium klorida
(KCl) yang akan menghasilkan produk kalium sulfat (K2SO4) dan by product
asam klorida (HCl).
Reaksi yang terjadi di reaktor :
2KCl + H2SO4 K2SO4 + 2HCl
Reaksi ini melibatkan 3 fase yaitu padat, cair, dan gas. Bahan baku
H2SO4 berfase cair dan KCl berfase padat sedangkan produk K2SO4 berfase
padat dan HCl berfase gas. Proses reaksi di reactor sangat menentukan apakah
produk yang dihasikan mempunyai kualitas/mutu yang baik atau tidak.
Adapun syarat pupuk ZK adalah sebagai berikut :
Tabel I.1. Syarat Mutu Pupuk ZK
No Uraian Satuan Persyaratan
Salah satu tolak ukur untuk mengetahui reaktor bekerja dengan baik
adalah dengan mengetahui aliran bahan baku yang masuk dan produk yang
dihasilkan oleh reaktor itu sendiri. Dengan mengetahui komposisi input dan
output maka dapat dihitung neraca massa pada umpan proses dari reaktor
tersebut sehingga dapat diketahui jumlah massa masuk dan jumlah massa
133
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
III. Tujuan
1. Menghitung neraca massa pada reaktor furnace
2. Menghitung neraca panas pada reaktor furnace
3. Menghitung effisiensi pada reaktor furnace
IV. Manfaat
Dengan mengetahui perhitungan neraca massa, neraca panas, dan
effisiensi reaktor, maka dapat diketahui kelayakan alat serta konversi produk
yang dihasikan serta dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan pada
perkuliahan.
134
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
135
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
136
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
137
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
PERSAMAAN ?????
138
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
RRD digerakan oleh motor yang dilengkapi satu gear box pada bagian
bawah furnace. Fungsi dari RRD adalah untuk mengoptimalkan reaksi
(dengan cara aggitasi, mixing, dan crashing) dan mengeluarkan produk ZK
dari reaktor. Kedua bahan baku dengan rasio tertentu diumpankan ke reaction
chamber melalui ujung pusat bagian atas RRD, selantutnya akan terbentuk
padatan (ZK) didorong RRD menuju ejector cooler yang berada di bawah
reaktor, sedangkan gas HCl hasil reaksi dialirkan ke sistem scrubbing.
139
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
BAB III
METODOLOGI
140
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
4. Komposisi Produk ZK :
a. K2SO4 = 95.6%
b. KCl = 1.01%
c. H2SO4 = 2.074%
d. H2O = 1.316%
II. Pengolahan Data
Perhitungan neraca massa dan neraca panas pada reaktor furnace
dilakukan beberapa perhitungan :
1. Masuknya campuran bahan baku
2. Proses terjadinya reaksi
3. Proses keluarnya produk
4. Panas pembakaran reaksi dari fuel gas.
H2SO4 KCl
H2O H2O
HCl
H2O
141
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Min - Mout =
Dimana :
Min = laju alir massa total masuk reaktor furnace (kgmol/jam)
Mout = laju alir massa total keluar reaktor furnace (kgmol/jam)
Dimana :
Qfuel gas = Qout fuel gas + QR + Qin fueal gas
QR (fuel gas) = massa yang dibakar HC298
QGHP (fuel gas) = feed flow flue gas Hout
Qloss = (100 - radian section)/100 (-Qtotal fuel di burner)
Qout = Mout
Qin = Min
Qradian section = panas di radiant section = (Qout + QR) + Qin
QR = Panas reaksi di radiant section = masa bereaksi HR
HR = Hf produk - Hf reaktan
HC298 = panas reaksi pembakaran
=| | 100%
142
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
LAMPIRAN
A. Neraca Massa Reaktor Furnace
Agar memudahkan kita untuk memahami perhitungan dan proses yang
terjadi pada reaktor furnace, maka dapat dibuat skema sebagai berikut :
I.1 I.2
O.2
O.2
Rincian Bahan Baku Data lapangan :
I.1 : KCL = 97,84%
H2O = 2,16%
I.2 : H2SO4 = 98,49%
H2O = 1,51%
Rincian Produk Data Lapangan :
O.1 : K2SO4 = 95,6% O.2 : HCl = 31.7%
KCl = 1,01% H2O = 68,3%
H2SO4 = 2,074%
H2O = 1,316%
143
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
144
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
.1 1000
=
24
0.595 1000
=
24 98
= 0.252
.1 1000
=
24
0.378 1000
=
24 18
= 0.875
145
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
H2O
Berat total arus I.1 =
100%
= 998.3
97,84%
= 1020.339
146
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
147
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
= 90.220 %
148
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Reactor furnace
KCl dan H2SO4 HCl
Panas Pembakaran
149
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
7.0360106
(( 3
) (2983 3063 ))
= -407.621095 KJ/kgmol
Qin = feed flow KCl masuk Hin
= 13.4 kgmol/jam -407.621095 kJ/kgmol
= -5462.122673 kJ/jam
c. Menghitung nilai panas keluar reaktor furnace
Contoh perhitungsn panas keluar reaktor, untuk komponen HCl
Tref = 25C = 298 K
Tout = 330C = 603 K
150
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
1.121106 4.968109
(( ) (6033 2983 )) + (( )
3 4
2.4961012
(6034 2984 )) + (( ) (6035 2985 ))
5
= 8933.714 kJ/kgmol
Hasil perhitungan panas masuk dan panas keluar reaktor ditampilkan dalam
tabel.
Tabel. Nilai Panas Masuk Dan Keluar Reaktor pada Masing-Masing
Komponen
151
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
d. Menghitung HR standar
Hf298
Komponen
(kJ/kgmol)
KCl -436.5
H2SO4 -735.13
K2SO4 -1438
HCl -92.3
152
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
= 0.11484 kg/jam
Hasil perhitungan flow rate komponen fuel gas ditampilkan pada tabel :
Tabel. Flow Rate Komponen pada Fuel gas.
153
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
154
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Tabel. O2 dan N2 Masuk Pada Berbagai Reaksi di Burner dari Fuel Gas
Data Aktual
Reaksi O2 Berlebih O2 Masuk N2 Masuk
(kgmol/jam) (kgmol/jam) (kgmol/jam)
1 0,63436 3,80616 14,3184
2 0,00472 0,02833 0,10658
3 0,00273 0,01638 0,06163
4 0,00084 0,00501 0,01885
5 0,00021 0,00125 0,00471
6 0,00026 0,00154 0,0058
7 0,00026 0,00154 0,0058
8 0,00031 0,00183 0,00689
Total 0,64368 3,86206 14,5287
155
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
156
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
Q burner dari fuel gas = Qout flue gas + QR + Qin flue gas
= 935621,1022 + (-1291417,27) + (-139298,7434)
= -495095,367123 kJ/jam
157
Laporan Kerja Praktek
Departemen Produksi II B
PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur
=| | 100%
440929,1071
= | | 100%
495095,367123
= 89,0594 %
100
Panas yang hilang = (-Q fuel dari burner)
100
100 89,0594
= -(-495095,367123 kJ/jam)
100
= 54166,40374 kJ/jam
158