Anda di halaman 1dari 35

i

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ......................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

Daftar Tabel ..................................................................................................................iii

Daftar Gambar ...............................................................................................................iiii

Ringkasan .....................................................................................................................v

BAB 1. PENDAHULUAN ...........................................................................................1

1.1Latar Belakang .............................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan .........................................................................................................3
1.4 Luaran .........................................................................................................3
1.5 Kegunaan.....................................................................................................3

BAB 2. GAMBARAN MASYARAKAT UMUM SASARAN ...................................4

BAB 3. METODA PELAKSANAAN ..........................................................................5

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................................9

4.1 Anggaran Biaya ...........................................................................................9

4.2 Jadwal Kegiatan ..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................10

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran1. Biodata Ketua dan Anggota

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Lampiran 5.Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra

Lampiran 6.Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Gambaran Umum Metode Pengendalian ........................................................6

Tabe1 2. Anggaran Biaya ..............................................................................................9

Tabel 3. Jadwal Kegiatan ..............................................................................................9

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumpun Pisang di Kaliberot..................................................................4

v
RINGKASAN

Budidaya raja bulu dan ambon (RAMBO) yang bernilai tinggi


menjadi pilihan 58 kepala keluarga anggota kelompok tani (POKTAN)
Ngudi Lestari, Dusun Kaliberot, Argomulyo, Sedayu, Bantul, sebagai sumber
pendapatan alternatif. Meskipun tidak ditanam secara intensif, hasil panen
rambo cukup membantu perekonomian warga berpendidikan rendah yang rata-
rata bekerja sebagai buruh ini. Namun infestasi layu fusarium menyebabkan
rambo, yang tumbuh di halaman atau kebun, mati sehingga pemasukan warga
dari komoditas tersebut turun signifikan. Minimnya pengetahuan terhadap layu
fusarium, karakter epidemiologi dan pengendalian patogen ini membuat insidensi
penyakit terjadi berlarut-larut. Untuk mengatasi masalah ini, inovasi
pengendalian patogen terpadu (DAGADU) yang sesuai dengan kondisi
sosiokultural dan potensi setempat perlu didiseminasi dalam kerangka
program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKM-M).
Penanaman bibit hasil kultur jaringan, aplikasi agen hayati, solarisasi lahan,
pemberian kompos, pengendalian fisik dan sanitasi akan diintroduksi melalui
pembuatan lahan percontohan (LARON) yang melibatkan poktan secara aktif.
Strategi ini dipilih dengan tujuan mempercepat adopsi dagadu untuk
budidaya rambo bebas layu fusarium, sehat, produktif dan tahan penyakit
(BELA SAKTI) oleh masyarakat yang berkarakter konservatif. Penerapan
teknologi tepat guna ini ditargetkan dapat mengurangi insidensi penyakit layu
fusarium di Kaliberot yang secara langsung meningkatkan pendapatan warga.
Sedangkan dalam jangka panjang diharapkan terjadi diseminasi dagadu dari
poktan Ngudi Lestari ke poktan lainnya di Argomulyo agar cita-cita
menjadikan rambo sebagai produk unggulan terwujud.

Kata kunci : rambo, layu fusarium, dagadu , pkm m, laron

vi
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pisang raja bulu dan ambon (RAMBO) adalah varietas Musa


paradisiaca bernilai ekonomi tinggi karena disukai konsumen sebagai buah
meja dan pelengkap upacara adat. Di tingkat petani nilai jual per tandan
berkisar Rp 100.000 Rp 150.000. Atas pertimbangan tersebut, tidak
sedikit rumah tangga kurang mampu di desa-desa yang menanam keduanya di
halaman atau kebun sebagai tabungan menyambut tahun ajaran baru atau hari
raya.
Sebagai tanaman budidaya, rambo termasuk kultivar rentan terhadap
serangan OPT tular tanah yang bersifat sistemik diantaranya layu
fusarium (LF). Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum (Fo) ini
mengkolonisasi jaringan pembuluh xylem sehingga menghambat bahkan
menutup aliran air dan unsur hara dari akar ke bagian atas tanaman (Agrios,
2005). Gejala yang muncul adalah klorosis yang berakhir nekrosis, patahnya
tangkai daun disekitar batang semu. ukuran ruas daun muda mengecil (Ting,
2014). LF merupakan penyakit utama pisang penyebab kerusakan
paling parah dimana infeksinya pasti menyebabkan kematian inang
(Ploetz, 2015).
Anggota filum Ascomycota ini sulit dikendalikan karena sampai saat
ini belum ada perlakuan efektif untuk mengobati tanaman yang
terinfeksi sehingga satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan adalah
pencegahan (Yadeta dkk., 2013). Kesulitan ini masih ditambah dengan
karakter patogenesis Fo yang polisiklik (Ploetz, 2015) dan dapat bertahan
lama di tanah dengan membentuk klamidospora yang dapat melakukan
penetrasi melalui akar saat kondisi lingkungan cocok untuk kembang biak
fungi (Nel dkk., 2006). Oleh karena itu ledakan infeksi patogen ini sering kali
mengakibatkan kehancuran usaha budidaya pisang bernilai ekonomi tinggi di
suatu daerah, terutama pada masyarakat yang tidak mengetahui penyebab
peyakit, karakter epidemiologi Fo, dan pengendalian OPT ini secara terpadu.
Masalah inilah yang dialami kelompok tani Ngudi Lestari di Dusun
Kaliberot, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul. Banyak rambo, yang ditanam di
pekarangan rumah dan kebun, layu kemudian mati menjelang berbuah.
Akibatnya populasi varietas tersebut turun drastis. Dari yang awalnya
terdapat 10-15 pohon rambo per kebun warga sekarang hanya tersisa
rerata 2-3 pohon per KK. Kini kultivar yang mendominasi adalah raja
bandung yang kurang diminati konsumen. Dengan demikian secara ekonomi
pisang ini kurang bermanfaat bagi anggota Ngudi Lestari, yang mayoritasnya
bekerja sebagai buruh kasar.
Dalam rangka mengangkat perekonomian kelompok tani Ngudi Lestari,
yang rata-rata anggotanya memiliki lahan potensial seluas 1000 - 2000 m2,

1
2

diperlukan upaya penanganan insidensi LF melalui aplikasi pengendalian


patogen terpadu (DAGADU). Dagadu, yang serupa dengan konsep
pengendalian hama terpadu (PHT), adalah gagasan mengenai
pengendalian OPT dengan pendekatan ekologi yang bersifat
multidisiplin untuk mengoptimalkan pengendalian populasi penyakit di
bawah ambang ekonomi melalui penggunaan beragam taktik
pengendalian yang kompatibel dalam suatu kesatuan sistematika
koordinasi pengelolaan (Balitsa, 2015). Meski demikian, hanya metode
yang mudah diterapkan (Sukartiwi, 1988), memanfaatkan potensi lokal
(Bunch, 2001) dan terjangkau yang akan dipilih agar dagadu cepat diadopsi di
Kaliberot.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka cara pengendalian yang
akan diadopsi adalah menanam bibit hasil kultur jaringan (Smith dkk.,
1998); penggunaan agen hayati (Agrios, 2005); solarisasi lahan yang akan
ditanami (Shofiyani dkk., 2014); pemberian kompos (Mehta dkk., 2013);
pengendalian fisik (Hermanto, 2010); penerapan sanitasi di lahan
(Vandeman dkk., 1994). Dari sisi agronomis, pemberian kompos (Hartatik
dkk., 2006), agen hayati meliputi PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) dan mikoriza juga bermanfaat dalam meningkatkan hasil
rambo. Lebih lanjut tentang kompos, populasi sapi di Kaliberot menjadi
modal tersendiri untuk membuat pupuk organik cair dan padat berbasis
potensi lokal. Diharapkan kombinasi taktik-taktik diatas dapat digunakan
untuk mewujudkan budidaya rambo yang bebas LF, sehat, produktif dan
tahan penyakit (RAMBO BELA SAKTI) yang berkelanjutan.
Seperti kebanyakan penerapan inovasi di petani, metode ini tidak dapat
langsung diterima oleh masyarakat Kaliberot, yang konservatif, bila
belum ada bukti keberhasilan aplikasi DAGADU dalam meningkatkan
pendapatan, sebagaimana yang dikatakan Bunch (2001). Sehingga adopsi
inovasi tersebut memerlukan proses introduksi, yang dalam hal ini
ditempuh dengan membuat lahan percontohan (laron) dengan
melibatkan poktan secara aktif, tidak hanya sebagai komunikan dan
sasaran namun juga mitra. Di sisi lain, pelibatan warga juga merupakan
sarana kaderisasi untuk melahirkan penyuluh dari kalangan poktan itu sendiri
sehingga difusi teknologi tepat guna dapat cepat tersebar diantara aplikan
yang pada akhirnya akan membangkitkan budidaya rambo secara merata di
Argomulyo

2
3

1.2 Rumusan Masalah


Dengan mengacu pada uraian di atas, maka masalah yang dihadapi poktan
Ngudi Lestari dalam budidaya pisang rambo adalah
a. Bagaimana meningkatkan pendapatan anggota poktan Ngudi Lestari
melalui budidaya rambo bela sakti?
b. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan poktan Ngudi Lestari terhadap
penyakit utama pisang rambo, yang meliputi penyebab dan epidemiologi
patogennya?
c. Bagaimana cara menekan insidensi LF melalui DAGADU?
d. Bagaimana agar poktan Ngudi Lestari bersedia mengadopsi inovasi
DAGADU dan menyebarkannya?
1.3 Tujuan Kegiatan
a. Meningkatkan perekonomian anggota poktan Ngudi Lestari melalui
budidaya rambo bela sakti
b. Bertambahnya pemahaman poktan Ngudi Lestari terhadap penyakit utama
pisang rambo, yang meliputi penyebab dan epidemiologi patogennya
c. Meningkatkan produksi rambo di Kaliberot
d. Adopsi dan difusi DAGADU oleh poktan Ngudi Lestari
1.4 Luaran
a. Kebun percontohan yang menerapkan DAGADU yang menghasilkan
rambo bela sakti
b. Terangkatnya taraf ekonomi anggota poktan Ngudi Lestari yang
berpenghasilan rendah melalui budidaya rambo bela sakti yang
berkelanjutan.
c. Poktan Ngudi Lestari menjadi kelompok tani produktif yang menjadi
contoh bagi poktan lain di wilayah Desa Argomulyo dalam penangangan
LF
d. Artikel difusi inovasi dan adopsi inovasi di bidang pengendalian penyakit
tanaman di masyarakat konservatif
1.5 Kegunaan Kegiatan
a. Bertambahnya pengetahuan poktan Ngudi Lestari tentang LF dan metode
pengendaliannya sehingga mereka mampu menekan kematian pisang
rambo.
b. Adopsi DAGADU oleh poktan lain karena diseminasi adopsi dilakukan
oleh sesama kelompok tani.
c. Meningkatkan pendapatan rumah tangga kelas menengah ke bawah di
dusun Kaliberot melalui budidaya rambo bela sakti
d. Merekatkan hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat di
pedesaan, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesadaran
terhadap pentingnya pendidikan tinggi.

3
4

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Ngudi Lestari adalah kelompok tani yang menaungi 58 kepala keluarga


warga Dusun Kaliberot, Argomulyo, Sedayu, Bantul. Mata pencaharian utama
anggota poktan ini adalah buruh bangunan, sawah, dan pabrik dengan
pendapatan Rp.1.000.000 Rp. 1.500.000 per bulan. Selain berimplikasi pada
penghasilan, tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP) yang diperparah
ketiadaan modal juga berdampak pada sedikitnya kegiatan produktif
poktan. Sejauh ini hanya arisan pupuk yang bisa dijalankan oleh organisasi
berbadan hukum ini.
Berbeda dengan dusun lain di Argomulyo, Kaliberot yang berada di
wilayah perbukitan kapur bersolum dangkal dan rentan kekeringan membuat
pilihan tanaman yang dapat dibudidayakan tidak banyak, salah satunya adalah
pisang. Tingginya permintaan pasar terhadap rambo mendorong warga
menanamnya di pekarangan. Namun karena tidak dilakukan secara intensif,
produktifitasnya rendah, hanya 5 10 tandan dalam setahun. Jika
dirupiahkan bernilai tidak lebih dari 1,5 juta rupiah.
Keadaan tersebut memburuk sejak merebaknya penyakit yang
menyebabkan kematian rambo. Gejala yang nampak pada pisang yang terserang
adalah layu sistemik pada daun bagian bawah hingga menjalar ke seluruh bagian
tanaman yang berusia 9-10 bulan. Tidak hanya itu, tunas yang muncul dari
tanaman induk yang terserang penyakit tersebut juga akan mati menjelang
berbuah. Padahal hanya itu sumber bibit kedua varietas bagi anggota poktan
Ngudi Lestari. Pada akhirnya populasi rambo berkurang drastis hingga rata-
rata tinggal tersisa 2 3 pohon produktif saja per kepala keluarga.

Gambar 1. Rumpun Pisang Raja Bandung di Kaliberot

4
5

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan aplikasi dagadu pada laron berbasis rambo bela sakti di


kaliberot secara umum dibagi menjadi 3 tahapan yang akan dikerjakan secara
berurutan.

1. Tahap Persiapan
a. Sosialisasi dagadu dan pelatihan
b. Pembelian alat dan bahan
c. Pembukaan dan Penyiapan lahan

2. Tahap Pelaksanaan
a. Aplikasi kompo, agen hayati dan solarisasi
b. Penanaman bibit
c. Pemeliharaan dan sanitasi
d. Pengamatan Insidensi
e. Aplikasi kompospadat dan cair serta konsorsium PGPR lokal

3. Evaluasi
a. Evaluasi bulanan
b. Evaluasi akhir

Tahap persiapan adalah tahapan difusi inovasi yang bersumber dari riset
perguruan tinggi dan balitbang kepada poktan Ngudi Lestari melalui kegiatan
penyuluhan dan pelatihan. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan
perhatian terhadap layu fusarium serta ketrampilan mereka dalam memanfaatkan
potensi lokal untuk mengendalikan layu fusarium guna mewujudkan rambo bela
sakti.

Penyuluhan dan pelatihan akan dilaksanakan di sekretariat poktan Ngudi


Lestari melibatkan segenap anggota poktan. Dalam penyuluhan petani akan
menerima pengetahuan dan informasi terkait layu fusarium yang meliputi :

1. Penyebab
2. Dampak negatif
3. Gejala dan tanda penyakit
4. Epidemiologi Fo
5. Pengendalikan layu fusarium
Terkait pengendalian patogen terpadu, maka kami akan menerapkan metode
yang mudah diaplikasikan, memanfaatkan potensi lokal dan murah.

5
6

Tabel 1. Gambaran Metode Pengendalian

No Metode Jenis Mekanisme Alasan Pemilihan


Kemudahan Pemanfaatan Biaya
Bahan Lokal
1 Agen Preventif Mikroba menguntungkan Mudah Agen hayati Murah
Hayati berkompetisi, bersifat karena PGPR dapat
parasit, dan patogen aplikasinya dibuat secara
terhadap Fo sehingga seperti lokal dengan
mencegah Fo menginfeksi pupuk pada pemanfaatan
pisang umumnya bahan-bahan
yang tersedia
di Kaliberot
2 Kompos Preventif Menutrisi rambo sehingga Mudah Kompos dapat Murah
daya tahannya meningkat dibuat dari
terhadap penyakit selain itu kotoran sapi
menutrisi agen hayati yang yang dimiliki
membuat populasinya banyak warga
bertambah dan mampu Kaliberot
cegah infeksi Fo
3 Bibit Preventif Bibit hasil kuljar yang steril Mudah Tidak Murah
Kuljar akan mengurangi insidensi
Fo yang diakibatkan tular
bibit
4 Sanitasi Preventif Membuang atau membakar Mudah Murah
sumber inokulum Fo yang
berasal tanaman yang
terinfeksi
5 Solarisasi Preventif Membunuh klamidospora Fo Mudah Tidak Murah
yang berada di tanah melalui
pemanasan dengan
menggunakan mulsa

Setelah penyuluhan, tahap persiapan selanjutnya adalah memberikan


pelatihan kepada warga untuk membuat kompos dan konsorsium PGPR.

Alat, bahan dan cara membuat kompos padat dari kotoran sapi milik
warga adalah sebagai berikut:

1. Alat :
a. Ember
b. Terpal
c. Termometer
d. Kayu pengaduk
e. Gelas ukur plastik
f. Kertas lakmus
g. Timbangan mekanik

2. Bahan :
a 3 m3 kotoran sapi
b 0,5 kg Urea

6
7

c 1kg Kapur
d Air
e Bekatul dan sekam secukupnya
f 0,5 liter EM 4
3. Cara :
a. Campur 0,5 kg urea, 1 kg kapur, sekam, 10 liter air ke dalam ember
lalu aduk hingga homogen
b. Tuangkan larutan pada 3 m3 kotoran sapi yang dialasi terpal dan aduk
hingga merata
c. Tutup terpal agar proses dekomposisi berlangsung dengan baik
d. Amati suhu (dengan termometer), pH (dengan lakmus), dan
kelembaban kotoran sapi (dengan cara diremas-remas) setiap 4 hari
sekali. Kontrol pH, suhu dan kelembaban dengan menambahkan kapur
atau air secukupnya.
e. Kompos siap digunakan dalam tempo 1,5 bulan

Alat bahan dan cara membuat konsorsium PGPR adalah sebagai berikut.

1. Alat :
a Jirigen
b pengaduk kayu
c ember
d timbangan mekanik
e gelas ukur
2. Bahan :
a 250 gram akar bambu
b 500 cc air kelapa
c 250 gram gula jawa
d 0,1 gram urea
3. Cara :
a. Campur semua bahan dalam ember lalu aduk hingga homogen
b. Tuangkan ke dalam jirigen kapasitas 5 liter
c. Tutup dan biarkan proses fermentasi terjadi selama sepekan hingga
larutan konsorsium PGPR siap digunakan

Setelah tahap persiapan selesai, pelaksanaan aplikasi dagadu dimulai.


Langkah awal adalah membuka dan menyiapkan lahan kas desa yang akan
digunakan sebagai laron. Selain ketua dan perwakilan anggota poktan dari
masing-masing RT di Kaliberot, tenaga kerja setempat juga diperbantukan dalam
proses ini. Cakupan kegiatan ini meliputi pembersihan lahan dari semak belukar,
pengolahan tanah, pembuatan ajiran dan saluran drainase, pemagaran dan
pembuatan papan identifikasi laron.

7
8

Selanjutnya, kompos siap pakai dan agen hayati diaplikasikan ke laron. 2


Minggu setelah inokulasi agen hayati pada laron, bibit dipindahkan dari polibag
ke laron. Pada setiap 100 m2 laron terdapat 18 bibit pisang rambo, (9 raja dan 9
ambon yang ditanam selang-seling) dengan jarak tanam 3 x 3. Setelah itu
pemeliharaan berupa penyiraman, dengan memompa air dari sumur, dan sanitasi
rutin dilaksanakan seminggu sekali selama pelaksanaan program. Serupa dengan
pemeliharaan, pengamatan insidensi penyakit LF juga dilakukan tiap pekan. Tiga
bulan setelah tanam, aplikasi kompos padat, cair dan PGPR, yang seluruhnya
sudah dibuat di Kaliberot, dilakukan lagi untuk memberi nutrisi bagi tanaman dan
tambahan populasi agen hayati. Seluruh kegiatan tersebut dicatat dalam lembar
monitoring dan log book dengan hanya melibatkan ketua, perwakilan masing-
masing RT dan pemrakarsa dagadu tanpa tenaga kerja bayaran.
Setelah seluruh kegiatan dilaksanakan, diharapkan rambo yang ditanam di
lahan percontohan bebas layu fusarium, produktif dan tahan penyakit sehingga
anggota poktan Ngudi Lestari mau mengadopsi inovasi tersebut dalam budidaya
rambo di pekarangan atau kebun mereka. Dengan demikian maka warga kembali
akan memperoleh penghasilan tambahan yang cukup menjanjikan dari pisang raja
buluh dan ambon. Di sisi lain, target panjang dari progam ini adalah diseminasi
dagadu dari poktan ke poktan lainnya, sehingga rambo bela sakti tidak hanya
berkembang di Kaliberot namun juga dusun lain yang juga berpotensi menjadi
sentra rambo di wilayah Argomulyo
Sebagaimana umumnya sebuah program, introduksi dagadu di kaliberot
memerlukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dalam dua tahap. Evaluasi bulanan yang
akan membahas hambatan, kekurangan dan hasil yang telah dicapai setiap bulan
berdasarkan data log book. Sedangkan evaluasi akhir mengkaji rangkuman
seluruh aspek aplikasi dagadu pada laron untuk budidaya rambo bela sakti yang
diharapkan akan menampakkan sejauh mana keberhasilan program dan
rekomendasi untuk mengatasi hambatan dan kekurangan yang terjadi.
Terakhir adalah pembuatan laporan dan paper yang mulai dicicil pada bulan
ketiga dan diselesaikan di akhir implementasi kegiatan. Laporan akan diberikan
kepada universitas, penyandang dana dan poktan Ngudi Lestari sebagai bentuk
pertanggung jawaban atas dana dan kegiatan yang telah dilaksanakan.

8
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya

No Uraian Biaya
1 Bahan Penunjang Rp 2.776.000
2 Bahan Habis Pakai Rp 5.083.100
3 Perjalanan Rp 2.690.000
4 Admintrasi dan Lain-Lain Rp 1.040.000
Jumlah Rp 11.589.100

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 3. Jadwal Kegiatan

No Jenis kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Sosialisasi &
pelatihan dagadu
Pembelian alat
bahan
2 Pelaksanaan
Pembukaan dan
penyiapan lahan
Aplikasi kompos,
agen hayati,olarisasi
Penanaman bibit
Pemeliharaan dan
sanitasi
Monitoring
Aplikasi pupuk
kompos & pgpr
lokal
3 Evaluasi
4 Pelaporan& paper

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G. N. (2005). Plant diseases caused by fungi. Plant Pathology. Elsevier


Academic Press, California, 385-614.

BALITSA (2015). Empat Prinsip Dasar Dalam Pengendalian Hama Terpadu.


Didapat dari:http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-
terbaru/378-empat-prinsip-dasar-dalam-penerapan-pengendalian-hama-
terpadu-pht.html

Bunch, R. (2001). Dua Tongkol Jagung: Pedoman Pengembangan Pertanian


Berpangkal pada Rakyat. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Hartatik, W., & Widowati, L. R. (2006). 4. PUPUK KANDANG.

Hermanto, C., Eliza, I. D., & Deni Emilda, M. Subhana.(2012). Pre-planting


treatments for management of banana fusarium wilt. ARPN Journal of
Agriculture and Biological Sciences, 7, 260-265.

Mehta, C. M., Palni, U., Franke-Whittle, I. H., & Sharma, A. K. (2014). Compost:
its role, mechanism and impact on reducing soil-borne plant diseases.
Waste management, 34(3), 607-622.

Ploetz, R. C. (2015). Management of Fusarium wilt of banana: A review with


special reference to tropical race 4. Crop Protection, 73, 7-15.

Smith, M. K., Whiley, A. W., Searle, C., Langdon, P. W., Schaffer, B., & Pegg,
K. G. (1998). Micropropagated bananas are more susceptible to Fusarium
wilt than plants grown from conventional material. Australian Journal of
Agricultural Research, 49(7), 1133-1139.

Soekartiwi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta

Ting, A. S. Y. (2014). Biosourcing endophytes as biocontrol agents of wilt


diseases. In Advances in Endophytic Research (pp. 283-300). Springer
India.

Vandeman, A., Fernandez-Cornejo, J., Jans, S., & Lin, B. H. (1994). Adoption of
integrated pest management in US agriculture. ERS Bull, 707.

Yadeta, K. A., &Thomma, B. P. (2014). The xylem, battleground for plant hosts
and vascular wilt pathogens. Induced plant responses to microbes and
insects

10
11

LAMPIRAN

11
12

12
13

13
14

14
15

15
16

16
17

17
18

18
19

A. IDENTITAS DIRI

1 Nama Lengkap Dr. Ir. Bambang Nugroho, M.P.


(dengan gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP -
5 NIDN 0516036401
6 Tempat dan Tanggal Bantul, 16 Maret 1964
Lahir
7 Alamat Rumah Perumahan Griya Gejawan Indah Blok AB 02,
Gamping, Sleman, Yogyakarta
8 Nomor Telepon/HP 08122744311
9 Alamat Kantor Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana
Yogyakarta, Jl. Wates km 10 Argomulyo, Yogyakarta
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Alamat e-mail b_nugr@yahoo.com
12 Lulusan yg telah 230
dihasilkan
Pertanian Organik
Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
13 Mata Kuliah yg diampu Ilmu Hama, Penyakit, dan Gulma
Pengendalian Hama Terpadu
Olerikultur
Mikrobiologi Pertanian

A. RIWAYAT PENDIDIKAN

Program: S-1 S-2 S-3


Nama PT Institut Pertanian Bogor Universitas Gadjah Mada Universitas
Gadjah Mada
Bidang Ilmu Ilmu Hama dan Penyakit Fitopatologi Fitopatologi
Tumbuhan
Tahun 1982-1987 1997-2000 2001-2006
Masuk-Lulus
Judul Skripsi/ Pola Konsumsi dan Kajian Epidemi Penyakit Kajian Serologi
Tesis/Diserta Potensi Pertumbuhan Antraknos Bawang Merah: Fusarium
si Larva Spopdoptera litura Kisaran Inang dan oxysporum f. sp.
F. (Lepidoptera: Patogenisitas Isolat vanillae, Patogen
Noctuidae) pada Tanaman Colletotrichum spp. Busuk Batang
Kedelai (Glycine max (L) Vanili
Merrill)
Nama Dr. Ir. Sjafrida Manuwoto Prof. Dr. Ir. Bambang Prof. Dr. Ir.
Pembimbing/ Hadisutrisno, DAA. Bambang
Promotor Hadisutrisno,
DAA.

19
20

B. PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber* Jml (Juta
Rp)
Potensi Jamur Patogen Tumbuhan sebagai Kopertis
Agens Pengendali Biologi Gulma Alang- V,
1. 1997 3,0
alang Yogyakart
a
Pengembangan Fusarium oxysporum f. sp.
cepae varian avirulen sebagai agens
2. 2008 DIKTI 49,09
pengimbas ketahanan bawang merah
terhadap penyakit moler.
Pengembangan Fusarium oxysporum f. sp.
cepae varian avirulen sebagai agens
3. 2009 DIKTI 33,18
pengimbas ketahanan bawang merah
terhadap penyakit moler.
Pengembangan Fusarium oxysporum f. sp.
cepae varian avirulen sebagai agens
4. 2010 DIKTI 26,94
pengimbas ketahanan bawang merah
terhadap penyakit moler.
Efektivitas Fusarium oxysporum f. sp.
5. cepae Avirulen dalam Mengendalikan
2012 Penyakit Layu Fusarium pada Cabai Mandiri 1,0

Optimalisasi Konsentrasi Mikrokonidium


dalam Formulasi Agens Hayati Fusarium
6. oxysporum f. sp. cepae avirulen dan Dosis UMBY 1,0
Penggunaannya untuk Pengendalian
2013 Penyakit Moler pada Bawang Merah

Optimalisasi Produksi Mikrokonidium


Fusarium oxysporum f. sp. cepae Avirulen
7. untuk Pengembangan Fungisida Mikrobial
2014 UMBY 2,0
Pengendali Penyakit Moler Bawang Merah

Inovasi Teknologi Kompos Gulma Siam


2015 Beragens Hayati Fusarium oxysporum f. sp.
8. UMBY 2,3
cepae Avirulen Untuk Mendukung
Budidaya Bawang Merah Organik

C. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan


Sumber* Jml (Juta
Rp)

20
21

1. 2007 Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat Dikti 50


Menuju Pemulihan Kondisi Sosial Ekonomi SIBERMAS
Masyarakat dan Perintisan Kawasan
Terpadu di Kecamatan Imogiri, Bantul
2. 2009 Upaya Pemanfaatan Lantana camara untuk Penerapan 7,5
Pengendalian Aphids dan Menekan Ipteks
Penyebaran Virus PmoV pada Kacang Dikti
Tanah di Desa Sriharjo dan Wukirsari,
Imogiri
3. 2009 Penerapan Program Intensifikasi dan Dikti /IbM 50
Diversifikasi Pangan dalam Upaya
Mengatasi Rawan Pangan di Desa
Gilangharjo Kecamatan Pandak Bantul
4. 2012 IbW Kecamatan Borobudur Kabupaten Dikti/IbW 95
Magelang Jawa Tengan (Tahun III)
5. 2013- IbW Kecamatan Kaliangkrik Magelang Dikti/IbW 750
2015

D. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor Nama Jurnal

Potensi Jamur Patogen Jurnal


Tumbuhan Sebagai Agens Perlindungan
1. 1997 Vol 3 No 1
Pengendali Biologi Gulma Tanaman
Alang-Alang Indonesia
Variasi Virulensi Isolat
Jurnal Penelitian
Fusarium oxysporum f. sp.
2. 2011 Vol 15 No1 dan Informasi
cepae pada Beberapa Varietas
Pertanian Agrin
Bawang Merah
Optimalisasi Konsentrasi
Mikrokonidium dalam
Formulasi Agens Hayati
Fusarium oxysporum f. sp. Vol 4 No 6
3. 2013 Junal Agrisains
cepae dan Dosis
Penggunaannya Untuk
Mengendalikan Penyakit
Moler Pada Bawang Merah

21
22

E. PENGALAMAN PENYAMPAIAN MAKALAH SECARA ORAL PADA


PEETEMUAN/SEMINAR ILMIAH

N Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


o Ilmiah / Seminar Tempat
1. The 1st International Comparison of three polyclonal antisera 2005
Conference of Crop for detecting the pathogen of vanilla Universitas
Security 2005 stem rot disease Brawijaya
Malang
2. International Empowering Vegetable Farmers through 26-27 November
Seminar: Society Broadening Marketing Access: A Case 2015 di Inna
Empowerment in Kalingkrik, Magelang Garuda Hotel,
through Yogyakarta
Multidimensional
Approach: An
Integrated View to
International
Development

F. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI: No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis


Nomor P/ID

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1. Pestisida Mikrobial Berbahan 2012 Paten Nomor


Aktif Fusarium oxysporum f. sp. Pendaftaran
cepae Avirulen dengan Formulasi P002012010
Zeolit 23

22
23

23
24

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran

1. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Total
Pemakaian Satuan
(Rp)
Bambu Pagar pembatas 60 batang Rp 10.000 Rp 600.000

Inokulum Agen hayati 2 botol Rp 110.000 Rp 220.000


Trikoderma
Inokulum Agen hayati 2 botol Rp 90.000 Rp 180.000
PGPR
Inokulum Agen hayati 1 botol Rp.100.000 Rp.100.000
mikoriza
Kompos Nutrisi bagi 20 karung Rp.20.000 Rp.400.000
Padat tanaman dan
agen hayati
Kompos Nutrisi bagi 2 botol Rp 50.000 Rp 100.000
cair tanaman dan
agen hayati
Penyuluhan Penyuluhan 65 Rp 8000 Rp 520.000
kit (ATK,
poster, vcd)
Snack Konsumsi 65 Rp 5000 Rp 325.000
sosialisasi peserta dan
penyelenggara
Snack Konsumsi 15 Rp 5000 Rp 75.000
pembukaan
lahan
Nasi kotak Makan siang 15 Rp 10.000 Rp 150.000
pembukaan
lahan
Snack Konsumsi 15 Rp 5000 Rp 75.000
evaluasi
bulanan
Snack Konsumsi 65 Rp 5000 Rp 325.000
pelatihan
Snack Konsumsi 20 Rp 5000 Rp 100.000
penanaman
Bibit Untuk bahan 70 Rp 8000 Rp 560.000
pisang tanam
kuljar
Kapur Bahan pelatihan 2 kg Rp 10.000 Rp 20.000
tenaga pembukaan 9 Rp 150.000 (3 Rp 1.350.000
kerja lahan hari)
pembukaan
lahan

24
25

Gula pasir Bahan pelatihan 2 kg Rp 20.000 Rp 40.000


Terasi Bahan pelatihan 1 kg Rp 20.000 Rp 20.000
Bekatul Bahan pelatihan 2 kg Rp 4000 Rp 8000
Pupuk urea Bahan pelatihan 1 kg Rp 5000 Rp 5000
EM 4 Bahan pelatihan 1 liter Rp 10.000 Rp 10.000
Sub Total Rp 5.083.100

2. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantita Harga Total
Pemakaian s Satua
n
(Rp)
Perjalana Pembelian alat dan bahan 3 Rp Rp
n belanja untuk program 80.000 240.000
(2
orang)
Perjalana Persiapan,pelaksanaan,evaluas 60 Rp Rp
n ke laron i dan pembuatan laporan 40.000 2.400.00
(5 0
orang)
Perjalana mencetak poster 2 Rp Rp
n cetak 25.000 50.000
Sub Total Rp
2.690.00
0

3. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Total
Pemakaian Satuan
(Rp)
Kertas A4 Cetak 2 rim Rp 60.000 Rp 120.000
laporan
Jilid Laporan Biaya 2 pcs Rp 5.000 Rp 10.000
penjilidan
Tinta Hitam Mencetak 2 Rp 80.000 Rp 160.000
Acaciana Laporan
Tinta Warna Mencetak 3 Rp 100.000 Rp 300.000
Acaciana Laporan
Sewa kamera Pembuatan 1 Rp 200.000 Rp 200.000
Dokumentasi Laporan
Konfrensi Publikasi 1 Rp 250.000 Rp 250.000
program pkm
Sub Total Rp
1.040.000
TOTAL KESELURUHAN Rp 11.589.100

25
26

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


No Nama/Nim Program Bidang Alokasi Uraian
Studi Ilmu Waktu Tugas
(jam/pekan)
1 Syuhada Agroteknologi Agronomi 21 jam Pelaksana
Gusriansyah/ lapangan
14011033
2 M. Iqbal Agroteknologi Agronomi 21 jam Humas
Arsyad/1401103
9
3 Onik Primarita Agroteknologi Agronomi 21 jam Pengawas
Cahya Sari dan admin
Dewi/15011036
4 Andika Fajar Agroteknologi Agronomi 21 jam Pengadaan
Prastya/13011 barang

26
27

Denah Lokasi Mitra

27
28

28
29

29

Anda mungkin juga menyukai